Vol. 1, Oktober 2017, 151-157
151 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
KORELASI LOGICAL MATHEMATICAL INTELLIGENCETERHADAP MATHEMATICAL PROFICIENCY SISWA SEKOLAH DASAR KOTA
BANDA ACEH
Aklimawati1, Rifaatul Mahmuzah2
1,2Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Serambi Mekkah
Jln. Tgk. Imum Lueng Bata, Banda Aceh 23245 Email. [email protected]
ABSTRAK
Multiple Intelligences mencoba mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang hanya terdiri dari IQ saja. Multiple Intelligences memberikan pandangan bahwa terdapat sembilan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap individu, yang membedakan tingkatan dominasi dari kecerdasan tersebut. Salah satu kecerdasan yang sangat erat hubungannya dengan kemampuan matematika adalah kecerdasan logika matematik. Inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence) adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.
Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi logical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa kelas VI Sekolah Dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa sekolah dasar kota Banda Aceh, adapun yang menjadi sampel adalah siswa kelas VI pada 3 Sekolah dasar di Banda Aceh, yaitu SDN 67 Percontohan, SDN 37 Banda Aceh dan SDN 63 Banda Aceh. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan test logical-mathematical intelligence dan test kemampuan Mathematical Proficiency siswa. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat antara kecerdasan logical-mathematical intelligenceterhadap mathematical proficiency siswakelas VI Sekolah Dasar Banda Aceh. Hubungan ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi guru untuk meningkatkan logical-mathematical intelligenceagar mampu meningkatkan kemampuan mathematical proficiencysiswa.
Kata Kunci: Multiple Intelligences, logical-mathematical intelligence, dan mathematical proficiency.
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan salah satu usaha sadar dan terencana untuk menwujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengem- bangkan potensi dalam diri siswa.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu sarana menumbuhkan kemam- puan siswa berpikir logis, kreatif, kritis, cermat, efektif dan sistematis.
Melalui pembelajaran matematika diharapkan siswa dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap rasa percaya diri. Namun
kenyataannya di lapangan pencapaian keberhasilan pembelajaran matematika masih belum memenuhi harapan. Hal ini bisa jadi disebabkan olehrendahnya penguasaan mathematical proficiency peserta didik.
Menurut Kilpatrick (2001), kecakapan Matematis (mathematical proficiency) mencakup lima komponen yaitu terdiri dari, (1) conceptual understanding merupakan pemahaman konsep matematika, operasi, dan relasional; (2) Procedural Fluency yaitu kemampuan melaksanakan prosedur se-
cara fleksibel, akurat, dan tepat; (3) Strategic competence yaitu kemampuan untuk merumuskan, mewakili, dan memecahkan masalah matematika; (4) Adaptive reasoning yaitukemampuan berpikir logis, refleksi, menjelaskan, dan pembenaran; (5) Productive disposition yaitu berkaitan dengan kecenderungan untuk mempunyai kebiasaan yang produktif, untuk melihat matematika sebagai hal yang masuk akal, berguna, bermakna, dan berharga, dan memiliki kepercayaan diri dan ketekunan dalam belajar/bekerja dengan matematika.
Dalam mengajar matematika untuk bisa meningkatkan mathematical proficiency peserta didik adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran, diantaranya penggunaan metode mengajar yang sesuai dan penggunaan media pembelajaran atau alat peraga yang tepat akan mempermudah pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Penggunan metode dan media pembelajaran harus sesuai dengan kemampuan siswa, karena pada dasarnya kemampuan dalam diri setiap individu berbeda-beda.
Proses Pembelajaran dalam satu kelas ada beragam karakteristik siswa dalam berbagai hal, termasuk dalam hal kecerdasan siswa.Seorang guru harus memperhatikan keragaman jenis dan tingkat kecerdasan siswa dalam kelasnya agar ia mampu membantu setiap siswa mencapai prestasi optimal mereka dengan memanfaatkan potensi kecerdasan yang mereka miliki.
Menurut Mustaqim (2004:104), Inteligensi atau kecerdasan diartikan sebagai kemampuan memahami sesuatu dan kemampuan berpendapat, dimana semakin cerdas seseorang maka semakin cepat ia memahami suatu permasalahan dan semakin cepat pula mengambil langkah penyelesaian terhadap permasalahan tersebut
Gardner (2003:23-25), mengemu- kakan bahwa terdapat sembilan macam
multiple intelligences, yaitu “ kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logika-matematik, kecerdasan visual- spasial, kecerdasan beriram-amusik, kecerdasan jasmani-kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalistik, dan kecerdasan eksistensial (existencial intelligence). Kesembilan kecerdasan dalam diri siswa ini sangat mempe- ngaruhi menurut Gardner, kesembilan jenis inteligensi di atas terdapat dalam diri setiap orang, hanya kadarnya tidak selalu sama. Untuk orang tertentu suatu inteligensi lebih menonjol daripada inteligensi lain. Inteligensi bukanlah kemampuan yang tetap tak berubah sepanjang hayat.
Inteligensi dapat dikembangkan dan ditingkatkan secara memadai sehingga dapat berfungsi bagi pemiliknya. Di sinilah pendidik memiliki andil besar untuk membantu perkembangan inteligensi peserta didik. Karena itu, guru perlu mengetahui multiple intellingences siswa agar pembelajaran di kelas berlangsung optimal.
Siswa akan lebih mudah memahami pelajaran jika materinya disajikan sesuai dengan inteligensi yang menonjol dalam diri siswa. Jika siswa menonjol dalam inteligensi visual, ia akan lebih mudah menangkap pelajaran jika dijelaskan menggunakan bermacam-macam bentuk yang dapat diamati. Oleh karena inteligensi siswa di kelas beragam, maka guru bidang studi apapun perlu menyusun materi yang akan diajarkan sesuai dengan inteligensi siswa-siswa tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamzah (2009), mengatakan guru perlu mengajar dengan model bervariasi sehingga setiap siswa merasa dibantu secara tepat. Karena itu, akan sangat baik jika sebelum mengajar, guru sebaiknya mencoba mengenali inteligensi apa saja yang dimiliki dengan
Vol. 1, Oktober 2017, 151-
153 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
cara melakukan pengetesan kecerdasan setiap siswa dalam kelasnya.
Terdapat beberapa penelitian terda- hulu pernah dilakukan tentang kecerdasan siswa, antara lain adalah penelitian oleh Wahyuningsih (2004), menunjukkan adanya korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dengan arah hubungan positif.
Selanjutnya penelitian oleh suhendri (2011), menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan kecerdasan matematis-logis terhadap hasil belajar matematika.
Salah satu kecerdasan yang sangat erat hubungannya dengan kemampuan matematika adalah kecerdasan logika matematik. Inteligensi matematis-logis (logical-mathematical intelligence) Ada- lah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Anak yang memiliki intelegensi matematis-logis menonjol, dapat dengan mudah melakukan tugas memikirkan sistem-sistem yang abstrak, seperti matematika dan filsafat, mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka.
Menurut Saifullah (2004:30) bahwa
“kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar.” Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat) fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lainnya.
Proses yang digunakan dalam kecerdasan logis matematis ini antara lain : kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan, dan pengajuan hipotesis.
Menurut Campbell (2006:40) bahwa
“kecerdasan matematis-logis melibatkan banyak komponen : perhitungan secara matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, pertimbangan deduktif dan induktif, dan ketajaman pola-pola dan hubungan-hubungan. Menurut May Lwin
(2008:43) bahwa “kecerdasan matematis- logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan dalam perhitungan secara matematis, berpikir logis, bernalar secara ilmiah, ketajaman dalam pola-pola abstrak dan hubungan-hubungan. Setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda sehingga memiliki kemampuan dan kecerdasan yang berbeda pula.
Kecerdasan matematis-logis memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan dengan kecerdasan yang lain. Hal ini dapat terlihat dari kebiasan-kebiasan yang dilakukan anak sejak usia dini. Dengan kata lain seorang siswa dikatakan memiliki kecerdasan matematis logis yang baik apabila siswa tersebut memiliki sifat-sifat : cerdas, kreatif, dinamis, inovatif, mandiri, kritis, komunikatif, disiplin dan bertanggung jawab.
Makalah ini merupakan bagian dari penelitian pengaruh multiple intelligence terhadap mathematical proficiencysiswa sekolah dasar kota Banda Aceh. Namun makalah ini hanya membahas tentang pengaruh logical- mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa sekolah dasar kota Banda Aceh. Hasil penelitian ini dapat menjadi infomasi bagi guru untuk mengetahui kecerdasan logika matematik yang dimiliki siswanya, sehingga memudahkan guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuanpeserta didik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yangmenjadi rumusan masalah adalah:
Bagaimana korelasi logical-mathematical intelligenceterhadap mathematical proficiency siswa Sekolah Dasar kota Banda Aceh.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tiga Sekolah Dasar Kota Banda Aceh dengan kategori akreditas A, akreditas B, dan akreditas C. Berdasarkan data dinas pendidikan Kota Banda Aceh tahun 2013/2014. Adapun Sekolah Dasar yang terpilih adalah SDN 67 Percontohan Banda Aceh sebagai sekolah dengan akreditasi A. Sekolah Dasar yang terpilih berikutnya adalah SDN 37 Banda Aceh sebagai sekolah dengan akreditasi B.
Selanjutnya Sekolah Dasar yang terpilih adalah SDN 63 Banda Aceh sebagai sekolah dengan akreditasi C. Pemilihan tiga Sekolah Dasar tersebut juga dikarenakan sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah yang terbuka terhadap inovasi terbaru sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil tes logical-mathematical intelligencesiswa, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan mathematical proficiency siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi. Pendekatan yang digunakan pendekatan kuantitatif.
Terdapat dua tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes Mathematical Proficiency dan tes Multiple intelligences yang setiap indikator butir soal dapat menunjukkan tingkat Multiple Intelligences siswa. Namun pada makalah ini yang akan dianalisis hanya hasil tes logical-mathematical intelligencesaja.
Berikut hipotesis dalam penelitian ini:
H0: β = β0 : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara hasil tes logical- mathematical intelligence dengan Mathematical Proficiency siswa kelas VI Sekolah Dasar Kota Banda Aceh
H1: β ≠ β0 : Terdapat korelasi yang signifikan antara hasil tes logical-
mathematical intelligence dengan Mathematical Proficiency siswa kelas VI Sekolah Dasar Kota Banda Aceh
Pengolahan data menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan software Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi16.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat logical-mathematical intelligencedan kemampuan mathematical proficiency siswa SDN 67 percontohan Banda Aceh, SDN 37 Banda Aceh, dan SDN 63 Banda Aceh. Dari hasil yang diperoleh dilakukan analisis koefisien korelasi antara logical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa. Dari hasil analisis diperoleh hubungan kuat untuk setiap sekolah dengan katagori tinggi, sedang dan rendah. Berikut disajikan hasil analisis korelasi logical-mathematical intelligenceterhadapmathematical
proficiency siswasebagai berikut: Tabel di
bawah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antaralogical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa SDN 67 Percontohan Banda Aceh. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi adalah 0.00 atau kurang dari dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka H0 ditolak atau terima Ha. nilai korelasi 0,606 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan positif antara logical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa SDN 67 Percontohan Banda Aceh.Artinya semakin tinggi logical-mathematical intelligencemaka semakin bagus pula kemampuanmathematical proficiency siswa.
Vol. 1, Oktober 2017, 151-
155 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Tabel 1. Analisis Koefisien korelasi logical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency Siswa SDN 67 Percontohan Banda Aceh
LM_SD6
7 MP_SD67
LM_SD67 Pearson
Correlation 1 .606**
Sig. (2-tailed) .000
N 29 29
MP_SD67 Pearson
Correlation .606** 1 Sig. (2-tailed) .000
N 29 29
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel 2. Analisis Koefisien korelasi logical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency Siswa SDN 63 Banda Aceh
LM_SD63 MP_SD63 LM_SD63 Pearson Correlation 1 .601**
Sig. (2-tailed) .004
N 31 31
MP_SD63 Pearson Correlation .601** 1 Sig. (2-tailed) .065
N 31 31
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Tabel di atas menunjukkan bahwaterdapat hubungan antaralogical- mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa SDN 63 Banda Aceh. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi adalah 0.04 atau kurang dari dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka H0
ditolak atau terima Ha. nilai korelasi 0,601juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan posotif antara logical- mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa SDN 63 Banda Aceh. Artinya semakin tinggi logical-mathematical intelligence maka semakin bagus pula kemampuan mathematical proficiency siswa.
Tabel di bawah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antaralogical- mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa SDN 37 Banda Aceh. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi adalah 0.18 atau kurang dari dari taraf signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05 sehingga berdasarkan kriteria pengujian maka H0
ditolak atau terima Ha. nilai korelasi 0,659 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat dan positif antara logical- mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency siswa SDN 67 Percontohan Banda Aceh. Artinya semakin tinggi logical-mathematical intelligence maka semakin bagus pula kemampuan mathematical proficiency
siswa. Berdasarkan ketiga tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara logical- mathematical intelligence terhadap
mathematical proficiency siswa pada sekolah dengan katagori tinggi, sedang, maupun rendah.
Tabel 3. Analisis Koefisien korelasi logical-mathematical intelligence terhadap mathematical proficiency Siswa SDN 37 Banda Aceh
LM_SD_37 MP_SD37 LM_SD_3
7
Pearson
Correlation 1 .659**
Sig. (2-tailed) .018
N 26 26
MP_SD37 Pearson
Correlation .659** 1
Sig. (2-tailed) .018
N 26 26
**. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hal ini sesuai dengan pendapat Campbell (2006:40) bahwa “kecerdasan matematis-logis melibatkan banyak komponen : perhitungan secara matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, pertimbangan deduktif dan induktif, dan ketajaman pola-pola dan hubungan-hubungan. Sehingga logical- mathematical intelligencesaat diperlukan untuk meningkatkan kemam-puan mathematical proficie-ncysiswa.
Selain kecerdasan matematis-logis, masih terdapat beberapa kecerdasan lainnya yang diduga juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sejauh literatur dan referensi-referensi yang telah peneliti pelajari sangat penting bagi seorang guru mengetahui setiap kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sebelum memilih metode pembelajaran atau cara penyampaian konsep dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. (2006). Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple
Inteligences. Depok : Intuisi Press.
Gardner, H., 2003, “Multiple Intelligences: The Theory in Practice”, New York
Hamzah, A. (2009). Teori Multiple Intelligences dan Implikasinya Terhadap Pengelolaan Pembelajaran.TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2).
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B.
(2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics.
Washington, DC: National Academy Press.
Lwin, May, dkk. 2008. How to Multiply Your Child’s Intelligence.
Yogyakarta : Penerbit Indeks.
Mustaqim. 2004, Psikologi Pendidikan.
Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
Saifullah. 2004. Mencerdaskan Anak (Mengoptimalkan Kecerdasan Intelektual, Emosi dan Spiritual Anak). Jombang : Lintas Media.
Suhendri, H. (2011). Pengaruh Kecerdasan Matematis–Logis
Vol. 1, Oktober 2017, 151-157
157 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
dan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 1(1).
Wahyuningsih, A. S. (2004). Hubungan antara kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMU LAB School Jakarta Timur. Skripsi Tidak
Dipublikasikan, Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta.