Narasumbernya adalah Kepala Adat Suku Laut Fransiscus Xaverius Tintin yang telah berbaik hati memberikan petunjuk dan informasi mengenai Adat Suku Laut. Wahyu Luli Setia Putri Pematangan Pernikahan Adat Suku Laut (Studi di Desa Panglong Bintan Kepulauan Riau) Skripsi. Dokumentasi dilakukan dengan menelusuri dan mengkaji film dokumenter terkait adat istiadat suku laut di Panglong, Bintan, Kepulauan Riau.
Wahyu Luli Setia Putri Kedewasaan Perkawinan Adat Suku Laut (Studi Dalam Perspektif Desa Panglong, Bintan, Kepulauan Riau) Skripsi. Perahu laki-laki dan perempuan diluncurkan secara terpisah atau terpisah oleh pemimpin adat suku laut. Oleh karena perbedaan-perbedaan di atas, maka penting dilakukan penelitian ini untuk memahami konsep kedewasaan dan proses pendewasaan pada masyarakat adat suku laut.
Pendahuluan
Latar Belakang
“Karena pada dasarnya sejak berumur sepuluh tahun ke atas, mereka selalu mengikuti kegiatan anggota suku laut itu sendiri, sehingga ketika berumur sepuluh tahun ke atas, mereka dapat dilepasliarkan untuk pekerjaan tersebut.” 12. Seseorang yang berusia 10 tahun ke atas juga dianggap mampu hidup mandiri dan dapat dibiarkan tanpa orang tua karena telah mempunyai keterampilan untuk bertahan hidup berdasarkan kelangsungan hidup suku lautnya sendiri. Menurut informasi yang diberikan sumber di atas, pada saat proses pemasakan, suku laut menggunakan perahunya untuk melakukan tahap tersebut.
Masyarakat suku laut mengatakan bahwa kedewasaan bukan terletak pada berapa umurnya, namun pada kesiapan, kemahiran dalam keterampilan dan tanggung jawab.
Rumusan Masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
Hal ini juga bertujuan untuk menjadi jembatan pengetahuan bagi masyarakat suku laut, wisatawan dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang adat istiadat suku laut.
Definisi Operasional
Sistematika Pembahasan
Bab ini menjawab pertanyaan bagaimana pendewasaan suku laut dan tahapan pendewasaan apa saja, serta bagaimana pendewasaan suku laut dalam Maslahah Murlah.
Penelitian Terdahulu
Bungalia Anggraini, Nur Awalia, Rohit dan Birkah Latif, Fenomena tradisi Mabakkang dalam perspektif masyarakat hukum adat. Persamaannya dengan penelitian ini adalah penelitian ini sama-sama fokus pada bidang adat serta teori ushul fiqh. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada bidang penelitian sebagaimana dimaksud pada konsep kedewasaan dalam adat istiadat yang tentunya juga mempunyai definisi yang berbeda-beda.
Penelitian ini mengacu pada perspektif fenomenologis, bukan hukum, meskipun penelitian ini bersifat ilmiah. Kesamaan dari kedua penelitian ini adalah bahwa keduanya mengkaji kematangan common law dalam kaitannya dengan masyarakat.
Kerangka Konseptual
Orang yang telah baligh dan mengetahui hukum atau mumayiz dikira mukalaf atau dewasa.27 Orang mukalaf ialah orang yang dianggap mampu bertanggungjawab terhadap perbuatannya dan dipertanggungjawabkan di dalam kitab Allah SWT, kedua-duanya larangan. yang tidak dibolehkan dan kewajipan yang mesti ditunaikan dan dibebankan dengan hukum sekiranya dia melakukan apa yang dilakukan oleh mukallaf28. Tidak mungkin seseorang yang tidak memahami hujah pentaklifan boleh melakukan sesuatu yang menjadi taklif baginya. Oleh itu, pentaklifan sebagai mukalaf bergantung kepada orang yang berkemampuan, berakal (faham dan tidak gila) dan sudah baligh.
Dalam hal ini orang yang lalai, orang yang sedang tidur, dan orang yang mabuk tidak dikenakan taklif karena berada dalam keadaan lalai. Catatan sedekah diambil dari tiga jenis orang, yaitu : orang yang tidur sampai bangun, dari anak kecil sampai dewasa, dan orang gila sampai menjadi bijaksana”.30. Orang pribumi adalah orang yang mempunyai perasaan yang sama sebagai suatu kelompok. , tinggal di tempat yang sama karena faktor silsilah atau geologi.
Masyarakat adat mempunyai hukum adat tersendiri yang mengatur hak dan kewajiban materiil dan non materiil. Sedangkan wilayah yang termasuk dalam hukum adat tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 yang memperjelas wilayah pesisir dan hak-hak masyarakat hukum adatnya yang wajib dilindungi oleh negara. Kehadiran omnibus law dapat memberikan payung hukum bagi masyarakat hukum adat karena mengacu pada Pasal 1 huruf f UU No.
35 Jawahir Thontowi, “Pengaturan Masyarakat Hukum Adat dan Penyelenggaraan Perlindungan Hak Tradisionalnya,” Jurnal Hukum Penelitian Pandecta 10, no.35. Dalam hal ini, nampaknya hukum adat tidak hanya melihat makna kedewasaan dalam dari segi usia saja.
Kerangka Teori
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali at-Thusi.39 Ia dilahirkan sekitar empat setengah abad setelah Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, dan tiga puluh tahun setelah Dinasti Seljuk mendiami Bagdad. Ayah dan kakeknya adalah pengrajin wol (Al-Ghazall). Hal ini memunculkan julukan Al-Ghazali karena beliau adalah seorang pemintal wol. Namun ada juga yang meyakini bahwa Al-Ghazal adalah nama desa dekat tempat kelahirannya. Pendapat-pendapat tersebut sama-sama kuat karena mempunyai dasar pemikiran yang sama dari segi bahasa. orang yang tidak mempunyai informasi berdasarkan proposisi 41 a) Macam-macam permasalahan. Maslahah murrasa adalah maslahah yang tidak ditetapkan oleh sharak mengenai hukum untuk mewujudkannya, juga tidak ada dalil sharak yang melarang atau memerintahkannya.
Imam Al-Ghazali bahawa melihat sesuatu kelebihan itu haruslah sesuai dengan tujuan syara’ walaupun bertentangan dengan tujuan manusia, kerana menurutnya kelebihan manusia itu tidak selamanya berlandaskan syar’at, tetapi adalah selalunya berdasarkan kehendak kehendak. Imam Al-Ghazali memberi kefahaman dari segi bahasa dan syariat, dalam kitab Shifa’ Al-Ghalil. Prinsip maslahah ialah mengambil kesempatan dan menolak kemudaratan demi memelihara matlamat syar’a.51 Imam Al-Ghazali menyatakan bahawa.
Menurut Imam Al-Ghazali, tolak ukur dalam menentukan kemaslahatan adalah kehendak dan tujuan syariat, bukan kehendak dan tujuan manusia. Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Al-Mankhul, maslahah yang boleh dijadikan hujah ialah maslahah yang selari atau berkaitan dengan penetapan syariat Islam dan maslahah itu juga tidak bertentangan dengan al-Quran, al-Sunnah. , atau konsensus. 53. Menurut Imam Al-Ghazali, tujuan syarak yang wajib dipelihara ialah lima bentuk iaitu penyuburan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
51 Syarif Hidayatullah, “Maslahah Mursalah menurut Al-Ghazali,” Al-Mizan: Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi 2, bil. Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Al-Mankul, maslaha mursalah boleh diterima apabila maslaha mursalah memenuhi dua syarat.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Pendekatan Penelitian
- Metode Pengambilan Sampel
- Lokasi Penelitian
- Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Pengolahan Data
Beberapa suku laut memilih kawasan pesisir desa Berakit untuk bertahan hidup ketika ombak atau cuaca laut sedang tidak bagus. Selain itu, anak-anak masyarakat suku laut saat ini juga harus dididik sesuai anjuran pemerintah Kabupaten Bintan. Menurut informasi dari sumber, sejak usia 10 tahun ke bawah, anak-anak suku laut sudah belajar aktivitas bertahan hidup di laut.
Secara tidak langsung suku laut melakukan proses pendewasaan dan pendewasaan pada tahap dewasa ini sejak kecil. Menurut keterangan sumber di atas, proses atau tahapan pendewasaan dilakukan oleh suku laut dengan menggunakan tenda. -Wanita suku laut juga harus bisa melakukan apa yang dilakukan pria saat proses ini dilakukan.
Tahapan pendewasaan yang dilalui oleh orang di luar Suku Laut sebanding dengan apa yang dilakukan Suku Laut. Kalau misalnya kita hapus, berarti sudah tidak ada lagi suku laut itu sendiri, tidak ada lagi yang namanya adat istiadat. Bahkan suku laut sendiri tidak mematok mahar sepuluh atau sepuluh juta berdasarkan harganya, bukan.
Menurut Suku Laut, kedewasaan tersebut merupakan ikon atau simbol dari jati diri Suku Laut itu sendiri. Usia yang dianggap dewasa oleh Suku Laut adalah remaja atau 10 tahun ke atas.
Pembahasan
Profil Desa Panglong dan Suku Laut
Mata pencaharian penduduk desa Panglong adalah mencari ikan.62 Suku laut telah mendiami wilayah ini sejak tahun 1962.63. Desa Berakit terletak di Kecamatan Teluk Sebong yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. 63 Syahrul Rahmat, dkk, Agama Masyarakat Suku Laut Panglong Desa Berakit Kabupaten Bintan Tsaqofah& Tanggal : Jurnal Sejarah No.1 Januari-Juni 2021.
Secara geografis Desa Berakit merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian 13 meter di atas permukaan laut yang terdiri dari pesisir pantai. Namun pada musim angin lainnya, suku laut akan berbaur dengan masyarakat atau berlabuh di darat, karena cuaca dan gelombang yang tinggi. Gambar 3 menunjukkan rumah panggung di Desa Panglong yang saat ini merupakan rumah atau bangunan permanen suku laut yang terletak di pesisir selatan Pulau Bintan.
Namun saat ini anak-anak Suku Laut sudah mengenyam pendidikan formal dengan bersekolah, sehingga rumah panggung di Desa Panglong juga berperan dalam kehidupan Suku Laut. Pada masa Kerajaan Riau, Suku Bahari mempunyai peranan penting sebagai penjaga wilayah laut kerajaan.70 Mereka merupakan tangan kanan kerajaan yang menjaga wilayah laut pada masa kerajaan. Selain itu, suku laut juga ahli dalam menggunakan naluri dibandingkan alam, karena terbiasa hidup dekat dengan alam.
Namun ada pula yang bermukim di pesisir pantai, tepatnya di Desa Panglong, Kabupaten Bintan, berupa rumah panggung yang saat ini dibangun secara permanen. Meski teknologi dan zaman sudah berkembang pesat, namun suku laut tetap menggunakan naluri alaminya untuk bertahan hidup dan mendapatkan pendidikan yang layak setara dengan anak-anak di Indonesia.
Pendewasaan Menurut Adat Suku Laut
Akibat belajar melakukan hal-hal tersebut agar dapat bertahan hidup, masyarakat suku laut menganggap seseorang yang sudah dewasa berusia 10 tahun ke atas. Jika berhasil, maka orang yang hendak menikah dianggap sudah dewasa materiil dan immateril menurut adat istiadat suku laut. Hal ini sesuai dengan ketentuan suku laut bahwa orang yang menikah hendaknya mengembangkan keterampilan dan kemampuan sosial, rasa tanggung jawab.
Misalnya saja terdapat 5 unit sampan khusus Suku Laut Kajang di pulau seberangnya, dan 3 unit di seberangnya. Karena nanti menurut suku laut sendiri kalau dilepas bersama-sama pasti ada yang tidak bisa, tidak akan mampu. Menurut suku laut, ujian kedewasaan sebelum menikah ini merupakan hal mendasar yang telah dipelajari sebelumnya.
Perbedaan perkawinan suku laut dengan suku lainnya adalah perkawinannya menggunakan adat istiadat seperti perburuan paus. Berdasarkan keterangan wawancara di atas juga menjelaskan bahwa suku danau tidak menetapkan atau memungut mahar dalam perkawinan. “Artinya kalau misalnya kita hapus, berarti tidak ada lagi suku laut. Tidak ada lagi adat istiadat… karena itu simbol yang menunjukkan bahwa kita adalah suku laut”89.
Jadi, dalam proses pendewasaan, kebiasaan suku laut merupakan kebiasaan yang tidak membawa konflik pada masyarakat. Adat istiadat Suku Laut yang semakin matang juga melestarikan lima hal mendasar sebagaimana tertuang dalam syarat muralah maslahah. Dapat kita simpulkan bahwa pendewasaan adat istiadat suku laut merupakan suatu hal yang baik dan dianjurkan baik sebelum menikah maupun sebagai bekal hidup bagi diri sendiri.
Pendewasaan adat istiadat suku laut merupakan suatu hal yang baik dan dianjurkan baik sebelum melangsungkan perkawinan maupun sebagai bekal hidup bagi diri sendiri.