• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Tentang Budaya Sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Kota Bengkulu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Tentang Budaya Sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Kota Bengkulu)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

(StUDI tENtANG BUDAyA SEKoLAH DI SEKoLAH MENENGAH PERtAMA (SMP) NEGERI 12 KotA BENGKULU)

Almudazir

Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu

Email : almudazir895@gmail.com

Abstract: This research aims to describe Islamic religious education from an environmental perspective (a study of school culture in Junior High Schools 12 City of Bengkulu). The formulation of theproblems in this thesis are: 1) How is the concept of Islamic religious education with anenviron mental and cultural perspective in Junior High Schools 12 City of Bengkulu; 2) Howis the implementation of Islamic religious education with an environmental and school culture perspective in Junior High Schools 12 City of Bengkulu; 3) What are the driving and inhibitingfactors encountered in the implementation of environ mentally sound Islamic religious education in Junior High Schools 12 City of Bengkulu. This study uses a qualitative approach.

While seen from the data presentation technique in this study using descriptive method. The method used in this study with data collection techniques is observation, interview, and documentation techniques. And the data analysis technique used is descriptive qualitative analysis technique. The results of research that has been carried out regarding Islamic religious education with an environ mental perspective (a study of school culture in Junior High Schools 12 City of Bengkulu) shows the results or conclusions: 1) Islamic religious education materials related to the environment are: thaharah, obligatory prayers, halal food and drink, and hadiths about cleanliness. 2) While the implementation and creation of a clean and healthy environment includes: waste management, making drainage and biopores, maintenance of protected trees, maintenance of ornamental plants, management of healthy canteens and school health efforts 3) Meanwhile, the school culture applied at SMP Negeri 12 Bengkulu City is a culture of greeting, greeting, smiling, being polite and polite, discipline, responsibility, religious and honest.

Keywords: Islamic Religious Education, Environment, School Culture

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendidikan agama Islam dalam perspektif lingkungan (kajian budaya sekolah di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu). Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana konsep pendidikan agama Islam berwawasan mental lingkungan dan budaya di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu; 2) Bagaimana implementasi pendidikan agama Islam berwawasan lingkungan dan budaya sekolah di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu; 3) Apa saja faktor pendorong dan penghambat yang ditemui dalam pelaksanaan pendidikan agama islam yang berwawasan lingkungan di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan dilihat dari teknik penyajian data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik pengumpulan data yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pendidikan agama Islam berwawasan lingkungan (kajian budaya sekolah di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu) menunjukkan hasil atau kesimpulan: 1) Materi pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah : thaharah, shalat wajib, makanan dan minuman halal, dan hadits tentang kebersihan. 2) Sedangkan pelaksanaan dan penciptaan lingkungan bersih dan sehat meliputi: pengelolaan sampah, pembua- tan drainase dan biopori, pemeliharaan pohon lindung, pemeliharaan tanaman hias, pengelolaan kantin sehat dan upaya kesehatan sekolah 3) Sedangkan budaya sekolah yang diterapkan pada SMP Negeri 12 Kota Bengkulu merupakan budaya sapa, sapa, senyum, sopan dan santun, disiplin, tanggung jawab, religius dan jujur.

Kata Kunci: Pendidikan Agama Islam, Lingkungan Hidup, Budaya Sekolah

132 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

(2)

Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 133 Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Kerusakan lingkungan merupakan faktor penyebab timbulnya berbagai problem yang tidak ada ujung pe- nyelesaiannya. Perlu ada program dan rencana dalam pemeliharaan dan pelestarian lingkungan. Pemerintah dan jajarannya selalu berupaya untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan tidak terkecuali sekolah.

Karena sekolah adalah institusi pendidikan yang me- nyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, program pelestarian lingkungan juga harus ditawarkan oleh sekolah. Merupakan tanggung jawab lembaga pendidikan untuk menjaga kebersihan ling- kungan sekolah.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelas- kan bahwa Sistem Pendidikan Nasional mengusaha- kan secara sengaja dan terencana untuk mewujudkan lingkungan belajar dan proses pembelajaran agar pe- serta didik secara aktif mengembangkan potensi di- rinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, dan negara. Hal ini menuntut pelaku pendidikan untuk membekali peserta didik dengan modal pengembangan kepribadian. Selain itu, hal ini sesuai dengan UU No. Setiap orang berhak menda- patkan pendidikan lingkungan berdasarkan Pasal 32 Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2009. Dilanjutkan dengan Pedoman Pendeta Iklim No. 05 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Pelaksanaan iklim, dapat dipahami bahwa tujuan dalam memahami pelaksanaan iklim adalah sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar hingga ting- kat tambahan.

Iklim dewan sekolah yang ditata dan dilaksana- kan dengan baik berarti lebih mengembangkan mutu sekolah, memberikan peluang yang berharga kepada rasa percaya diri mampu secara ideal. Keteladanan

“Seluruh warga sekolah perlu memiliki wawasan bah- wa pasti ada unsur budaya positif dan negatif yang berkaitan dengan visi dan misi sekolah dalam mewu- judkan lingkungan sekolah,” ujar Daryanto.

Semua komponen sekolah berperan sebagai bagian yang berfungsi termasuk Pendidikan Agama

Islam. Islam mengajarkan kepada kerabatnya untuk terus memiliki informasi dan kemampuan, termasuk menjaga pengelolaan ekologis. Pendidikan Islam, yang merupakan bagian besar dari pendidikan pada umumnya, membuat perbedaan besar dalam menga- jarkan anak-anak betapa pentingnya mencintai ling- kungan. karena penyebutan Al-Qur’an tentang keles- tarian lingkungan menjadi landasan pendidikan Islam.

Sebagai kekuatan moral dan spiritual yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, Islam memiliki hubungan yang erat dengan kelestarian lingkungan.

Oleh karena itu, program pelestarian lingkungan juga harus ditawarkan oleh sekolah. Merupakan tang- gung jawab lembaga pendidikan untuk menjaga ke- bersihan lingkungan sekolah.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjelas- kan bahwa Sistem Pendidikan Nasional mengusaha- kan secara sengaja dan terencana untuk mewujudkan lingkungan belajar dan proses pembelajaran agar pe- serta didik secara aktif mengembangkan potensi di- rinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, dan negara. Hal ini menuntut pelaku pendidikan untuk membekali peserta didik dengan modal pengembangan kepribadian. Selain itu, hal ini sesuai dengan UU No. Setiap orang berhak menda- patkan pendidikan lingkungan berdasarkan Pasal 32 Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2009. Dilanjutkan dengan Pedoman Pendeta Iklim No. 05 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Pelaksanaan iklim, dapat dipahami bahwa tujuan dalam memahami pelaksanaan iklim adalah sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar hingga ting- kat tambahan.

Iklim dewan sekolah yang ditata dan dilaksanakan dengan baik berarti lebih mengembangkan mutu seko- lah, memberikan peluang yang berharga. “Seluruh warga sekolah perlu memiliki wawasan bahwa pasti ada unsur budaya positif dan negatif yang berkaitan dengan visi dan misi sekolah dalam mewujudkan ling- kungan sekolah,” ujar Daryanto.

Semua komponen sekolah berperan sebagai bagian yang berfungsi termasuk Pendidikan Agama

(3)

134 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

Islam. Islam mengajarkan kepada kerabatnya untuk terus memiliki informasi dan kemampuan, termasuk menjaga pengelolaan ekologis. Pendidikan Islam, yang merupakan bagian besar dari pendidikan pada umumnya, membuat perbedaan besar dalam men- gajarkan anak-anak betapa pentingnya mencintai lingkungan. karena penyebutan Al-Qur’an tentang kelestarian lingkungan menjadi landasan pendidi- kan Islam. Sebagai kekuatan moral dan spiritual yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, Islam memiliki hubungan yang erat dengan kelestarian lingkungan. Rawat tanaman baru dan atur taman agar teduh dan cukup terang. dan memungkinkan siswa untuk menyiapkan makanan mereka sendiri.

Tidak terkecuali Pendidikan Agama yang menganut kebersihan dan berlandaskan Al-Qur’an. sehingga sekolah ini dinobatkan sebagai sekolah adiwiyata pada tahun 2014.

