Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, tentu kedudukan akhlak dan pendidikan kejujuran dan ketuhanan mempunyai peranan yang sangat menentukan. Hadits ini dapat dimaknai bahwa, ketika seorang hamba mampu mengenal dirinya secara jujur dan apa adanya, tanpa ada penyamaran, maka ia telah benar-benar mengenal Tuhannya. Keempat nafsu tersebut menjelma menjadi “sosok manusia” yang menemani Rahwana kemanapun, tentunya selalu hampir selalu memberikan pandangannya masing-masing.
Kemudian, selain dimaknai sebagai kejujuran yang mendalam, hadis di atas juga dapat dimaknai sebagai wujud keimanan yang paling mendasar kepada Tuhan, yaitu mengenal diri sendiri agar dapat mengenal Tuhan. Samsul Munir Amin menjelaskan, tasawuf merupakan ilmu yang membahas tentang penghayatan dan pengembangan pikiran manusia. Novel Rahvayana Dwilogy secara jelas namun tersirat mampu menggambarkan beberapa hal yang gamblang dengan nilai-nilai kejujuran dan ketuhanan yang tentunya dibalut dengan bahasa sastra yang puitis dan makna sufi serta filosofis yang mendalam.
Rahwana mampu jujur pada dirinya sendiri, mengenali segala seluk-beluk dirinya apa adanya, dari hawa nafsunya: mutmainah, lawwamah, supiah, amarah; nafas: nafas, tidak ada nafas, tidak ada nafas, tidak ada nafas; dan dirinya sendiri. Selain itu kejujuran dan ketuhanan sangat terasa – yang menjadi fokus saya dalam penelitian ini – yang harus dimaknai secara jujur, juga jelas dalam novel. Dalam pandangan saya, pendidikan Islam hendaknya mulai melihat kejujuran dan ketuhanan dari sudut pandang yang lebih substantif, bahwa kejujuran tidak hanya dalam ranah perkataan namun jauh lebih dalam dari itu.
Definisi Operasional
Dalam kajian saya yang berupaya mencari pendidikan kejujuran dan ketuhanan, semangat Islam sangat terasa dalam Dwilogi Novel Rahvayana. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pendidikan kejujuran adalah kejujuran terhadap diri sendiri, kejujuran terhadap orang lain, dan kejujuran terhadap Tuhan; dan pendidikan ketuhanan yang dimaksud adalah rasa ketuhanan yang timbul dari hal-hal yang bersifat universal dan kesatuan. Dalam novel pertama Rahvayana, Sujiwo Tejo menambahkan subjudul Aku Lala Padam yang merupakan ungkapan kejujuran apa adanya dan tidak dapat didefinisikan, sehingga kejujuran apa adanya disampaikan oleh “Lala”.
18 Anshori LAL, Pendidikan Islam Transformatif. jika kita menyimak lagu Sujiwo Tejo, La La Padamu yang rilis pada tahun 2005, sebagai berikut: Setelah Rahvayana: Aku Lala Padamu, Sujiwo Tejo melanjutkan kisah Rahvayana pada edisi kedua dengan subjudul Tidak ada apa-apa yaitu cerita tentang kondisi Rahwana yang ada tapi tidak ada, atau siapa yang tidak ada tapi ada. Dalam lagu yang termasuk dalam novel Rahvayana Dwilogi ini, Tejo menyisipkan lagu berjudul sama Tiada Apa-apa sebagai epilog sebagai berikut:
Pendidikan Kejujuran dan Ketuhanan dalam Dualologi Novel Rahvayana Berdasarkan definisi operasional "Pendidikan Kejujuran dan Ketuhanan" dan "Dualologi Novel Rahvayana" di atas, dapatlah difahami bahawa definisi yang dimaksudkan dalam "Pendidikan Kejujuran dan Ketuhanan". " in the Dualology of the Rahvayana Novel (Aku Lala Padamu & . Ada Yang Tiada) Sujiwo Tejo's work" is a research on
Rumusan Masalah
Untuk mencari konsep pendidikan kejujuran dan ketuhanan yang Sujiwo Tejo tawarkan dalam karyanya “Dwilogi Novel Rahvayana”. Untuk mencari pendidikan kejujuran dan ketuhanan dalam perwatakan, latar dan jalan cerita Dualologi Novel Rahvayana. Diharapkan penelitian ini dapat menyumbang kepada pengembangan dan pendalaman kajian nilai-nilai pendidikan Islam khususnya nilai-nilai kejujuran dan ketuhanan, agar kajian nilai akan lebih berkembang.
