• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan PT Bank BRI Syariah Tbk pada tahun 2016-2019 dengan menggunakan metode REC

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan PT Bank BRI Syariah Tbk pada tahun 2016-2019 dengan menggunakan metode REC"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan penyaluran pembiayaan di PT Bank BRI Syariah mengalami peningkatan terutama pada tahun 2019 meningkat sebesar 25,49% atau Rp 27,3 triliun. Dilihat dari laporan keuangan PT Bank BRI Syariah tahun 2016 sebesar Rp 170 miliar turun menjadi Rp 101 miliar atau. Aset PT Bank BRI Syariah yang mengalami peningkatan di tahun 2019 tidak diimbangi dengan penurunan laba yang terjadi di tahun 2019.

Peningkatan pembiayaan yang disalurkan oleh PT Bank BRI Syariah, seiring dengan risiko pembiayaan juga meningkat.

Grafik 1. Pertumbuhan Aset Pembiayaan Laba Bersih
Grafik 1. Pertumbuhan Aset Pembiayaan Laba Bersih

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perubahan baik aset, pembiayaan dan keuntungan pada PT Bank BRI Syariah dapat terlihat dengan jelas, sehingga peneliti tertarik untuk menilai kesehatan bank untuk mengetahui kesehatan bank setelah pemisahan. /spin-off berdasarkan penggunaan profil risiko, analisis pendapatan, permodalan. Maka peneliti mengambil judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah Setelah Pemisahan/Pemisahan (Studi Kasus Pada PT Bank BRI Syariah, Tbk)”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memperkaya khazanah keilmuan ekonomi syariah khususnya mengenai tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah pasca spin-off berdasarkan analisis profil risiko, laba dan permodalan. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan fakta lapangan serta dapat memberikan kontribusi pengetahuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank.

Penelitian Relevan

Menganalisis tingkat kesehatan bank syariah dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings and Capital) dalam menjaga stabilitas kesehatan pada PT. 15Elysh Prawita, Analisis Tingkat Kekuatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Profil Risiko, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital) pada PT. Hasil penelitian adalah bahwa secara umum menurut matrik peringkat komposit, tingkat kekuatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dikategorikan sebagai PK-3 yang berarti mencerminkan kondisi bank yang secara umum cukup sehat, sehingga dinilai mampu menahan dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya yang tercermin dari penilaian terhadap rating factor antara lain profil risiko, kinerja tata kelola perusahaan yang baik, rentabilitas dan permodalan yang cukup baik.

16Rohmatus Sa'diyah, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Menggunakan Metode RGEC (Profil Risiko, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital) Dalam Menjaga Stabilitas Kesehatan Pada PT.

Metode Penelitian

Pemisahan ini berpotensi meningkatkan nilai saham dan nilai dividen pemegang saham PT Bank Jasa Arta (Bank Syariah BRI) sebagai anak perusahaan PT Bank BRI Syariah Tbk. PT Bank BRI Syariah Tbk yang merupakan hasil akuisisi Bank Jasa Arta oleh PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk pada tanggal 19 Desember 2007. Visi PT Bank BRI Syariah adalah menjadi bank ritel modern dengan ragam layanan keuangan sesuai untuk kebutuhan pelanggan dengan akses termudah untuk kehidupan yang lebih bermakna.

Sehingga perlu adanya penilaian pengelolaan permodalan untuk mengetahui kondisi permodalan pada PT Bank BRI Syariah Tbk. Kemudian uraian NPF Gross pada PT Bank BRI Syariah Tabel 10 Perhitungan NPF Gross PT Bank BRI Syariah. Pada tahun 2016, NPF PT Bank BRI Syariah sebesar 4,57% termasuk dalam peringkat ke-2 dalam kategori sehat, hal ini menunjukkan bahwa PT Bank BRI Syariah berkinerja baik dalam memberikan pembiayaan dan pengelolaan risiko dari pembiayaan dan memiliki.

Terbukti ROA tertinggi di PT Bank BRI Syariah dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 berada pada peringkat 3 yaitu pada kategori cukup sehat. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank BRI Syariah telah mampu mengelola aset dengan sangat baik dan mampu memprediksi risiko kerugian yang akan terjadi dengan penggunaan modalnya. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis penilaian kelayakan bank dengan menggunakan metode REC di PT Bank BRI Syariah setelah pemisahan/spin off melalui perhitungan rasio NPF (Non Performing Financing), ROA (Return terhadap Aset, dan CAR (Rasio Kecukupan) modal).

Dan di tahun 2019 ini kembali berada di peringkat 2 atau kategori Sehat, hal ini menunjukkan pembiayaan bermasalah di PT Bank BRI Syariah mengalami penurunan. Hal ini menandakan bahwa PT Bank BRI Syariah telah mampu mengelola asetnya dengan sangat baik dan mengantisipasi risiko kerugian yang akan timbul dalam penggunaan modalnya.

Tabel 1. Peringkat Komponen Profil Resiko (NPF)
Tabel 1. Peringkat Komponen Profil Resiko (NPF)

LANDASAN TEORI

Kesehatan Bank

  • Pengertian Kesehatan Bank
  • Penilaian Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Bank

Kesehatan bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan benar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil survei terhadap kondisi bank yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengurus bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas pengawas perbankan, dan pemerintah.

Kesehatan perbankan sebagai kemampuan bank untuk melakukan kegiatan perbankan secara wajar dan wajar dalam memenuhi segala kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.2. Tingkat kesehatan bank umum diatur dalam PBI nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Profil Risiko sebagai pelengkap PBI nomor 9/1/PBI/2007. Ketentuan ini telah diperbaharui seiring dengan perkembangan bisnis perbankan sehingga akan mempengaruhi risiko yang kemudian akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Diperlukan sistem peringkat yang terperinci dan akurat.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PB1/2011, Kesehatan Bank digunakan sebagai sarana untuk mengevaluasi kondisi dan permasalahan yang dihadapi bank serta menentukan tindak lanjut untuk mengatasi kelemahan atau permasalahan yang dihadapi bank. Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian terhadap berbagai aspek yang mempengaruhi kondisi atau kinerja bank. Peringkat Komposit 2 (PK-2) Mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menahan dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal.

Nilai Komposit 3 (PK-3) Mencerminkan kondisi bank secara umum cukup baik untuk dinilai mampu menghadapi dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya yang tercermin dari penilaian terhadap faktor pemeringkat, termasuk risiko. . profil, eksekusi GCG, rentabilitas dan permodalan yang secara umum cukup baik. 11Sri Rokhlinasari dan Evi Eriyanti, ―Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia Menggunakan Metode Risk Based Assessment pada Al Amwal 9, no.

Pemisahan/Spin Off

  • Pengertian dan Tujuan Pemisahan/Spin-Off
  • Sebab-Sebab Pemisahan/Spin-Off
  • Dampak Pemisahan/ Spin-Off

Spin-off sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan pada hakekatnya merupakan tindakan induk perusahaan dalam membagi usaha yang mempunyai motivasi yang sama dengan pendirian anak perusahaan. Spin-off merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan memaksimalkan kinerja perusahaan. Perusahaan memiliki berbagai motivasi dalam melakukan spin-off antara lain alasan manajemen, faktor pasar modal, risiko, manfaat pajak dan alasan peraturan atau regulasi.

Beberapa perusahaan induk memutuskan untuk memisahkan anak perusahaannya karena menganggap bisnisnya tidak jujur ​​di pasar modal. Perusahaan induk memisahkan anak perusahaannya untuk melindungi perusahaan dari risiko tertentu, yang umumnya dimaksudkan untuk menstabilkan omset perusahaan induk. Spin-off merupakan cara restrukturisasi perusahaan agar perusahaan tetap dapat beroperasi secara efisien.

Keputusan spin-off merupakan langkah penting dalam pengembangan perbankan syariah karena sebagai bank yang fokus pada sektor UMKM, BRI akan lebih mudah mengoptimalkan bisnis perbankan syariah yang fokus pada sektor UMKM. 19Amzul Rifin, Imam T Saptono dan HR Dewati, “Pemilihan Metode Spin Off Unit Usaha Syariah dengan Pendekatan Analisis Faktor,” n.d. Ketika keputusan spin-off diambil oleh bank syariah, rasio BOPO akan menurun yang menandakan peningkatan efisiensi operasional.

21Zulfikar Bagus Pembuko, “Spin-Off Policy and Efficiency of Islamic Banking in Indonesia,” Universitas Muhammadiyah Magelang 2, no. Selisih kinerja tersebut timbul dari aktiva dan pasiva yang tidak dapat dikonversi dan menjadi bagian dari aktiva dan pasiva bank yang melakukan pemisahan.

Gambaran Umum PT Bank BRI Syariah Tbk

  • Profil PT Bank BRI Syariah Tbk
  • Struktur Organisasi PT Bank BRI Syariah Tbk

Basis nasabah yang terbentuk luas di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa BRIsyariah memiliki kapasitas yang tinggi sebagai bank ritel modern terkemuka yang menawarkan berbagai layanan keuangan sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan yang lebih bermakna. Untuk semakin meningkatkan citranya di mata seluruh pemangku kepentingan, BRIsyariah kembali mencatatkan sejarah penting dalam perjalanan bisnisnya sejak tahun 2016. Proses rebranding logo dilakukan untuk semakin menumbuhkan brand equity BRIsyariah sehingga mendapatkan predikat sebagai bank syariah terbesar keempat dari total aset.

Logo BRIsyariah memiliki arti bahwa BRIsyariah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari induk perusahaan yaitu BRI sebagai bank terbaik di Indonesia. BRI juga mendukung penuh BRIsyariah untuk menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan yang lebih bermakna. Dengan demikian, BRIsyariah dapat terus berkembang menjadi bank syariah terdepan dengan jangkauan termudah untuk kehidupan yang lebih bermakna.

Misi PT Bank BRI Syariah adalah; Memahami keragaman individu dan beradaptasi dengan kebutuhan keuangan nasabah yang berbeda-beda Menyediakan produk dan layanan yang mengutamakan etika sesuai dengan prinsip Syariah Memberikan akses yang paling mudah melalui berbagai sarana kapanpun dan dimanapun Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan membawa kedamaian pikiran.

Gambar 1. Struktur Organisasi
Gambar 1. Struktur Organisasi

Analisis Tingkat Kesehatan PT Bank BRI Syariaah dilihat dari

  • Analisis NPF (Non Performing Financing)
  • Analisis Perhitungan ROA (Return On Assets)
  • Analisis Perhitungan CAR (Capital Adequancy Ratio)

NPF merupakan rasio untuk mengukur tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang dihadapi Bank BRISyariah, semakin tinggi rasio NPF maka semakin buruk kualitas pembiayaan bank BRISyariah karena pembiayaan bermasalah semakin meningkat. Pada tahun 2018, NPF PT Bank BRI Sayariah mengalami sedikit peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,01% dari tahun 2017 sebesar 6,40% menjadi tahun 2016 sebesar 6,41%, masih berada pada peringkat 3 yaitu dalam kategori cukup sehat. Pada tahun 2019, NPF PT Bank BRI Sayariah mengalami penurunan yang signifikan sebesar 1,49% dari tahun 2016 sebesar 4,57% menjadi tahun 2018 sebesar 6,40% yaitu 2 dalam kategori sehat, hal ini menunjukkan bahwa PT Bank BRI Syariah telah menjalankan pembiayaan dengan baik dan pengelolaan risiko pembiayaan dan melaksanakan kegiatan operasional yang aman dan sehat.

Sumber : Hasil pengolahan data peneliti dengan cara menjumlahkan total aset tahun sebelumnya dengan total aset tahun yang dicari kemudian membaginya dengan dua, hasilnya rata-rata total aset. Hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan kurang melakukan kegiatan operasional dalam pengelolaan aktiva untuk meningkatkan laba atau mengurangi biaya sehingga laba turun. Pada tahun 2016 ROA PT Bank BRI Syariah sebesar 0,92% termasuk dalam kategori cukup sehat dan pada tahun 2017 kembali menurun menjadi 0,51% atau menurun sebesar 0,41% dari tahun sebelumnya dan masuk dalam kategori cukup sehat.

Karena salah satu unsur pendapatan bank berasal dari pembiayaan yang disalurkan, maka jika pembiayaan bermasalah tinggi maka tingkat keuntungan yang akan diperoleh juga akan menurun. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal untuk menutupi kemungkinan kegagalan dalam memberikan pembiayaan.

Tabel 7 Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)
Tabel 7 Jumlah Pembiayaan Bermasalah (KL,D,M)

PENUTUP

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas adalah saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini, bagi perusahaan tingkat profitabilitas PT Bank BRI Syariah dalam keadaan tidak sehat, sehingga diperlukan tindakan manajemen untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan aset dan meminimalkan risiko pendanaan bermasalah yang ada. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan indikator rasio keuangan lainnya untuk melihat tingkat kesehatan PT Bank BRI Syariah atau bank syariah lainnya yang dijadikan objek penelitian untuk mendapatkan perhitungan dan analisis yang lebih teliti dan akurat sesuai dengan perkembangan terkini. peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan. Analisis Tingkat Solidness Bank dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital) pada PT.

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah di Indonesia Menggunakan Metode Risk Based Assesment pada Al Amwal 9 no.

Gambar

Grafik 1. Pertumbuhan Aset Pembiayaan Laba Bersih
Tabel 1. Peringkat Komponen Profil Resiko (NPF)
Tabel 3. Peringkat Komponen Capital Adequacy Ratio (CAR)  Peringkat  Keterangan  Kriteria
Tabel 4. Peringkat Komponen Profil Resiko (NPF)
+7

Referensi