PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
1. Umum
Dalam melaksanakan pekerjaan Pengawasan Teknik Jalan Baru/rehabilitasi atau Pemeliharaan Berkala Jalan perlu adanya suatu metode pengawasan yang tepat, terutama dalam menanggapi beberapa aspek kajian yang utama untuk dapat mencapai hasil yang sesuai dengan kerangka acuan kerja. Hal ini berkaitan dengan faktor Efektivitas, Efisiensi dan Produktivitas terhadap nilai Ekonomis, serta nilai Kualitas pekerjaan yang akan diawasi.
Di dalam proyek pengawasan jalan, baik yang bersifat murni pengawasan baru, maupun pengawasan jembatan yang bersifat penggantian ( replacement). Dengan kondisi seperti di atas, untuk merealisasikan dengan kondisi di dalam rencana Teknik Jalan, maka perlu diuraian yang lebih detail tentang metode pengawasan jalan, pada Sub Bab berikutakan diuraikan metode – metode pengawasan.
2. Pendekatan Pengawasan Teknik Jalan
Dalam melaksanakan pekerjaan “Pengawasan Peningkatan Jalan (Jalan Kampung Baru Taratak Tinggi - Pekonina, Jalan Pekan Selasa - Pekan Sabtu, Jalan Lingkar HWB)” dibutuhkan adanya suatu metode pengendalian terhadap beberapa aspek untuk dapat mencapai hasil yang sesuai dengan rencana. Hal ini berkaitan dengan faktor Efektivitas, Efisiensi dan Produktivitas terhadap nilai Ekonomis, nilai Kualitas pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Tahapan-tahapan dalam metodologi Pengawasan ini merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkesinambungan, standarisasi umum maupun standart- standart yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
a. Penyusunan konsep pengawasan struktur
Konsep pengawasan struktur dilakukan dengan beberapa pertimbangan berdasarkan data dan masukan yang telah dilakukan proses analisa, sehingga menghasilkan rujukan-rujukan tertentu. Dasar penentuan konsep pengawasan struktur antara lain :
Jenis aktivitas yang dilakukan
Daya dukung yang direncanakan
Kapasitas
Modul struktur, jenis model struktur yang dipilih
Standart tuntutan dan keamanan b. Penyusunan konsep pengawasan utilitas
Konsep pengawasan utilitas yang dimaksud adalah terkait dengan keberadaan sarana utilitas yang ada di sekitar jalan serta rencana jaringan utilitas yang direncanakan ada di sekitar rencana pemeliharaan jalan
c. Penyusunan persyaratan teknis & Standart rujukan
Persyaratan teknis yang dimaksud adalah segala bentuk persayaratan yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini hal-hal yang tergolong persayaratan teknis adalah :
Persyaratan mengenai bahan bangunan
Persyaratan terkait mutu bahan
Persyaratan ukuran dan spesifikasi teknis bahan
Persyaratan teknis tata cara perlakuan bahan di lapangan Persyaratan teknis terkait dengan cara
pemasangan bahan
d. Standart Pengawasan Teknik
Dalam pengawasan teknik jalan berdasarkan buku-buku manual maupun Standard yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum beserta Dirjen dan Ditjen yang terkait dalam pengawasan teknik jalan.
(Dirjen Bina Marga, Ditjen Bipran dan lain-lain).
Untuk Pengawasan Teknik Jalan perlu memperhatikan panduan dan referensi sebagai acuan, antara lain sebagai berikut :
i. Untuk pengawasan jalan, maka Standard Pengawasan Geometrik Jalan dari Direktorat Jendral Bina marga No. 13/1970 bersifat mengikat. Dan ketentuan- ketentuan mengenai kelas jalan dan “Bridge Option”
ditentukan bersama-sama dengan pemberi tugas.
ii. Pengawasan tebal perkerasan jalan mengikuti buku Peraturan Penentuan Tebal Perkerasan (Flexible) Jalan Raya Dirjen Bina Marga No.
01/PD/BM/1983.
iii. Pengawasan Geometrik Jalan Raya atau Jalan Luar Kota;
iv. Pengawasan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya; dan v. Standar atau peraturan teknis lain yang terkait
vi. Tata Cara Pelaksanaan Survey Lalu Lintas, No. 01/T/BNKT/1990 vii. Tata Cara Survey Kondisi Jalan Kota, No. 05/T/BNKT/1991 viii. Tata Cara Survey Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota, No.
16/T/BNKT/1990
ix. Tata Cara Pengawasan Drainase Permukaan Jalan, Sk. SNI T-22-1991-03 x. Petunjuk Pengawasan Marka Jalan, No. 21/T/BNKT/1990
xi. Tata Cara Pengawasan Persimpangan Sesederhana Jalan Perkotaan, No. 002/T/BNKT/1991
xii. Standar Pengawasan Geometrik Jalan Perkotaan, Maret 1992 xiii. Spesifikasi Pengawasan Klasifikasi Fungsi Jalan di Wilayah
Perkotaan, No. 010/T/BNKT/1990
xiv. Peraturan Tebal Perkerasan Lentur jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen , SNI
– 1732 – 1989 – F(SK BI – 2.3.26.1987)
xv. Tata Cara Pengawasan Teknis Landscape Jalan, No. 033/T/BM/1996 xvi. Tata Cara Pengawasan Pembebanan Jembatan/Jalan Raya, SNI-
1725- F (SK BI- 1.3.28.1987)
xvii. Petunjuk / Tata Cara Standar lainnya yang berhubungan.
e. Penyusunan gambar pengawasan struktur
Mencakup gambar hasil pengawasan jalan utama yang akan dilaksanakan f. Penyusunan gambar pengawasan utilitas
Mencakup gambar fasilitas pendukung misal duiker, drainase dan lain- lain
g. Penyusunan rencana anggaran biaya
Penyusunan rencana anggaran biaya dalam hal ini adalah penyajian perhitungan semua biaya yang diperlukan untuk konstruksi fisik jalan, berikut beban pajak yang harus dibayar. Hal-hal yang harus tercantum pada penyusunan rencana anggaran biaya adalah :
Daftar harga satuan material
Daftar harga satuan upah
Daftar analisa harga satuan pekerjaan
Daftar bill of quantity (BQ)
Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Dari metodologi tersebut diatas akan menghasilkan produk yang dimaksud dalam KAK
yaitu
1. Laporan Pendahuluan :
Terdiri dari draft laporan pendahuluan dan laporan pendahuluan, masing- masing 5 (lima) eksemplar;
Pengetikan 1,5 spasi dalam kertas HVS ukuran A4/F4;
2. Laporan Pertengahan
Berisi laporan hasil survey/penelitian berikut analisanya, sebanyak 5 (lima) eksemplar;
Pengetikan 1,5 spasi dalam kertas HVS ukuran A4/F4;
Gambar disain dicetak dalam ukuran kertas A3 3. Laporan Akhir
Berisi laporan detail pengawasan teknis (DED) berikut rencana anggaran pembiayaannya (RAB) sebanyak 5 (lima) eksemplar;
Pengetikan 1,5 spasi dalam kertas HVS ukuran A4/F4;
Gambar dicetak dalam ukuran kertas A3;
4. Dokumen Lelang
RENCANA KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan dilakukan berbagai kegiatan antara lain :
Kegiatan persiapan
Kegiatan survey dan pendataan
Penyelidikan material bangunan
Penyusunan konsep pengawasan struktur
Penyusunan konsep pengawasan utilitas
Penyusunan gambar pengawasan struktur
Penyusunan gambar pengawasan utilitas
Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Penyusunan persyaratan teknis
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) 1. Kegiatan Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang untuk pelaksanaan penyusunan laporan melalui beberapa kegiatan baik yang langsung dilaksanakan oleh tim teknis ataupun pihak lain yang mempunyai bidang tugas untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan.
Kegiatan ini meliputi :
a. Persiapan Dasar, meliputi :
Pengumpulan data dasar berupa peta-peta terkait lokasi ataupun data numerik.
Identifikasi potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan wilayah studi dan wilayah sekitarnya.
Menyiapkan materi survey.
Menyiapkan keperluan administrasi penunjang kegiatan survey (surat ijin survey).
Pengumpulan data sekunder termasuk pengumpulan data peta dasar dan peta eksisting.
Pengumpulan data sekunder menyangkut rencana penggunaan lahan di sekitar kawasan.
Survey lapangan (review eksisting kondisi lahan secara menyeluruh).
b. Persiapan Survey
Persiapan ini meliputi survey primer dan survey sekunder. Persiapan survey tersebut antara lain :
Persiapan peta dasar
Persiapan program kerja/time skedul survey lapangan
Persiapan daftar data yang dibutuhkan untuk observasi (check-list)
Persiapan peralatan survey : kamera digital, handycam, tape recorder, alat tulis, kertas, spidol warna, dan alat ukur (roll meter).
2. Kegiatan Survey dan Pendataan
Kegiatan pengumpulan data ditekankan pada kegiatan survey, pengamatan dan pengukuran serta wawancara yang meliputi kegiatan antara lain :
1. Kegiatan survey instansional dengan melakukan pengumpulan data dari instansi- instansi yang terkait. Data dan informasi dapat berupa fakta dalam bentuk angka, peta, maupun narasi tentang kondisi wilayah pengawasan secara keseluruhan.
2. Data sekunder yang diperoleh dari instansional : a. Rencana Tata Ruang Wilayah sekitar
b. Studi-studi terkait yang telah dilakukan sebelumnya.
c. Peta geologi, hidrologi dan topografi wilayah studi
d. Dan data-data lain yang diperlukan sesuai dengan tujuan studi.
3. Kegiatan survey lapangan sebagai tahap untuk menguji/cross cek kebenaran atas data yang diperoleh dari data instansional dan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya.
4. Membuat estimasi dan tabulasi data serta informasi sesuai dengan keperluan, sehingga siap untuk dianalisa.
5. Survey penyelidikan tanah/soil test meliputi : sondir, pengambilan contoh tanah, serta pemeriksaan laboratorium guna menunjang data untuk menentukan jenis pondasi.
6. Pengambilan sample, contoh tanah, air dan lain- lain. Kegiatan survey LHR
Survey LHR dilakukan dengan mengumpulkan data-data terkait dengan kondisi lalu lintas dikawasan sekitar lokasi pekerjaan.
Kegiatan survey DCP
Kegiatan ini meliputi penyelidikan kondisi tanah, daya dukung tanah, material tanah di sekitar lokasi.
a. Survey Pendahuluan
Tahap paling awal dari kegiatan pengawasan teknik jalan adalah tahapsurveypendahuluan. Pada tahap survey pendahuluan ini konsultan perencana akan mengumpulkan sebanyak mungkin data- datayang diperlukan untuk menentukan langkah-langkah desain.
Data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan survey pendahuluan ini meliputi beberapa hal antara lain yaitu :
1) Bahan bahan material lokal yang tersedia disekitar lokasi proyek perlu disurvei, karena hal ini dapat menguntungkan pada tahap pelaksanaan pembangunan konstruksi, karena bahan bangunan yang tersedia dalam jarak dekat pasti lebih mudah diperoleh, sehingga harganya lebih murah dan suplainya lebih terjamin.
Ketersediaan bahan ini relative juga akan menentukan tipe konstruksi jalan yang direncanakan.
2) Data-data lain yang diperlukan yang dianggap penting, seperti kondisi dan curah hujan yang nantinya akan berpengaruh pada penyediaan fasilitas pendukung misal saluran drainase.
3) Usulan lainnya dari Balai Pemeliharaan jalan setempat atau UPTD dari proyek yang bersangkutan.
Selama survey pendahuluan, konsultan akan memeriksa semua data- data di atas lapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk desain. Secara lebih detail, tugas dari tim survey lapangan antara lain :
Memprediksikan beberapa alternative tipe pondasi yang paling sesuai untuk relokasi jalan tersebut sehubungan dengan
material dan kondisi tanah.
Menentukan letak, jumlah serta panjang jalan.
Membuat sketsa situasi jalan serta profilnya, Menentukan perlu tidaknya relokasi jalan disesuaikan dengan alignement horisontal dan vertikal dari lokasi tersebut.
Menentukan letak jalan alternatif.
Membuat sketsa dan ukuran sarana dan prasarana utilitas- utilitas yang ada disekitar jalan
b. Survey Topografi
Tahap kedua dari kegiatan pengawasan teknik jalan adalah tahap survey topografi. Survey topografi ini bertujuan untuk menghasilkan peta topografi yang menunjukkan informasi untuk melakukan analisa kemungkinan jalan alternative untuk mengurangi arus kemacetan lalu lintas. Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran survey topografi ini, harus dilakukan pekerjaan perintisan sebagai pembukaan daerah rencana trase jalan. Guna mendapatkan hasil yang optimal, maka peralatan ukur perlu dicek dan dikoreksi sebelum digunakan.
