• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Kewarganegaraan 2 Muhammad Yoka Bimantara 19083000126 2G

N/A
N/A
super debian

Academic year: 2023

Membagikan "Pendidikan Kewarganegaraan 2 Muhammad Yoka Bimantara 19083000126 2G"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Muhammad Yoka Bimantara NPK : 19083000126

Kelas : 2G

MK : Pendidikan Kewarganegaraan 2 UTS

1. Harap jelaskan tentang konsep dan urgensi konstitusi dalam kehiduoan berbangsa dan bernegara.

Jawab :

Konstitusi adalah badan doktrin dan praktis yang membentuk prinsip pengorganisasian fundamental negara politik.

Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untu pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah.

Aturan dasar yang terdapat dalam UUD NRI 1945

UUD NRI TAHUN 1945 yang melakukan pembatasan kekuasaan pemerintah atau penguasa negara, tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara memuat aturan - aturan dasar sebagai berikut:

1. Pedoman bagi Presiden dalam memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal 4, Ayat 1).

2. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh calon Presiden dan calon Wakil Presiden (Pasal 6Ayat 1).

3. Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 7).

4. Pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya (Pasal 7A dan 7B).

5. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR (Pasal 7C).

6. Pernyataan perang, membuat pedamaian, dan perjanjian dengan negara lain (Pasal 11 Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 3).

7. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12)

8. Mengangkat dan menerima duta negara lain (Pasal 13 Ayat 1, Ayat 2, dan Ayat 3).

9. Pemberian grasi dan rehabilitasi (Pasal 14 Ayat 1).

10. Pemberian amnesti dan abolisi (Pasal 14 Ayat 2).

11. Pemberian gelar, tanda jasa, dan lain-lan tanda kehormatan (Pasal 15).

Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan yang ada dalam Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia/warga Negara tidak dilanggar, konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena kedudukannya dalam mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara.

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis,yaitu constituer artinya membentuk.Beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet ( bahasa Belanda ) artinya, yaitu wet berarti undang-undang dan ground

(2)

berarti tanah. Beberapa Negara yg menggunakan istilah constitution ( bahasa Inggris ) untuk mengartikan konstitusi.

Dalam bahasa Indonesia , kontitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang dasar. Istilah itu menggambarkan keseluruhan system ketatanegaraan suatu Negara.

Berbagai Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Sejak proklamasi kemerdekaan bangsa indonesia sudah menciptakan tiga buah konstitusi serta memberlakukannya dalam masa yang berbeda-beda. Pemberlakuan ketiganya tidak lepas dari perubahan kehidupan ketatanegaraan indonesia akibat terjadinya berbagai perkembangan politik tetapi, pergantian konstitusi itu juga sekaligus menunjukan pergulatan bangsa indonesia dalam mencapai dan menemukan konstitusi yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa indonesia. Konstitusi yang pernah berlaku di indonesia adalah :

A. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949) B. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)

C. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) D. UUD 1945 (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966)

E. UUD 1945 setelah Amandemen (19 Oktober 1999 – Sekarang ) Macam Macam Konstitusi yang ada di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa Macam Macam Konstitusi undang undang 1945 :

1.) Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten constitution).

2.) Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution).

3.) Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not supreme constitution).

4.) Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution).

5.) Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and Parliamentary Executive Constitution).

Tujuan-tujuan konstitusi Negara Indonesia tersebut secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi tiga tujuan, yaitu:

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaliguspengawasan terhadap kekuasaan politik;

2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan daripenguasa itu sendiri;

3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagipara penguasa dalam menjalankan kekuasaannya.

Jadi, Saat ini negara Indonesia menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi. UUD 1945 berisi hal-hal prinsip negara Indonesia. Hal-hal itu mencakup tentang dasar negara, tujuan negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dan pembagian kekuasaan. Sampai saat ini pun Indonesia tetap menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara karena Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik seperti yang dijelaskan di UUD 1945. Menurut UUD 1945 Sistem pemerintahan

(3)

negara Indonesia adalah Kabinet Presidensial menurut sistem ini presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi dibawah MPR.

Negara Indonesia sudah benar menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi karena Indonesia berbentuk republik dan di pimpin oleh seorang presiden seperti yang tercantum dalam UUD 1945.

2. UU Negara RI sebagai konstitusi Negara Indonesia (H. 106) memiliki kedudukan sebagai hukum tertinggi dan hukum dasar negara. Jelaskan tentang jenjang hukum di Indonesia berdasarkan UU 12/2011.

Jawab :

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, definisi Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum. Peraturan Perundang- undangan dibentuk dan ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia merujuk ke Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011 yang terdiri atas:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (“UUD 1945”);

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

4. Peraturan Pemerintah;

5. Peraturan Presiden;

6. Peraturan Daerah Provinsi; dan 7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011 di atas mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat. Peraturan Perundang-undangan ini diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011.

3. Pada latihan analisis kita sudah membahas UU Cipta kerja dan sampai 29 April 2020 berita tentang UU itu masih ada di kompas H. 2. Bahkan ada yang tetap menulis UU cipta lapangan kerja(Holy Adib, Kamis 28 April 2020, h.5) walaupun presiden telah setuju untuk menunda pembahasan UU tersebut (Tv One 277 April 2020 PK. 05.30) bagaimana menurut anda?

Silahkan anda menanggapi copian bersama lembar ini.

Jawab :

Dikutip dari kompas 25-04-2020 h.2 Budiman Tanuredjo

(4)

Sabtu, 18 April 2020, seorang anggota Badan Legislasi DPR mengirim pesan kepada saya. Isinya semacam siaran pers anggota DPR Fraksi Partai Golkar soal RUU Cipta Kerja. Saya sebenarnya sudah agak lupa dengan subtansi RUU Cipta Kerja yang dibuat dengan mekanisme sapu jagat atau omnibus law. Omnibus Law adalah constitutional exercise dari presiden Joko Widodo. Wajar saja public lupa karena public dan pemerintah entah kalau DPR-sedang konsentrasi menghadapi “Revolusi Sunyi”;pandemic Covid-19.

Dalam siaran pers bertajuk “DPR Minta RUU Cipta Kerja Jangan Dipolitisasi”, anggota DPR itu meminta semua pihak tidak menjadikan RUU Cipta Kerja sebagai komoditas politik demi kepentingan kelompok tertentu yang tidak ingin melihat perekonomian bangsa ini maju. “Seharusnya RUU betul betul dijadikan kepentingan nasional. Apalagi RUU ini banyak diharapkan dan menjadi angina segar . Pemerintah bias melakukan terobosan serta memberikan insentif terkait pemulihan ekonomi”katanya.

Menurut saya, RUU Cipta Kerja bermasalah terlalu ambisius mengatur seganya, dan memang ada drafter yang ingin membawa kita balik ke era sentralisme atau bahkan ke era otorianisme. Oleh karena itu presiden kita harus mengambil keputusan yang tepat dan jangan sampai presiden mengambil keputusan karna orang lain yang mengatur.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 2 Kekuatan hukum peraturan perundang-undangan sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Kata “qanun” memang tidak disebutkan dalam jenis

OVCRE Form 2016-4 EVALUATION FORM REPORT for Advisory/ Technical Services Title of Activity Type of Service Date Conducted Duration of Activity hours Rating Staff Involved