Selain faedah teori, terdapat juga faedah praktikal yang diharapkan dapat memberi manfaat secara langsung kepada pembaca baharu dalam memahami teks novel khususnya dualologi novel Rahvayana yang saya teliti. Selain itu, menjadi kerangka rujukan penulis muda ketika mengutarakan cerita yang membawa maksud nilai, agar selain menyampaikan cerita yang bagus, ia juga memberi impak yang baik kepada pembaca.
Kajian Pustaka
Sungguhpun begitu, kita tetap mempunyai kewajipan untuk berdakwah iaitu dengan al-hikmah (hikmah), al-mau'izhah al-hasanah (nasihat yang baik) dan al-mujadalah bi al-lati hiya ahsan (perbahasan atau dialog yang baik). Dan, apabila kita mengalami kegagalan dalam proses berdakwah, kita tidak seharusnya marah.23 Jadi, berhubung dengan kejujuran, nampaknya kejujuran tidak hanya tertumpu pada perkataan. Bahawa jika niat sebenar dalam berdakwah hanyalah untuk berdakwah, maka tidak boleh jika berlaku kegagalan dalam berdakwah lalu menjadi marah.
Mengenai ketuhanan, Karen Armstrong dalam buku History of God yang diterjemahkan oleh Zaimul Am mengatakan dalam buku tersebut bahwa pada mulanya manusia mempersepsikan satu Tuhan yang merupakan penyebab pertama segala sesuatu dan penguasa langit dan bumi. Senada dengan Armstrong, dalam buku Dalang Galau Ngetwit, kitab yang merupakan kumpulan ungkapan Sujiwo Tejo tentang segala sesuatu, di sana juga diturunkan Tuhan. Dalam Rahvayana, pencapaian kejujuran dan ketuhanan banyak ditemukan dalam segmen cerita yang dinarasikan oleh Sujiwo Tejo.
Skripsi berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman el-Shirazy” karya Lasmini, Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto 2014. Skripsi berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Album XII Renungan di Nada karya Rhoma Irama” karya Soliah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto 2013. Ketiga skripsi tersebut memuat nilai-nilai dasar dalam Pendidikan Islam yang tentunya mencakup nilai kejujuran dan nilai ketuhanan.
Namun yang membedakan adalah pada tesis-tesis sebelumnya, konsep nilai pendidikan Islam yang disampaikan cenderung terpaku pada nilai-nilai kebenaran dan kesalahan yang kaku dan terkesan mengabaikan posisi tasawuf. Dalam tesis yang saya tulis, tasawuf sebenarnya diposisikan sebagai pandangan substantif terhadap nilai pendidikan Islam itu sendiri – kejujuran dan ketuhanan.
Sistematika Pembahasan
Pada mulanya terdiri atas halaman judul, halaman surat keaslian, halaman catatan pengawasan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman pengabdian, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi. Bagian substantif terdiri atas bab-bab penelitian, mulai dari bab pertama sampai bab kelima. Bab pertama merupakan pendahuluan yang memuat tentang motivasi dilakukannya penelitian, serta rancangan rencana pelaksanaan penelitian.
Dalam rumusan masalah ini juga terdapat beberapa rumusan turunan yang isinya menyangkut pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masalah secara lebih rinci dan memerlukan jawaban dalam penelitian ini. Manfaat penelitian meliputi manfaat teoritis dan praktis yang diharapkan dapat diwujudkan setelah adanya penelitian ini, sehingga dinamika ilmu pengetahuan semakin berkembang. merupakan kajian yang berkaitan dengan materi pokok dan permasalahan pokok, yang memuat beberapa teori yang memperkuat dan membangun analisis awal. f) Pembahasan yang sistematis, yaitu urutan penyajian laporan penelitian. Bab kedua merupakan kerangka teori yang merupakan penjabaran dari poin “(e)kajian pustaka” dalam proposal disertasi.
Teori kejujuran, ketuhanan dan berbagai teori lain yang berkaitan dengan novel, karya sastra dan makna substantif seperti tasawuf dan filsafat. Bab ketiga membahas tentang metode penelitian yaitu metode yang akan digunakan dalam penelitian novel Rahvayana Dwilogy. Bab ini menjelaskan metode penelitian secara lebih rinci yaitu terdiri dari objek penelitian, jenis penelitian, jenis pendekatan, metode yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik pengujian keabsahan data dan teknik analisis.
Selain memuat permasalahan teknis dalam melakukan penelitian, bab ini juga memuat beberapa teori penelitian, sebagai pendahuluan, seperti analisis isi, semiotika, dan teori hermeneutika, sebagai landasan dan metode analisis teks dan/atau naskah novel Rahvayana Dwilogi. Bab keempat berisi tentang penyajian dan analisis data yang merupakan jawaban terhadap poin “(c) rumusan masalah” pada bab pertama. Bab keempat ini memuat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, baik dalam rumusan masalah itu sendiri maupun dalam rumusan turunan.
Dalam penulisan bab keempat ini, peranan bab kedua sebagai landasan teori, serta peranan bab ketiga sebagai kaedah kajian, amat diperlukan dalam menganalisis data yang diperolehi semasa kajian teks Dwilogi Novel Rahvayana. . Penyegerakan antara bab kedua, bab ketiga dan data dalam bab keempat sebahagian besarnya menentukan keputusan analisis dalam bab ini.
Kesimpulan
Saran Penelitian Lanjutan
Bagi Presiden Republik #Jancukers-Sujiwo Tejo yang juga penulis novel Rahvayana Dwilogy-, diharapkan isi cerita yang dihadirkan untuk karya-karyanya ke depan tidak terlalu vulgar. Penyajian cerita dalam Rahvayana yang memadukan tiga cerita sekaligus pada karya-karya selanjutnya juga diharapkan lebih jelas dan spesifik sehingga tidak terjadi kerancuan persepsi.
Kata Penutup
Saya membawanya menuju utara menuju pesawat Garuda yang datang dari Indonesia dan saya bertindak seperti kumbakara. Bagaimana jika dia adalah istri seseorang padahal kamu tidak berani menanyakan apakah Sinta istri seseorang atau bukan? Jadikan tanganmu penghapus air mata Sinta saat tak kuasa menahan emosinya di teater lakon tragis "Tristan dan Isolde". 4.
Kadang aku membayangkan Hanuman pertama kali datang ke Taman Argasoka, dia langsung tertarik pada Trijata, bukan karena Sinta sudah mencintai Rahwana. 5 “Dari mana saja kamu, Sinta?” tanyanya setelah beberapa gerakan, hanya suara angin cemara yang terdengar.
Pendidikan Ketuhanan
Pada mulanya saya fikir kami hanya melepak di Crown Chakra Capital di atas Bumi manusia. Jika ini masih di kawasan Kabupaten Prana, di mana-mana sahaja dari ibu kota Cakra Mahkota hingga ke dusun Cakra Mata Ketiga hingga ke dusun paling jauh Cakra Akar di Kecamatan Tulang Ekor, pasti saya masih akan merasai suasana yang dapat mengenali. dari jalan raya. Maaf jika saya sombong, tetapi adakah semua yang awak beritahu saya benar-benar berlaku di luar awak?".
Ya, maksudku, mungkin semua ceritamu terjadi hanya di dalam pikiranmu. Hampir setiap saat saya berpikir, mungkin benar tuduhan Pak Made Tolstoy pada Pita Maha saat audisi peran Rahvayana, bahwa keseluruhan pertunjukan ini sebenarnya hanya terjadi di dalam diri saya. Semua kekacauan ini sebenarnya hanya berjalan di sepanjang Jalan Susumna dari cakra akar di ekor saya hingga cakra mahkota di bagian atas kepala saya.
Apa kowe rumangsa yen ara-ara samun ing Siberia iki minangka papan pangrembakane Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu?" panjenenganipun, sastra Ilahi Sastrajendra Hayuningrat Pangruwating Diyu, ingkang nate dipun cariyosaken dening Reshi Wisrawa dhateng Dewi Sukesi, saged dipunmangertosi saha dipun raosaken dening Rahwana.