1) Pengukuran Situasi
Pengukuran dilakukan dengan system Tachymetri. Ketelitian alat adalah 30” (sejenis dengan Theodolit T0). Pengukuran situasi di sepanjang jalan harus mencakup semua keterangan yang ada didaerah tersebut. Meliputi rumah- rumah,jalan tembusan, pinggir bahu jalan, pinggir selokan,letak gorong- gorong serta dimensinya,tiang-tiang listrik, tiang-tiang telepon, jembatan- jembatan, batas sawah, batas desa sungai-sungai dan saluran irigasi jika ada.Untuk daerah jembatan/perpotongan jalan lain pengukuran harus diperluas (pengukuran khusus).
2) PengukuranPenampang Memanjang
Pengukuran penampang memanjang dilakukan sepanjang sumbu rencana jalan kecuali pada tempat-tempat kemungkinan diadakan
realinyemen yang harus dilaksanakan. Peralatan yang dipakai sama dengan yang dipakai pada pengukuran titik kontrol vertikal.
3) Pengukuran Penampang Melintang
Pengukuran penampang melintang dibuat setiap 50meter pada bagian jalan yang lurus dan landai,dan daerah tikungan/pegunungan setiap 25meter. Pada daerah yang menikung, dari asjalan ke arah luar 50 meter dan ke arah dalam 100meter. Lebar pengukuran penampang melintang 75meter ke kir ikanan as jalan. Khusus perpotongan dengan sungai dilakukan dengan ketentuan seperti pada pengukuran khusus. Peralatan yang dipakai sama dengan pada pengukuran situasi.
4) Pemasangan Patok-Patok.
Pemasangan patok-patok dengan mengunakan ukuran patok kayu:
4x6x75cm, dipasang per 100m dan ditanam kedalam tanah sedalam 45cm (yang kelihatan di atas tanah kira-kira 30cm).Untuk patok-patok beton digunakan untuk pengukuran poligon, sipat datar dan detail- detail situasi. Pada perpotongan rencana jalan dan sungai dipasang sebanyak 2buah seberang menyeberang.
Patok beton maupun patok polygon diberi tanda BM dan nomor urut. Patok polygon maupun patok profil diberi tanda cat kuning dengan tulisan hitam yang diletakkan disebelah kiri ke arah jalannya pengukuran.Khusus untuk profil memanjang titik-titiknya yang terletak disumbu jalan diberi paku dengan dilingkari cat kuning sebagai tanda dan nomor urut STA
c. Penyelidikan Tanah Dan Material
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penyelidikan Tanah dan Material Jalan, antara lain :
1) Mengadakan peninjauan kembali terhadap semua data-data tanah dan material yang ada dan selanjutnya mengadakan penyelidikan tanah dan material sepanjang proyek tersebut, yang akan dilakukan berdasarkan survey langsung dilapangan yang dilanjutkan
kemudian dengan tahap analisa di laboratorium.
2) Pada lokasi-lokasi dari rencana pondasi jalan dan bangunan lain yang besar- besar harus diadakan penyelidikan kondisi lapisan tanah dari kondisi bagian sub surfacenya.
3) Menyelidiki lokasi sumber material yang ada di sekitar lokasi proyek beserta perkiraan jumlahnya, baik untuk pengawasan pembangunan konstruksi struktur jalan itu sendiri maupun untuk pekerjaan-pekerjaan bangunan pelengkap lainnya, termasuk pembuatan jalan alternative apabila jalan ada fisilitas duiker yang dibongkar. Kesemuanya itu haruslah dibuatkan peta situasinya.
d. Analisa dan Pengawasan Teknis
Tahap kelima dari kegiatan pengawasan teknis jalan ini adalah Metode yang digunakan dalam pengawasan jalan mengacu pada standard yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
Sehingga untuk bangunan atas tinggal menyesuaikan dengankondisi lapangan. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk pengaturan lapisan dasar yang ada berdasarkan standard. Setelah didapatkan.
4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Teknis “Pengawasan Jalan Padang Alai – Air Dingin” dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Total keseluruhan kegiatan pengawasan diselenggarakan dalam waktu 30 (Tiga Puluh) hari kalender.
Dalam pekerjaan pengawasan teknis ini terdiri dari tahap-tahap yang harus dilalui dalam kegiatannya, meliputi :
Kegiatan persiapan
Kegiatan survey dan pendataan
Kegiatan survey hidrologi
Kegiatan survey topografi
Penyelidikan tanah dan material pembangunan
Penyusunan konsep pengawasan struktur
Penyusunan konsep pengawasan utilitas
Penyusunan gambar pengawasan struktur
Penyusunan gambar pengawasan utilitas
Penyusunan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Penyusunan persyaratan teknis
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Sedangkan kegiatan Penyusunan Laporan hasil pekerjaan yang harus diserahkan pada owner meliputi :
1). Penyusunan laporan pendahuluan 2). Konsultasi dan koordinasi data pengawasan 3). Penyusunan laporan pertengahan
4). Penyusunan laporan akhir (final report) 5. Organisasi Dan Personil
Komposisi Personil
Sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam KAK, untuk melaksanakan kegiatan ini pihak konsultan menugaskan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan Pengawasan Teknis adalah :
1. Team Leader, seorang Sarjana Teknik Sipil minimal berpendidikan Strata Satu (S1) dengan pengalaman minimal 2 (Dua) tahun. Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
~ Tugas dan kewajiban Team Leader adalah :
a. Mengkoordinir pelaksanaan proyek sejak awal hingga akhir
b. Mengkoordinasikan kinerja seluruh tim dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pekerjaan dan semua wewenang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan pengawasan serta melaporkan kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan kepada pengguna jasa.
c. Memberi pengarahan dan petunjuk pelaksanaan seluruh pekerjaan pengawasan kepada seluruh anggota tim kerja.
d. Membuat analisa dan sintesa dari keseluruhan hasil pengamatan.
e. Melakukan review dan telaah terhadap rencana pembangunan yang berkaitan dengan jalan.
f. Melakukan review dan telaah terhadap studi-studi mengenai wilayah pengawasan yang terkait dengan aspek-aspek pengawasan Pembangunan Jalan.
g. Melakukan review dan telaah terhadap program pembangunan di wilayah pengawasan yang terkait dengan aspek pengawasan Pembangunan Jalan.
h. Penyelesaian laporan berdasar pada laporan tenaga ahli.
i. Memimpin tim kerja dalam setiap diskusi/asistensi pembahasan pekerjaan serta koordinasi dengan Pemimpin Kegiatan dan dinas terkait.
j. Bertanggung jawab dalam penyusunan semua laporan pekerjaan detail desain jalan berikut fasilitas penunjangnya serta pembuatan dokumen tender.
k. Melakukan review dan telaah terhadap program pembangunan yang terkait dengan aspek sipil transportasi pada pengawasan.
l. Mengkoordinir pelaksanaan proyek, khususnya aspek yang terkait dengan struktur konstruksi.
m. Melakukan inventarisasi kondisi eksisting yang berkaitan dengan kondisi fisik tapak di daerah pengawasan.
n. Mempelajari dan menganalisa data hasil penyelidikan tanah serta mendiskusikan dengan tenaga ahli terkait untuk dijadikan dasar pertimbangan dan data penunjang dalam disain struktur pada pengawasan.
o. Pembuatan dan pengawasan atas gambar-gambar rencana pembuatan memo disain atas seluruh struktur bangunan yang direncanakan.
p. Ikut serta dan membantu tim kerja dalam setiap diskusi/asistensi pembahasan pekerjaan serta koordinasi dengan Pemimpin Kegiatan dan dinas terkait.
Komposisi Personil Pendukung
Selain itu diharapkan pula dapat dibentuk suatu tim pendukung yang mampu bekerja dalam berbagai tingkat pengawasan, baik pada tahap perumusan strategi dan kebijaksanaan hingga pada tahap pra implementasi rencana. Berdasarkan pemikiran- pemikiran di atas, tim pendukung Pengawasan Teknis terdiri dari :
1. Team Leader 2. Inspector
Padang Aro, Agustus 2023 CV. BENGAWAN KONSULTAN
ARIZAL AGUS Wakil Direktur