Penulis mencoba mendemonstrasikan bagaima- na pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksan- akan dengan menghadirkan berbagai prestasi SMP Negeri 12 Kota Bengkulu. Karena dalam visi dan misi SMP Negeri 12 Kota Bengkulu tersirat bahwa mewabah dalam bidang agama dan melaksanakan pembelajaran ekologi. Masalah ini menjadi pokok kajian penulis yang berjudul ”Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan hidup (Studi Ten- tang Budaya Sekolah di SMP Negeri 12 Kota Beng- kulu)”

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dipaparkan di atas maka, da- pat diidentifikasi masalah penelitian ini antara lain;

1. Lingkungan sekolah yang belum tertata rapi dan indah.

2. Sampah belum diklasifikasi menjadi sampah or- ganik dan unorganik.

3. Masih kuragnya kesadaran dari peserta didik untuk menjaga kebersihan lingkungan.

4. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang ber- wawasan Lingkungan belum terlaksana den- gan baik

5. Budaya disiplin yang masih rendah dari peserta didik.

Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipa- parkan di atas, agar penulisan laporan hasil peneli- tian ini tidak terlalu mengembang, maka perlu penulis membatasi pembahasan penelitian ini sebagai beri- kut;

1. Konsep Pendidikan Islam yang berwawasan lingkungan hidup.

2. Penerapan Pendidikan Agama Islam Yang ber- wawasan lingkungan hidup.

3. Konsep Pendidikan Islam tentang budaya seko- lah.

4. Penerapan Pendidikan Agama Islam yang ber- budaya sekolah.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

1. Bagaimana konsep lingkungan dirpogramkan di Sekolah Menengah Pertama Kota Bengkulu?

2. Bagaimana penerapan Sekolah Menengah Per- tama (SMP) Negeri 12 Kota Bengkulu.?

3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat yang ditemui dalam menerapkan Pendidikan Agama Islam yang berwawasan lingkungan hidup di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Kota Bengkulu.?

Metode Penelitian

A. Macam-macam Penyelidikan

Eksplorasi semacam ini merupakan penelitian lapangan sebagai penelitian yang menjelaskan secara subyektif yang berarti memaknai. Fenomena sosial dapat dijelaskan melalui satu jenis penelitian. Hasil penelitian ini akan berupa deskripsi tertulis kualitatif, pesan dari narasumber, dan kesan terhadap objek yang diamati.

Ujian yang diarahkan bersifat subyektif ilustratif yang diharapkan dapat menggambarkan Diklat Ketat Islam dengan sudut pandang alam dan budaya seko- lah. Memimpin investigasi materi-materi Diklat Keisla- man yang tertata secara ekologis dan budaya sekolah.

Mendeskripsikan profil SMP Negeri 12 Kota Bengkulu

(4)

dan metode yang digunakan untuk mengimplementa- sikan indikator kegiatan yang menunjukkan kesadaran lingkungan sekolah dan budaya sekolah. mendiskusi- kan jenis kegiatan yang mencerminkan budaya seko- lah dan komitmen mereka terhadap lingkungan. Jelas- kan hambatan dan motivasi yang mencegah sekolah menjadi sadar lingkungan serta budaya sekolah.

B. Setting Penelitian 1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan dimu- lai dari November 2022 sampai Januari 2023. Pene- litian ini berlangsung di di Kelurahan Lempuing Kec.

Ratu Agung Kota Bengkulu dengan jumlah siswa se- banyak 779 orang terbagi ke dalam 26 rombongan belajar. Tenaga pendidiknya berjumlah 36 orang.

2. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah sumber perimer dan sumber data sekunder. Sumber data perimer yaitu: guru pendidikan agama Islam, sedangkan sum- ber data sekundernya.

Tenik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawab kan secara ilmiah, maka dapat dipergunakan beberapa teknik yaitu;

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari atau men- gumpulkan data dengan melalui teknik tulisan, baik berupa laporan, dokumen, diklat, atau surat khabar.

Penelitian ini akan memamfaatkan sumber-sumber tertulis yang dimiliki oleh sekolah yang relevan den- gan topik penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan lang- sung dijawab oleh informen. Wawancara akan diper- gunakan mencari data tentang konsep, implementasi dan pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam mewu- judkan pendidikan yang berwawasan lingkungan.

Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, wakil kurikulum, guru pendidikan agama islam guru mua- tan lokal, serta siswa.

3. Observasi

Observasi dipergunakan untuk menyaksikan lang- sung kegiatan belajar yang berwawasan lingkungan dan hasil yang diperoleh. Peneliti datang ke SMP Neg- eri 12 Kota Bengkulu dan mengamati proses pembe- lajaran yang berlangsung serta lingkungan sekolah.

Keabsahan Data

Dengan menggunakan metode triangulasi, va- liditas data penelitian ini akan dievaluasi. Triangulasi adalah proses pengumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode. Triangulasi metode dan trian- gulasi sumber akan digunakan dalam penelitian ini.

Memanfaatkan beberapa metode dari sumber yang sama adalah triangulasi, seperti yang digambarkan pada tabel di bawah ini:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari atau mengumpulkan data dengan melalui teknik tulisan, baik berupa laporan, dokumen, diklat, atau surat khabar. Penelitian ini akan memamfaatkan sumber-sumber tertulis yang dimiliki oleh sekolah yang relevan dengan topik penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan langsung dijawab oleh informen. Wawancara akan dipergunakan mencari data tentang konsep, implementasi dan pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan pendidikan yang berwawasan lingkungan. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, wakil kurikulum, guru pendidikan agama islam guru muatan lokal, serta siswa.

3. Observasi

Observasi dipergunakan untuk menyaksikan langsung kegiatan belajar yang berwawasan lingkungan dan hasil yang diperoleh. Peneliti datang ke SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dan mengamati proses pembelajaran yang berlangsung serta lingkungan sekolah.

D. Keabsahan Data

Dengan menggunakan metode triangulasi, validitas data penelitian ini akan dievaluasi.

Triangulasi adalah proses pengumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode.

Triangulasi metode dan triangulasi sumber akan digunakan dalam penelitian ini. Memanfaatkan beberapa metode dari sumber yang sama adalah triangulasi, seperti yang digambarkan pada tabel di bawah ini:

Bagan 3.1 Trianggulasi Metode

menjadi sumber dalam metode wawancara, yang mengikuti triangulasi metode untuk memverifikasi keabsahan data. Sepanjang penelitian, validitas data diperiksa, dan peneliti

akan membandingkan pendapat dari berbagai sumber untuk mencapai konsensus dan membuat kesimpulan baru. Setelah menyetujui informasi, tahap selanjutnya adalah penyelidikan informasi.

Gambar: 3.2 Trianggulasi Sumber

Pembahasan Dan Hasil

a. Dasar Perwujudan Sekolah Berwawasan Lingkungan Hidup

Penerapan sekolah adiwiyata berpayung hukum dari peraturan menteri digiatkan pada lembaga pendidikan karena program jangka panjang mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab masyarakat. Melalui lembaga pendidikan merupakan wadah yang cukup strategis untuk mempersiapkan masyarakat yang sadar dan peduli akan lingkungan.

Menurut Ara Hidayat ada tiga prinsip dasar program sekolah adiwiyata, yaitu; a).

Edukatif, Semua muatan kurikulum yang direncanakan dan dilaksanakan harus bersifat mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian dan

keselamatan lingkungan hidup. b).

Partisifatif, pendidikan harus terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan peran dan tanggung jawab.

c). Berkelanjutan, semua kegiatan yang dilaksanakan harus berkesinambungan dan komprehensif.

Sekolah adiwiyata seharusnya membuat kebijakan yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan pola dasar yaitu kurikulum yang memuat pendidikan berwawasan lingkungan.

Merealisasikan program yang sudah disusun seharusnya ada anggaran tersendiri sehingga dalam pelaksanaannya tidak terkendala oleh biaya. Pendidik terlebih dahulu memiliki pengetahuan dan mau bekerja untuk mewujudkan lingkungan Observasi

Dokumentasi wawancara

Metode pengumpulan

data

Sumber Data B

A

C

Menjadi sumber dalam metode wawancara, yang mengikuti triangulasi metode untuk memverifikasi keabsahan data. Sepanjang penelitian, validitas data diperiksa, dan peneliti akan membandingkan penda- pat dari berbagai sumber untuk mencapai konsensus dan membuat kesimpulan baru. Setelah menyetujui informasi, tahap selanjutnya adalah penyelidikan in- formasi.

