Prodi Pendidikan Agama Islam Pentingnya Konsep Karakter Sopan Dalam Hadits Nabi Bagi Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Howard Gardner. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mencoba melihat makna konsep budi pekerti dalam hadis Rasulullah terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan tidak hanya terfokus pada pengetahuan atau bidang kognitif saja, namun dibarengi dengan kecerdasan yang baik serta akhlak dan akhlak yang baik. Buku Pegangan Pucciy dan Narcia Narvaes Pendidikan Moral dan Karakter, (Trans) Imam Baihaqi dan Derta Sri Widowati, (Bandung:nNusa Media Ujung Berung, 2014), hal.131. Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan pendidikan sebenarnya.11 Kecerdasan yang dimaksud di sini adalah kecerdasan kognitif.
Gardner membagi kecerdasan tidak hanya menjadi kecerdasan logis-matematis atau IQ, bahkan ia merumuskan sembilan jenis kecerdasan, salah satunya adalah kecerdasan personal (intrapersonal dan interpersonal). Penulis berpendapat bahwa sangat perlu bagi kita semua khususnya para pendidik untuk mencoba memahami sembilan jenis kecerdasan yang ditawarkan Gardner, karena kecerdasan personal erat kaitannya dengan kecerdasan emosional, anak yang memiliki kecerdasan emosional.
Rumusan Masalah
Oleh karena itu, untuk mentransformasikan kecerdasan tersebut perlu dicari cara-cara yang benar-benar relevan agar setara dalam tujuan pembentukan sekaligus internalisasi nilai-nilai agama pada anak. Untuk sampai pada rumusan awal dalam penelitian ini dengan mencoba menawarkan sebuah tema dan mencoba menganalisa bagaimana dan sejauh mana terdapat “Relevansi Konsep Akhlak Rendah Hati dalam Hadits Nabi Bagi Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Howard Gardner. Hal itulah yang menjadi poin penting dalam penelitian ini, yaitu ketika ada relevansinya, maka tidak ada lagi alasan bagi seorang guru untuk tidak menginternalisasikan nilai-nilai agama terkait dengan apa yang dicontohkan Rasulullah dalam sabdanya dan diterapkan dalam pembelajaran. proses tanpa harus melihat dan mengkhususkan diri di dalamnya.hanya pada studi agama.
Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci. Sejauh mana ada relevansi konsep akhlak rendah hati dalam hadis nabi dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal Howard Gardner.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kajian Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan bagi calon pendidik dan pendidik untuk menyampaikan pentingnya pendidikan karakter dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam dan mata pelajaran lainnya. Ketiga, Liliek Channa dalam artikelnya yang berjudul “Pendidikan akhlak dalam perspektif hadis profetik” memaparkan pembahasan tentang konsep hadis profetik dalam membangun karakter umat dan apakah hadis profetik tersebut mempunyai relevansi dengan pendidikan karakter masa kini. Hasil penelitian dalam artikel tersebut mengatakan bahwa hadis yang diangkat mengandung karakter atau perilaku manusia terhadap Tuhannya.Kedua, konsep pendidikan karakter yang dilakukan Rasulullah kepada para sahabat dan pengikutnya melalui hadis sejalan dengan teori-teori pendidikan karakter oleh para ilmuwan masa kini disajikan 18.
19 Devi Permatasari, “Tingkat Kerendahan Hati Siswa SMA”, dalam Jurnal Konseling Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang, Vol. Dari beberapa penelitian belum ada tesis, disertasi dan lain sebagainya yang membahas tentang konsep pendidikan karakter rendah hati dalam hadis dan signifikansinya bagi kecerdasan interpersonal anak, walaupun banyak penelitian sebelumnya yang menyoroti topik pendidikan karakter, namun tidak mengaitkannya dengan interpersonal. intelijen atau intelijen lainnya.
Kerangka Teori
Teori Konsep dan Relevansi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep mempunyai arti; pengertian, gambaran mental terhadap objek, proses, pendapat (pemahaman), rencana (cita-cita) yang telah dipikirkan.21 Agar segala kegiatan dapat berjalan sistematis dan lancar, diperlukan suatu rencana yang mudah dipahami dan dipahami. Pada prinsipnya konsep adalah suatu abstraksi dari gambaran suatu gagasan, atau menurut Kant yang dikutip Harifudin Cawidu gambaran umum atau abstrak suatu hal.22 Fungsi konsep sangat beragam, namun secara umum konsep mempunyai fungsi untuk menjadi lebih mudah bagi seseorang untuk memahami sesuatu. 21 Pusat Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakrta: Balai Pustaka, 1994), hal.
Orang yang mempunyai konsep dapat melakukan abstraksi terhadap objek yang ditemuinya, menempatkan objek ke dalam kelompok tertentu. Relevansi adalah istilah membingungkan yang digunakan dengan cara berbeda oleh banyak orang dan oleh orang yang sama.
Pendidikan Karakter
Nilai-nilai seperti kebijaksanaan, menghargai orang lain, tanggung jawab pribadi, perasaan memiliki takdir bersama, penyelesaian konflik secara damai, merupakan nilai-nilai yang patut diutamakan dalam pendidikan karakter. 42 Zubaed, Desain Pendidikan Karakter: Konsep dan Penerapan dalam Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal.13. 43 Nurkholis 'Atthourrahman, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Mustafa al-Ghalayini dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam, skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016), hal.
Mengetahui tujuan pendidikan karakter yaitu untuk menanamkan nilai-nilai moral pada diri siswa agar menjadi pribadi yang berkepribadian baik, tentunya perlu adanya upaya yang maksimal dari para guru khususnya orang tua dan masyarakat untuk saling mendukung dan membantu. , sehingga tujuannya agar pendidikan karakter dapat berjalan dengan baik dan sukses. . Yang harus dimiliki anak zaman sekarang adalah karakter rendah hati, tidak sombong, sopan santun kepada orang tua dan orang sekitar, pendidikan karakter ini penting sekali, untuk sekali lagi.
Karakter Rendah Hati
Pentingnya pendidikan karakter rendah hati harus ditanamkan kepada peserta didik sejak dini karena pendidikan akhlak akan mendorong manusia untuk berbuat baik seperti yang dikatakan Ibnu Maskawih yang dikutip oleh Yanuar Arifin dalam bukunya Pemikiran Emas Tokoh Pendidikan Islam Klasik hingga zaman modern, menurut Beliau dikatakan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berlandaskan pendidikan akhlak. Artinya ketika hati nurani Anda mengatakan Anda wajib mengambil sikap tertentu, maka Anda akan merasa bersalah jika tidak melakukannya. Ini berbeda dengan rasa bersalah yang merusak, yang membuat seseorang berpikir, "Saya orang jahat". Rasa bersalah yang konstruktif mengatakan, "Saya tidak dapat memenuhi standar saya sendiri dan saya merasa tidak enak, namun saya akan berusaha menjadi lebih baik." Kemampuan untuk memiliki rasa bersalah yang konstruktif juga membantu kita melawan godaan.50.
Sekali lagi, pendidikan kerendahan hati harus menjadi prioritas dalam proses pembelajaran di sekolah, masyarakat, dan keluarga. Anak yang tidak memiliki kerendahan hati akan menjadi sombong, angkuh dan tidak peduli dengan temannya, sehingga kebiasaan seperti ini akan berdampak besar di kemudian hari dan juga akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan.
Karakter Rendah Hati dalam Hadis Nabi
Dapat kita tarik kesimpulan seperti yang ditulis Devi Permatasari dalam artikelnya berjudul Tingkat Kerendahan Hati pada Siswa Sekolah Menengah yang dikutip dari buku karangan Thomas Lickona, bahwa kerendahan hati merupakan suatu kebajikan yang dianggap sebagai landasan kehidupan moral secara keseluruhan. Kerendahan hati merupakan salah satu sifat pribadi yang paling mendasar dan penting bagi siswa untuk dikembangkan, dilatih dan dibiasakan agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.52. Hati nurani inilah yang sebenarnya mempunyai peranan penting dalam menentukan tindakan manusia, karena dengan hati nurani inilah sebenarnya manusia dapat mengenali baik dan buruk.
Perbuatan manusia sepenuhnya berasal dari apa yang diperintahkan atau apa yang dibisikkan dari hati, sehingga perbuatan manusia yang kita lihat tidak lain hanyalah cerminan dari apa yang ada dalam hatinya. Oleh karena itu, pada pembahasan selanjutnya penulis akan tertarik dan akan meneliti hadits tentang akhlak yang bersahaja dengan mencari kata-kata atau kata kunci yang mirip seperti kata Tawadḥu''.
Pengertian Kecerdasan Intrapersonal dan interpersonal Howard Gardner
Oleh karena itu, kecerdasan interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami dan membedakan suasana hati, niat, motivasi dan keinginan orang lain, serta kemampuan untuk merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain. Dengan memiliki kecerdasan interpersonal, seorang anak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain dan dapat memberikan respon yang tepat sehingga orang lain merasa nyaman.62. Dengan demikian, kecerdasan interpersonal adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk memahami bagaimana bersikap terhadap orang lain dalam situasi dan keadaan yang berbeda.
Setelah mencermati berbagai pengertian akhlak rendah hati dan makna kecerdasan interpersonal, maka tema penelitian kali ini adalah “Konsep Pendidikan Karakter Rendah Hati dalam Hadits Nabi dan Relevansinya dengan Kecerdasan Interpersonal Anak” memuat beberapa hal yang sangat penting, yang pertama adalah bahwa pendidikan karakter itu harus Guru harus mempelajarinya dalam pendidikan anak didiknya. Kedua, melalui pendidikan, guru dapat mengembangkan karakter tersebut dengan mengembangkan kecerdasan interpersonal anak, karena terdapat kesamaan antara karakter rendah hati dan kecerdasan interpersonal. Penulis merasa hal tersebut akan menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini dengan melihat relevansi konsep antara karakter rendah hati dan kecerdasan interpersonal pada pembahasan berikut.
Metode Penelitian
- Sumber Data
- Teknis Pengumpulan Data
- Takhrij Al-Hadist
- Teknis Analisis Data
Kemudian, untuk memudahkan menelusuri kitab-kitab hadis yang sedang diteliti, digunakan bantuan hadis lidwa 9 imam, dll. Ada hadist yang menjelaskan pentingnya bagaimana hendaknya saling mencintai, kerendahan hati yang paling penting untuk selalu ditanamkan, perintah untuk tidak sombong, dan lain-lain. Sebelum Takhrij al-Hadits, hadis-hadis diambil dari kitab Sahih Muslim sesuai dengan topik pembahasan atau metodenya, kemudian dilakukan Takhrij al-Hadits untuk mengelompokkan hadis-hadis ke dalam beberapa kategori.
Dalam mengklasifikasikan hadits ada beberapa hal yang dilakukan yaitu pertama menentukan kata kunci pada saat mencari hadits yang berkaitan dengan hadits bertema tawaduq atau Takhrij al-Hadits, kedua setelah mendapatkan hadits yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah mengelompokkannya berdasarkan prinsip dasar. . gagasan (tema) hadis tersebut, kemudian mengambil satu tema berdasarkan fokus kajian dalam penelitian ini. Dalam metodologi ilmu hadis/tahkrij al-hadits, berdasarkan data primer Kitab Sahih Muslim bab Tawadḥu, ditemukan satu hadits yang menjelaskan tentang kerendahan hati secara rinci dan juga diriwayatkan dari berbagai kitab pendukung.
Sistematika Pembahasan
Konsep Karakter Rendah Hati dalam Hadits Nabi tentang Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal oleh Howard Gardner. Permasalahan karakter merupakan permasalahan yang paling mendesak dalam kehidupan manusia, oleh karena itu penting untuk melakukan penelitian produk-produk yang berkaitan dengan karakter. Semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya pendidikan karakter di tengah kemerosotan moral dan kebangkrutan bangsa, maraknya tindakan karakter. kekerasan, inkoherensi politisi dalam retorika politik dan perilaku sehari-hari tanpa kepedulian terhadap sesama, pendidikan karakter yang menekankan dimensi etika keagamaan menjadi relevan untuk diterapkan. Relevansi konsep akhlak rendah hati dalam hadis Nabi terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal Howard. Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal Howard Gardner.
Lickona, Thomas, Panduan Pendidikan Karakter Lengkap untuk Mendidik Siswa Menjadi Cerdas dan Baik, (Bandung: Nusa Media Ujung Berung, 2014). Atthourrahman, Nurkholis, Pendidikan Karakter Sudut Pandang Mustafa al-Ghalayini dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam, Skripsi (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2016).
141
Kesimpulan
- Konsep Karakter Rendah Hati dalam Hadis Nabi Terhadap Kecerdasan
- Persamaan dan perbedaan konsep karakter rendah hati dengan konsep
- Relevansi Konsep Karakter Rendah Hati dalam Hadis Nabi Terhadap
Mengenai konsep akhlak rendah hati dalam Islam, terdapat beberapa hadis yang membahas tentang akhlak rendah hati dan dampaknya terhadap akhlak manusia itu sendiri. Kata rendah hati bisa kita jumpai dengan kata atau indikator yang mirip dengan orang yang mempunyai karakter tersebut, seperti, Teuadhu, menghargai orang lain, berkata baik, lemah lembut, ramah, tidak mudah marah, suka, suka menolong, suka ditemani, baik hati, dan disukai orang lain karena akhlaknya yang baik. Masing-masing teori tersebut mempunyai konsep yang berbeda-beda, dalam Islam dikenal dengan konsep Teuadhu' sedangkan Gardner menyebutnya dengan kecerdasan intrapersonal dan interpersonal.
Persamaan dan perbedaan konsep karakter rendah hati dengan konsep kecerdasan pribadi Gardner Konsep kecerdasan pribadi Gardner. Persamaan dan perbedaan kedua konsep tersebut adalah bahwa ciri dari konsep kecerdasan personal hanya dapat dibatasi pada seberapa peka seseorang ketika melihat potensi yang dimiliki seorang anak, sedangkan konsep karakter rendah hati mempunyai sifat umum yang tidak hanya anak-anak akan memilikinya, tetapi mereka harus memiliki konsep untuk memiliki anak-anak lain juga, selain anak-anak kecil. Tentu saja, tidak ada batasan usia untuk mempelajari dan memiliki sifat-sifat Tawadḥu'.
Penutup
Penganiayaan guru oleh siswa di Sampang”, dalam https;//regional.kompas.com/rea d penganiayaan-guru-oleh-siswa-di Sampang. Nawawi, Hadari, Pendidikan Kebudayaan Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993,) Daradjat, Zakiyah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), Suparlan, Pendidikan Hati dalam Al-Qur'an Menuju Pembentukan Karakter, Skripsi. Devi Permatasari, “Tingkat Kerendahan Hati Siswa SMA”, dalam Jurnal Konseling Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Kanjuruhan Malang, Vol.
Yaumi, Muhamed dan Nurdin Ibrahim, Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences: Mengenali dan Mengembangkan Anak Multitalenta, (Jakarta: Kencana, 2013). Suparlan, Budidaya Karakter Bentuk Hati, Panduan Al-Qur'an Budidaya Karakter Bentuk Hati. (Perpustakaan Mahasiswa : Yogyakarta, 2015.