Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polsek Percut Sei Tuan Menggunakan Metode Simple
Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Risdianti
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email: [email protected]
Email Penulis Korespondensi: [email protected]
Abstrak-Kepolisian merupakan suatu instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan suatu daerah.
Selain dalam menjaga keamanan, ketentraman dan kedamaian daerah, kepolisian juga memperhatikan kesejahteraan personel kepolisiannya, begitu juga dengan kepolisian sektor Percut Sei Tuan. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan adalah pemberian penghargaan kepada personel kepolisian atas kinerja dan prestasi yang dihasilkan selama bekerja menjadi personel kepolisian.
Pengambilan keputusan terhadap pemilihan personel kepolisian dengan kinerja terbaik pada Polsek Percut Sei Tuan selama ini dilakukan secara manual tanpa adanya suatu sistem yang bisa mempermudah Kapolsek Percut Sei Tuan dalam mengambil keputusan. Dengan menggunakan metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) pada Sistem Pendukung Keputusan (SPK) maka penentuan personel satresnarkoba berprestasi dapat dihitung berdasarkan perhitungan dari bobot kriteria masing- masing, sehingga dapat memilih personel satresnarkoba berprestasi di dalam polsek percut sei tuan secara cepat.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan; Peniliaian Kinerja; Personel Polisi; Satresnarkoba; SMART
Abstract-Police is a government agency engaged in the defense and security of an area. In addition to maintaining regional security, tranquility and peace, the police also pay attention to the welfare of their police personnel, as well as the Percut Sei Tuan sector police. One form of attention given is the awarding of police personnel for their performance and achievements while working as police personnel. Decision making on the selection of police personnel with the best performance at the Percut Sei Tuan Police has so far been done manually without a system that can facilitate the Percut Sei Tuan Police Chief in making decisions. By using the Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) method on the Decision Support System (SPK), the determination of outstanding drug satres personnel can be calculated based on the calculation of the weight of each criterion, so that they can quickly select outstanding drug satres personnel in the Sei Tuan police station.
Keywords: Decision Support System; Performance Assessment; Police Personnel; Narcotics Unit; SMART
1. PENDAHULUAN
Kepolisian merupakan suatu instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang pertahanan dan keamanan suatu daerah. Selain dalam menjaga keamanan, ketentraman dan kedamaian daerah, kepolisian juga memperhatikan kesejahteraan personel kepolisiannya, begitu juga dengan kepolisian sektor Percut Sei Tuan. Salah satu bentuk perhatian yang diberikan adalah pemberian penghargaan kepada personel kepolisian atas kinerja dan prestasi yang dihasilkan selama bekerja menjadi personel kepolisian.
Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Kapolri No.22 Tahun 2010 Pasal 10 huruf e merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolda. Satresnarkoba bertugas menyelenggarakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkoba, termasuk penyuluhan dan pembinaan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal 148 menurut Peraturan Kapolri No.22 tahun 2010, Satresnarkoba menyelenggarakan fungsi yaitu melakukan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan narkoba, melakukan penganalisisan kasus narkoba beserta penangannya dan pengkajian efektifitas pelaksanaan tugas Satresnarkoba, melakukan pengawasan penyidikan tindak pidana narkoba di lingkungan Polda, melakukan pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba dan melakukan pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan informasi dan dokumentasi program kegiatan Satresnarkoba.
Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan dari berbagai jenis pilihan yang dilakukan secara akurat dan sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Dalam sistem pendukung keputusan terdapat berbagai metode dalam mencari solusi atas masalah yang dialami oleh masyarakat. Salah satu metode yang penulis angkat adalah metode SMART yang mana metode ini adalah metode pengambilan keputusan multi kriteria yang teknik pengambilan keputusannya didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai-nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting dibandingkan dengan kriteria lain.
Pengambilan keputusan terhadap pemilihan personel kepolisian dengan kinerja terbaik pada Polsek Percut Sei Tuan selama ini dilakukan secara manual tanpa adanya suatu sistem yang bisa mempermudah Kapolsek Percut Sei Tuan dalam mengambil keputusan. Polsek Percut Sei Tuan belum menggunakan sistem terkomputerisasi dalam proses penilaian kinerja personel Satresnarkoba, dimana penentuan hanya berdasarkan perbandingan nilai personel terhadap setiap kriteria yang mana hasilnya adalah penjumlahan nilai tersebut. Hasil penjumlahan yang tertinggi itulah yang mendapatkan penghargaan atas kinerja personel Satresnarkoba terbaik. Metode yang dapat digunakan dalam penilaian
kinerja salah satunya adalah metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART), dimana penilaian pemilihan mengandung unsur atribut, objektif, dan tujuan sehingga dapat mencegah kecurangan dalam penilaian kandidat terbaik agar proses penilaian berjalan tanpa subjektivitas dengan tetap menggunakan objektivitas kualitas kinerja personel Satresnarkoba.
Penulis melakukan beberapa penelitian atau review mengenai hal yang serupa dengan skripsi ini melalui jurnal maupun artikel terkait yang bersinggungan dengan sistem pengambil keputusan. Beberapa penelitian tersebut telah dirangkum seperti berikut.
“Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Dwi Novianti, Indah Fitri Astuti, Dyna Marisa Khairina, 2016, dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Web Untuk Pemilihan Café Menggunakan Metode Smart (Simple Multi-Attribute Rating Technique) (Studi Kasus : Kota Samarinda), dimana pada penelitian ini penulis mengambil rujukan sebagai bahan dalam penerapan metode yang mana pada penelitian ini metode SMART digunakan sebagai metode yang digunakan dalam pemilihan café yang mana teknik pengambilan keputusan multi kriteria ini didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai-nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting kriteria tersebut dengan kriteria lain. Hasil dari penelitian berupa output sistem rekomendasi nama café. Manfaat penelitian ini memberikan media informasi pengambilan keputusan bagi konsumen untuk memutuskan pilihan café yang tepat sesuai dengan keinginan konsumen, memudahkan konsumen café dalam menentukan lokasi café yang cocok.”
“Penelitian selanjutnya adalah penelitian dari Sundari Retno Andani (2019) yang berjudul Penerapan Metode SMART dalam Pengambilan Keputusan Penerimaan Beasiswa Yayasan AMIK Tunas Bangsa, yang mana pada penelitian ini penulis mengambil prinsip penerimaan beasiswa sebagai bahan acuan yang mana nantinya bisa digunakan sebagai bahan penelitian dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan personil yang mana nantinya personil akan diberikan sebuah kenaikan jabatan. Dalam penelitian yang dilakukan pada jurnal dapat disimpulkan Hasil yang diperoleh dari perhitungan sistem pendukung keputusan dengan metode SMART lebih akurat daripada perhitungan dengan sistem manual yang saat ini masih diterapkan. Sehingga metode SMART dapat diterapkan pada AMIK Tunas Bangsa dalam menentukan penerima beasiswa yayasan.”
“Penelitian yang dilakukan oleh Astari Junianti Nasution (2019), yang berjudul Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Techinuqe (Smart) Untuk Penilaian Kinerja Karyawan Pada PT.
Trans Engineering Sentosa. Dalam penelitian ini penulis terlebih dahulu membuat langkah-langkah yang diperlukan dalam melakukan penilaian kinerja karyawan pada PT. Trans Enggineering antara lain menentukan kriteria penilaian kinerja, memberikan bobot penilaian, dan memberikan penilaian kriteria pada masing-masing alternatif. Hasil dari penelitian ini adalah kemudahan pada penerapan metode SMART dalam menentukan kinerja karyawan dan juga proses penilaian kinerja khususnya pada saat seleksi tahap akhir dianggap lebih efisien sehingga perusahaan lebih cepat mendapatkan informasi tentang hasil kinerja karyawannya.”
“Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Purnamasari, dkk (2017) yang berjudul Sistem Penilaian Kinerja Dosen Teladan Menggunakan Metode Simple Multy Attribute Rating Technique (SMART), dimana pada penelitian ini pemilihan dosen teladan dilakukan dengan cara memilih alternatif dosen yang memenuhi syarat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan. Dalam pemilihan dosen teladan selama ini masih dilakukan secara manual, sehingga terkadang dalam pengambilan keputusan tidak tepat sasaran karena banyaknya kriteria yang harus dihitung serta tidak jelasnya pembobotan nilai sehingga penilaian menjadi tidak objektif. Penelitian ini menggunakan metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique), karena metode ini mampu menyelesaikan masalah dengan multikriteria.
Bedasarkan perhitungan dari data penilaian yang telah diuji metode SMART mampu memberikan rekomendasi yang tepat dan sesuai serta dapat membantu dalam penilaian pemilihan dosen teladan.”
Penulis telah mengumpulkan berapa jurnal dari berbagai sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang penulis bahas. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, untuk membantu pihak kepolisian Percut Sei Tuan dalam pengambilan keputusan penilaian kinerja personel Satresnarkoba
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka Kerja adalah suatu Struktural konseptual dasar yang digunakan untuk memecahkan atau menangani suatu masalah yang kompleks. Istilah ini sering digunakan antara lain dalam bidang perangkat lunak yang dapat digunakan kembali, serta dalam bidang manajemen untuk menggambarkan suatu konsep yang memungkinkan penanganan berbagai jenis atau entitas bisnis secara homogen, kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.
Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu adanya susunan kerangka kerja (frame work) yang jelas tahapan-tahapannya. Kerangka kerja ini merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka kerja penelitian yang digunakan adalah:
Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian Adapun uraian kerangka kerja pada gambar 1 adalah:
a. Perumusan Masalah
Pada tahap ini penulis merumuskan masalah yang terjadi pada Polsek Percut Sei Tuan yaitu sistem penentuan pemberian reward kepada personel yang berjalan saat ini masih dilakukan secara manual didalam Microsoft Excel dan memungkinkan terjadinya kesalahan dalam proses perhitungan dalam penentuan penilaian kinerja personel, sehingga dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan untuk mempermudah Pimpinan/Kapolsek dalam menentukan personel yang berhak mendapatkan reward.
b. Studi Literatur
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan cara mempelajari teori dan konsep dari literatur yang akurat dengan masalah penelitian, dimana peneliti banyak mencari data-data dari beberapa buku dan jurnal di internet yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Sehingga menghasilkan suatu informasi yang akan digunakan dalam penyelesaian penelitian dimana penulis mencari penjelasan mengenai sistem, proses pengambilan keputusan, sistem pendukung keputusan, sistem pendukung keputusan penilaian kinerja, metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART), pemodelan menggunakan Unified Modelling Language (UML), dan perangkat lunak yang digunakan.
c. Pengumpulan Data
Setelah merumuskan masalah yang terjadi penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam perancangan sistem pendukung keputusan dengan melakukan wawancara kepada Kapolsek Percut Sei Tuan beserta personel yang terlibat dalam penilaian kinerja dan melakukan observasi ke tempat secara langsung. Pada tahap ini penulis mengumpulkan data tentang cara penilaian personel Satresnarkoba terbaik yang masih dipilih berdasarkan kinerja dari personel.
d. Analisis Sistem
Pada tahap ini penulis merancang sistem pendukung keputusan penilaian kinerja kepada personel satresnarkoba terbaik di Polsek Percut Sei Tuan yang bertujuan menjadi acuan dalam pembuatan aplikasi dengan membuat use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence diagram, , perancangan input output, perancangan struktur data dan flowchart.
e. Pengembangan Sistem
Pada tahap ini, penulis melakukan pengembangan sistem dengan metode waterfall. Dengan tujuan agar sistem yang dirancang lebih sistematis dan efektif ataupun terarah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Dan menghasilkan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja personel Satresnarkoba menggunakan metode SMART di Polsek Percut Sei Tuan.
f. Pembuatan Laporan Hasil
Pada tahap ini merupakan akhir dimana penulis membuat laporan akhir skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polsek Percut Sei Tuan Menggunakan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)”. Yang terdiri atas 5 bab utama yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, analisa dan hasil, dan kesimpulan dan saran.
2.2 Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja
Sistem pendukung keputusan yaitu suatu sistem informasi komputer yang interaktif yang dapat memberikan alternative solusi bagi pengambil keputusan. (Haryani, & Fitriani D, 2019) menjelaskan kegunaan dalam menerapkan
sistem pendukung keputusan pada perusahaan dapat membantu memecahkan masalah dengan karakteristik tertentu.
Sistem pendukung keputusan penilaian kinerja merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk membantu pimpinan dalam membuat suatu keputusan secara terstruktur dalam banyak hal termasuk di dalamnya mengenai penilaian kinerja. [1]
Penilaian kinerja merupakan kegiatan yang mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Apakah prestasi yang dicapai setiap karyawan baik, sedang atau buruk dan dengan penilaian kinerja para karyawan mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja asalkan proses penilaiannya jujur dan objektif. Beberapa para ahli mendefinisikan pengertian penilaian kinerja karyawan.
Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk memeriksa/mengkaji dan mengevaluasi secara berkala kinerja seseorang. Pada prinsipnya Penilaian kinerja merupakan cara pengukuran kontribusi dan individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi.[2]
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Sistem pendukung keputusan penilaian kinerja adalah sistem yang mendukung pimpinan dalam menentukan keputusan dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawannya yang mana hal yang dinilai tersebut berdasarkan prestasi yang dicapai dari masing-masing karyawannya.
2.3 Metode Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART)
Metode Simple Multi Attribute Rating Technique merupakan suatu metode untuk pengambilan keputusan muti kriteria yang dikembangkan pada tahun 1997 oleh Edward. Metode SMART didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting nilai dari bobot tersebut dibandingkan dengan kriteria lain.
Metode SMART lebih sering digunakan karena kesederhanaannya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan menganalisa respon. SMART menggunakan linear additive model untuk meramal nilai setiap alternatif dan metode pengambilan keputusannya fleksibel. Metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan. Langkah-langkah penyelesaian metode SMART secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menentukan masalah
b. Menentukan kriteria yang akan digunakan c. Menentukan alternatif yang akan digunakan
d. Memberi bobot pada setiap kriteria pada setiap alternatif
(1)
Dimana:
Wij = Bobot kritria pada baris i kolom ke j Cout = nilai record
Cmin = nilai minimal pada kriteria ke x Cmax = nilai maksimal pada kriteria ke x
e. Hitung nilai normalisasi pada setiap kriteria di setiap alternatif.
(2)
Dimana:
Wij = Bobot kritria pada baris i kolom ke j f. Hitung nilai utilities pada setiap alternatif.
(3)
Dimana:
wj = nilai pembobotan kriteria ke-j dan k (kriteria) u(ai) = nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i g. Lakukan perangkingan berdasarkan nilai utilities.
h. Pilih alternatif dengan nilai utilities terbesar. [3]
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Masalah
Pada bagian ini penulis melakukan analisa terhadap kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam membangun sistem ini, agar nantinya bisa digunakan oleh pengguna sesuai dengan keinginan. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dianalisa agar dapat membantu untuk menjadi lebih baik dari sistem yang sebelumnya, khususnya dalam masalah penilaian kinerja personel Satresnarkoba pada Polsek Percut Sei Tuan.
Pada saat melakukan penelitian penulis mengamati ada beberapa kelemahan dalam melakukan penilaian kinerja personel Satresnarkoba yang mana proses penilaian yang dipilih masih dilakukan dengan memilih secara manual. Maka dari itu, analisis sistem ini dilakukan guna mempermudah dalam penilaian kinerja Satresnarkoba pada Polsek Percut Sei Tuan. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pendukung keputusan dalam penilaian kinerja personel dengan Metode SMART untuk menciptakan sistem yang baru dan sistem yang lebih baik.
3.2 Penerapan Metode SMART
Metode Simple Multi Attribute Rating Technique merupakan suatu metode untuk pengambilan keputusan muti kriteria yang dikembangkan pada tahun 1997 oleh Edward. Metode SMART didasarkan pada teori bahwa setiap alternatif terdiri dari sejumlah kriteria yang memiliki nilai dan setiap kriteria memiliki bobot yang menggambarkan seberapa penting nilai dari bobot tersebut dibandingkan dengan kriteria lain [1]. Adapun gambaran alur sistem (flowchart) dari penerapan metode Simple Multi-Attribute Rating Technique (SMART) dalam perancangan aplikasi ini dapat dilihat pada gambar 3 berikut.
Start
Stop Input Kriteria dan Bobot
Kriteria
Input Data Penilaian Personel
Hitung Normalisasi Bobot Kriteria
Hitung Nilai Utility untuk setiap kriteria
Hitung Nilai Akhir
Cetak Hasil Penilaian
Laporan Hasil Penilaian
Gambar 2. Flowchart Sistem yang Berjalan Menggunakan Metode SMART
Metode SMART lebih sering digunakan karena kesederhanaannya dalam merespon kebutuhan pembuat keputusan dan menganalisa respon. SMART menggunakan linear additive model untuk meramal nilai setiap alternatif dan metode pengambilan keputusannya fleksibel. Metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat diterima oleh pembuat keputusan. Langkah – langkah penyelesaian metode SMART secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Alternatif Pilihan
Pada penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa data-data berupa nama-nama personel Satresnarkoba sebagai bahan penelitian.
Tabel 1. Data Alternatif Personel Satresnarkoba No. Kode Alternatif Nama Personel
1. P01 AIPTU Lintong Tanjung
2. P02 AIPDA Abner Saragih
3. P03 BRIPDA Ariandes S.
4. P04 BRIPKA Ridarmi Ginting
5. P05 BRIPKA Hadi Ekwan
6. P06 BRIPKA Joko Andri
7. P07 BRIPKA Windsy Saragih
8. P08 AIPDA DP Manullang
9. P09 BRIPTU Harry Yuanda
10. P10 AIPTU Ardiansyah
11. P11 AIPTU Suherman
12. P12 AIPDA S. Siregar
13. P13 BRIPKA BPL Banjarnahor
14. P14 BRIPKA Irwan M
15. P15 BRIPTU Ridho S. Sitepu
b. Menentukan kriteria yang akan digunakan
Adapun kriteria beserta nilai dari masing-masing kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Tabel 2. Tabel Kriteria Penilaian
Kode Nama Kriteria Nilai Bobot Kriteria
K1 Nilai Absensi 40
K2 Jumlah Kasus Yang Ditangani 30
K3 Kedisiplinan 30
K4 Prestasi 40
Jumlah Nilai Bobot 140
c. Normalisasi Bobot Kriteria
Setelah memberikan bobot kriteria selanjutnya adalah normalisasi bobot kriteria. Normalisasi dilakukan dengan membagi bobot suatu kriteria yang diperoleh dengan total bobot semua kriteria. Adapun proses normalisasi bobot setiap kriteria adalah sebagai berikut :
1. Nilai Absensi =
Nilai Absensi = 0,286 2. Jumlah Kasus Yang Ditangani =
Jumlah Kasus Yang Ditangani = 0,214 3. Kedisiplinan =
Kedisiplinan = 0,214 4. Prestasi =
Prestasi = 0,286
Tabel 3. Tabel Normalisasi Bobot Kriteria
Kode Nama Kriteria Nilai Normalisasi Bobot Kriteria
K1 Nilai Absensi 0,286
K2 Jumlah Kasus Yang Ditangani 0,214
K3 Kedisiplinan 0,214
K4 Prestasi 0,286
d. Memberikan Nilai Utility untuk Setiap Masing-masing Kriteria
Dari semua kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya dianalisa untuk menentukan nilai pengembangan utility.
Nilai yang akan diberikan dalam skala 0–100. Di mana 0 sebagai nilai minimum dan 100 adalah nilai maksimum.
Tabel 4. Tabel Nilai Utility
Nama Kriteria Sub Kriteria Nilai Utility
Nilai Absensi 0 100
1 s/d 2 80
3 s/d 4 60
5 ≥ 40
Jumlah Kasus Yang Ditangani
5 ≥ 100
3 s/d 4 80
1 s/d 2 60
0 40
Kedisiplinan A 100
B 80
C 60
D 40
Prestasi Penangkapan Skala Besar
3 ≥ 100
2 80
1 60
0 40
e. Hitung Bobot Nilai Utility Setiap Kriteria Pada Masing-Masing Alternatif
Nilai utility personel untuk setiap masing-masing kriteria dapat dilihat pada perhitungan berikut Tabel 4. Perhitungan Nilai Utility pada Masing-Masing Kriteria
Kode Nama Personel Satresnarkoba Nama Kriteria Sub Kriteria Nilai Utility
P01 AIPTU Lintong Tanjung Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan B 80
Prestasi 0 40
P02 AIPDA Abner Saragih Nilai Absensi 1 s/d 2 80
Jumlah Kasus Yang Ditangani 5 ≥ 100
Kedisiplinan B 80
Prestasi 0 40
P03 BRIPDA Ariandes S. Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan B 80
Prestasi 0 40
P04 BRIPKA Ridarmi Ginting Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 1 s/d 2 60
Kedisiplinan A 100
Prestasi 0 40
P05 BRIPKA Hadi Ekwan Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan C 60
Prestasi 1 60
P06 BRIPKA Joko Andri Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan B 80
Prestasi 0 40
P07 BRIPKA Windsy Saragih Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 1 s/d 2 60
Kedisiplinan B 80
Prestasi 0 40
P08 AIPDA DP Manullang Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan B 80
Prestasi 1 60
P09 BRIPTU Harry Yuanda Nilai Absensi 1 s/d 2 80
Jumlah Kasus Yang Ditangani 0 40
Kedisiplinan B 80
Prestasi 1 60
P10 AIPTU Ardiansyah Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 60
Kedisiplinan B 80
Prestasi 1 60
P11 AIPTU Suherman Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan B 80
Prestasi 1 60
P12 AIPDA S. Siregar Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 3 s/d 4 80
Kedisiplinan B 80
Prestasi 2 80
P13 BRIPKA BPL Banjarnahor Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 1 s/d 2 60
Kedisiplinan B 80
Prestasi 0 40
P14 BRIPKA Irwan M Nilai Absensi 0 100
Jumlah Kasus Yang Ditangani 4 80
Kedisiplinan B 60
Prestasi 0 40
P15 BRIPTU Ridho S. Sitepu Nilai Absensi 1 s/d 2 80
Jumlah Kasus Yang Ditangani 0 40
Kedisiplinan C 60
Prestasi 0 40
Adapun proses perhitungan bobot nilai utility untuk alternatif P01 sebagai berikut : 1. Bobot Nilai Utility P01 Untuk Nilai Absensi
P01 = %
P01 = 1
2. Bobot Nilai Utility P01 Untuk Nilai Jumlah Kasus Yang Ditangani P01 =
P01 = 0.67
3. Bobot Nilai Utility P01 Untuk Nilai Kedisiplinan P01=
P01 = 0.67
4. Bobot Nilai Utility P01 Untuk Nilai Prestasi P01 =
P01 = 0
f. Hitung Nilai Akhir
Adapun proses perhitungan nilai akhir dari perhitungan nilai sebelumnya adalah sebagai berikut:
Nilai Akhir = (normalisasi bobot Nilai Absensi * bobot nilai utility Nilai Absensi) + (normalisasi bobot Jumlah Kasus yang ditangani * bobot nilai utility Jumlah Kasus yang ditangani) + (normalisasi bobot Kedisiplinan * bobot nilai utility Kedisiplinan) + (normalisasi bobot Prestasi * bobot nilai utility Prestasi)
= (0.286*1) + (0.214*0.67) + (0.214*0.67) + (0.286*0)
= 0.286 + 0.143 + 0.143 + 0
= 0.571 * 100% (Persentase Kriteria)
Hasil dari perhitungan untuk tiap alternatif pilihan penilaian dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 6. Tabel hasil perhitungan nilai akhir
Kode Nama Personel Nilai Akhir Rangking
P12 AIPDA S. Siregar 76.2 1
P08 AIPDA DP Manullang 66.667 2
P11 AIPTU Suherman 66.667 3
P10 AIPTU Ardiansyah 59.533 4
P05 BRIPKA Hadi Ekwan 59.533 5
P04 BRIPKA Ridarmi Ginting 57.133 6
P01 AIPTU Lintong Tanjung 57.133 7
P03 BRIPDA Ariandes S. 57.133 8
P06 BRIPKA Joko Andri 57.133 9
P02 AIPDA Abner Saragih 54.733 10
P07 BRIPKA Windsy Saragih 50 11
P13 BRIPKA BPL Banjarnahor 50 12
P14 BRIPKA Irwan M 50 13
P09 BRIPTU Harry Yuanda 42.867 14
P15 BRIPTU Ridho S. Sitepu 26.2 15
Metode SMART merangking dengan melihat range nilai akhir masing-masing data. Range yang digunakan SMART dalam merangking adalah seperti pada tabel 7 berikut.
Tabel 7. Penetapan Keputusan Rangking Berdasarkan Nilai Kategori
Range Kategori
80 – 100 Sangat Layak
60 – 79 Layak
0 – 59 Tidak Layak
Berdasarkan hasil perhitungan nilai akhir pada Metode SMART, terdapat pilihan alternatif yaitu P12 sebagai alternatif pilihan terbaik dengan nilai akhir 76,2 %
4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, dimana penelitian ini telah berhasil menghasilkan aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan polisi terbaik berbasis desktop. Sistem ini dapat digunakan oleh pengguna untuk membantu memberikan alternatif pilihan polisi mana yang sesuai dengan kriteria dari pimpinan dengan menggunakan metode SMART. Sistem ini dapat memberikan kemudahan kepada pimpinan dan layak dalam menentukan personil polisi yang terbaik. Prosedur penilaian kinerja personel Satresnarkoba berdasarkan kriteria- kriteria yang diberikan oleh Kapolsek Percut Sei Tuan yaitu Nilai Absensi, Nilai Jumlah Kasus Yang Ditangani, Nilai Kedisiplinan, dan Nilai Prestasi. Penerapan metode SMART digunakan untuk mencari normalisasi bobot dan mencari perangkingan dan dengan menggunakan metode ini dapat menghasilkan perangkingan sesuai nilai yang ada secara otomatis menggunakan sistem yang dibuat.
REFERENCES
[1] H. Asnal, M. Efendi, T. Arita Fitri, and M. K. Anam, “Sistem Pendukung Keputusan Penunjukan Supplier Pengadaan Perangkat Kesehatan Pada Instalasi Farmasi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Dengan Metode Multifactor Evaluation Process,” SATIN - Sains dan Teknol. Inf., vol. 6, no. 1, pp. 98–105, 2020, doi: 10.33372/stn.v6i1.618.
[2] R. N. Ainnisya and I. H. Susilowati, “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Hotel Cipta Mampang Jakarta Selatan,” Widya Cipta - J. Sekr. dan Manaj., vol. II, no. 1, pp. 133–140, 2018, [Online]. Available:
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta/article/view/2989.
[3] T. Magrisa, K. D. K. Wardhani, and M. R. A. Saf, “Implementasi Metode SMART pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Siswa SMA,” Inform. Mulawarman J. Ilm. Ilmu Komput., vol. 13, no. 1, p. 49, 2018, doi: 10.30872/jim.v13i1.648.
[4] N. Silalahi, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi Menggunakan Metode SMARTER Pada Universitas Budi Darma,” vol. 1, no. 1, pp. 50–57, 2020.
[5] J. Rahmad and V. Sihombing, “Implementasi Metode SMARTER Untuk Rekomendasi Penerima Bantuan Raskin Masa
Covid 19,” vol. 5, no. April, pp. 549–555, 2021, doi: 10.30865/mib.v5i2.2914.
[6] M. Simarmata, “Penerapan Metode Smarter Dalam Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Kualitas Getah Karet (Studi Kasus : Ptpn Iii Medan),” Masy. Telemat. Dan Inf. J. Penelit. Teknol. Inf. dan Komun., vol. 10, no. 1, p. 13, 2019, doi:
10.17933/mti.v10i1.146.
[7] Annisah, B. Nadeak, R. Syahputra, and D. P. Utomo, “Penerapan Metode SMARTER Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Merchandise Display Terbaik (Studi Kasus: PT. Pasar Swalayan Maju Bersama),” KOMIK (Konferensi Nas.
Teknol. Inf. dan Komputer), vol. 4, no. 1, 2020, doi: 10.30865/komik.v4i1.2674.