• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja Pengawasan Teknis Pembangunan Kantor SDN 006 BS Kota Bontang Tahun Anggaran 2024

N/A
N/A
Wahda A

Academic year: 2024

Membagikan "Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja Pengawasan Teknis Pembangunan Kantor SDN 006 BS Kota Bontang Tahun Anggaran 2024"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

[Type here]

PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA A.Umum

Untuk dapat tercapainya hasil pekerjaan Pengawasan Teknis Pembangunan Kantor SDN 006 BS Kota Bontang Tahun Anggaran 2024 yang maksimal, Tim Supervisi akan melaksanakan sistem pengawasan dan pembagian kerja yang sistematis dan terencana.

Dalam hal ini penyedia jasa konsultansi akan memberikan pendekatan teknis untukjenis pekerjaan pengawasan teknis secara rinci untuk mencapai sasaran.

B.Pendekatan untuk Pekerjaan Pengawasan Teknis 1.1.1Aspek Umum Pengawasan Pelaksanaan

a. Perencanaan dan Penjadwalan

Perencanaan proyek mencakup seluruh perencanaan untuk menjamin bahwa suatu proyek diatur dan dilaksanakan dengan cara yang efisien dan efektif.

Agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara sistematis maka diperlukan suatu jadwal pelaksanaan. Jadwal ini akan menunjukkan jenis pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan Pekerjaan Rehab Interior Gedung dan hubungan antara masing-masing jenis tersebut.

Jika kebutuhan material (resource) untuk tiap jenis dimasukkan, maka dapat dibuat jadwal kebutuhan yang terdiri dari jadwal kebutuhan bahan, alat dan pekerja.

(2)

[Type here]

b. Pencatatan dan Pelaporan Data

Penting untuk melakukan dokumentasi aktivitas atau percakapan secara tertulis agar bisa dijadikan referensi pelaksanaan proyek selanjutnya dan juga menjadi bahan pendukung apabila terjadi suatu permasalahan.

Pencatatan yang baik didasarkan pada kondisi aktual, jelas, tidak direkayasa, dan tidak merugikan pihak lain.

Catatan faktual tertulis seluruh kegiatan dapat lebih dipertanggung jawabkan dibandingkan dengan lisan.

Pengumpulan dan pemrosesan data yang merupakan bagian proses pengawasan adalah bagian integral mekanisme pengawasan suatu proyek pelaksanaan.

Laporan pemeriksaan dan hasil pengujian yang diambil oleh pengawas pekerjaan dan staf digunakan untuk membuat gambaran kemajuan proyek. Selain dari itu data tersebut mengungkapkan kejadian-kejadian di proyek selama pekerjaan berlangsung.Hal-hal seperti pengaruh cuaca, perselisihan masalah industri, keterlambatan akibat penyediaan bahan tidak pada waktunya dan sebagainya, semua dicatat dan dapat digunakan jika terdapat perselisihan dengan penyedia jasa untuk menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi.

Data ini dapat juga digunakan sebagai dasar untuk pembuatan laporan bulanan dan laporan lain yang dipertanggung jawabkan kepada pengguna jasa pada waktu tertentu.

c. Pengawasan Proyek

Pengawasan proyek meliputi pengendalian mutu proyek, pemantauan proyek secara umum, kemajuan menyeluruh dari penyedia jasa, dan metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kontrak.

Pengawas pekerjaan dan staf biasanya memantau kemajuan tiap- tiap kegiatan dengan menggunakan

(3)

jadwal waktu yang dibuat penyedia jasa seperti yang diminta dalam persyaratan umum kontrak. Jadwal ini digunakan sebagai patokan untuk membandingkan kemajuan yang dicapai.

(4)

Type here]

d. Pengawasan Proyek

Pengawasan proyek meliputi pengendalian mutu proyek, pemantauan proyek secara umum, kemajuan menyeluruh dari penyedia jasa, dan metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan dalam kontrak.

Pengawas pekerjaan dan staf biasanya memantau kemajuan tiap- tiap kegiatan dengan menggunakan jadwal waktu yang dibuat penyedia jasa seperti yang diminta dalam persyaratan umum kontrak. Jadwal ini digunakan sebagai patokan untuk membandingkan kemajuan yang dicapai.

Ketika pengawas pekerjaan ditugaskan untuk proyek rehab interior gedung, salinan kontrak, gambar dan dokumen akan disediakan oleh manajer proyek, bersama dengan yang relevan salinan semua korespondensi.

Pengawas pekerjaan sepenuhnya akan menginformasikan tentang sifat dan ruang lingkup pekerjaan dan maksud dan arti sebenarnya dari spesifikasi mengenai semua jenis pekerjaan. Mereka harus sepenuhnya siap untuk mengeluarkan instruksi dan segera membuat keputusan tentang setiap pertanyaan yang diajukan.

Penyedia jasa harus membuat jadwal yang Iebih terinci untuk semua kegiatan utama pada format yang sesuai.

Jenis, ketersediaan dan produktivitas alat penyedia jasa harus dicatat dan dilaporkan. Perubahan-perubahan penting dibicarakan dengan penyedia jasa.

Keterangan mengenai klasifikasi serta jumlah pekerja proyek dikumpulkan untuk memastikan bahwa penyedia jasa mampu menyelesaikan tugas pada waktunya dengan mutu yang diminta.

Catatan cuaca harus memasukkan keadaan cuaca sebenarnya seperti suhu maksimum dan minimum harian, [

(5)

Type here]

curah hujan dan sebagainya, dan juga indikasi pengaruhnya terhadap proyek.

(6)

Penyedia jasa harus membuat jadwal yang Iebih terinci untuk semua kegiatan utama pada format yang sesuai.

Jenis, ketersediaan dan produktivitas alat penyedia jasa harus dicatat dan dilaporkan. Perubahan-perubahan penting dibicarakan dengan penyedia jasa.

Keterangan mengenai klasifikasi serta jumlah pekerja proyek dikumpulkan untuk memastikan bahwa penyedia jasa mampu menyelesaikan tugas pada waktunya dengan mutu yang diminta.

Catatan cuaca harus memasukkan keadaan cuaca sebenarnya seperti suhu maksimum dan minimum harian, curah hujan dan sebagainya, dan juga indikasi pengaruhnya terhadap proyek.

Catatan harus dibuat untuk kebutuhan kegiatan utama proyek. Kegiatan seperti pekerjaan dinding partisi, pekerjaan panel, pekerjaan wall cover, pekerjaan screeding dan sebagainya, harus dianalisa. Jumlah orang persatuan volume, jumlah jam alat per satuan volume dan keluaran per satuan waktu harus dicatatuntuk dipakai di masa datang.

Catatan tersebut berguna jika terjadi perselisihan dengan penyedia jasa mengenai tingkat kecepatan kemajuan dan sebagainya, tetapi juga berguna untuk membuat data base atau pustaka informasi dalam menentukan harga perkiraan sendiri (Owner's Estimates) untuk paket pekerjaan yang akan dilelang. Rencana Biaya tersebut dipakai dalam tahap evaluasi pelelangan sebagai kriteria untuk menentukan pemenang pelelangan.

e. Pengendalian Mutu

Pengawasan mutu adalah jaminan bahwa semua pekerjaan yang memenuhi syarat- syarat gambar spesifikasi dan dokumen lain.

[

(7)

Dengan pemeriksaan dan pengujian pekerjaan penyedia jasa secara terus menerus, pengguna jasa dapat diyakinkan bahwa pekerjaan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

Tingkat kualitas yang dicapai sering dapat sebanding dengan jumlah usaha pengawas pekerjaan dan stafnya.

Penyedia jasa

(8)

[Type here]

biasanya mencoba memenuhi persyaratan spesifikasi dan meyakinkan pengawas pekerjaan beserta stafnya bahwa persyaratantersebut benar-benar dipenuhi.

Pengawasan mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus dilakukan sebagaiberikut:

1. Penyusunan program mutu

a) Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disepakati oleh penggunajasa dan dapat direvisi sesuai kebutuhan.

b) Program mutu minimal berisi : 1) Informasi pengadaan

2) Organisasi proyek pengguna jasa dan penyedia jasa 3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan

4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan 5) Prosedur instruksi kerja

6) Pelaksana kerja

c) Prosedur pelaksanaan setiap pekerjaan meliputi : 1) Informasi pengadaan

2) Prosedur kerja 3) Daftar inspeksi 4) Persyaratan testing

d) Prosedur instruksi kerja harus mencakup rincian minimal tentang:

1) Urutan kegiatan pelaksanaan

2) Prosedur kerja untuk mengawali kegiatan 3) Pemantauan proses kegiatan

(9)

e) Prosedur instruksi kerja harus mencakup rincian minimal tentang:

(10)

[Type here]

1) Urutan kegiatan pelaksanaan

2) Prosedur kerja untuk mengawali kegiatan 3) Pemantauan proses kegiatan

4) Pemeliharaan yang diperlukan

5) Penilaian hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi 2. Pengendalian mutu dan cacat mutu

a) Ada empat tahap pengendaliaan mutu : 1) Pengendalian mutu bahan baku 2) Pengendalian mutu bahan olahan 3) Pengendalian mutu bahan jadi

4) Pengendalian mutu pekerjaan terpasang Fisik konstruksi dibangunn berdasarkan rencana teknis yang dituangkan dalam bentukstandar spesifikasi teknis.

Dengan adanya standar spesifikasi mutu inilah maka semua pihak yang terlibat harus mematuhi yang ditetapkan dalam standar spesifikasi teknis.

Hasil dari pembangunan fisik konstruksi:

1. Produknya nyata, dapat diukur besarnya, mutunya, keamanannya maupun kenyamanan pemakaiannya, dan nilai manfaatnya langsung dapat dirasakan.

2. Merupakan aset nyata, bersifat permanent, hal ini mengakibatkan apabila sudah selesai dikerjakan akan sangat sulit diubah, umpamanya diubah tentu memerlukan tambahan sumber daya dan waktu.

3. Pihak penyedia jasa maupun pengawas pekerjaan tidak mudah berspekulasi.

4. Produknya nyata, dapat diukur besarnya, mutunya, keamanannya maupun kenyamanan pemakaiannya, dan nilai manfaatnya langsung dapat dirasakan

5. Merupakan aset nyata, bersifat permanent, hal ini

(11)
(12)

[Type here]

mengakibatkan apabila sudah selesai dikerjakan akan sangat sulit diubah, umpamanya diubah tentu memerlukan tambahan sumber daya dan waktu.

6. Pihak penyedia jasa maupun pengawas pekerjaan tidak mudah berspekulasi.

7. Untuk tidak memenuhi besarannya maupun mutunya yang sudah ditentukan dalam standar spesifikasi, apabila menyimpang akan mudah kelihatan dan ada resiko dibongkar untuk diganti yang benar.

8. Hasilnya mudah dilihat dari laporan kemajuan pelaksanaan, karena semua nyatadapat dibuktikan.

Pengawasan terhadap proyek dilakukan dengan cara pemeriksaan pengukuran dan pengujian, dan hal ini meliputi metode utama pengendalian kecakapan kerja serta kualitas dan pelaksanaan spesifikasi untuk rehab gedung serta pekerjaan pemeliharaan.

Maksud pengawasan mutu adalah untuk meyakinkan bahwa pekerjaan

memenuhi persyaratan disain dan perencanaan yang cukup tinggi untuk penyelenggaraan pekerjaan yang dapat memuaskan (dan ekonomis) untuk memenuhi umur konstruksi yang disyaratkan.

Pemeriksaan serta pengujian yang teratur merupakan alat yang perlu untuk mencegah hasil yang tidak dapat diterima karena faktor-faktor seperti kecakapan kerja yang rendah, penggantian sumber material atau kualitas material yang rendah, ketidakcocokan atau ketidak cukupan peralatan, serta membiarkan pekerjaan lapangan terlalu lama manjadikan keadaan yang merugikan.

(13)

[Type here]

Pengawasan yang dilakukan pada lapangan proyek meliputi:

1. Dokumen kontrak 2. Jadwal rencana kerja

3. Ketelitian pengukuran dan pematokan proyek 4. Pekerjaan menentukan lokasi, garis dan elevasi 5. Koreksi dimensi dan elevasi yang tepat dari

macam- macam konstruksi

6. Kecocokan unit produksi dan peralatan 7. Sumber material

Pengawasan mutu juga perlu meyakinkan bahwa material- material yang diusulkan untuk dipergunakan sesuai dan memuaskan dan dapat memenuhi persyaratan spesifikasi.

Material harus diperiksa dan diuji sebelum dipergunakan.

Pengendalian kecakapan kerja dan pelaksanaan perlu diyakini agar pekerjaan yang sudah selesai dapat memenuhi desain dan standar konstruksi yang ditetapkan. Hal ini dimaksud untuk pemeriksaan serta pengujian pekerjaan yang dilaksanakan.

f. Pengendalian Biaya

Meskipun Harga satuan biaya untuk satuan pekerjaan yang ditawarkan penyedia jasa sudah fixed/tetap, ada bidang-bidang pekerjaan tertentu dimana Kepala Satuan Kerja/PPK dapat mengendalikan harga akhir proyek

Perhitungan kuantitas dilakukan tiap bulan (atau lebih sering bila perlu) untuk mengukur kemajuan pekerjaan dan verifikasi angka- angka dalam pengajuan penyediajasa untuk pembayaran angsuran.

(14)

Pengukuran dapat dibuat terpisah atau sebagai pemeriksaan bersama. Ketepatan perhitungan akan menentukan nilai pembayaran kepada penyedia jasa dalam kontrakharga satuan.

Bila penyedia jasa ditugaskan melaksanakan pekerjaan tambahan atas dasar pekerjaan harian, perlu dicatat dengan teliti alat, pekerja dan bahan yang digunakan, untuk pengendalian biaya. Pada umumnya pekerjaan harian (day work) harus dihindari

Dan sebuah Perubahan kontrak harus diterbitkan.

Penyedia jasa biasanya akan memasukan satuan harga untuk alat dan pekerja pada penawaran aslinya. Suatu harga satuan atau jumlah yang disepakati untuk perubahan biasanya lebih disukai kecuali bila ada Iingkup pekerjaan tambahan. Dalam hal ini tidak ada pilihan lain kecuali melakukan pekerjaan atas dasar pekerjaan harian.

Pengawas pekerjaan harus menjamin bahwa semua data produktifitas lapangan dan pekerja dan lain-lain disimpan selama pekerjaan normal untuk membantu perubahan harga.

Pengawas pekerjaan harus menjamin bahwa semua kewajiban pemberi pekerjaan dalam kontrak dipenuhi pada waktunya, sehingga tidak menimbulkan klaim untuk biaya/waktu tambahan dimasa datang.

g. Penyelesaian Proyek

Pada bagian akhir Kontrak terdapat sejumlah tugas administratif yang harus dilakukanoleh pengawas pekerjaan dan staf.

1. Serah Terima Hasil Pekerjaan

2. Gambar Terlaksana (As Built Drawing) 3. Laporan Penyelesaian Pembangunan

(15)

C. Tugas dan Kewenangan Pengawas Pekerjaan

Pengawas pekerjaan yaitu pengawas yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa

(16)

untuk menjalankan pengawasan pekerjaan kontrak.

Pengawas pekerjaan mempunyai tanggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan sehari-hari, tetapi tidak mempunyai wewenang untuk menyetujui perubahan-perubahan atau melakukan pembayaran akhir.

Tugas pengawas pekerjaan adalah untuk memastikan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengangambar rencana dan dokumen kontrak lainnya, dan bertindak dalam batas-batas kewenanganyang dilimpahkan.

Kewenangan pengawas pekerjaan didefinisikan didalam dokumen kontrak (biasanya didalamsyarat-syarat umum kontrak) atau dilimpahkan sewaktu- sewaktu oleh engineer.

Staf pengawas pekerjaan tersebut harus sepenuhnya sadar akan keterbatasan wewenang tersebut dalam menjalankan pengawasan sesuai kontrak.

Segala pelimpahan wewenang dari pengguna jasa kepada pengawas pekerjaan harus diberitahukan secara tertulis kepada penyedia jasa. Pengawas pekerjaan beserta staf harus bertindak dalam batas-batas kewenangannya.

Pelimpahan wewenang bisa saja berbeda dari setiap kontrak.

a. Hak dan Kewajiban Pengawas Pekerjaan

1. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan

Setelah penunjukan atau penandatanganan seseorang atau badan usaha untuk menjadi pengawas pekerjaan, pengawas pekerjaan harus sudah memikirkan bagaimana pekerjaan tersebut harus tepat waktu sesuai dengan kesepakatan yang telah ada di kontrak.

Pengawas pekerjaan harus mempunyai jadwal dan target pekerjaan yang dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan tepat waktu.

2. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik

(17)

Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan perlu dilakukan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan- kesalahan pekerjaan.

(18)

3. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan

Pengawas pekerjaan harus mempunyai perhitungan setiap kemajuan dari pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk membantu pelaporan bulanan dalam sebuah proyek. Pengawas pekerjaan harus mempunyai format sendiri dalam penulisan perhitungan prestasi/kemajuan pekerjaan.

4. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi Pengawas pekerjaan harus selalu update tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang sangat diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.

5. Menghindari kelebihan biaya dan kesalahan konstruksi Tugas pengawas pekerjaan tidaklah mudah. Pengawas pekerjaan juga ditugaskanuntuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya. pengawas pekerjaan harus mengadakan pengawasan secara periodik untuk mengetahui kesalahan- kesalahan konstruksi dan melakukan pencegahan sedini mungkin. Juga memikirkan penyelesaian masalah tentang pembengkakan biaya yang terjadi akibat kesalahan konstruksi.

6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul Pengawas pekerjaan harus bisa mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan baik secara kualitas, kuantitas, maupun pelaksanaan yang telah ditetapkan. Masalah yang biasanya sering terjadi dalam sebuah proyek antara lain :

(19)

a) Keterlambatan pengadaan material dan alat proyek b) Kesesuaian bahan pekerjaan

c) Kondisi lapangan berbeda dengan perencanaan 7. Menerima atau menolak material atau peralatan

yang didatangkan Penyedia Jasa

(20)

Pengawas pekerjaan juga dapat menolak atau menerima bahan/peralatan yang didatangkan oleh penyedia jasa. Misalnya jika datang material atau peralatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati, maka pengawas pekerjaan bisa menolak material tersebut dengan alasan tidak sesuai spesifikasi teknis.

8. Menghentikan proyek sementara

Penghentian proyek sementara oleh pengawas pekerjaan bisa terjadi jika pengawas pekerjaan mendapati hal-hal yang menyimpang dari peraturan yang berlaku. Pengawas pekerjaan menilai apakah terjadi penyimpangan pada proyek dan berhak untuk menghentikan sebuah proyek untuk sementara.

9. Penyusun laporan pekerjaan

Penyusunan laporan yang dilakukan oleh pengawas pekerjaan menyangkut laporan berkala, dan laporan- laporan kejadian yang ada di proyek untuk selanjutnya dilaporkan kepada pengguna jasa.

10. Menghitung kemungkinan adanya perubahan pekerjaan Setiap dilakukannya pekerjaan baru yang dilakukan oleh penyedia jasa, harus sesuai dengan izin dari pengawas pekerjaan. Pada saat pelaksanan proyek konstruksi, seringkali terjadi perubahan- perubahan seperti perubahan kontrak, yang selanjutnya mempengaruhi terhadap pekerjaan fisik, rencana anggaran biaya dan jadwal rencana kerja yang telah disepakati sehingga diperlukan perubahan ataupun penyempurnaan kontrak. Perubahan tersebut terjadi karena adanya penambahan pekerjaan ataupun

(21)

pengurangan pekerjaan, yang biasa dikenal dengan pekerjaan tambah kurang (Variation Order).

Penyebab terjadinya pekerjaan tambah kurang pada proyek pembangunan adalah adanya perubahan- perubahan yang diminta oleh pengguna jasa kepada pihak konsultan perencana

(22)

[Type here]

sehingga pihak konsultan perencana merevisi desainnya dan memberitahukan pihak pelaksana bahwa adanya perubahan pekerjaan berupa pekerjaan tambah ataupun kurang. Selain itu, adanya usulan/permintaan dari pihak pelaksana karena tidak sesuai kondisi lapangan terdapatnya jenis pekerjaan yang baru. Perubahan tersebut terjadi karena dalam kontrak/perjanjian kerja yang telah disepakati sebelumnya tidak mencantumkan atau menjelaskan adanya jenis pekerjaan yang seharusnya ada, karena perubahan atau isi kontrak sebelumnya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, maka diperlukan pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang. Akibat adanya pekerjaan tambah kurang, maka akan mempengaruhi kontrak awal sehingga perlu direvisi karena tidak sesuai lagi dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, rencana anggaran biaya revisi dan jadwal kerja revisi.

Pengawas pekerjaan harus mempunyai perhitungan sendiri jika sampai terjadi hal seperti ini dan juga pemecahan masalahnya akan seperti apa.

b. Tugas Pengawas Pekerjaan

1. Memeriksa dan mempelajari dokumen

Pengawas pekerjaan harus selalu memeriksa dan mempelajari dokumen kontrak yang sudah disepakati.

Pemeriksaan dokumen dilakukan agar tidak adanya kesalahan pada pekerjaan pelaksanaan. Juga adanya kesalah pahaman antara pengawas pekerjaan dengan penyedia jasa. Pengawas pekerjaan perlu untuk membuat langkah- langkah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum memulai proyek.

Proses pengawasan pada pekerjaan konstruksi meliputi:

a) Pengawasan bahan

Untuk penyediaan material pihak penyedia jasa harus bekerja sama dengan distributor/suplier material sehingga material yang dibutuhkan tidak sepenuhnya

(23)

[Type here]

mempengaruhi mutu atau kualitas suatu pekerjaan.

disediakan oleh pihak penyedia jasa. Pemakaian material dalam suatu proyek harus sesuai dengan kebutuhan di lapangan, karena dapat

(24)

[Type here]

Oleh sebab itu,

dalam penyedian material perlu dilakukan

pengetesan/pengujian

di labolatoriumuntuk meneliti

mutu

atau kualitasnya agar dapat memenuhi standar yang diinginkan oleh pihak pemilik proyek dan perencana proyek tersebut.

b) Pengawasan peralatan

Peralatan yang digunakan dalam proyek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran suatu

peker harus

akan

digunakan g bersangkutan.

Tentu pengawas pekerjaan harus tahu dan bisa menilai peralatan kontruksi yang didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Jenis pekerjaan di lapangan

2) Biaya yang diperlukan untuk mengoprasikan satu jenis alat 3) Jangka waktu pelaksanaan suatu proyek

4) Kapasitas dan kemampuan alat c) Pengawasan metode pelaksanaan

Pada setiap pekerjaan yang sedang dilakukan, pengawas pekerjaan wajib mengetahui metode pelaksanaannya agar mempermudah dalam pelaporan jika ada metode pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar.

Maka dari itu, pengawas pekerjaan harus ikut mengawasi semua jenis pekerjaan yang sedang dilakukan.

Metode pelaksanaan pekerjaan interior sebagai berikut:

1) Pekerjaan Persiapan a

t

j an. Ole karena itu, peralatan epat dan yan untuk proyek

(25)

[Type here]

 Marking

Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya di lokasi

(26)

perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran- ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

2) Pekerjaan Dinding Partisi

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum, termasuk pemasangan

rangka gambar

 Syarat Pelaksanaan

sebutkan / ditunjukkan dalam tunjuk Konsultan Pengawas.

- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi

gypsum, seperti Pekerjaan dan Pekerjaan Kosen, dan terkait dalam terlaksanany

dindin g a yang

- Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,

e

d

s sua yan di an sesua

Instalasi pada

lainsebagai n

(27)

gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

- Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.

(28)

- Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.

- Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

- Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai

rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.

- Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.

Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat

bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau

melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

3) Pekerjaan Panel

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel kayu /plywood veneer dan panel MDF pada partisi gypsum dan plafon/ceiling/langit-langit, juga panel back- dropped sesuai yang disebutkan /

(29)

ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

 Syarat Pekerjaan

- Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.

(30)

- Bahan plywood veneer harus dipilih motif yang rata- rata sama dan tidak ada cacat serta bebas dari mata kayu.

- Panel kayu/plywood adalah di-finish dengan melamic, sedangkan panel MDF di-finish wall cover (lihat pasal wall cover).

- Panel kayu/plywood setelah selesai di- finish, diberi perlindungan agar tidak rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.

4) Pekerjaan Wall Cover

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan wall cover pada bidang partisi, panel dan plafon/ceiling sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

 Syarat Pelaksanaan

- Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata, kering dan bersih (bebas debu dan kotoran lainnya).

- Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan pelapis dan perekat.

- Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

- Semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertikal dengan wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.

(31)

5) Pekerjaan Screeding

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai beton yang tidak rata/level dan sebagai dasar untuk pemasangan finishing lantai,sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

 Syarat Pelaksanaan

- Screeding lantai dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton plat lantai, dibersihkan dari segala bongkaran, kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.

- Bahan screeding merupakan campuran dari bahan PC dan pasir dan dilarutkan dengan air.

- Tebal screeding disesuaikan dengan finishing pelapis lantai yang ditunjukkan oleh gambar rencana. Dan tergantung dari toleransi kerataan keseluruhan lantai beton.

- Sebelum dilakukan screeding, alas/dasar lantai harus dibersihkan dengan air bersih. Setelah dibersihkan, lalu disiram dengan cairan air

semen mak mum ditu

n gu selama 20 menit, setelah itu ba u dilakukan pekerjaan screeding.

- Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan setelah screeding benar- benar kering atau setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas/MK

s r

(32)
(33)

[Type here]

6) Pekerjaan Finishing Lantai

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai dengan bahan,homogeneous tile,vynil,epoxy dan semen expose sesuai yang disebutkan /ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

 Syarat Pelaksanaan

- Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum pekerjaan dimulai.

- Permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata, bersih dan bebas dari cacat - Bahan bahan yang digunakan dalam

pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh- contohnya kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

- Permukaan dasar lantai (leveling screed) harus cukup halus, rata dan datar.

- Tinggi leveling screeding harus disesuaikan dgn tebal material finishing lantai.

- Awal pemasangan dan sisa buangan harus mengikuti gambar kerja dan dikoordinasikan untuk disetujui oleh konsultan pengawas/MK.

- Hasil pemasangan harus rata, tidak menggelembung dan bebas noda akibat pekerjaan lain. Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi

- Setelah pemasangan, seluruh lantai finishing harus dibersihkan dengan dan

(34)

siap untuk dipakai. Apabila masih ada pekerjaan lain di lokasi yang sudah dipasang, harus diberi pelindung/proteksi agar tidak rusak dan kotor.

(35)

[Type here]

7) Pekerjaan Marmer

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan- bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

Serta Pekerjaan pedestal marmer termasuk meja vanity marmer serta seluruh peralatan bantu yang digunakan. Pekerjaan marmer ini dilakukan meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

 Syarat Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh- contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkanpersetujuan.

- Alas dari pasangan pedestal adalah dinding bata yang permukaannya telah diratakan, dan multiplex 18mm untuk meja vanity wastafel. Adapun dasar pemasangan marmer merupakan plesteran atau multiplex yang rata dan tegak.

- Bahan dipasang dengan adukan pengikat atau perekat (sealant atau epoxy) sesuai dengan syarat tersebut diatas.

Pemasangan adukan pengikat dan perekat ini harus mencakup seluruh permukaan pasangan secara merata tanpa ada bagian yang berongga.

- Bahan harus bebas dari segala cacat dan berstruktur padat dan halus pada setiap

(36)

[Type here]

permukaan yang exposed dan siku sisi- sisinya.

- Pemotongan dari unit-unit bahan harus menggunakan alat potong khusus (mesin pemotong elektrik) sesuai ketentuan dari pabrik.

(37)

- Sebelum dilakukan pemasangan, unit-unit dari bahan harus dibeberkan terlebih dahulu supaya marmer dapat disusun sedemikian rupa sehingga pola / warna teratur.

- Jarak antara masing-masing unitnya, diisi den

g Has il

an grouting yang telah

disyaratkan. angan harus sama dan membentuk

garis-garis yang lurus dan sejajar, pada perpotongan siar- siarnya harus saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

- Bidang permukaan pasangan harus rata, semua unit- unitnya terpasang kuat (tidak goyang), sisi- sisi dan sudutnya utuh (tanpa cacat, retak dan gompal).

- Sesudah pemasangan selesai, permukaan lantai harus dibersihkan dan dipolish dengan mesin wash / polish.

- Lantai yang telah dipasang harus dihindarkan dari sentuhan / benturan, selama 2x24 jam dan untuk seterusnya dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

8) Pekerjaan Pintu/Jendela Kayu

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pembuatan kusen kayu dan daun pintu/jendela meliputi seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

 Syarat Pelaksanaan

- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di

an b h pem s

(38)

lapangan (ukuran dan lubang- lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

- Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat

(39)

pekerjaan harus ditempatkan pada

ruang /temp dengan sirkulasi udara yang baik, terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

-

penyetelan.

- Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi- sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.

-

merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan / pemasangan.

-

gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kusen dan arah pembukaan pintu / jendela.

-

lain harus disesuaikan dengan type pintu / jendela yang akan terpasang.

-

kusen- kusen harus lurus dan siku, sehingga mekani me pembukaan pintu / jendela bekerja dengan sempurna.

-

pemasangan klos-klos, baut, angker- penguat lain yang diperlukan hingga kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga

kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak

tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas

vernis, meni atau finishing lainnya sebelum

Kusen tidak diperkenankan dipulas Pembuatan dan penyetelan/

Detail kusen dan sambungan dengan material

Kusen yang terpasang harus sesuai petunjuk

Semua ukuran harus sesuai ukuran gambar dan

Harus diperhatikan semua sambungan dalam

(40)

diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas/MK.

(41)

9) Pekerjaan Pengecetan Dinding dan Plafon

 Lingkup Pekerjaan

Definisi pekerjaan cat adalah semua pelapisan permukaan pada berbagai material untuk maksud- maksud perlindungan, pemberian warna, pemberian teksture.

 Syarat Pelaksanaan

- Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

- Sesudah plamur kering, diamplas, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan Roller.

- Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri- dari 3 (tiga) lapis dengan kekentalan cat terdiri dari Lapisan I encer yaitu dengan tambahan 20% air bersih dan Lapisan II dan III kental yaitu dengan tambahan 10%

air bersih.

10) Pekerjaan Finishing Melamic\

 Lingkup Pekerjaan

Digunakan pada semua finishing kayu pintu/jendela, panel-panel atau pada bagian- bagian sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja untuk pelaksanaan.

 Syarat Pelaksanaan

- Melamic harus dilaksanakan oleh tenaga- tenaga yang trampil dalam pekerjaan ini dan pekerjaan ini harus dipimpin oleh seorang mandor yang betul- betul ahli dan berpengalaman.

(42)

- Sebelum pekerjaan finishing mellamic / polyurethane dimulai harus dipastikan bahwa tersedia ventilasi / sirkulasi udara bersih dalam ruangan yang akan dicat.

(43)

- Permukaan kayu yang retak-retak, lubang- lubang atau bercelah harus digosok dengan amplas kayu, dicat dasar di dempul kemudian diamplas kembali sehingga benar-benar halus permukaannya.

- Permukaan plywood dengan bahan veneer sebaiknya diamplas secukupnya agar serat kayu pada lembaran veneer tidak habis dan serat masih terlihat baik.

- Setiap lubang paku dan lubang-lubang atau cacat- cacat lainnya harus didempul.

- Semua permukaan kayu/plywood yang hendak di- melamic dibersihkan dari debu minyak dan kotoran yang mungkin melekat disitu.

- Apabila seluruh permukaan kayu/plywood sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan wood filler secukupnya dengan menggunakan kape, sampai pori-pori tertutup sempurna.

- Permukaan kayu/plywood yang telah diplamur dengan wood filler tersebut, setelah kering dihaluskan dengan amplas duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut dibersihkan.

- Setelah bersih permukaan kayu/plywood diberi Stain (pewarna), dengan menggunakan Spray

gun a l

setel

akan ditentukan kemudian oleh perencana.

- Setelah itu diberi Base Coat/Cat Dasar atau sanding sealer. Dibutuhkan minimal 2 lapis cat dasar s tia

p lapisan, dan setiap lapisan harus h

t a kuas, dan diratakan dengan kain ba

a kuran lebih 30 detik mengering.

(44)

diamplas sempurna sehingga

diperoleh permukaan yang halus dan rata.

(45)

- Lapis pertama Top-Coat/Cat diulaskan dengan rata sampai sempurna dan diamplas sempurna, kemudian ulaskan top coat lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas.

- Hasil pekerjaan melamic ini harus merupakan suatu hasil pekerjaan yang rata dan jelas menunjukkan serat kayunya serta tidak cacat.

- Setelah pekerjaan melamic kayu selesai harus dijaga terhadap kemungkinan kerusakan terkena benda lain atau noda- noda dan sebagainya.

11) Pekerjaan Kaca dan Cermin

 Lingkup Pekerjaan

Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis.

 Syarat Pelaksanaan

- Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat khusus (3 m double active achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.

- Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan dijamin kerapihannya.

(46)

- Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna ditentukan kemudian.

Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.

(47)

12) Pekerjaan Kaca dan Cermin

 Lingkup Pekerjaan

Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai dengan rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk konstruksi dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis.

 Syarat Pelaksanaan

- Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat khusus (3 m double active achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.

- Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak goyang dan dijamin kerapihannya.

- Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant dengan warna ditentukan kemudian.

Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.

- Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi menggunakan profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih besar dari tebal kaca tsb.

Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau gap yang terjadi antara metal profil U dengan kaca, diberi

(48)

silicone sealant warna putih atau bening.

- Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai dan sudah

(49)

[Type here]

diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak tertabrak oleh pekerja atau orang lain

13) Pekerjaan Hardware

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua daun pintu/jendela dan furniture yang akan dipasang dalam proyek ini dan ditunjukkan dalam table/door schedule serta gambar kerja untuk konstruksi.

 Syarat Pelaksanaan

- Hardware harus terpasang dengan baik, sempurna, kokoh dan siku, sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disetujui Konsultan Pengawas. Termasuk pemasangan kunci dan alat-alat bantu yang digunakannya

- Beberapa hal yang harus dihindarkan dalam pemasangan lock case yaitu : jangan memasang spindle dengan cara dipukul dengan palu, jika lubang dead bolt tidak pas, jangan ditekan secara paksa, jangan melubangi lock case dan jangan memberi beban berlebih pada handel pintu.

- Seluruh pemasangan Hardware dilaksanakan di lokasi pekerjaan, dengan mempergunakan peralatan lengkap sesuai untuk pekerjaan tersebut.

- Semua sistem mekanis dari Hardware harus dapat bekerja dengan baik dan sempurna.

- Kontraktor harus menjaga pekerjaan Hardware yang sudah selesai dilaksanakan, sehingga terhindar dari

(50)

[Type here]

kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

- Hasil pekerjaan pemasangan Hardware harus dapat berfungsi dengan sempurna dan tidak cacat.

(51)

[Type here]

14) Pekerjaan Gypsum Board dan Acoustic Ceiling.

 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum board termasuk pemasangan rangkanya dan plafond acoustic,termasuk alluminium W angle,penggangtung,rangka dan semua asesoris, sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

 Syarat Pelaksanaan

- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail sesuai gambar.

- Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat- cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.

- Pemasangan rangka plafond besi hollow disesuaikan dengan kondisi ruangan dan dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya

(52)

[Type here]

tembak- dyna bolt.

- Modul rangka besi hollow adalah 600 x 1200 mm

- Rangka penggantung bisa menggunakan besi hollow 2x4 cm, konstruksi ke pelat dak beton di fisher dan sekrup atau dengan paku

(53)

[Type here]

- Bidang pemasangan bagian rangka langit- langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

- Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan

waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang.

- Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang dengan sekrup khusus dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300 mm.

- Hasil pemasangan penutup langit- langit harus rata, tidak melendut.

- Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum.

Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.

- Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit- langit harus rata, lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat.bergelombang dan

- sambungan

- Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel ukuran

(54)

[Type here]

60x60 cm di langit- langit yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa merusak gypsum board

(55)

[Type here]

disekelilingnya, untuk keperluan

pemeriksaan / pemeliharaan M & E.

- Pelaksanaan pekerjaan penyetelan level plafond ceiling acoustic harus dilakukan secara hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di bagian dalam atau dibalik plafond - acoustic, yaitu semua komponen

instalasi Mekanikal & Elektrikal existing dan yang baru.

d) Pengawasan ketepatan waktu dan biaya

Agar proses pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan e

masin waktu mem

yang dirancang sedemikian rupa, sehingga kemungkinan antara bagian pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya dapat dikerjakan terlebih dahulu, bersamaan, atau hanya bisa dilakukan secara berurutan.

Selain kualitas perlu adanya jaminan ketepatan waktu penyelesaian proyek dengan melakukan pengendalian waktu.

n a fisien, alokasi

waktu

g pekerjaan harus

yang disediakan untuk masing-

direncanakan sesuai deng jangka

y ang disediakan. Oleh sebab penyedia ja

(56)

Saran penting yang digunakan dalam pengendalian waktu adalah:

1) Jadwal pekerjaan

Time schedule adalah sebuah alat pengendali dalam pelaksanaan pekerjaan yang mencakup keseluruhan. Sehingga dalam proses pengerjaannya, proyek tersebut bisa berjalan dengan rapi, lancar, dan tepat waktu. Untuk itu, orang sering menyebutnya dengan jadwal pelaksana. Melalui time schedule, masing- masing orang yang terlibat dalam proyek bisa mengetahui kapan harus menyelesaikan pekerjaan, waktu untuk menyelesaikan, serta lamanya waktu kerja dari per orang.

Sistem penjadwalan ini sangat dibutuhkan dalam banyak hal, baik itu pembangunan rumah, kantor, gedung, atau pengerjaan konstruksi lain yang melibatkan banyak orang dan memiliki batas waktu. Umumnya, penjadwalan ini disajikan dalam bentuk network planning/bar chart. Time schedule bisa dibuat dalam periode harian, mingguan, atau bulanan tergantung berapa lama waktu pengerjaan suatu proyek. Jenis periode penjadwalan ini bergantung pada proses yang ingin dicapai.

Penjadwalan proyek biasanya disusun oleh manajer proyek.

Hal tersebut dikarenakan manajer proyek merupakan jembatan antara para pekerja dan organisasi pemilik proyek

tersebut. Jadwal ini sebagian besar menyerupai kalender yang tanggal-tanggal yang bisa

(57)

dihubungkan satu sama lain beserta target yang harus diselesaikan.

(58)

Dalam pembuatan jadwal proyek konstruksi, ada beberapa jenis time schedule yang banyak dipakai. Contohnya Time Schedule dengan menggunakan Curve- S, Ini merupakan jenis time schedule yang berbentuk tabel dan bagan seperti huruf S. Jenis ini dipakai untuk menentukan bobot pekerjaan serta memantau progress dari setiap pekerjaan. Curve-S nantinya sangat berguna dalam pembuatan bukti laporan proyek

Gambar C.1. Contoh Curve-S 2) Rapat monitoring

Monitoring dan controlling proyek merupakan upaya pengendalian proyek yang dilakukan untuk mengurangi penyimpangan antara perencanaan proyek dengan realisasi pengerjaan proyek. Langkah monitoring proyek melacak semua metrik proyek, kinejra tim dan durasi tugas, mengidentifikasi masalah potensial dan mengatasinya, untuk memastikan proyek berada dalam ruang lingkup, sesuai anggaran, memenuhi tengat waktu yang di tetapkan.

Sederhananya, monitoring proyek engawasi

(59)

semua tugas dan mengawasi kegiatan proyek untuk memastikan proyek dilaksanakan sesuai rencana. Sebagai konsultan yang

(60)

melakukan monitoring proyek, penilai akan selalu menegaskan dirinya apakah tugas proyek dilaksanakan seuai rencana, adakah konsekuensi tak terduga yang muncul sebagai akibat dari tugas-tugas itu, bagaimana kinerja tim konsultan pada periode waktu tertentu, apa saja elemen proyek yang perlu diubah, ada dampak dari perubahan ini, apakah tindakan ini akan membawa hasil yang diharapkan.

Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Monitoring ini bertujuan untuk Manjaga agar kebijakan yang sedang diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran, Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi risiko yang lebih besar, Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan untuk itu, dan Setiap keterlambatan pelaksanaan dari jadwal rencana, perlu dibuatkan rencana ulang, dan juga diadakan rapat mingguan ataupun jika perlu diadakanrapat harian.

Dalam pengawasan dan pengendalian waktu pada proyek ini mengacu pada jadwal rencana pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya.

Walaupun terjadi sedikit perubahan dalam pelaksanaannya, ini hanya dikarenakan berbagai macam faktor di lapangan.Mengawasi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian realisasi fisik

(61)

pekerjaan Pengawas pekerjaan mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian pada suatu proyek. Oleh karena itu, pengawas pekerjaan harus mempunyai jadwal kerja sendiri atau target dari setiap pencapaian pekerjaan.

(62)

[Type here]

Gambar C.2. Rapat Monitoring Pekerjaan 2. Mengumpulkan data dan informasi lapangan

Setiap pengawas pekerjaan wajib mempunyai data lapangan, baik itu data dari pengujian laboratorium atau apapun itu, yang masih bersangkutan dengan proyekyang sedang berlangsung. Pengumpulan data bisa diperoleh dari laporan harian atau laporan dari penyedia jasa itu sendiri.

Informasi lapangan juga sangat penting bagi seorang pengawas pekerjaan, karenadengan informasi tersebut pengawas pekerjaan bisa mengetahui pekerjaan apa saja yang sedang berjalan dalam proyek tersebut. Oleh sebab itu, pengawas pekerjaan wajib melakukan pengawasan rutin atau berkala pada pekerjaan konstruksi setiap hari.

3. Mengadakan Rapat Berkala

Pada sebuah pengawasan proyek, komunikasi adalah hal yang harus dikerjakan. Bentuk komunikasi di sebuah proyek adalah dengan adanya rapat berkala.

Rapatberkala meliputi:

a) Pertemuan rutin

Pertemuan yang diadakan tiap minggu oleh penyedia jasa dan dihadiri oleh Satuan Keja/PPK serta pengawas pekerjaan yang gunanya untuk mengevaluasi hasil pekerjaan setiap minggunya.

(63)

[Type here]

Pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terlibat b) Site meeting

(64)

[Type here]

langsung dala

m pelaksanaan proyek dan diadakan setiap m i n g g u . S i t e m e e t i n g

m e m b a h a s m a s a l a

(65)

[Type here]

h - m a s a l a h

y a n g

b e r s i f a t

t e k n i s . c) Rapat

Koordin asi

Pertemuan pengguna jasa,

pekerjaan. Rapat koordinasi membahas

yang

teknis yang

dipecahkan di lapangan.

Pertemuan ini bersifat insidentil,

ini

diperlukan.

4.

Shopdrawing gambar yang Sudah pengawas

bertugas meneliti seperti apa gambar rencana yang diberikan

apakah dengan atau

menyimpang.

untuk

shopdrawing pengawas

dibutuhkan agar tidak adanya kesalahan pada jenis

sedang

5. Peneliti as- built drawing Sete

lah men eliti shop dra wing s dan tida k ada mas alah pad a gam bar ters ebut , kem udia n dilak ukan pros es peke rjaa n.

Sete lah

(66)

[Type here]

i t u

p e n g a w a s

p e k e r j a a n

j u g a w a j i b u

ntuk meneliti drawing

terlaksana, dengan

ada atau kah ada kesalahan dalam pekerjaan yang

as-built 6.

Menyusun daftar

cacat/kerusakan sebelum serah terima, hal ini

berguna bagi pengawas pekerjaan karena apabila kita

catatan kerusakan maka sudah punya cara

untuk dilakukan.

mengawasi dalam serta

akhir pekerjaan

pengawasan.

(67)

7. Menyusun berita acara

Penyusunan berita acara penting bagi seorang pengawas pekerjaan.

Pengawas pekerjaan harus dapat membuat berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua pelaksanaan konstruksi sebagai kelengkapan pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi.

Dalam setiap ada rapat mengenai pekerjaan pelaksanaan konstruksi, pengawas pekerjaan dan juga penyedia jasa harus selalu membuat berita acara yang disadurdari notulensi rapat.

8. Menyusun petunjuk pemeliharaan

Pengawas pekerjaan dengan penyedia jasa perencana menyusun petunjuk pemeliharaan rehab gedung.

Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan rehab gedung ini dibuat untuk mengatur tata cara dan alur kerja pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan Pekerjaan Rehab Interior.

9. Pelaporan

Untuk memudahkan pengendalian komunikasi proyek, pihak- pihak yang terlibat diharuskan membuat laporan. Adapun laporan pada proyek ini adalah:

a) Laporan harian

Dibuat oleh penyedia jasa dan pengawas pekerjaan dalam hal ini pelaksana harian, untuk memudahkan mengontrol hal-hal yang bersifat teknis. Laporanni meliputi pekerjaan yang dikerjakan dalam satu hari, mencakup biaya yang dikeluarkan, dan material yang digunakan. Laporan harian berisi :

(68)

- jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;

- penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;

- jenis, jumlah dan kondisi peralatan;

- jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

- keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan

- catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. (Permen PU No. 31/PRT/M/2015, Buku-PK 01 HS Bab IX SSUK C53.3)

Gambar C.3 Contoh Laporan Harian

(69)

[Type here]

b) Laporan mingguan

Laporan yang dibuat oleh penyedia jasa dan pengawas pengawas pekerjaan yang bertujuan untuk mengevaluasi

pekerjaan dan iaya yang telah dikeluarkan, sehingga akan mempermudah perkiraan untuk minggu berikutnya. Laporan ini merupakan gabungan dari laporan harian dalam satu minggu dan be risi hasil kemajuan fisik pekerjaan

dalam periode satu minggu, serta hal- hal penting yang perlu ditonjolkan.

(Permen PU No. 31/PRT/M/2015, Buku-PK 01 HS Bab IX SSUK C 53.5)

Gambar C.4. Contoh Laporan Minguan

(70)

[Type here]

c) Laporan bulanan

Penyedia jasa dan pengawas pekerjaan harus membuat laporan keuangan yang telah dikeluarkan pada bulan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa mengetahui perkembangan proyeknya.

Gambar C.5. Contoh Laporan Bulanan

(71)

10. Kewenangan Pengawas Pekerjaan

Kewenangan yang biasanya didelegasikan kepada pengawas pekerjaan:

a. Menyetujui shop drawing yang dibuat oleh penyedia jasa.

b. Mempersiapkan change orders (perintah perubahan) untuk pekerjaan tambahatau penghapusan.

c. Mempersiapkan laporan (termasuk rekomendasi) mengenai klaim penyedia jasa kepada pengawas pekerjaan.

d. Mempersiapkan laporan dan rekomendasi pada perubahan desain pekerjaan.

e. Mempersiapkan sertifikat pembayaran angsuran bulanan.

f. Menerima atau menolak pekerjaan yang dilaksanakan penyedia jasa atas dasar kesesuaian atau ketidaksesuaian terhadap syarat Teknik.

g. Menolak penggunaan bahan, peralatan atau pengerjaan yang tidak

sesuai denganspesifikasinya.

h. Pada aspek minor yang tidak tercakup oleh dokumen kontrak, pengawas pekerjaan harus menggunakan engineering judgement dalam membuat keputusan menyelesaikan sebanyak mungkin masalah di lapangan.

i. Pengawas pekerjaan dapat menangguhkan pekerjaan.

j. Meneliti apakah usulan rencana mobilisasi telah sesuai dengan kontrak.

k. Meneliti kebenaran tenaga ahli/personil dan peralatan yang dimobilisasi apakahsesuai dengan kontrak dan berita acara.

(72)

l. Meneliti kebenaran perubahan/penggantian personil sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada, dan membuat berita acara, serta melaporkan ke pengguna jasa.

(73)

m. Memantau dan mengevaluasi kegiatan penyedia jasa pada setiap tahap kegiatan, memberikan instruksi tindak lanjut, bila perlu dan membuat berita acara.

n. Memantau dan meneliti penugasan tenaga ahli melalui daftar hadir dan suratpenugasan oleh pejabat yang ditunjuk.

o. Meneliti produk konsultan perencana baik secara normatif maupun substantif apakah sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan.

Kewenangan yang biasanya tidak diberikan kepada pengawas pekerjaan:

1. Menyetujui perubahan desain.

2. Menyetujui perubahan terhadap pekerjaan.

3. Memberikan perpanjangan waktu kepada penyedia jasa.

4. Menyetujui sertifikat pembayaran pekerjaan.

5. Menyetujui klaim yang diajukan oleh penyedia jasa untuk pembayaran tambahan.

Mengadakan negosiasi langsung dengan penyedia jasa untuk harga satuan pembayaran yang baru, apabila harus melaksanakan pekerjaan tambahan yang tidak terdapat harga satuan di dalam daftar harga.

Tahapan pekerjaan pengawasan teknis diharapkan memberikan layanan yangmeliputi kegiatan pekerjaan berikut :

Memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor.

Pelaksanaan ketentuan hukum dari Dokumen Kontrak Fisik, terutama masalahhukum yang menyangkut tuntutan (claim), perpanjangan waktu pelaksanaan dan lain sebagainya.

Evaluasi usulan perubahan desain dan penyiapan Contract Change Order dan Addendum.

(74)

Memberikan rekomendasi, Contract Change Order dan Addendum. Pemeriksaan dan Investigasi atas masalah khusus, misalnya :

keterlambatanpelaksanaan pekerjaan, serta membuat

(75)

rekomendasi pemecahannya.

Memberikan saran manajemen pelaksanaan pekerjaan (Construction Management).

Memberikan Laporan Teknis yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan. Pengumpulan data lapangan rinci untuk peninjauan desain (review

design),perhitungan desain, gambar desain dan surat- menyurat.

Pengumpulan data lapangan yang lengkap, serta pelaksanaan uji-uji yangdiperlukan.

Penghimpunan data pengendalian mutu pekerjaan.

Pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan sebagai dasar pembayaran.

Monitoring dan pengecekan terus menerus pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta menandatangani Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC).

Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar- gambar terlaksana (As- Built Drawing) dan menggambarkan secara rinci bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Melaporkan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Penyusunan Laporan Bulanan tentang kegitan- kegiatan pelaksanaan pekerjaan.Membantu pelaksanaan Serah Terima Pertama Pekerjaan (Provisional HandOver/PHO) dan Serah Terima Pekerjaan (Final Hand Over/FHO) terutamadalam menyusun daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

Pada awal pelaksanaan pekerjaan, tim supervisi akan melakukan survey pendahuluan terhadap paket pekerjaan yang telah ditentukan untuk membuat rangkuman evaluasi dengan melampirkan sketsa desain serta estimasi kuantitas bahan yang diperlukan untuk konstruksi :

(76)

Kebutuhan material Dinding Partisi, Panel, wall cover, screeding, Finishing lantai

Material struktur pelengkap rehab interior

(77)

(Provisional HandOver/PHO) dan Serah Terima Pekerjaan (Final Hand Over/FHO) terutamadalam menyusun daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.

Pada awal pelaksanaan pekerjaan, tim supervisi akan melakukan survey pendahuluan terhadap paket pekerjaan yang telah ditentukan untuk membuat rangkuman evaluasi dengan melampirkan sketsa desain serta estimasi kuantitas bahan yang diperlukan untuk konstruksi :

Kebutuhan material Dinding Partisi, Panel, wall cover, screeding, Finishing lantai

Material struktur pelengkap rehab interior

D.Metodologi

Metodologi pekerjaan Tim Pengawasan Teknis

dikelompokkan dalam pekerjaan–pekerjaan berikut : 1. Supervisi lapangan (Field Supervision)

2. Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work

Schedule)Rekayasa Lapangan (Engineering Survey) Pengawasan (Supervision)

3. Survey Lapangan 4. Supervisi (Supervision) 5. Quality Kontrol

6. Test Material (MaterialTesting)

7. Administrasi (Contract Administration)

8. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi (Provisional & Final Hand Over) 1. Supervisi Lapangan (Field Supervision)

Tim Supervisi yang dipimpin oleh Site Engineer / Supervision Engineer akan secarakontinyu melaksanakan supervisi atas pekerjaan– pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor dimana seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak pekerjaan fisik supervisi ini meliputi pekerjaan - pekerjaanseperti :

(1) Kontrol kualitas bahan (2) Produksi dari Plant

(78)

(3) Pencatatan kejadian-kejadian yang timbul

(79)

(4) Survey lapangan dan desain ulang

(5) Mengarsipkan catatan-catatan tentang kuantitas pembayaran (6) Mengarsipkan gambar-gambar kerja dan revisi yang

mungkin dilaksanakan

(7) Menganalisa hasil pekerjaan kontraktor

(8) Mengadakan pertemuan koordinasi rutin dengan kontraktor (9) Pengawasan data cuaca dan data hujan

(10) Membuat dan memelihara administrasi proyek (11) Mencatat dan menganalisa peralatan kontraktor

(12) Memeriksa dan merekomendasi gambar kerja dan gambar detail (13) Penyiapan Contract Change Order

(14) Negosiasi pekerjaan dengan kontraktor (15) Pembuatan laporan-laporan

(16) Memeriksa dan menyetujui estimasi pembayaran bulanan (17) Pengontrolan anggaran proyek

(18) Melaporkan keterlambatan serta kemajuan pekerjaan 2.Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor (Work Schedule)

Tim Supervisi akan mengevaluasi rencana kerja kontraktor untuk disesuaikanterhadap faktor-faktor yang mempengaruhi seperti waktu yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan, ketersediaan tenaga kerja dan material. Selain itu urutan-urutan pekerjaan juga harus diperhatikan di dalam penyusunan rencana kerja dan kemudian dimintakan persetujuan kepada Pemimpin Proyek/Pemimpin Bagian Proyek yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar rencana kerja keseluruhan.

Monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini. harus terus menerus dilakukan sebagai upaya

(80)

pengendalian waktu dan biaya (lihatDiagram D.1 dan D.2) sehingga dapat tercapainya jadwal seperti yang diharapkan.

Pada evaluasi jadwal kerja ini dapat dilakukan revisi-revisi dan perubahan

(81)

[Type here]

Diagram Alir PENGENDALIAN WAKTU

JADWAL

RENCANA KEMAJUAN

TARGET KEMAJUAN

MONITORING REALISASI THD RENCANA

REALISASI KEMAJUAN

TIDAK TIDAK

SESUAI RENCANA

?

MENCARI PENYEBAB & MENGATASI MASALAHREALISASI KEMAJUAN

SESUAI RENCANA

?

YAYA

HASIL PEKERJAAN TEPAT WAKTU

Diagram D.1.

(82)

[Type here]

Diagram Alir PENGENDALIANBIAYA

BIAYA PEKERJAAN

PERKIRAAN KUANTITAS PEKERJAAN

PERUBAHAN PEKERJAAN DAN KONDISI LAPANGAN MONITORING KUANTITAS PEKERJAAN

TARGET KEMAJUAN PEKERJAAN

TIDAK SESUAI PERKIRAAN

?

KUANTITAS MASIH LEBIH BESAR / MENJADI KURANG CHANGE ORDER

YA

BIAYA PEKERJAAN TETAP Diagram D.2.

(83)

3.Survey Lapangan

Setiap desain awal dari suatu proyek pada umumnya selalu mengalami revisi– revisi pada saat pelaksanaannya. Hal ini biasanya diakibatkan kondisi lapangan yang sesungguhnya telah mengalami beberapa perubahan dibandingkan kondisi pada saat survey untuk pekerjaan desain.

Perubahan/revisi ini dapat berupa revisi yang kecil (penambahan atau pengurangan), tetapi dapat pula dalam suatu pelaksanaan terjadi revisi desain yang besar sampai kepada penggantian desain itu sendiri.

Untuk menanggulangi masalah-masalah di atas, maka pada awal pekerjaan, kontraktor di bawah pengawasan Tim Supervisi harus melaksanakan pekerjaan Staking Out dan revisi pengukuran, pemasangan patok dan Bench Mark serta survey-survey lain yang diperlukan. Kegiatan

survey ini meliputi

pengukuran memanjang/plan, survey potongan memanjang dan pengukuran melintang. Setelah pelaksanaan staking out diperlukan suatu survey pendahuluan yang biasadisebut rekayasa lapangan yang bertujuan sebagai pembanding terhadap desain perencanaan serta untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan dalam suatu proyek.

Pekerjaan ini merupakan tahap awal dari tahap-tahap pekerjaan berikutnya.

Dari hasil rekayasa lapangan ini dapat ditentukan hal-hal sebagai berikut : J enis pekerjaan

Lokasi/station pekerjaan Desain yang diperlukan Ukuran yang diperlukan

Volume tiap item pekerjaan dan sebagainya.

(84)

Hasil rekayasa lapangan ini nantinya akan dibandingkan dengan volume yang terdapat pada Dokumen Volume Pekerjaan Fisik, sehingga bisa diketahui variasi pekerjaan yang nantinya akan dijadikan patokan atau pelengkap dalam dokumenpelaksanaan.

(85)

4.Pengawasan (Supervision)

Pengawasan merupakan bagian pokok dari program konsultan yakni monitoring secara kontinyu setiap pekerjaan kontraktor

Gambar

Gambar C.1. Contoh Curve-S 2) Rapat monitoring
Gambar C.2. Rapat Monitoring Pekerjaan 2. Mengumpulkan data dan informasi lapangan
Gambar C.3 Contoh Laporan Harian
Gambar C.4. Contoh Laporan Minguan
+4

Referensi

Dokumen terkait