• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendekatan mas}lah}ah terhadap problematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pendekatan mas}lah}ah terhadap problematika"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Pendekatan Mas}lah{ah Terhadap Permasalahan Hukum Perkawinan dengan ahl al-Kita>b (Kompilasi Kajian Hukum Islam). PENDEKATAN MAS}LAH}AH TERHADAP PERMASALAHAN HUKUM PERKAWINAN DENGAN AHL AL-KITA>B (KAJIHAN KOMPILASI HUKUM ISLAM)”.

Penegasan Istilah

Dengan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis merasa tertarik dan perlu membahas secara khusus hukum perkawinan dengan Ahli Kita>b yang diperbolehkan dalam Al-Qur'an dan KHI, yang tidak memperbolehkan hal tersebut dengan menggunakan pisau analisis. Konsep Mas }lah}ah.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Kedua, Muhammad Maksum mahasiswa Syari'ah STAIN Ponorogo menulis disertasi berjudul “Perkawinan Beda Agama Dalam Perspektif Mahmud Shaltut (Studi Analisis Kitab Al-Fatwa)”. Kelima, skripsi Agus Jainal Arifin, mahasiswa syariah STAIN Ponorogo dengan tesisnya yang berjudul “Analisis Hukum Islam Terhadap Pernikahan Beda Agama di Indonesia”.

Metode Penelitian

Hasil penelitiannya, perkawinan beda agama secara normatif tidak diperbolehkan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan dan KHI, namun perkawinan beda agama yang telah dilangsungkan dapat didaftarkan di Catatan Sipil. Dengan teknik tersebut penulis melakukan kajian bacaan yang sesuai dengan objek penelitian yaitu hukum perkawinan beda agama menurut hukum Islam dan KHI.

Sistematika Pembahasan

Dapat juga dikatakan bahwa al-Mas}lah}ah merupakan bentuk tunggal (mufrad) dari kata al-Mas}alih. Akal bebas menentukan Mas}lah}ah dan mafsadat, khususnya dalam bidang mu'amalah dan adat.

Pembagian Mas}lah}ah

Yang dimaksud dengan Mas}lah}ah pada tingkatan ini adalah kemaslahatan yang menjadi landasan dalam menunjang kehidupan manusia baik dalam kaitannya dengan agama maupun dunia. Zakaria al-Bisri menyatakan bahwa Mas}lah}ah daruriyat merupakan landasan awal menjamin rezeki manusia. Mas}lah}ah al-Hajiyat adalah kesejahteraan yang dibutuhkan manusia untuk menyempurnakan manfaat dasarnya dan menghilangkan permasalahan yang dihadapinya.

Mas}lah}ah Mu'tabaroh ialah manfaat yang kewujudannya secara langsung diisytiharkan dan diakui oleh nas. Mas}lah}ah Murs}alah ialah kepentingan yang tidak dinyatakan dalam syariat untuk melakukan atau menahan diri daripada melakukan, manakala jika dilakukan akan mendatangkan faedah atau mudarat. Perbezaan antara istihsan ialah ia mengecualikan sesuatu hukum daripada peraturan umum yang ditetapkan oleh qiyas, manakala Mas}lah}ah al-Murs}alah tidak menyimpang daripada qiyas.

Dari definisi tersebut terlihat bahwa Mas'lah}ah al-Murs'alah adalah kemaslahatan yang sesuai dengan apa yang tercantum dalam teks, namun tidak ada teks yang secara khusus memerintahkan atau melarang pelaksanaannya. Dengan demikian, Mas'lah}ah al-Murs'alah sejalan dengan tujuan syariat sehingga dapat dijadikan landasan dasar.

Persyaratan Mas}lah}ah

Hasil dari Mas}lah}ah al-Murs}alah adalah terpeliharanya aspek Dharuriyyah, Hajjiyah dan Tahsiniyyah. Mas}lah}ah al-Murs}alah adalah suatu perbuatan yang bersifat dzaruri atau sesuatu yang sangat diperlukan demi kepentingan umum masyarakat.41. Ada korespondensi antara Mas}lah}ah, yang dipandang sebagai sumber argumen independen, dan tujuan Syari'ah.

Dengan syarat ini berarti Mas'lah}ah tidak boleh mengingkari sumber dalil lain, atau bertentangan dengan dalil qat'iy. Dengan kata lain, jika Mas'lah}ah yang akseptasi tidak diambil, niscaya masyarakat akan mengalami kesulitan. Maslahah al-Mursalah hendaknya merupakan Maslahah yang dapat ditegakkan, dan bukan sesuatu yang samar-samar atau sekedar perkiraan dan rekayasa.

Yang dimaksud dengan Mas}lah}ah umum adalah kemaslahatan yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Selain ketiga syarat tersebut, masih ada syarat lain yaitu Mas}lah}ah al-Murs}alah harus berupa kemaslahatan yang logis dan sesuai dengan akal.

Obyek Mas}lah}ah

Pendapat Ulama Tentang Mas}lah}ah

Seperti halnya para ulama yang tidak menggunakan Mas}lah}ah al-Murs}alah sebagai dalil penetapan undang-undang karena beberapa alasan. Penggunaan Mas}lah}ah al-Murs}alah akan membuka peluang bagi penguasa dan hakim untuk menentukan hukum sesuai keinginan dan keinginannya. Menganggap Mas}lah}ah al-Murs}alah sebagai dalil penetapan undang-undang akan merugikan kesatuan dan keumuman tas}yi Islam.

Akan terjadi perbedaan hukum dalam Mas}lah}ah al-Murs}alah karena perbedaan isi, kondisi dan orang, seiring dengan perubahan Mas}lah}ah setiap waktu. Ulama yang tidak menerima Mas}lah}ah al-Murs}alah sebagai dalil berdirinya undang-undang tersebut antara lain adalah ulama Hanafi. Sebagian ulama menganggap Imam Syafi'i termasuk salah satu ulama yang menolak penggunaan Mas}lah}ah al-Murs}alah sebagai dalil karena penolakannya yang tegas terhadap ihtihsan dalam pandangan Imam Syafi'i berdasarkan Mas}lah} ah.48.

Sementara itu, sebahagian ulama lain menerima dan menggunakan Mas}lah}ah al-Murs}alah sebagai dalil untuk menetapkan hukum. Jika ini boleh diterima, maka peruntukan seperti itu juga terpakai kepada hukum berdasarkan Mas}lah}ah al-Murs}alah.

Kehujjahan Mas}lah}ah al-Murs}alah

HUKUM DAN DASAR HUKUM PERNIKAHAN AHL AL-KITA>B PANDANGAN FIQIH DAN KHI Ulama A. Pada dasarnya laki-laki muslim diperbolehkan menikahi wanita ahl al-Kita>b berdasarkan rincian Vs. Seperti dikutip Suhadi, Ibnu Rusyd menulis bahwa para ulama sepakat bahwa menikah dengan wanita Ahl al-Kita>b adalah halal, asalkan dia bebas.

Boleh bagi kita menikah dengan wanita Ahl al-Kita>b, namun haram bagi kita jika menikahi wanita kita.” 66. Berdasarkan Sunnah Nabi, beliau pernah menikah dengan wanita Ahl al-Kita>b. -Kit>b b yaitu Maria al-Kibtiyah yang beragama Nasrani Namun para Ulama berbeda pendapat mengenai perkawinan antara seorang muslim dengan perempuan ahl al-Kita>b, dengan perkawinan perempuan muslim dengan laki-laki ahl al-Kita>b.

Mayoritas ulama berpendapat bahwa seorang muslim boleh menikahi wanita ahl al-Kita>b. Para ulama sepakat bahwa perkawinan antara seorang perempuan muslim dengan laki-laki non-muslim, baik Musyrik maupun ahl al-Kita>b, haram. Tidak ada ruang atau celah sama sekali bagi perkawinan beda agama, baik antara laki-laki muslim dengan perempuan muslim atau ahl al-Kita>b atau antara laki-laki muslim dengan perempuan muslim.

Para ulama sepakat bahwa ayat ini jelas membolehkan laki-laki muslim menikahi wanita ahl al-Kita>b.

Hukum dan Dasar Hukum Pernikahan AHL AL-Kita>b Menurut Kompilasi Hukum Islam

Mengutip Karsayuda dalam bukunya, Bustanul Arifin menyebutkan Ikhtisar Hukum Islam sebagai fiqh dalam bahasa hukum atau dalam bahasa Melayu disebut kanon hukum syariah. Secara materiil Kompilasi Hukum Islam dapat diartikan sebagai hukum tertulis dan hukum tidak tertulis. Dalam upaya memposisikan Hukum Islam melalui Kompilasi Hukum Islam, ada beberapa tujuan utama yang ingin dicapai.

Kompilasi Hukum Islam menganut nilai-nilai sistem hukum Islam dalam wilayah yang diatur dalam Kompilasi Hukum Islam, yang susunan kata dan ketentuannya sama dalam penerapannya oleh hakim di seluruh nusantara. Susunan hukum Islam sebagai bagian dari sistem hukum Islam dapat ditegaskan dan dilaksanakan serta ditegakkan dalam masyarakat Indonesia melalui kewenangan pengadilan agama. Dengan disusunnya hukum Islam diharapkan dapat menjadi jembatan penyeberangan untuk meminimalisir konflik dalam isu Khilafiyah.92.

Mengetahui bagaimana hukum Islam mengatur pernikahan beda agama, para ulama pada dasarnya menyetujuinya. Perbedaan agama yang timbul dan diketahui sebelum akad nikah diatur dalam Bab VI Kumpulan Hukum Islam. bab tentang larangan perkawinan, Pasal 40 “laki-laki dilarang menikah dengan perempuan non-Muslim” dan 44, sedangkan perempuan Islam dilarang menikah dengan laki-laki.

Analisis Maslahat dan Mafsadat Terhadap Pernikahan Ahl Al-Kita>b Menurut Pandangan Ulama Fiqih

ANALISIS MANFAAT DAN MAFSADAT PERKAWINAN AHL AL-KITA>B MENURUT PANDANGAN ULAMA DAN KOMPOSISI. Jika melihat perbedaan pandangan para ulama, baik yang menerima keberadaan komunitas non-Muslim, yang dalam hal ini adalah ahl al-Kita>b (seperti Yahudi dan Kristen), dari sudut pandang metodologis, sebenarnya semua itu sebagian dari ulama. mereka melakukan upaya pemahaman dan penalaran tentang agama yang sering kita kenal dengan istilah ijtiihad. Sebagaimana ditegaskan secara jelas dalam surat al-Maidah ayat 5, Allah SWT membolehkan laki-laki muslim mengawini dan mengawini wanita dari ahl al-Kita>b, yaitu pemeluk agama selain Islam, seperti Yahudi dan Nasrani.

Pertama, perkawinan antara laki-laki non-Muslim, baik laki-laki musyrik maupun ahl al-Kita>b, dengan perempuan Islam. Menurut penulis, jika melihat kaidah-kaidah tersebut, maka alasan para ulama yang membolehkan menikahnya ahl al-Kita>b karena alasan (Maslahat) bisa jadi akan membuat mereka tertarik untuk masuk agama Islam. Di sisi lain, perempuan muslim masih dibatasi agar perkawinan satu atau dua orang muslim dengan perempuan ahl al-Kita>b tidak memberikan dampak buruk bagi perempuan muslim.

Dalam keadaan dimana manfaat menikahi wanita ahl al-Kita>b masih diharapkan dan kerugian yang ditimbulkan masih lebih kecil maka membolehkan laki-laki muslim menikahi wanita ahl al-Kita>b tentu saja diberikan oleh Al-Quran melalui QS Al-ma' ya de. Jika perempuan menganut agama Ahl al-Kitab, maka ia menjadi batu sandungan bagi keberlangsungan rumah tangga.

Analisis Maslahat dan Mafsadat Terhadap Pernikahan Ahl Al-Kita>b Menurut Kompilasi Hukum islam

Kedua, terdapat beberapa pasal yang dapat dijadikan landasan pelarangan perkawinan beda agama dalam UU No. Dari sudut pandang agama-agama di Indonesia, perkawinan beda agama tidak diperbolehkan karena tidak sesuai dengan hukum agama yang diakui di Indonesia. Mengetahui bagaimana hukum Islam mengatur pernikahan beda agama, para ulama pada dasarnya menyetujuinya.

Larangan perkawinan beda agama ini semata-mata dimaksudkan untuk menjaga keutuhan kebahagiaan keluarga dan keberagaman keyakinannya. Menurut penulis, perkawinan beda agama tidak bisa dikatakan sebagai hukum yang hidup karena hanya dilakukan oleh segelintir orang dengan dalih. Dilihat dari aspek nilai fundamentalnya, perkawinan beda agama tidak sesuai dengan rasa keadilan masyarakat beragama.

Namun harus diakui juga bahwa sebenarnya masih sedikit pasangan beda agama yang mampu mempertahankan ikatan perkawinannya. Penulis menyimpulkan analisis alasan mengapa perkawinan beda agama dilarang dalam Kompilasi Hukum Islam jika dilihat dari teori Mas}lah}ah dan.

Analisis Dasar Argumen Perkawinan Ahl Al-Kita>b Menurut Ulama Fiqih Dan KHI

Wanita Islam tidak berkahwin kerana mereka kehabisan tempat dan memberi udara segar kepada wanita Ahli Kita>b. Dalam hal menghalalkan perkahwinan dengan Ahl al-Kita>b, Allah telah memberikan batasan dengan ketentuan "ahl al-Kita>b sebelum kamu (Muhammad)". Maka ahl al-Kita>b yang boleh berkahwin ialah ahl al-Kita>b yang memeluk agama mereka sebelum Nabi Muhammad diutuskan.

Selain itu, tujuan utama dibolehkannya pernikahan seorang muslim dengan wanita Ahl Kita>b adalah agar dengan pernikahan tersebut terjadi semacam ikatan cinta dan kasih sayang. Mengenai perkawinan antara laki-laki muslim dan perempuan Ahl-Kita>b, terdapat perbedaan pendapat. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan analitis mengenai permasalahan perkawinan Ahli Kita>b.

Dan juga pernikahan ahl al-Kita>b saat ini berbeda dengan tujuan pernikahan ahl al-Kita>b pada zaman dahulu yaitu pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dalam perspektif teori Masahah, pernikahan ahl al-Kitab saat ini dikhawatirkan akan merusak keberlangsungan keimanan seseorang.

PENUTUP

Saran-Saran

Referensi

Dokumen terkait