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari atau mengumpulkan data dengan melalui teknik tulisan, baik berupa laporan, dokumen, diklat, atau surat khabar. Penelitian ini akan memamfaatkan sumber-sumber tertulis yang dimiliki oleh sekolah yang relevan dengan topik penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan dan langsung dijawab oleh informen. Wawancara akan dipergunakan mencari data tentang konsep, implementasi dan pengaruh Pendidikan Agama Islam dalam mewujudkan pendidikan yang berwawasan lingkungan. Wawancara dilakukan terhadap kepala sekolah, wakil kurikulum, guru pendidikan agama islam guru muatan lokal, serta siswa.

3. Observasi

Observasi dipergunakan untuk

menyaksikan langsung kegiatan belajar yang berwawasan lingkungan dan hasil yang diperoleh. Peneliti datang ke SMP Negeri 12 Kota Bengkulu dan mengamati proses pembelajaran yang berlangsung serta lingkungan sekolah.

D. Keabsahan Data

Dengan menggunakan metode triangulasi, validitas data penelitian ini akan dievaluasi.

Triangulasi adalah proses pengumpulan informasi dari berbagai sumber dan metode.

Triangulasi metode dan triangulasi sumber akan digunakan dalam penelitian ini. Memanfaatkan beberapa metode dari sumber yang sama adalah triangulasi, seperti yang digambarkan pada tabel di bawah ini:

Bagan 3.1 Trianggulasi Metode

menjadi sumber dalam metode wawancara, yang mengikuti triangulasi metode untuk memverifikasi keabsahan data. Sepanjang penelitian, validitas data diperiksa, dan peneliti

akan membandingkan pendapat dari berbagai sumber untuk mencapai konsensus dan membuat kesimpulan baru. Setelah menyetujui informasi, tahap selanjutnya adalah penyelidikan informasi.

Gambar: 3.2 Trianggulasi Sumber

Pembahasan Dan Hasil

a. Dasar Perwujudan Sekolah Berwawasan

Lingkungan Hidup

Penerapan sekolah adiwiyata berpayung hukum dari peraturan menteri digiatkan pada lembaga pendidikan karena program jangka panjang mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tanggung jawab masyarakat. Melalui lembaga pendidikan merupakan wadah yang cukup strategis untuk mempersiapkan masyarakat yang sadar dan peduli akan lingkungan.

Menurut Ara Hidayat ada tiga prinsip dasar program sekolah adiwiyata, yaitu; a).

Edukatif, Semua muatan kurikulum yang direncanakan dan dilaksanakan harus bersifat mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian dan

keselamatan lingkungan hidup. b).

Partisifatif, pendidikan harus terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan peran dan tanggung jawab.

c). Berkelanjutan, semua kegiatan yang dilaksanakan harus berkesinambungan dan komprehensif.

Sekolah adiwiyata seharusnya membuat kebijakan yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan pola dasar yaitu kurikulum yang memuat pendidikan berwawasan lingkungan.

Merealisasikan program yang sudah disusun seharusnya ada anggaran tersendiri sehingga dalam pelaksanaannya tidak terkendala oleh biaya. Pendidik terlebih dahulu memiliki pengetahuan dan mau bekerja untuk mewujudkan lingkungan Observasi

Dokumentasi wawancara

Metode pengumpulan

data

Sumber Data B

A

C

Gambar: 3.2 Trianggulasi Sumber Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 135

(5)

Pembahasan Dan Hasil

a. Dasar Perwujudan Sekolah Berwawasan Lingkun- gan Hidup

Penerapan sekolah adiwiyata berpayung hukum dari peraturan menteri digiatkan pada lembaga pen- didikan karena program jangka panjang mewujud- kan lingkungan yang bersih dan sehat adalah tang- gung jawab masyarakat. Melalui lembaga pendidikan merupakan wadah yang cukup strategis untuk mem- persiapkan masyarakat yang sadar dan peduli akan lingkungan.

Menurut Ara Hidayat ada tiga prinsip dasar pro- gram sekolah adiwiyata, yaitu; a). Edukatif, Semua muatan kurikulum yang direncanakan dan dilaksana- kan harus bersifat mendidik siswa untuk bertanggung jawab terhadap kelestarian dan keselamatan lingkun- gan hidup. b). Partisifatif, pendidikan harus terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan peran dan tanggung jawab. c). Berkelanju- tan, semua kegiatan yang dilaksanakan harus berke- sinambungan dan komprehensif.

Sekolah adiwiyata seharusnya membuat kebijakan yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan pola dasar yaitu kurikulum yang memuat pendidikan berwawasan lingkungan. Merealisasikan program yang sudah disusun seharusnya ada anggaran tersendiri se- hingga dalam pelaksanaannya tidak terkendala oleh biaya. Pendidik terlebih dahulu memiliki pengetahuan dan mau bekerja untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan nyaman memandang lingkungan bersih dan sehat. Peserta didik senantiasa dibudayakan un- tuk menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Ren- cana sekolah sehat harus diketahui oleh semua warga sekolah. Rencana kerja akan mendapatkan hasil mak- simal jika ada kemitraan dengan masyarakat sebagai input pendidikan dan pemakai output-nya. Melalui perwakilan masyarakat yaitu komite sekolah sebagai wakil pemerintah adalah pengawas Pembina. Keterse- diaan sarana dan prasarana juga sangat menentukan sekolah adiwiyata.

b. Pembahasan Lingkungan Sekolah Bersih dan Se- hat

Lingkungan yang bersih berarti terbebas dari se-

gala macam bentuk

sampah dan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan etika serta akhlak yang berdasar- kan Al-qur’an dan hadits sebagai tuntunan hidup umat muslim. Lingkungan yang sehat akan beridikasi terciptanya lingkungan sehat terbebas dari segala macam penyakit sehingga menimbulkan ketentraman dalam hati. Terbentuk insan yang cerdas dan kreatif berilmu dan bertatakrama dalam hidup.

1). Pengelolaan Sampah

Jika dibiarkan berserakan maka akan menimbul- kan masalah dalam menciptkan lingkungan sehat dan bersih. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Pengelo- laan sampah adalah langkah awal dalam menerapkan linkungan 12 Kota Bengkulu yang merupakan tempat belajar dan menerpa peserta didik untuk melatih dan membiasakan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sampah yang dihasilkan setiap hari di pi- lah Wawancara Amrullah menjelaskan bahwa:

Syamsuri (wakil kepala sekolah) menjelaskan bah- wa:

”Sampah yang sudah terkumpul setiap harinya dipilah menjadi sampah organik dan unorganik un- tuk diolah dan ditempatkan pada tempat yang su- dah disediakan. Sampah daur ulang dimamfaatkan siswa untuk membuat berbagai kerajinan. Dan jika sampah itu berupa dedaunan maka di masukan ke dalam bak pengomposan sampah. Sedangkan sampah yang berasal dari botol minuman dikum- pulkan dalam satu bang sampah yang dikelola oleh siswa.”

Cik Darus (pembina OSIS) menjelaskan bahwa:

”Sampah yang di sekolah ini setiap hari cukup banyak oleh karena itu sekolah sehat nasional in- dikatornya adalah pengelolaan sampah yang terk- oodinir. Untuk mewujudkan hal itu semua sampah yang dihasilkan setiap hari dikelola menjadi kom- pos, barang siap pakai seperti prakarya hiasan dinding. Dan sampah yang tidak bisa dimamfaat- kan di buang ke tempat pembuangan sampah tera- khir dengan bantuan mobil kebersihan kota.”

136 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

(6)

Berdasarkan kutipan di atas jika dikaitkan dengan apa sesuai dengan teori bahwa kehidupan itu punya siklus. Barang yang sudah dimamfaatkan belum tentu semuanya tidak memiliki nilai dan mamfaat. Sesuatu yang memiliki nilai guna akan mendatangkan sum- ber reseki bagi kehidupan lainnya. Dan setiap yang memilki daya guna bila disia-siakan atau dibuang akan menimbulkan sifat mubazir. Kaitannya dengan islam sikap mubazir tidak diizinkan dan merupakan saudara syaitan.

Islam menganjurkan umatnya untuk menjaga ke- bersihan sebagaimana

Firman Allah Swt. Q.S; 2: 222 yang artinya:

”Sesungguhnya Allah Mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan dirinya.”

Ayat tersebut menjadi dasar yang kokoh bagi umat islam dalam menjaga kebersihan. Materi kebersihan disajikan pada setiap semester untuk semua tingka- tan. Hal ini bertujuan memberikan bekal terhadap peserta didik untuk peduli terhadap kebersihan baik kebersihan diri sendiri maupun lingkungan. Pengaja- ran dan pendidikan yang mewujudkan sikap bersih dimulai dari kebersihan diri, keluarga dan lingkungan tempat tinggal.

2). Pembuatan Drainase dan Biopori

Keberadaan drainase sangat diperlukan dalam penataan lingkungan terutama lingkungan perkotan atau lingkungan yang padat penduduk. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan lahan perumahan berkurang. Untuk memenuhi kebutuhan perumahan maka hutan ditebang diganti dengan pe- rumahan atau berganti dengan pabrik, pertokoan, pasar, perkantoran, dan berbagai jenis bangunan lainnya. Hutan yang berkurang jumlahnya dapat mengakibatkan debit air tidak terserap dengan rata sehingga menimbulkan masalah baru dalam lingkun- gan kehidupan.

Biopori adalah lubang resapan air yang berisi sampah dan berdiameter antara sepuluh sampai dua puluh sentimeter. Pada hakekatnya biopori adalah proses alami yang terbentuk akibat aktivitas binatang- binatang kecil dalam tanah. Lubang-lubang tersebut

berisi udara dan apabila hujan turun lobang terse- but dialiri air hujan untuk kembali ke dalam tanah.

Berkurang jumlah binatang kecil dalam tanah akibat pohon yang ditebang maka lubang-lubang kecil itu juga tidak akan terbentuk, maka dirasa perlu untuk menciptakan biopori buatan.

Wawancara dengan Amrullah menjelaskan bah- wa:

”Drainase itu perlu untuk mengalirkan air limbah dari kamar mandi atau air hujan. Setiap bangunan disekolah ini dilengkapi dengan drainase untuk mengalirkan air ke dalam siring. Air yang dimak- sud adalah dari kamar mandi dan kantin sekolah.

Di mana dalam setiap kantin dilengkapi dengan dua kran air. Selain itu juga mengalirkan air dari kran yang berada di depan kelas. Tiap dua ruan- gan kelas dilengkapi dengan satu kran air. Dan tiap-tiap ruangan juga ada kran air. Ini merupakan syarat untuk sekolah bersih dan sehat. Sedangkan biopori dibuat untuk mempercepat resapan air hu- jan ke dalam tanah. Jika air tergenang maka akan berrdampak terhadap kebersihan kelas dan ruan- gan lainnya. Terlabih jika hujan pada malam hari jika air tergenang maka akan menyulitkan meny- apu sampah pada pagi harinya. Selian itu akibat- nya kaki siswa yang menginjak air akan terbawa sampai ke kelas dan hal tersebut akan susah mem- buat kelas bersih.”

Selanjutnya Syamsuri menjelaskan bahwa:

”Mengalirkan air yang tergenang dalam siring san- gat perlu karena akan menganggu dan menimbul- kan bau busuk. Di sekolah ini setiap dua kelas di- lengkapi dengan satu kran air. Dari dua kantin juga terdapat kran air. Ditambah lagi setiap ruangan ada kran air apalagi di depan mushalla terdapat be- berapa kran untuk beruwudhu, ditambah dengan kamar mandi dan dapur semuanya mempunyai air limbah. Untuk itu perlu drainase yang lancar mengalirkan air. Biopori dibuat untuk mengalirkan air hujan agar tidak tergenang karena genangan air yang terlalu banyak akan merepotkan dan menim- bulkan kesulitan untuk mengumpulkan sampah.

Apalagi lingkungan sekolah ini banyak pohon Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 137

(7)

pelindungnya. Setiap pagi minimal menghasilkan sampah daun sebanyak 5 gerobak. Maka untuk mempercepat resapan air dibuat lobang biopori.”

Verizal menjelaskan bahwa:

“Pembuatan biopori sangat penting keberadaan- nya sebab sekolah ini halamannya luas dan banyak pohon jika hujan turun daun banyak yang rontok.

Jika air tidak segera diresapkan maka daun yang gugur akan sulit untuk mengumpulkannya. Drai- nase itu diperlukan untuk mengalirkan air limbah dari kamar mandi, kantin, kantor, dank ran cuci tangan untuk siswa yang sengaja dipasang di de- pan kelas.”

Wawancara dengan Dea Indriani

“Setiap kali piket umum pagi kami kesulitan mengambil sampah yang berada dalam genangan air. Dan teras kelas sering kotor kalau hujan dan banyak genangan air. Kami dibiasakan cuci tangan dengan air yang sudah disediakan didepan kelas.

Maka air bekas cucian tangan atau bekas mennge- pel lantai kami buang ke drainase atau siring di depan kelas nanti akan mengalir ke siring yang be- rada di halaman sekolah kami.”

Nova Hendriko menjelaskan bahwa:

“Kami kesulitan membuang sampah yang basah jika sampah yang dikumpulkan dalam genagan air.

Jika biopori berfungsi tidak pula pula berat untuk memindahkannya ke bak pengomposan. Selanjut- nya jika sampah plastik kalau terendam air untuk membakarnya juga payah. Maka keberadaan drai- nase sanagt perlu untuk menjaga kebersihan dan memperindah tata ruang lingkungan sekolah. Dan drainase untuk memperlancar air limbah sekolah ke dalam siring dan menghindari bau tidak sedap akibat genagan air limbah.”

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa keberadaan drainase dan biopori memang perlu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ling- kungan sekolah. Sesuai dengan peraturan menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2014 tentang penye-

lenggaraan sistim drainase kota. Sedangkan biopori sesuai dengan peraturan menteri No.11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan Ge- dung dan Persilnya, penggunaan vegetasi dan pem- buatan lubang biopori direkomendasikan kepada pemiliki bangunan sebagai ketentuan tambahan un- tuk memaksimalkan daya kelola air hujan pada peka- rangan/ruang terbuka hijau.

Resapan air dalam tanah memberikan mamfaat yang sangat banyak dalam kehidupan manusia yak- ni sebagai sumber kehidupan. Allah turunkan hujan dari langit dan dari air hujan itu Allah tumbuhkan ber- bagaik macam tumbuhan untuk kehidupan manusia.

Sebagaimana firman Allah.Q.S. al-Ra’du:

Artinya: “Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian ia menurunkan air hujan dari langit, ke- mudian ia mengeluarkan dari air hujan itu berba- gai buah-buahan menjadi rezki untukmu.”

3). Pohon Pelindung

Keberadaan pohon dalam tatanan kota dan peru- mahan termasuk sekolah suatu hal yang sangat perlu.

Salah satu syarat penilaian sekolah yang berwawasan lingkungan adalah pohon untuk melindungi. Di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu juga terdapat pohon lind- ung. Pohon yang dimamfaatkan pohon lindung sudah ada sebelum program sekolah sehat dilaksanakan.

Wawancara dengan Amrullah menjelaskan bahwa:

”Keberadaan pohon lindung sangat penting teru- tama untuk memberikan kesan bahwa sekolah ini memang sekolah yang berwawasan lingkungan. Po- hon yang ada sudah ada sebelum program sekolah adiwiyata. Dan sebagiannya memnag baru di tanam.

Termasuk juga program peremajaan tanaman hijau.”

Wawancara dengan Iwan Kurniawan menjelaskan bahwa:

”Kami merawat pohon-pohon yang berada di lingkungan sekolah untuk menjaga keseimbangan alam yang terdapat dalam sekolah. Selain itu se- bagai tempat berteduh dan bersantai bagi siswa saat beristirahat. Kadang kala ada juga guru yang mengajak anak untuk belajar di bawah pohon yang 138 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

(8)

rindang sambil menghirup udara segar dan hem- busan angin yang sepoi-sepoi.”

Wawancara dengan Imam Fajri Hasbullah, S.Pd menjelaskan bahwa:

”Belajar di bawah pohon dapat dijadikan sebagai media untuk pembelajaran. Siswa dapat memaha- mi kekuasaan Allah dengan menciptakan berbagai jenis tumbuhan dengan warna yang berbeda, dan ukuran yang berbeda.”

Wawancara dengan Dea Indriani dan Firdaus menjelaskan bahwa:

”Kami senang dengan adanya pepohonan di ling- kungan sekolah selain rindang dan enak di pan- dang mata, kami dapat belajar di bawah pohon yang rindang bersama teman-teman jika ada tu- gas dari guru mata pelajaran. Terkadang pada jam pelajaran siang kami memang sengaja diajak oleh guru belajar di bawah pohon. Guru Ilmu Penge- tahuan Alam (IPA) meminta kami membuat tugas untuk mengamati perkembangbiakan tumbuhan atau ekosistim yang hidup di atas pohon.”

Kebutuhan kepada pohon yang teduh da rindag tidak hanya sebatas memenuhi syarat untuk menjadi sekolah sehat nasional tetapi merupakan kenyaman- an dari warga sekolah. Siswa yang nyaman berada di bawah pohon duduk menikmati waktu istirahat sambil menikmati jajanan. Siswa juga bisa belajar dan bersdiskusi bersama teman tentang materi pelajaran.

Penghijauan adalah salah satu upaya untuk melind- ungi diri dan bumi dari pemanasasn global. Menurut Zoer’aini Djamal Irwan menjelaskan bahwa,”Biomasa ya besar dari hutan tropis dapat mengubah faktor- faktor sinar matahari, mempertahankan kelembapan, suhu dan keadaan lingkungan yang tetap asri. Mena- nam pohon untuk zaman sekarang tidak hanya dig- erakan di hutan, melainkan sekitar lingkungan tempat tinggal juga sangat di butuhkan. Fungsinya adalah un- tuk menahan banjir jika hujan turun air yang mengalir tidak terlalu dera sehingga humus tanah di perkarang rumah dan lingkungan sekolah tidak rusak.

Penghijauan disekitar lingkungan juga membawa

kehidupan baru yaitu satwa datang mencari makan atau sekedar untuk singgah menghasilkan bunyi yang alami. Kerindangan bunyi alam yang asli dapat ber- pengaruh terhadap suasana rileks setelah bekerja se- harian. Pohon rindang dapat juga mengurangi polusi udara, debu yang berterbangan saat kemarau dihisap oleh dedunan hal ini menghindarkan manusia dari sesak saat debu berterbangan. Tanpa di sadari den- gan memelihara pohon di sekitar pekarangan sekolah atau rumah sudah memberikan terapi alami terhadap penghuninya.

4). Tanaman Hias

Tanaman hias juga syarat untuk mewujudkan pendidikan yang berwawan lingkungan hidup. Tana- man hias adalah tanaman yang memiliki seni indah dari setiap bagian batangnya. Daun dan bunga yang berwarna-warni memberikan nilai tersendiri bagi penggemarnya. Sekolah adalah wadah menuntut ilmu termasuk belajar berwiraswasta dari tanaman hias. Tanaman hias memiliki nilai ekonomis yang be- rawal hanya dari sebatas hobi nanti akan menjadi pe- luang berbinis. SMP Negri 12 Kota Bengkulu memberi wahana bagi siswa untuk mencintai tanaman hias.

Menurut Opta Piandi menjelaskan bahwa:

“Tanaman hias di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu merupakan salah upaya memperindah lingkungan sekolah sekaligus memberikan pengalaman langsung kepada siswa bahwa berawal dari hobi dapat memberi peluang menambah penghasilan. Kami membibitkan sebagian untuk sendiri dan sisanya ada yang dijual.”

Wawancara dengan Hartati:

“Karena kami membibitkan sendiri tananam hias yang kami sebarkan ke semua lokasi di kompleks sekolah dan sisanya ada diberikan ke sekolah bi- naan adiwiyata dan sebagi ada yang dijual. Petugas itu ada yang berasal dari siswa”

Wawancara dengan Verizal menjelaskan bahwa:

”Tanaman hias yang berada di lingkungan SMP Negeri 12 Kota Bengkulu awalnya dibeli beberapa jenis tanaman hias pada depot bunga kemudian melalui green house dikembangbiakan. Hasil dari Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 139

(9)

semua itu di samping untuk hiasan di sekolah sendiri sebagia ada yang di sebarkan ke beberapa sekolah binaan. Sisanya ada yang di jual ke depot bunga. Juga ada yang dimamfaatkan oleh dewan guru untuk guru untuk dibawa ke rumah. Dian- taranya pohon pucuk merah.”

5). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Warga sekolah yang sehat dan kreatif adalah sasa- ran akhir sekolah adiwiyata. Menjaga kesehatan lebih ringan dari pada mengobati, hal ini selalu menjadi kiat utama dari sekolah. Mengajarkan siswa untuk senantiasa menjaga kesehatan melalui Trias Program UKS. Sekolah berupaya mewujudkan tujuan pen- didika yang diprogramkan pemerintah melalui tujuan pendidikan nasional.

Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian kerja dari masyarakat serta lembaga terkait yang dijalankan oleh sekolah dalam rangka memberi pengalaman ke- pada siswa. UKS berupaya meningkatkan kesehatan peserta didik sedini mungkin. Dalam upaya memberi- kan pengalaman dan peningkatan kesehatan siswa pihak sekolah juga bekerjasama dengan Puskesmas setempat. SMP Negeri 12 Kota Bengkulu menjalin kerjasama dengan Puskesmas setempat

Wawancara dengan Amrullah menjelaskan bah- wa:

”Kerjasama dalam bidang kesehatan perlu adan- ya bagi sekolah sehat. Kita bekerjasama dengan Puskesmas terdekat yaitu di Kota Bengkulu. Ada program bagi siswa anggota PMR yang diutus se- cara terprogram dengan tujuan memberikan pen- galaman kepada siswa. Minimal mencatat data pasien yang datang atau hanya sebatas mengukur tensi pasien. Tentu mereka di dampingi oleh tim medis Puskesmas.”

Wawancara dengan Farida Gafar menjelaskan bahwa:

”Siswa diberi pengalaman tentang kesehatan den- gan cara diberi penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dari pihak petugas kesehatan.

Puskesmas terdekat adalah mitra dai SMP Negeri

12 Kota Bengkulu untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada siswa. Terkadang ada siswa yang pergi semacam magang ke puskesmas untuk men- cari pengalaman tentang pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.”

Wawncara dengan Riska Oktavia (tenaga medis) menjelaskan bahwa:

”Selain bekerjasama dengan puskesmas terdekat di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu terdapat satu orang tenaga medis yang memang siap memberi- kan pelayanan kepada siswa yang sakit. Memberi- kan pertolongan pertama jika ada siswa terluka atau demam. Sebelum di kirim ke puskesmas kami berikan perwatan awal. Jika memang diperlukan untuk perawatan lebih lanjut maka baru ke pihak yang berkomponten. Biasanya pasien kami banyak saat pelaksanaan upacara bendera.”

Wawancara dengan Dea Permatasari (anggota PMR) menjelaskan bahwa:

”Setiap hari senin waktu upacara bendera kami anggota PMR bertugas membantu kawan-kawan yang sakit. Mereka di bawa dengan tandu ke ru- angan UKS untuk diberikan pertolongan. Penan- ganan siswa sampai di UKS dilakukan oleh siswa juga yang bertugas di ruangan dengan dibantu ibu Riska seorang tenaga kesehatan yang disiagakan.

Kadang-kadang kami di suruh pergi ke Puskesmas untuk belajar mengukur tensi pasien dan mencatat data sebelum masuk ke ruangan periksa.”

Berdasarkan kutipan hasil wawancara di atas ter- lihat bahwa keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu memang sudah tersusun dan terlaksana secara sistimatis serta terk- oordinir bersama puskesmas setempat. Dasar pelak- sanaan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah adalah undang-undang no. 4 tahun 1970 tentang pembi- naan anak sekolah. Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) ditingkatkan upaya terpadu untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada anak usia seko- lah untuk menjaga dan memelihara kesehatan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah 140 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

(10)

atas. Menurut Forum Pembinaan UKS beberapa kel- ompok umur yang menjadi sasaran UKS antara lain;

pembinaan bayi usia 0-6 tahun dan pembinaan anak usia sekolah yaitu umur antara 7-21 tahun. Pembi- naan anak usia sekolah dibagi menjadi tiga bagian yaitu pra remaja usia 7-12 tahun, remaja antara 13- 21 tahun, dan dewasa muda antara 19-21 tahun.

Hasil pengamatan dalam penelitian peneliti me- nemukan beberapa alat kesehatan seperti alat pen- gukur tensi darah, alat pengukur suhu badan, dan beberapa jenis obat-obatan generik. Selain itu juga dilengkapi dengan kran air dilengkapi dengan sabun untuk mencuci tangan. Selain itu juga terdapat alat penimbang berat badan dan dua buah unit temapt tidur. Hal ini menunjukkan bahwa UKS tersebut me- mang berfungsi sesuai dengan tujuan dicanangkan- nya.

6). Kantin Sehat

Keberadaan kantin dalam satu sekolah sangat penting karena akan memberikan kemudahan ke- pada siswa dan semua warga sekolah untuk menda- patkan makanan. Satu ruangan khusus yang menye- diakan makanan untuk kebutuhan siswa dan tenaga pendidik yang memang belum sempat makan. Oleh karena itu keberadaan kantin yang bersih dan me- menuhi syarat makanan halal dan haram harus men- jadi perhatian sekolah dan termasuk salah syarat sekolah sehat.

Wawancara dengan Amrullah menjelaskan bah- wa:

”Para pedagang di kantin sekolah juga kita beri pembinaan agar menyediakan makanan yang dio- lah sendiri tanpa menggunakan MSG. Menjaga kebersihan peralatan yang dipergunakan untuk itu pihak sekolah sudah menyiapkan sarana air ber- sih. Selain itu sekolah juga memfasilitasi estalase untuk menutup makanan yang di jual.”

Rasa tanggung jawab siswa dicontohkan dari rasa berat yang dialaminya ketika gagal menyelesaikan tu- gas yang telah dibebankan kepadanya. Namun, pada kenyataannya masih ada siswa yang tidak merasa

bersalah karena gagal dalam menjalankan tang- gung jawabnya. Untuk mengatasi masalah ini agar tidak melewati titik tidak bisa kembali, sekolah ber- tanggung jawab untuk mengajar dan menyesuaikan siswanya dengan tanggung jawab. Dengan berbagai cara, SMP Negeri 12 Kota Bengkulu mengajarkan tanggung jawab kepada siswa. Hal itu dijelaskan da- lam wawancara Amrullah sebagai berikut:

“Pemberian tugas belajar oleh guru mata pelaja- ran menunjukkan rasa tanggung jawab kepada siswa.

Siswa juga diberi tanggung jawab untuk merawat tanaman hias di teras kelasnya. Demikian pula, kewa- jiban juga disiapkan dengan menjaga kerapian dan keindahannya. kelas. Kami mencoba mengadakan kompetisi kelas terbersih dan terindah, dengan pen- gumuman sebulan sekali dan penilaian mingguan.”

Dalam wawancara Syamsuri dijelaskan:

“Mahasiswa perlu mengembangkan rasa tanggung jawab agar dapat dipercaya di masa depan. Siswa diberi tanggung jawab untuk memelihara taman bunga pekarangan kelas mereka dalam kehidupan nyata.

Dalam wawancara Hartati dijelaskan hal itu:

”Untuk memupuk rasa tanggung jawab siswa se- lain tugas dari setiap guru mata pelajaran, kami juga bebankan siswa menjaga taman bungan di depan kelas, atau menjaga kebersihan kelas. Dan yang satu lagi dengan membuat bank sampah dari masing-masing kelas. Setiap satu kali seminggu bank sampah mereka di jual kepada pengepul melalui penjaga sekolah.”

Wawancara dengan Nova Hendriko menjelaskan bahwa:

”Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa bersama dengan guru piket setiap hari kami ber- sama anak-anak membersihkan halaman sekolah dan bagi siswa yang pikiet kelas bertanggung jawab dengan ruangan kelas menyiram bunga yang ter- dapat di dalam kelas atau di luar kelas.”

Wawnacara dengan Deanur Indah Sari, dkk men- Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 141

(11)

jelaskan bahwa:

”Setiap hari yang piket kelas bertangung jawab un- tuk membersihkan kelas sejak mulai jam pertama sampai jam pelajaran terakhir. Kami yang tidak piket menjaga kebersihan di luar kelas, menyiram bunga, memetik dau bunga yang sudah tua, dan mengelap pot bunga. Siapa yang melanggar aturan itu maka dapat sanksi dari guru piket atau guru mata pelajaran yang ada saat ia melanggar.”

Mencermati penjelasan dari beberapa kelompok yang diajak bicara, selain ruang lingkup kelas. mera- wat dan menyirami bunga dan taman bunga di depan kelas. Kelas dengan urutan dan kecantikan terbanyak dievaluasi sebulan sekali, dan hasilnya dirilis sebulan sekali.

Siswa diharapkan dapat menjaga lingkungan den- gan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, selain bertanggung jawab atas kesejahteraan diri sendiri percaya diri terjadi dan merugikan diri send- iri serta mempengaruhi iklim kehidupan keluarga, masyarakat, negara dan negara.

Mentalitas diklaim Pola pikir religius erat kaitan- nya dengan keyakinan religius atau non-religius. Is- tilah “religius” tidak hanya merujuk pada keyakinan bahwa Tuhan itu ada dan penguasa alam semesta, tetapi juga pada semua aspek kehidupan, termasuk ibadah, keyakinan, dan pengabdian diri kepada Al- lah SWT. Agama menyangkut semua bagian dari keberadaan manusia baik orang, keluarga, dan masyarakat.

Keseluruhan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi oleh iman dan kepercayaan kepada Allah dikenal dengan agama. Perilaku yang baik akan dihasilkan dari setiap perilaku yang berakar pada iman dan keyakinan kepada Allah. Dengan cara ini dapat dikatakan bahwa disposisi yang ketat adalah premis dari sikap individu. Pertemuan dengan Amrul- lah membuat hal itu masuk akal:

” Karena Muslim merupakan 100% dari siswa di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu, maka penting untuk menanamkan dan menumbuhkan pola pikir religius dalam diri mereka. Kami membudayakan budaya religius dengan berdoa di awal dan di akhir setiap

pelajaran, berdoa bersama setiap hari, meskipun hanya dalam satu kelas karena keterbatasan kapa- sitas mushalla, dan menerima mendorong mentali- tas yang tegas pada mahasiswa dilandasi dengan tawakkal dan ketakwaan kepada Allah SWT.”

Wawnacara dengan Imam Fajri Hasbullah, S.Pdmenjelaskan bahwa:

”Memupuk sikap relegius dalam diri siswa ada- lah dengan membiasakan membaca doa sebelum dan sesudah jam pelajaran berakhir. Khusus untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum me- mulai pelajaran setelah berdoa dilanjutkan dengan membaca Al-qur’an dan menunaikan shlat sunat dhuha. Setiap jam pelajaran Agama yang masih dalam rangka dhuha siswa diajak belajar di mush- alla sebelumnya di mulai dhuha. Dan setiap harin- ya ada yang melaksanakan shalat berjemaah yaitu satu kelas. Dan setiap hari jum’at berusana muslim dan ada kegiatan keagamaan seperti siraman ro- hani yasinan dan zikir bersama.”

Wawancara dengan Cik Darus:

”Sebagai wahana membina sikap relegius siswa dari OSIS ada bidang keagamaan yang bertang- gung jawab membidangi kegiatan keagamaan terutama peringatan Hari Besar Islam. Selain itu juga mengumpulkan infaq untuk mempuk rasa berkorban siswa dan mau merasakan penderi- taan orang lain. Semua petugasnya adalah siswa dibimbing oleh guru Pendidikan Agama Islam.”

Wawancara dengan Dio M. Al-Bukhari dan kawan- kawan, menjelaskan bahwa:

”Setiap hari Jum’at kami memakai busana musli- mah, terus dilanjutkan dengan kegiatan rohani is- lam, seperti ceramah, baca surat yasin bersama, zikir bersama. Setiap kali belajar agama pagi hari shlat dhuha, shalat zuhur berjemaah. Setiap Jum’at kami mengupulkan infaq dan diserahkan kepada guru pembina OSIS. Setiap peringatan Hari Besar Islam kami mengadakan kegiatan seperti ceramah atau kadang-kadang kami mengadakan perlom- baan yang bernuansa Islam.”

142 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

(12)

di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu terdapat pem- binaan religius terhadap siswa melalui beberapa keg- iatan seperti shalat berjemaah, shalat sunat dhuha, membaca doa sebelum kegiatan bekajar mengajar di mulai, kegiatan rohani islam dan termasuk melalui simbol-simbol islami atau kata-kata bijak yang bersifat relegi.

Sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh Ngainun Naim, berpendapat bahwa sekolah memiliki strategi untuk membudayakan sifat relegius yaitu melalui keg- iatan rutin sehari-hari dalam kegiatan belajar. Mela- lui cara menciptakan lingkungan yang mendukung suasana relegius mungkin semacam labor Pendidikan Agama. Pendidikan agama juga dapat diberikan se- cara spontas walaupun tanpa dalam kegiatan formal.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk meng- kreasikan diri dalam bidang keagamaan. Hal ini su- dah sebagian besar dibudayakan di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu.

Membangun pribadi dan budaya yang tegas dalam kaitannya dengan Islam adalah kebutuhan mutlak un- tuk membentuk karakter yang terhormat, santun, dan berdedikasi dalam cinta. Menerapkannya dalam se- mua bagian kehidupan seperti perlu melakukan suatu gerakan dan tidak lalai memohon kepada Tuhan.

5. Katakan yang sebenarnya

Mengekspresikan sebagaimana ditunjukkan oleh realitas yang diketahui secara nyata. Kepribadian orang jujur. Jujur adalah perilaku yang konsisten den- gan perkataan dan tindakan seseorang. Menjadi jujur sangat penting untuk kehidupan yang sukses. Misal- nya, meskipun dia tidak ada di tokonya, pelanggan yang rela menunggu akan tetap mengagumi seorang pedagang yang selalu bersikap sopan dan jujur.

Rasulullah diberi julukan “al-Amin” karena ketulu- san yang dia bawa dan berbicara. Di sekolah, ini perlu bias. Berikut dijelaskan dalam wawancara Amrullah:

Kami pernah membangun kantin kejujuran untuk mendorong siswa agar jujur. Di dalam botol, makanan diberikan dengan harga yang wajar untuk siswa, tidak dikunci dan kotak uang diberi penutup. Uang itu sama dengan barang yang dikurangi untuk beberapa hari pertama. Setelah beberapa hari, itu mulai turun, dan kesenjangan antara pendapatan dan barang semakin

kecil. Botol padat hanya berjalan satu bulan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan harus berkenalan dengan siswa. Namun, setidaknya pihak sekolah telah memberikan contoh.

Dalam wawancara dengan Syamsuri, dijelaskan:

Siswa harus selalu diajarkan untuk jujur. Kantin kejujuran pernah ada, tetapi hanya beroperasi se- lama lebih dari sebulan. Saat ini, sulit untuk men- gukur kejujuran siswa. Bagaimanapun, kita semua sekaligus dapat disampaikan melalui ketika siswa melakukan kesalahan. Kami melihat siapa dalang di balik siswa yang membolos, misalnya.

Saat wawancara dengan Imam Fajri Hasbullah, S.Pd. diberikan penjelasan sebagai berikut:

Satu hal yang harus dilakukan sekolah adalah men- dorong siswa untuk jujur. Terlepas dari kenyataan bahwa sulit untuk mengukur sifat asli itu sendiri.

Mengoreksi jawaban sendiri dapat mengajarkan kejujuran, tetapi jika seseorang tidak jujur dan dapat diidentifikasi, guru memiliki caranya send- iri. Kunci kesuksesan hidup adalah sering diberi pengarahan tentang perilaku jujur. Vendor kantin sering melaporkan bahwa beberapa siswa senang berbelanja dengan tidak jujur. Siswa diminta di kelas untuk mengakui siapa yang tidak jujur saat berbelanja saat mereka belajar. Ada yang terang- terangan mengakui kesalahannya.

Wawancara dengan Rosdiati, Pengurus Koperasi Mahasiswa.

Karena pernah ada siswa yang berbelanja dengan pecahan uang yang lebih besar dari besar belan- janya. Saat disuruh belanja dulu di tempat untuk menukarkan uangnya tapi tidak kembali lagi. Dan untuk berikutnya saat ditanya ia pura-pura tidak tahu dan kadang ada yang tidak berani lagi.”

Wawancara denga Novita Sari dan kawan-kawan (siswa) menejalskan bahwa:

”Kami selalu diberi pengarahan oleh guru tentang akibat dan pahala yang didapatkan dari perilaku jujur serta dosa bila tidak jujur. Dulu ada kantin kejujuran tapi tidak bertahan lama. Mengenai Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 143

(13)

teman-teman yang tidak jujur saat belanja di kan- tin sekolah itu memang ada tapi orangnya tidak banyak danb sudah ditandai dan pernah dipanggil oleh guru.”

Dari temuan tas terlihat bahwa diadakannya kan- tin kejujuran di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu untuk mendorong siswa agar jujur, namun tidak bertahan yang diterima dijual. Memberi siswa kepercayaan diri untuk mengoreksi pekerjaannya sendiri sambil tetap menemukan adalah rahasia guru untuk mendorong kejujuran. Satpam di koperasi mahasiswa tersebut membenarkan bahwa ada mahasiswa namun yang bersangkutan diketahui. Semua teman sudah ber- sikap jujur, menurut pengakuan siswa; Namun, ada beberapa yang memilih untuk tidak membayar saat berbelanja dibayarkan.

Kita harus memberi perhatian khusus pada karena jika tidak, mereka akan menyebar ke siswa lain. Jika penghinaan tidak terkendali, itu menyebabkan pen- genalan dasar kehancuran negara. Meski situasi ini sudah ada saat ini, selalu butuh perjuangan untuk membiasakan diri jujur kepada siswa. Seperti yang dikatakan Ngainun, ketidakjujuran semasa kecil akan melahirkan korupsi di kemudian hari.

Untuk memperjuangkan kejujuran dan selalu men- ginspirasi siswa untuk jujur, guru di lembaga pendidi- kan harus melakukan tugas yang mulia namun berat.

Namun, harus diakui bahwa pengaruh lingkungan lain, khususnya pergaulan, sangat berperan dalam membentuk karakter siswa. Namun setidaknya pihak sekolah dan para guru telah memberikan mereka pen- galaman dan ilmu, sehingga mereka berharap suatu saat akan mengingat pesan guru dan mau mening- galkan ketidakjujuran.

Walaupun hasilnya tidak akan terlihat selama be- berapa tahun, jika tugas dilakukan dengan keikhla- san dan memilih metode, insya Allah akan berhasil.

selama perilaku yang selalu diajarkan kepada siswa tetap ada dalam pikirannya dan akhirnya terwujud dalam sikapnya. Guru harus menyadari antara lain bahwa identitas siswa selalu dipajang dan perkem- bangan serta pola berpikirnya selalu berubah. Terka- dang mereka memakai seperti itu karena mereka ingin

guru mengetahui tentang mereka dan memperhatikan mereka.

Berfokus pada kemajuan siswa dari sudut pandang emosional dapat mendorong perubahan situasi yang positif. Alfauzan Amin memahami hal itu; Pendidik perlu menanamkan ketenangan dan melindungi diri mereka sendiri dengan terus bertindak hebat, ter- masuk bertindak dan berterus terang. Selain itu, kita harus menghargai diri kita sendiri dan juga orang lain. Dalam pencarian jati diri, masa remaja meru- pakan masa peralihan. Anak-anak muda berkumpul dan berbaur dengan teman-teman untuk membentuk daerah mereka sendiri agar benar-benar menonjol dari daerah sekitarnya, sehingga mereka melakukan hal-hal yang kadang-kadang pasti dan kadang-kadang pesimis. Termasuk ketidakjujuran, yang mana guru harus mendorong siswanya untuk mengikuti Risma, Pramuka, dan organisasi lainnya.

Mayoritas masyarakat memandang siswa yang menunjukkan perilaku sosial negatif sebagai anak na- kal. Asumsikan Anda memahami bahwa ketidakde- wasaan adalah titik di mana seorang anak merasa di- rinya b individual lebih cenderung membuang-buang waktu untuk terlibat dalam aktivitas yang merugikan diri sendiri.

Dari wawancara tersebut terlihat jelas bahwa per- encanaan yang matang dalam segala aspek merupa- kan faktor pertama yang mendorong terwujudnya sekolah sehat. Penataan dilakukan dengan minimal- isasi dan tanggung jawab. Semua akan dipermudah jika dalam pelaksanaannya memiliki fasilitas yang cukup. Terlepas dari kantor dan kerangka kerja, du- kungan. Pastikan untuk memeriksa untuk melihat pro- gram mana yang telah selesai dan mana yang belum setelah semuanya berjalan. Segera perbaiki kekuran- gan yang dialami.

1. Warga setempat yang tidak sadar akan penting- nya hidup bersih terus menunjukkan sedikit dukun- gan dengan benar Cuaca Sarana yang tidak memadai sulit didapat 5. Bau tidak sedap disebabkan oleh truk sampah yang sering gagal mengambil sampah.

6. Masih ada pendidik yang kurang informasi

Mencermati penjelasan di atas, maka cenderung 144 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

(14)

dirasakan bahwa sebagian dari hambatan atau fak- tor penghambat dalam mengakui sekolah yang kokoh antara lain adalah tidak adanya bantuan dari daerah sekitar. Seringkali, sampah dibuang di dekat pagar sekolah. Banyak siswa yang masih menunggu disuruh berangkat kerja dulu, bahkan ada yang lari saat disu- ruh guru. Melihat sampah berserakan di mana-mana, tidak semua orang mau membuangnya. Sampah yang berserakan terkadang dibuang oleh masyarakat, namun sebagian berasal dari sekolah, dan mobil tidak mengambil sampah yang menumpuk selama tiga hari atau lebih. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada pendidik yang tidak jujur. Selain itu, sesuai asumsi kami, kami dapat mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya, khususnya orang.

Penutup Kesimpulan

Berikut ini dapat ditarik dari analisis dan temuan penelitian:

1. Lingkungan tercakup dalam materi Pendidikan Agama Islam seperti. Pelaksanaan produksi iklim yang sempurna dan kokoh di SMP Neg- eri 12 Kota Bengkulu meliputi pelaksanaan dan penanganan pengawasan wadah kedap suara, dan Usaha Kesejahteraan Sekolah (UKS) ). Se- tiap tim yang dibentuk oleh sekolah bertang- gung jawab untuk melaksanakan semua upaya tersebut.

2. Triad program UKS di sekolah adalah pembi- asaan budaya sekolah di SMP Negeri 12 Kota Bengkulu yaitu disiplin, tanggung jawab, dan pembinaan spritual keagamaan. Apalagi pelak- sanaannya juga dimulai oleh masing-masing kelompok.

Daftar Pustaka

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Kementrian Agama, 2015.

Abdurrahaman M, Memelihara Lingkungan dalan Ajaran Islam, (Cet.2, 2012 T.Pn)

Adisusilo Sutarjo J.R., Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendeka- tan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.1, cet.3

Al-Qardawi Yusuf, Karakteristik Islam, Kajian Anal- itik, (Surabaya: Risalah Gusti), 1996

Amin, Alfauzan, Metode Pembelajaran Agama Is- lam, (Bengkulu, IAIN Bengkulu Press, 2015), Cet.1

Azra Azyumardi, Buku Teks: Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Depag RI), 2002

Daryanto, Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah, (Yokyakarta: Gava Media), 2015

Djamal Zoer’aini Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya, (Jakarta:

Bumi Aksara), 2014, cet.8

Dwi Rachmad K. Susilo, Sosiologi Lingkungan, (Jakarta: Raja Grapindo Persada,2014).cet.4

Erfandi, Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah lhttps://stikeskabmalang.word- Press.com/ 2008/08/

2009 Usaha Kesehatan Sekolah,

Hatta Ahmat, Tafsir qur’an Perkata, (Jakarta:

Magfirah), 2009

Hidayat Ara, Pendidikan Islam dan Lingkungan Hidup, (Journal Pendidikan Islam), 2015

Hidayatullah M., Pendidikan Anak Usia Dini yang Berwawasan Agraris di RA An-Nafi’ah, Tesis (Yokya- karta: PPs UIN Sunan Kalijaga), 2012

Hilawatulissan, Lubang Resapan Biopori (BRP) Pengertian dan Cara Membuatnya di Lingkungan Kita, http://eprints.polsri.ac.id/34/1/jurnal lisan

Hossen Sayyed Nasr, Menjelajah Dunia Modern Bimbingan Untuk Kaum Muda Muslim, (Bandung:

Mizan), 1994

Husein Harun, Lingkungan Hidup; Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya, (Jakarta: Bumi Aksara), 1993

Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grafin- do Persada), 2012

Makbullah Deden, Pendidikan Agama Islam Arah Baru Pengembangan Ilmu dan

Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Ja- karta: Amzah), Cet.1, 2015

Muchtar Marsudi,Abdul Khairi, Noraida, Hukum Kesehatan Lingkungan Kajian Teoritis dan Perkem- bangan Pemikiran, (Yokyakarta: Pustaka Baru Pers), cet.1, 2016,

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Band- Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup

al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023 145

(15)

ung: Remaja Rosdakarya), 2004

Mulyanto, H.R Lingkungan Hidup, (Yokyakarta:

Graha Ilmu), 1997

Mulyasa E. Manajemen Berbasis Sekolah, (Band- ung: Remaja Rosdakarya), Cet.12,2009

Naim Ngainun, Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembagan Ilmu dan Pembentukan Karakater Bangsa, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media), 2012

Nashir Haedar, Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan Budaya, (Yokyakarta: Multi Persindo,) 2013

Nata Abuddin, Pemikiran Para Tokoh Islam, (Ja- karta: Raja Grapindo Persada), 2001.

Nuri Nur Janah, Zubaedi, dan Ahmad Suradi.

“Integrasi Nilai Akhlak Dalam Pendidikan Budi Pekerti (Studi Tentang Karakter Tanggung Jawab dan Disiplin Siswa di SMP N 5 Kota Bengkulu).” Jurnal Pendidikan Tematik volume 1, no. 3 (2022). https://

siducat.org/index.php/jpt/article/view/585/446.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/

M/2014 di akses tanggal 12 Desember 2018 https://

www.slideshare.net/ infosanitasi/ permen PU no.12 Press), 1988

Putra Haidar Daulay, Pendidikan Islam dalam Per- spektif Filsafat, (Jakarta: Prenadamedia), 2016

Q-Anees Bambang, Pendidikan Karakter Berbasis Al-qur’an, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, ), cet.2 2009

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:

Kalam Mulia), Cet. 9 2010 Rineka Cipta), 2008

Rohiyat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktek, (Bandung: Refika Aditama, 2012

Santoso Bambang, Pengantar Budidaya Tanaman

Hias dan Bunga, (dalam Enita Chairun Nisa, Integrasi Tema Pragmatik Dengan Nilai Keislaman Pada Per- ancangan Arboretum Tanaman Hias), Journal Arbo- retum Kota Batu, Desember 2018 http://etheses ma- lang.ac.id/2399/13/11660012.

Sariani, Novita, M Pd Prihantini, Puji Winarti, In- drawati, Jumadi, Ahmad Suradi, dan Rachmat Satria.

Belajar dan Pembelajaran. Bengkalis: Edu Publisher, 2021.

Soemarwoto Otto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan), Ed.10, Cet.4 2004

Subandrio, Ilmu Lingkungan Hidup, (Journal, vol- ume 10), h. 70, https://media neliti.com.id.none.

Suradi, A. Pendidikan Islam dan Multikultural.

Surabaya: Pustaka Aksara. 2022

Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung:

Rosdakarya), 2011

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Lan- dasan dan Aplikasinya, (Jakarta:

Yaumi Muhammad, Pendidikan Karakter Lan- dasan, Pilar dan Implementasi, (Jakarta: Prenadame- dia), cet.1 2014

Yunus A.M. Wahid, Pengantar Hukum Lingkun- gan, (Jakarta: Prenadamedia Group), Cet,1 2018

Yusuf Muhammad Musa, Islam; Suatu Kajian Komprehensif, (Jakarta: Rajawali

Zamroni .Paradigma Pendidikan Masa Depan.

(Yogyakarta : Biograf Publishing) 2000

Zikrin, Wawancara dengan Kepala SMP Negeri 12 Kota Bengkulu Profil Sekolah 2017

Zubeidi, Filsafat Pendidikan Islam dan Kapita Selekta Pendidikan dalam Islam, (Yokyakarta: Pusta Pelajar), 2012

146 al-Bahtsu: Vol. 7, No. 2, Desember 2023

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Ciawi Gebang

Peneliti tertarik untuk mel akukan penelitian tentang “ Pembelajaran Aktif Inkuiri pada Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Menengah.. Pertama (SMP) Islam Sultan Agung 1

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang

Hasil penelitian ini adalah (1)Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Mojosongo sudah berjalan baik (2)Peran guru pendidikan agama Islam dalam

Bidang kajian yang diteliti tersebut adalah Peranan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Akhlaq Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

Skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3

Kesimpulan penelitian ini adalah: 1 Implementasi pendidikan agama Islam PAI berwawasan multikultural di SMAN 8 Malang, dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: a Kegiatan pembelajaran

Terdapat beberapa tulisan yang membahas tema sejenis dengan tulisan ini, di antaranya tulisan Ali Usmar berjudul “ Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan Hidup .” Dalam