• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENDEKATAN & METODOLOGI dentifikasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis Provinsi Banten di KP3B

N/A
N/A
Irina MToha

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III PENDEKATAN & METODOLOGI dentifikasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis Provinsi Banten di KP3B"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENDEKATAN & METODOLOGI

Pada bab ini diuraikan mengenai kondisi umum dan metodologi pelaksanaan dalam Penyusunan Identifikasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis Provinsi Banten di KP3B.

3.1. Pendekatan Umum

Untuk dapat membuat analisa dan menyusun suatu metode pelaksanaan kegiatan diperlukan suatu pendekatan terhadap permasalahan yang dihadapi dengan aspek-aspek yang terkait.

Dalam hal ini diperlukan strategi penyusunan yang dinilai cukup taktis guna mencapai tujuan dan sasaran yang dimaksud.

3.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau dan Non-Hijau

Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dengan mempertimbangkan aspek fungsi ekologis, resapan air, ekonomi, sosial budaya, dan estetika.

Ruang Terbuka Non Hijau yang selanjutnya disingkat RTNH adalah area berupa lahan yang diperkeras yang menggunakan material ramah lingkungan maupun kondisi permukaan tertentu yang dapat ditanami tumbuhan.

3.1.2. Identifikasi Kawasan & Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Peraturan Pemerintah RI No.12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Prumahan dan Kawasan Permukiman,

(2)

Kawasan Perkotaan adalah wilayah yangmempunyai kegiatan utama bukan pertaniandengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat Permukiman perkotaan, pemusatan dandistribusi pelayanan jasa pemerintahan,pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu. ( Menurut JP Chaplin yang diterjemahkan Kartini Kartono yang dikutip oleh Uttoro 2008 : 8). Menurut Poerwadarminto (1976: 369) “ identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan identifikasi kawasan adalah proses pengenalan objek pada suatu wilayah yang yang terstrukstur dan memiliki aspek fungsional tertentu.

Berdasarkan Perpu No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, dijelaskan bahwa penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/Kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan Gedung dan lingkungan secara optimal, yang terdiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan Gedung dan lingkungan.

3.1.3. Pengerian Strategis Provinsi

Kawasan strategis provinsi merupakan bagian wilayah provinsi yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup wilayah provinsi di bidang ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam

(3)

kawasan strategis provinsi lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis provinsi akan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis. Kawasan Strategis Provinsi dirumuskan berdasarkan kriteria :

1. Mendukung tujuan penataan ruang wilayah provinsi;

2. Tidak bertentangan dengan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;

3. Berdasarkan nilai strategis dari aspek eksternalitas, akuntabilitas dan efisiensi penanganan kawasan;

4. Kesepakatan masyarakat berdasarkan kebijakan terhadap tingkat kestrategisan kawasan yang ditetapkan di wilayah provinsi;

5. Berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah provinsi;

6. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah provinsi yang memiliki kekhususan;

7. Menyebutkan dan memperhatikan kawasan strategis nasional yang berada di wilayah provinsi;

8. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi yang jelas;

9. Mempertimbangkan kapasitas fiskal daerah dan kemampuan pemerintah daerah provinsi untuk bekerja sama dengan badan usaha dan/atau masyarakat;

10. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah provinsi; dan

11. Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kawasan Strategis Provinsi berdasarkan Pedoman Penyusunan RTRW Provinsi terdiri atas :

(4)

1. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi ;

2. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial dan Budaya ;

3. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau Teknologi Tinggi ;

4. Kawasan Strategis Dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

.

3.2. Metodologi Pelaksanaan

3.2.1. Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan berada di Kawasan Pusat Jl. Syekh Moh.

Nawawi Albantani No.1 Sukajaya Curug, Kota Serang, Provinsi Banten 42111. Luas area 794.969/ 79 Ha.

Gambar 3.1. Lokasi Kawasan KP3B

(5)

Tabel dibawah merupakan jadwal pelaksanaan dan lingkup pekerjaan yang dikerjakan dalam Identifikasi Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B).

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan dan Lingkup Pekerjaan

3.2.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam Identifikasi Kawasan ini menggunakan metode Deskriptif. Yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena.

Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data, menganalosos data dan meninterpretasikannya. Metode deskriptif ini terdiri dari beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu:

3.2.2.1 Survey Primer

Survei primer adalah pengumpulan data dengan cara observasi kawasan penelitian. Berikut adalah penjelasan dari cara perolehan data dalam survey primer.

a. Observasi Lapangan

Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dengan cara melihat langsung dan mendokumentasikan dalam bentuk foto atau gambar tentang kondisi di lapangan. Observasi sebagai alat pengumpulan data yang diolah secara sistematik terhadap gejala yang diteliti. Teknik observasinya

(6)

bertujuan mendapatkan gambaran karakteristik dalam konsep pengembangan kawasan Pemerintahan.

Observasi dilakukan sebagai bentuk pengumpulan data aspek fisik dan nonfisik dari setiap elemen lanskap yang ada di KP3B ini.

Gambar 3.2. Observasi Langsung - Area Gerbang

Gambar 3.3. Observasi Langsung - Kolam Retensi

Gambar 3.4. Observasi Langsung - Area Masjid Lama

Gambar 3.5. Observasi Langsung - Area PUPR 3.2.2.2 Survey Sekunder

(7)

Merupakan pengumpulan data tidak langsung pada objek studi, dengan cara pengumpulan dokumen. Survey ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan dan instansi. Studi kepustakaan dicapai melalui:

a. Mengumpulkan data dari buku – buku, makalah, studi terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian, yaitu konsep penataan lansekap ruang terbuka dengan pendekatan teori green estates in Indonesia.

b. Informasi dari media cetak terkait rencana pengembangan Kawasan

c. Teori – teori perancangan kota maupun ilmu terkait yang dapat digunakan pada pendalaman identifikasi

d. Data peraturan dan pemerintah daerah, RTRW, RDTRK, kebijakan instansi terkait.

3.2.2.3. Tahap Analisis

Pada tahap ini merupakan proses identifikasi Kawasan KP3B sebagai pusat pemerintahan yang berkelanjutan. Pada tahap ini, tujuan dan saran diklasifikasikan dengan menetukan pola informasi yang dicari.

Identifikasi yang dilakukan dengan melakukan observasi lapangan, melakukan reduksi data lapangan berdasarkan data teori yang digunakan pada penelitian ini.teknis Analisa yang digunakan dalam melakukan observasi adalah mapping dan behaivour observation.

Dimana kedua Teknik uni nantinya akan disajikan menggunakan tabel disertai gambar untuk mendapatkan karakteristik yang menentukan titik lokasi untuk melakukan penataan lansekap ruang terbuka. Dengan aspek yang ditinjau merupakan aspek fisik dan non fisik.

Pada tahapan analisis ini sasaran yang akan dicapai adalah meninjau kondisi eksisting dan menganalisa untuk penentuan titik lokasi yang akan dilakukan penataan lansekap ruang terbuka Kawasan. Hasil obeservasi kedua Teknik Analisa tersebut nantinya akan ditabelkan

(8)

berdasarkan sasaran dan aspek yang akan dicapai. Penyajian data dilengkapi pula uraian tulisan untuk mendukung makna dan relevansinya. Data observasi atau pengamatan visual akan disajikan dalam bentuk foto, gambar atau sketsa dilengkapi keterangan yang mendukung.

Gambar 3.6. Analisis Bangunan dan Lingkungan KP3B

3.2.2.4. Tahap Synthesis

Pada tahapan ini merupakan tahapan dimana ide-ide akan dihasilkan dari tahapan sebelumnya. Pada tahapan ini mempertajam hasil sintesa dari tinjauan pustaka yang telah dilakukan dengan strategi pendekatan konsep sustainable estates. Proses sintesa ini dengan meninjau kembali hasil sintesa pustaka yang menjadi kriteria umum sebagai ide umum penataan lansekap ruang terbuka kawasan pemerintahan.

Gambar 3.7. Tahapan Pembangunan Perkotaan Nasional

(9)

3.2.2.5. Tahap Appraisal

Tahapan berikutnya diikuti dengan melakukan penilaian dari solusi alternatif terkait informasi-informasi lainnya yang mendukung perumusan kriteria penataan. Sasaran yang akan dicapai pada tahapan ini adalah merumuskan kriteria penataan lansekap ruang terbuka kawasan industri menggunakan pendekatan. Identifikasi Kawasan Strategis berkelanjutan –Konsep Smart City. Pada tahapan ini teknik penyajian data berupa penulisan deskriptif yang didukung pengamatan visual hasil observasi lapangan dan informasi yang dibutuhkan untuk mempertajam kriteria penataan.

3.2.2.6. Tahap Decision

Tahapan keputusan dibuat tergantung pada temuan tahapan Identifikasi. Proses pengambilan keputusan, bagaimanapun, tidak didefinisikan sebagai perkembangan linear sederhana. Tahapan pengambilan keputusan merupakan tahapan paling tinggi yang harus menginformasikan proses penataan. Sebagai tahap akhir dari kegiatan ini, menjadi tahapan penentuan terhadap pengambilan hasil keputusan dari kriteria penataan Kawasan KP3B. Dimana hasil keputusan kriteria penataan yang diambil berdasarkan pada hasil penilaian pada poin ketiga. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini adalah pembuatan konsep penataan lansekap ruang terbuka kawasan KP3B. Penyajian data dari tahapan ini berupa penjelasan deskriptif yang akan didukung dengan penggambaran visual dari obyek yang akan ditata melalui diagram dan sketsa.

3.2.2.7. Tahap Penyusunan Laporan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), sistem pelaporan Pekerjaan Identifikasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Strategis Provinsi Banten pada Kawasan KP3B terdiri atas :

a. Laporan Pendahuluan

(10)

Laporan Pendahuluan di dalam pekerjaan ini minimal berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, manfaat, lingkup pekerjaan, metodologi, jadwal pelaksanaan pekerjaan, struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, rencana kegiatan dan metodologi.

b. Laporan Akhir

Laporan Akhir berisi perencanaan akhir mengenai kebutuhan peningkatan infrastruktur kawasan strategis Provinsi Banten di Kawasan KP3B dan rekomendasi.

c. Digitalisasi dokumentasi pelaksanaan :

Seluruh laporan hasil kegiatan disalin ke dalam soft copy dalam bentuk HD External (1 TB) dan merupakan dokumen yang harus diserahkan kepada pengguna jasa.

3.2.3. Alur Penelitian

Gambar 3.8. Alur Penelitian

Observasi Eksisting Kawasan

KP3B

Identifikasi Bangunan

dan Lingkungan

Teori & Konsep

Permen PU No.

6/PRT/M/2007 dan Perda Banten

N0.1 tahun 2023

Design &

Rekomendasi

Rencana Pentahapan

Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait