• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Mandiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian Mandiri"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN MANDIRI

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO AKTIVITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2015-2018

Oleh :

Peneliti LPPM STIE YAI

Elon Manurung SE, MM, Ak., CA / 13103302403660

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAI JAKARTA

2021

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Solvabilitas terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perdagangan yang terdaftar di BEI Periode 2015 - 2018

2. Bidang Penelitian : Ekonomi 3. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Elon Manurung, SE, MM, Ak., CA b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. No. Serdos : 1310 3302 4036 60 d. Disiplin Ilmu : Ekonomi

e. Pangkat/Golongan : Lektor

f. Jabatan : Dosen STIE YAI g. Fakultas/Jurusan : Akuntansi

h. Alamat : Jl. Kramat Raya no. 98 Jakarta Pusat i. Telepon/Fax/E-mail : 08161975005 / elonmanurung@gmail.com j. Alamat Rumah : Jl. Gelong Baru Barat VI No. 1, RT. 005

RW. 003 Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11440

4. Anggota Peneliti : Elon Manurung, SE, MM, Ak., CA 5. Pusat Penelitian : LPPM STIE YAI

6. Jumlah Biaya yang diusulkan : Rp. 8.000.000,00

Jakarta, 27 Januari 2021 Mengetahui

Ketua Lembaga Penelitian dan Peneliti Pengabdian Kepada Masyarakat

(Dr. Hj. Nuzulul Hidayati, SE, Ak. M.M) NIDN : 0317045702

(Elon Manurung, SE, MM, Ak., CA) NIDN: 0328036102

Menyetujui untuk dilaksanakan, Ketua STIE Y.A.I

( Dr. Reschiwati, SE, MM, Ak., CA ) NIDN : 0309116603

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

………. 2 RINGKASAN

………. 3 BAB 1 PENDAHULUAN

………... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

………... 7 BAB 3 METODE PENELITIAN

………... 14 BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

………....……... 15 BAB 5 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

………... 21 BAB 6 PENUTUP

………... 22 DAFTAR PUSTAKA

………... 23

(4)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO AKTIVITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN

PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2015-2018

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perdagangan sub sektor perdagangan besar barang produksi dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2015-2018.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder.

Terdapat 16 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

Variabel penelitian yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan pertumbuhan laba. Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel dan menggunakan aplikasi program EViews 9.0.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas dan Pertumbuhan Laba.

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

Pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba dari tahun sebelumnya. Jumlah laba perusahaan dapat berubah tiap periodenya karena perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, peningkatan beban operasional, dan berbagai faktor lainnya. Secara umum laba perusahaan akan meningkat dengan tiga cara yaitu menaikkan nilai penjualan, menurunkan biaya, dan gabungan dari keduanya. Apabila dua hal ini dapat dilakukan sekaligus, maka laba perusahaan akan bertumbuh jauh lebih besar.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan laba tidak bisa terlepas dari kinerja keuangan perusahaan. Manajemen perusahaan menggunakan informasi pertumbuhan laba untuk mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan di masa lalu, sebagai dasar penyusunan rencana kerja perusahaan di masa yang akan datang.

Evaluasi di bidang keuangan yang paling umum dilakukan di antaranya adalah analisa terhadap laporan keuangan. Salah satu alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan.

Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka saldo perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi.

Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterpretasikan

(6)

untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas.

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang paling sering digunakan dan rasio yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio). Alasan pemilihan variabel dalam penelitian karena rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera jatuh tempo. Semakin tinggi rasio lancar maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai tagihannya.

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan hutang. Artinya seberapa besar beban hutang yang ditanggung oleh perusahaan dibanding dengan aktivanya. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Alasan peneliti memilih Debt to Equity Ratio (DER) karena rasio ini merupakan indikator hutang yang sering diperhatikan oleh investor dimana hutang yang jumlahnya lebih kecil dari modal dan hartanya masih bisa dibilang baik.

(7)

Rasio Aktivitas adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

Jenis rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TAT). Alasan pemilihan rasio ini karena keefektifan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan aktivanya dan memiliki keterkaitan dengan laba. Total Assets Turnover (TAT) adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.

Berdasarkan bukti empiris yang menghubungkan antara rasio keuangan (CR, DER, TAT) terhadap pertumbuhan laba masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda, maka penelitian ini menguji bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan tersebut terhadap pertumbuhan laba terutama pada perusahaan perdagangan sub sektor perdagangan besar barang produksi dan konsumsi yang terdaftar di bursa efek indonesia ( BEI ) sejak tahun 2015-2018.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Peneliti memilih perusahaan perdagangan sub sektor perdagangan besar barang produksi dan konsumsi sebagai objek penelitian untuk mengetahui apakah dengan menggunakan sampel yang berbeda hasilnya akan sama dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang

(8)

yang telah diuraikan maka penulis mengangkat judul penelitian ini dengan judul “PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO AKTIVITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERDAGANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2015-2018

(9)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Rasio Likuiditas

Rasio likuditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanyaberkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Apabila perusahaan mampu memenuhi kewajiban yang dimiliki, maka perusahaan tersebut likuid, namun apabila mereka tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid. Semakin tinggi tingkat likuiditasnya, maka kinerja perusahaan dianggap semakin baik. Perusahaan dengan rasio likuiditas tinggi biasanya lebih mudah dalam mendapatkan bantuan keuangan dari pihak lain.

perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga bagi pihak luar perusahaan. Bagi pihak luar perusahaan seperti pihak penyandang dana

(10)

Aset Lancar Current Ratio =

Kewajiban Lancar (kreditor),investor, distributor, dan masyarakat luas rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.

Dari sekian banyak Rasio Likuiditas yang ada, Rasio yang digunakan dalam Penerlitian ini adalah Rasio Lancar (Current Ratio). Kasmir (2016:134) menerangkan bahwa: “Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Menurut Hanafi dan Halim (2016:77) menyatakan bahwa Current Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Aset Lancar: Kas + Setara dengan Kas.

Kewajiban Lancar: Kewajiban yg jatuh tempo <1th.

B. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan hutang. Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2016:81)

(11)

Rasio Solvabilitas adalah “Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya”. Rasio ini juga mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Artinya, seberapa besar beban hutang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Rasio ini menunjukan seberapa banyak aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan dengan aset yang dimiliki oleh Kreditor (pemberi hutang). Jika pemegang saham memiliki lebih banyak aset, maka perusahaan tersebut dikatakan kurang Leverage. Namun jika kreditor (pemberi Hutang) memiliki mayoritas aset, maka perusahaan yang bersangkutan dikatakan memiliki tingkat leverage yang tinggi.

Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang tinggi memiliki resiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah karena hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar.

Dari antara bermacam-macam jenis-jenis rasio solvabilitas, maka dalam penelitian ini yang di yaitu Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio). Menurut Kasmir (2016:157) debt to equity ratio (DER) adalah “Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas.

Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara

(12)

Total Hutang Debt to Equity Ratio =

Total Ekuitas

seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas”. Debt to Equity Ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Total Hutang: Total Kewajiban Lancar + Total Kwajiban Jangka Panjang + Total Kewajiban Lain-lain Total Ekuitas: Total Modal Sendiri.

C. Pertum

buhan Laba

Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Laba dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil menanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut. Pengertian laba menurut Soemarso (2010:230) adalah “Selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila biaya (beban) lebih besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi.

Laba atau rugi merupakan hasil perhitungan secara periodik (berkala). Dwi Martani (2012:113) menyatakan bahwa “Laba

(13)

merupakan pendapatan yang diperoleh apabila jumlah finansial (uang) dari asset neto pada akhir periode (di luar

dari distribusi dan kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada awal periode”.

Menurut Angkoso (2006) laba memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tertentu.

2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu.

3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. Artinya dilakukan berdasarkan jumlah uang yang akan diterima atau diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima perusahaan.

4. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.

5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan

berkaitan dengan pendapatan tersebut, artinya hasil

(14)

dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam periode yang sama.

Untuk menilai konsistensi perusahaan dalam menghasilkan laba maka dapat ditentukan dari pertumbuhan laba. Menurut Hanafi dan Halim sebagaimana dikutip Angkoso (2006:20) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1) Besarnya perusahaan

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.

2) Umur perusahaan

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

3) Tingkat Leverage

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.

4) Tingkat penjualan

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.

5) Perubahan laba masa lalu

(15)

LabaBersihTahunt – LabaBersihTahunt−1 Pertumbuhan Laba =

LabaBersihTahunt−1

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba, disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah besarnya perusahaan. Salah satu indikator untuk melihat besarnya perusahaan dapat dilihat dari tenaga kerja yang dimiliki perusahaan tersebut. Dengan memiliki banyak tenaga kerja, hal tersebut bisa membantu perusahaan dalam menjalankan perusahaannya guna mencapai tujuan yang diharapkan.

Namun begitu pertumbuhan laba juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial (manajerial discreation) yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba (Gunawan dan Wahyuni, 2013:65). Menurut Harahap (2011:310) Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut:

(16)

Keterangan:

Laba Bersih Tahunt: Laba bersih tahun berjalan LabaBersihTahunt-1: Laba bersih tahun sebelumnya.

D. Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

H4

E. Hipotesis Penelitian

H1: Rasio Likuiditas memiliki pengaruh terhadap Pertumbuhan Laba H2: Rasio Aktivitas memiliki pengaruh terhadap Pertumbuhan Laba H3: Rasio Solvabilitas memiliki pengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

H4: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Ratio Likuiditas

(X1)

Ratio Aktivitas (X2)

Ratio Solvabilitas (X3)

Harga Saham (Y)

(17)

Solvabilitas memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap Pertumbuhan Laba.

(18)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel

Variable dependen (Y) dalam penelitian ini adalah Rasio Likuiditas,. Sementara Variable Independen (X) terdiri dari Rasio Likuiditas (X1), Rasio Aktivitas (X2), dan Rasio Solvabilitas (X3).

Operasional Variable a. Rasio Likuiditas (X1)

Rasio likuditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang digunakan untuk melakukan pengukuran dari seberapa likuidnya sebuah perusahaan. Rasio Likuiditas pada penelitian ini menggunakan Rasio Lancar atau Current Ratio (CR) dalam metode penghitungannya. Current Ratio merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar.

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar.

b. Rasio Aktivitas (X2)

Rasio Aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset mereka untuk

(19)

menghasilkan pendapatan. Rasio Likuditas pada penelitian ini menggunakan Rasio Perputaran Total Aset atau Total Asset Turnover Ratio (TAT) dalam metode penghitungannya. Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

c. Rasio Solvabilitas (X3)

Rasio Solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan hutang.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban- kewajiban jangka panjangnya. Rasio Solvabilitas pada penelitian ini menggunakan Rasio Hutang Atas Modal atau Debt to Equity Ratio (DER). Rasio Hutang Atas Modal (Debt to Equity Ratio), merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan.

d. Variabel Dependen (Y)

Peneliti menggunakan data sekunder yang merupakan

(20)

data yang telah dikumpulkan oleh suatu lembaga pengumpulan data serta dipublikasikan agar bisa di gunakan oleh masyarakat yang membutuhkan datanya. Dimana variabel dependen merupakan variabel yang memiliki ketergantungan dengan variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2011:61) variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Laba. Pertumbuhan laba merupakan kemampuan perusahaan dalam meningkatan laba yang diperoleh dibandingkan dengan laba yang diperoleh tahun sebelumnya. Pertumbuhan menunjukan persentase peningkatan atau penurunan nilai laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam suatu periode.

(21)

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Data

a. Common Effect Model (CEM)

Model common effect merupakan model sederhana yaitu menggabungkan seluruh data time series dengan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi model dengan menggunakan dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square).Model ini menganggap bahwa intersep dan slop dari setiap variabel untuk setiap objek observasi.

1. Tabel 4.1

Hasil Regresi Common Effect Model

Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Sample: 2015 2018

Periods included: 4

(22)

.

Sumber : Data yang diolah penulis menggunakan EViews 9.0 for windows

Berdasarkan tabel 4.1 model regresi linier berganda untuk common effect model:

Y = -0.086029 + 0.100667*X1 – 0.001018*X2 + 0.146186*X3 Keterangan:

Y: Pertumbuhan Laba X1: Rasio Likuiditas X2: Rasio Aktivitas X3: Rasio Solvabilitas

b. Fixed Effect Model (FEM)

Metode ini mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antara waktu. Hasil perhitungan dengan menggunakan program Eviews.9, maka output dari regresi menggunakan model Fixed Effect Model (FEM) adalah sebagai berikut:

Total panel (balanced) observations: 64

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.086029 0.446577 - 0.192642 0.8479

X1 0.100667 0.184762 0.544846 0.5879

X2 -0.001018 0.000712 - 1.429481 0.1581

X3 0.146186 0.123953 1.179366 0.2429

R-squared 0.064305 Mean dependent var 0.235938

Adjusted R-squared 0.017520 S.D. dependent var 0.891328 S.E. of regression 0.883486 Akaike info criterion 2.650578 Sum squared resid 46.83282 Schwarz criterion 2.785508 Log likelihood -80.81850 Hannan-Quinn criter 2.703734

F-statistic 1.374476 Durbin-Watson stat 2.683111

Prob(F-statistic) 0.259234

(23)

2. Tabel 4.2

Hasil Regresi Fixed Effect Model

Dependent Variable: Y

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Sample: 2015 2018

Periods included: 4

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations: 64

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.821974 0.371077 -2.215101 0.0319

X1 0.407292 0.136589 2.981887 0.0046

X2 -0.000783 0.000826 -0.948335 0.3480

X3 0.305725 0.160945 1.899562 0.0639

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.307876 Mean dependent var 0.506692

Adjusted R-squared 0.031027 S.D. dependent var 1.103916 S.E. of regression 0.969454 Sum squared resid 42.29283

F-statistic 1.112072 Durbin-Watson stat 2.947950

Prob(F-statistic) 0.372360

Unweighted Statistics

R-squared 0.149088 Mean dependent var 0.235938

Sum squared resid 42.58927 Durbin-Watson stat 2.888159 Sumber: Data yang diolah penulis menggunakan EViews 9.0 for windows

rdasarkan tabel 4.5 model data regresi linier berganda untuk fixed effect model:

Y = -0.821974 + 0.407292*X1 - 0.000783*X2 + 0.305725*X3

Keterangan:

Y: Pertumbuhan Laba

(24)

X1: Rasio Likuiditas X2: Rasio Aktivitas X3: Rasio Solvabilitas

c. Random Effect Model (REM)

Tabel 4.6

Random effect model (REM)

Dependent Variable: Y

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Sample: 2015 2018

Periods included: 4

Cross-sections included: 16

Total panel (balanced) observations: 64

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.086029 0.491421 -0.175063 0.8616

X1 0.100667 0.203316 0.495126 0.6223

X2 -0.001018 0.000784 -1.299034 0.1989

X3 0.146186 0.136401 1.071743 0.2881

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.972204 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.064305 Mean dependent var 0.235938

Adjusted R-squared 0.017520 S.D. dependent var 0.891328

S.E. of regression 0.883486 Sum squared resid 46.83282

F-statistic 1.374476 Durbin-Watson stat 2.683111

Prob(F-statistic) 0.259234

Unweighted Statistics

R-squared 0.064305 Mean dependent var 0.235938

Sum squared resid 46.83282 Durbin-Watson stat 2.683111

Sumber : Data yang diolah penulis menggunakan EViews 9.0 for windows

(25)

dimana variabel gangguan mungkin akan saling berhubungan antar waktu dan antara individu. Berdasarkan tabel 4.6 model regresi linier berganda untuk model random effect model:

Y= -0.086029 + 0.100667*X1 - 0.001018*X2 + 0.001018*X3

Keterangan:

Y: Pertumbuhan Laba X1: Rasio Likuiditas X2: Rasio Aktivitas X3: Rasio Solvabilitas

(26)

BAB 5

BIAYA DAN JADUAL PENELITIAN

Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian

No Jenis Biaya Penelitian Biaya yang Diusulkan (Rp)

1. Honor 1.200.000

2. Pembelian Bahan Habis Pakai 545.000

3. Perjalanan 300.000

4. Lain-lain 955.000

5. Publikasi 5.000.000

JUMLAH TOTAL 8.000.000

Jadual Penelitian

No Jenis Kegiatan Penelitian

Waktu Pelaksanaan Penelitian Tahun 2020-2021

Minggu ( Mulai Mid Desember )

1 2 3 4 5 6

1. Persiapan Penelitian (Uji Coba Instrumen Penelitian)

2. Penyebaran/ Pengiriman Instrumen Penelitian

3. Pengumpulan Instrumen Penelitian 4. Tabulasi Data Penelitian

5. Pengolahan Data Penelitian 6. Laporan Hasil Penelitian

7. Seminar Laporan Hasil Penelitian 8. Penyusunan Naskah Publikasi Ilmiah 9. Evaluasi Akhir Proses Penelitian

(27)

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien regresi variabel rasio likuiditas sebesar 0.100667 mengindikasikan bahwa rasio likuiditas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Nilai thitung < ttabel yaitu sebesar 0.495126 < 1.67065 dengan nilai signifikansi sebesar 0,6223 > 0,05 yang berarti rasio likuiditas memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Dengan demikian hipotesis penelitian H1 tidak terbukti.

2. Nilai koefisien regresi variabel rasio aktivitas sebesar -0.001018 mengindikasikan bahwa rasio aktivitas berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Nilai thitung < ttabel yaitu sebesar -1,299034 < 1,67065 yang berarti berpengaruh negatif, dengan signifikansi sebesar 0,1989 >

0,05 yang berarti rasio aktivitas memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian hipotesis penelitian H2 tidak terbukti.

3. Nilai koefisien regresi variabel rasio solvabilitas sebesar 0.146186 mengindikasikan bahwa rasio solvabilitas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Nilai thitung < ttabel yaitu sebesar 1,071743 < 1,67065 yang berarti berpengaruh positif, dengan signifikansi sebesar 0,2881 >

0,05 yang berarti rasio solvabilitas memiliki pengaruh tidak signifikan

(28)

tidak terbukti.

4. Nilai fhitung 1,374476 < ftabel 2,76 dengan nilai signifikansi sebesar 0,259234 > 0,05 yang berarti rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Nilai adjusted R-square sebesar 0.017520, artinya besarnya kofesien determinasi sebesar 0.017520. Hal ini menyatakan bahwa variabel independen dipengaruhi oleh variabel dependen sebesar 1.752% dan sisanya 98,248% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Dengan demikian hipotesis penelitian H4 tidak terbukti.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel perusahaan, memperbanyak variabel penelitian, dan dapat mengembangkan dengan menambah jumlah data serta memperpanjang periode penelitian.

2. Pengambilan periode penelitian yang hanya 2016-2018, diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

(29)

Angkoso. 2006. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI”.

Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Cahyaningrum, Ndaru Hesti, 2012. “Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Studi Kasus:Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010”. Skripsi, Universitas Dipenogoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gunawan, Ade dan Sri Fitri Wahyuni, 2013. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perdagangan Indonesia”. Jurnal Manajemen & Bisnis Vol 13, No. 01, April 2013 ISSN 1693-7619.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2016. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kelima, Penerbit ISBN, Jakarta.

Hanafi MM, Halim A, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

(30)

Harahap, Sofyan Syarfri. 2011. “ Analisis Kritis Laporan Keuangan, Edisi Kesatu”. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harjito Agus, Martono. 2008. Manajemen Keuangan,edisi1.yogyakarta:

EKONISIA

Kasmir. 2013, Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Cetakan ke-6. Jakarta:

Rajawali Pers.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mahaputra, I Nyoman Kusuma Adnyana. 2012. “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol 7 No 2: 243 254.

Martani, Dwi. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.

Jakarta:Salemba Empat.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4.

Yogjakarta: BPFE.

Soemarso. 2010. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Cetakan keenam.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sukma, Dennie Anggara. 2017. “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, PROFIT MARGIN TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA TAHUN 2011-2013”. Skripsi, Universitas Negeri

(31)

Silvia, Agustina. 2012. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia:. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil vol 2, no 2, hal 113-122

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulfida, Syahliza Amin NST. 2010. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi.

Medan : Universitas Sumatera Utara.

Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Syamsuddin, Lukman. 2016. Manajemen Keuangan Perusahaan:Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:PT.

RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabiltas, dan Rasio Leverage Terhadap Financial Distress (Studi pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang