• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PUNGUTAN LIAR JURU PARKIR DI KOTA SEMARANG DITINJAU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PUNGUTAN LIAR JURU PARKIR DI KOTA SEMARANG DITINJAU "

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Penegakan hukum pidana terhadap pungutan liar oleh juru parkir dilakukan jika ada laporan dari masyarakat atau pada saat melakukan operasi rutin. Pungutan liar yang dilakukan oleh petugas parkir resmi maupun tidak resmi merupakan respon dari kekurangan pegawai Dinas Perhubungan Kota Semarang. Kata kunci: HAM, hukum pidana, parkir liar. Pelaksanaan penegakan hukum terhadap retribusi parkir liar di Kota Semarang ditinjau dari aspek hak asasi manusia.

Enforcement of the criminal law against illegal parking charges by parking attendants is carried out, if there is a report from the community or during routine operations 2) Obstacles in the enforcement of the criminal law against illegal parking charges in Semarang is the lack of personnel from the Transport Agency Semarang in monitoring parking lot employees, officials and non-officials. Illegal fees imposed by official and unofficial parking attendants are a reaction to the lack of staff from the Semarang City Transportation Agency.

Latar Belakang Masalah

Ini secara otomatis meningkatkan penerimaan biaya parkir, jika dikelola dengan baik. Pengelolaan retribusi parkir di Semarang menuntut perhatian khusus dari pemerintah dalam mengatur dan mengendalikan kelangsungan pemungutan retribusi parkir. UPT parkir merupakan bagian dari pelaksana tugas teknis yang membidangi pengelolaan parkir, dimana UPT parkir secara keseluruhan bertanggung jawab atas pengelolaan biaya parkir.

Selain itu, peran kepala dinas sangat diperlukan untuk mengarahkan dan merencanakan kesinambungan pelaksanaan dan pengelolaan retribusi parkir. Berbagai permasalahan terkait pengelolaan parkir jalan umum di berbagai kawasan di Semarang antara lain banyaknya parkir liar yang disebabkan oleh banyaknya pegawai mall dan pengunjung yang lebih memilih parkir di luar (pinggir jalan) dibandingkan di dalam pusat perbelanjaan karena tarif parkir di pusat perbelanjaan lebih mahal karena penggunaan tarif per jam (tarif progresif), pemungutan retribusi parkir yang melebihi ketentuan, banyaknya petugas parkir yang tidak menyetorkan biaya parkir ke Dishubkominfo dan kepentingan koordinator lapangan yang merasa mereka memiliki tanah.

Rumusan Masalah

Berbagai kendala dalam pengelolaan parkir mempengaruhi kontribusi terhadap PAD kota Semarang dan menjadi kendala daerah dalam menghasilkan pendapatan sesuai target. Perda Kota Semarang No. 2 Tahun 2016 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang No. 2 Tahun 2012 tentang Penggantian Pelayanan Publik di Kota Semarang. Dalam hal ini sebagai lembaga penegak hukum khusus, sedangkan hakim, jaksa, polisi dan pengacara merupakan lembaga penegak hukum umum.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik dengan judul: Tinjauan Aspek Hak Asasi Manusia dalam Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pungutan Liar Petugas Parkir di Kota Semarang.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penelitian Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku dalam suatu negara, yang menetapkan aturan-aturan dan dasar-dasar bagi: 13. Hukum pidana adalah suatu hal yang mengatur pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum dan perbuatan itu diancam dengan pidana yang merupakan penderitaan. Tujuan hukum pidana adalah untuk melindungi kepentingan individu atau hak asasi manusia dan sosial.

Tujuan hukum pidana di Indonesia harus sesuai dengan falsafah Pancasila yaitu mampu mewujudkan kepentingan yang merata bagi seluruh warga negara. Perlindungan kepentingan hukum terhadap perbuatan yang ingin dilanggar dengan sanksi berupa tindak pidana yang lebih tajam dari undang-undang lainnya atau sering disebut fungsi hukum pidana memberikan aturan-aturan untuk melindungi. Berikut ini juga dikemukakan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh Sudarto, bahwa fungsi hukum pidana dapat dibedakan sebagai berikut: 17.

Fungsi khusus hukum pidana adalah melindungi kepentingan hukum terhadap perbuatan yang hendak melanggarnya (rechtsguterschutz) dengan sanksi berupa pemidanaan. Hukum pidana yang perumusannya menitikberatkan pada perbuatan-perbuatan yang dilarang dan diancam dengan undang-undang dan perumusannya tidak mengatur atau mensyaratkan terjadinya suatu akibat tertentu dari perbuatan itu sebagai syarat selesainya suatu tindak pidana, melainkan hanya pada. Adalah : merupakan hak penguasa untuk mengancam pidana, menjatuhkan pidana terhadap pelanggar hukum pidana (filsafat hukum pidana).

Aturan hukum pidana berupa norma hukum pidana dan sanksi serta ketentuan umum yang membatasi menjelaskan norma hukum pidana. Garis hukum yang menjadi pedoman dasar bagi aparat penegak hukum untuk melaksanakan ketentuan hukum pidana substantif (proses pidana). Hukum Pidana Umum adalah hukum pidana yang berlaku untuk semua penduduk (berlaku untuk semua orang di seluruh Indonesia) kecuali anggota militer.

Unsur subyektif ini menyatakan bahwa dalam hukum pidana harus ada pelaku atau orang. Tindak pidana umum adalah semua tindak pidana yang terdapat dalam KUHP sebagai kodifikasi hukum pidana substantif (Buku II dan III).

Orisinalitas Penelitian

Tinjauan Hukum Praktek Retribusi Parkir Kendaraan Ilegal Berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pembalasan Tempat Parkir Khusus (Studi Kasus di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta). Teori penegakan hukum berkaitan dengan permasalahan perparkiran di Kota Yogyakarta khususnya di kawasan Lempuyangan terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi penegakan hukum. Berdasarkan informasi dari pengguna kendaraan dan juru parkir di stasiun Lempuyangan, selama ini belum ada pemeriksaan atau kunjungan dari Dinas Perhubungan maupun kepolisian atas tindakannya, yang menurut petugas parkir membuat tindakannya aman.

Tukang parkir mengaku tindakannya wajar karena meski melakukan pungli, nominalnya kecil dibanding pejabat yang mengorupsi uang rakyat hingga triliunan rupiah. Dishub Yogyakarta berkoordinasi dengan kepolisian, agar jika terjadi pelanggaran hukum dapat ditindak sesuai hukum pidana, bila perlu harus diterapkan hukuman bagi pelaku yang telah melakukan pungutan liar.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Pelaksanaan penegakan hukum terhadap pungutan liar bagi juru parkir di Kota Semarang dari aspek hak asasi manusia. Nominal yang didapat sebagai juru parkir memang tidak banyak, namun tetap harus disetorkan ke Dinas Perhubungan Kota Semarang. Pasalnya, pada kenyataannya tidak semua tukang parkir di Kota Semarang menjadi pelaku kejahatan dengan melakukan pungutan liar.

Pendekatan yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Semarang saat mengetahui adanya pungutan liar yang dilakukan oleh juru parkir adalah: 56. Pendekatan ini dilakukan saat oknum juru parkir tertangkap basah melakukan pungli. Pendekatan ini diterapkan ketika oknum tukang parkir sudah diberi teguran langsung namun tetap ketahuan melakukan pajak.

Pendekatan ini dilakukan sebagai pendekatan terakhir dari Dinas Lalu Lintas Kota Semarang jika para tukang parkir masih tetap membayar pungutan liar setelah kedua pendekatan di atas diterapkan. Sekaligus, pendekatan ini akan mencabut izin tempat parkir yang tersangkut tol liar di Kota Semarang. Penegakan hukum pidana oleh Dinas Perhubungan Semarang terhadap pungutan liar seringkali terhambat oleh beberapa kendala, yaitu:57.

Kurangnya pegawai dari Dinas Angkutan Semarang dalam memantau pegawai parkir baik yang resmi maupun yang tidak. Pendekatan ini diterapkan ketika oknum juru parkir yang sudah diberi teguran langsung namun masih kedapatan melakukan pungutan liar akan dipanggil oleh Dishub Semarang. Kendala Penegakan Hukum Terhadap Pungutan liar bagi Juru Parkir di Kota Semarang Ditinjau dari Perspektif Hak Asasi Manusia.

Upaya mengatasi kendala dalam pelaksanaan penegakan hukum terhadap pungutan liar bagi juru parkir di kota Semarang dari perspektif hak asasi manusia. Pendekatan ini dilakukan ketika ada oknum tukang parkir yang tertangkap tangan melakukan Pungli.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pungutan liar adalah penyalahgunaan wewenang yang tujuannya untuk memperlancar usaha atau melindungi kepentingan wajib pajak. Ancaman pidana berlaku bagi juru parkir yang melakukan pungutan liar dengan memungut biaya yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pungutan liar atau pemerasan adalah pengenaan pungutan di tempat-tempat di mana pungutan tidak seharusnya dipungut atau dipungut.

Hambatan atau kendala yang dihadapi Dinas Perhubungan Kota Semarang terhadap pungutan liar adalah kurangnya personil Dinas Perhubungan Kota Semarang, adanya oknum petugas parkir yang mendapatkan bantuan dari penegak hukum itu sendiri maupun dari masyarakat itu sendiri yang sebenarnya kurang aktif dalam pemberantasan pungutan liar. . Setelah peringatan langsung, Kantor Nasional Transportasi, Pekerjaan Umum dan Manajemen Air akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap orang tersebut. Pendekatan ini dilakukan ketika oknum juru parkir yang sudah mendapat teguran langsung namun masih kedapatan membayar pungutan liar akan dipanggil oleh Dishub Semarang. Dalam pendekatan ini, oknum juru parkir dilatih kembali terkait aturan yang telah dijelaskan saat ia mendaftar sebagai juru parkir di Kota Semarang.

Pendekatan ini dilakukan sebagai pendekatan terakhir dari Dinas Angkutan Semarang, apabila juru parkir masih melakukan pungutan liar setelah kedua pendekatan di atas dilakukan. Hambatan Penegakan Hukum Pidana terhadap Pungutan liar bagi Juru Parkir di Semarang Penegakan hukum pidana yang dilakukan oleh Dinas Angkutan Semarang terhadap pungutan liar bagi juru parkir seringkali terkendala oleh beberapa kendala, yaitu: Kurangnya personil Dinas Angkutan Semarang dalam pengawasan tukang parkir, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Pungutan liar yang dilakukan oleh petugas parkir resmi dan tidak resmi merupakan respon dari kurangnya personel Dinas Perhubungan Kota Semarang, sehingga tidak optimalnya pengawasan di lapangan dan menjadi peluang bagi oknum untuk mengeluarkan pungutan liar, (2) Orang yang mencalonkan diri saat hendak menindak pungutan liar.

Hal ini tentu menyulitkan pihak Dinas Angkutan Semarang untuk mengeluarkan teguran atau pengalihan karena yang bersangkutan justru kabur, (3) ada oknum tukang parkir yang dirinya mendapat bantuan dari salah satu aparat penegak hukum. Cukup mengherankan penegakan hukum pidana terhadap pungutan liar juru parkir dihalang-halangi oleh salah satu aparat penegak hukum kita sendiri. Walaupun sanksi pidana terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh tukang parkir hanya diatur dalam Peraturan Daerah, sebaiknya sanksi yang diberikan lebih diperhatikan agar lebih menimbulkan efek jera.

PENUTUP

Saran

Perlu dilakukan kajian terhadap Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2012 Terkait Pembalasan Pelayanan Publik Di Kota Semarang Pada Bagian Sanksi Pidana Yang Dirasa Dapat Diambil ringan agar tidak menimbulkan efek jera bagi para pelaku kejahatan tersebut. Menjangkau masyarakat tentang prosedur pelaporan atau pengaduan yang baik dan benar untuk mempercepat proses hukum suatu perkara dalam penyelesaiannya. Instansi yang mengawasi sektor perparkiran harus bisa lebih baik dalam menanggapi keluhan masyarakat yang menurut mereka hanya masalah yang sama.

Chairul Huda, Dari Tindak Pidana Tanpa Kesalahan Menjadi Tindak Pidana Tanpa Kesalahan, Kencana, Jakarta. Jakarta: Rajawali Pers, 2010 Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2 Cet., 2001 Sudarto, Hukum Pidana I, Semarang: Yayasan Sudarto.

Referensi

Dokumen terkait

Để khắc phục nhược điểm này, cần phải chú trọng lồng ghép nội dung BĐKH vào các hoạt động ngoại khoá, tạo điều kiện cho học sinh tiếp thu các kiến thức thực tế từ địa phương, rèn luyện