Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya jumlah kunjungan anak balita ke posyandu. 3 orang (30%) tidak datang ke posyandu dengan alasan anaknya berusia lebih dari satu tahun dan imunisasinya telah selesai, 4 orang (40%) tidak datang ke posyandu karena kesibukan orang tuanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak Balikpapan pada tahun 2017.
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Balita
Termasuk faktor genetik meliputi berbagai faktor normal dan patologis bawaan, jenis kelamin, etnis. Faktor lingkungan prenatal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sejak konsepsi hingga lahir antara lain: nutrisi ibu, mekanik, toksin/kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, dan anoreksia janin. Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, intim dan harmonis antara ibu/ibu pengganti dengan anak merupakan kebutuhan mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang harmonis baik secara fisik, mental, dan sosial.
- Tujuan Penyelenggaraan Posyandu (Modul palatihan, 2013)
- Tujuan Pokok Posyandu
- Sasaran Posyandu (Depkes RI, 2009 ) a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
- Penyelanggaran Posyandu (Depkes RI, 2009 )
Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang disediakan oleh masyarakat, untuk masyarakat dengan dukungan teknis dari tenaga kesehatan (Poerdji, 2007). Kunjungan posyandu merupakan kunjungan yang dilakukan oleh para ibu untuk mengukur berat badan bayi atau balitanya setiap bulan di posyandu. Seorang bayi dikatakan aktif saat kunjungan posyandu apabila balita tersebut rutin dibawa ke posyandu setiap bulannya untuk diukur berat badannya.
Dan dikatakan tidak aktif apabila bayi tidak dibawa ke posyandu setiap bulannya untuk diukur berat badannya (Departemen Kesehatan, 2006). Dimana ibu yang memiliki bayi dan balita harus berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan posyandu dan diharapkan menimbang bayi atau balitanya setiap bulannya. Posyandu juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua tentang cara merawat bayi dan anak kecil serta memantau tumbuh kembangnya (BKKBN, 2007).
Di sini, bayi dan balita yang datang didaftarkan terlebih dahulu dan dicatat di buku daftar penimbangan posyandu yang tersedia. Setelah bayi didaftarkan, maka bayi atau balita tersebut ditimbang dengan menggunakan mesin timbang yang telah disiapkan sesuai dengan tata cara pendaftaran. Setelah bayi atau balita ditimbang, hasil penimbangan dicatat atau dimasukkan ke dalam KMS balita.
Hasil penimbangan di KMS dimasukkan sesuai usia bayi atau balita pada saat penimbangan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan balita ke posyandu
- Umur Balita
- Pendidikan Ibu
- Penolong Persalinan
- Pekerjaan Ibu/kesibukan
- Pengetahuan
Usia kurang dari 1 tahun, usia 1 hingga 5 tahun, usia 6 hingga 9 tahun, usia 10 hingga 14 tahun dan seterusnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi, sehingga mempunyai pengetahuan yang lebih banyak, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin mudah ibu memperoleh dan memahami kesehatan, sebaliknya semakin rendah pendidikan ibu maka semakin sulit ibu memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan ( Poerji, 2007).
Seorang ibu yang ditolong oleh tenaga medis pada saat melahirkan pasti akan termotivasi untuk membawa bayi atau balitanya ke posyanda karena tenaga medis telah menasihati/menjelaskan kepadanya betapa pentingnya membawa balitanya ke posyanda untuk mengetahui tumbuh kembang dan perkembangan anak. bayi. Jika seorang ibu harus bekerja di luar rumah atau terlalu sibuk, maka ia tidak akan mempunyai banyak waktu untuk mengantar si kecil ke posyanda, padahal ia mengetahui tentang posyanda dan kelebihannya dibandingkan ibu yang tidak bekerja di luar rumah, maka ia mempunyai waktu luang, sehingga bisa mengantar si kecil ke posyand. Lawrence Green dalam (Notoatmodjo, 2010) pengetahuan dan sikap seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang, yaitu jika seorang ibu hamil maka ia tidak akan pernah hamil.
Ini adalah kemampuan untuk menjelaskan dengan benar tentang objek-objek yang dikenal, dan menafsirkan materi dengan benar. Penerapan adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari dalam situasi dan kondisi nyata. Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain mensintesis adalah kemampuan menyusun, merencanakan, merangkum, menyesuaikan dengan rumusan yang sudah ada.
Orang tua balita yang memiliki pengetahuan baik mengenai kegiatan yang dilakukan posyandu dan manfaat yang diperoleh dari mengikuti kegiatan tersebut akan tertarik untuk mengunjungi posyandu balita (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006).
Kerangka Teoritis
Untuk mengukur pengetahuan kesehatan anak dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaan tertulis (kuesioner) kepada orang tua balita. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya pengetahuan orang tua anak prasekolah tentang posyandu, atau besarnya persentase anak prasekolah mengenai variabel posyandu prasekolah (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2006) untuk mengukur hasil, jika data numerik diubah menjadi data dengan empat kategori, maka digunakan penyajian sebagai berikut: baik jika skornya antara 76%-100%, cukup baik jika skornya antara 56%-75 adalah. %, kurang baik jika skornya antara 40%-55%, dan tidak baik jika skornya <40%.
Kegagalan mendatangkan balita ke posyandu akan mengakibatkan tumbuh kembang, dan status gizi balita tidak terpantau (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006). Pengertiannya adalah S adalah jumlah balita yang ada di wilayah Posyandu, K adalah jumlah balita terdaftar yang mempunyai KMS, D adalah jumlah balita yang ditimbang pada bulan ini, N adalah jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2006). Tujuan dan manfaat penyelenggaraan posyandu adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan AKB, mempercepat adopsi NKKBS, meningkatkan kemampuan dan mengembangkan, memetakan dan melakukan pendekatan terhadap kegiatan kesehatan serta kegiatan lain yang mendukung peningkatan kemampuan hidup. secara sehat.
Sedangkan wajibnya seorang anak mengunjungi posyandu apabila dikatakan aktif mengunjungi posyandu apabila anak rutin dibawa ke posyandu setiap bulan untuk menimbang berat badannya atau ≥ 8 kali dalam setahun. Dan dikatakan tidak aktif apabila bayi tidak dibawa ke posyandu setiap bulan untuk ditimbang berat badannya atau < 8 kali dalam setahun (Kep Menkes RI, 2012). Dampak kunjungan anak ke posyandu adalah tumbuh kembang anak menjadi sehat, berat badan bertambah, pemantauan tumbuh kembang anak meningkat, status gizi anak meningkat, pengetahuan orang tua terhadap kesehatan anak meningkat.
Sedangkan jika balita tidak menghadiri posyandu, dampaknya adalah balita tidak mengetahui pertumbuhan berat badan atau pola pertumbuhan berat badannya, kehilangan kesempatan mendapatkan layanan seperti yang diberikan dalam KMS, dan angka kejadian gizi buruk pada balita semakin meningkat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009).
Bagan 3.1 kerangka teori. Kerangka konsep
8 kali setahun 2. Tidak aktif, bila kunjungan tidak setiap bulan atau < 8 kali setahun Faktor.
Hipotesa Penelitian
METODE PENELITIAN
- Desain Penelitian
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data
- Teknik Analisis Data
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia dibawah 5 tahun yang berada di wilayah kerja Pusban Nenang Kabupaten Penajam Paser Utara yang berjumlah 391 orang. Sampel adalah sebagian data yang diambil dari seluruh subjek yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2010). Cluster dalam penelitian ini adalah RT di wilayah Desa Mekarsari yang berpenduduk 391 balita yang tersebar di 12 RT.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner, yaitu suatu metode pengumpulan data yang menggunakan lembar-lembar pertanyaan untuk memperoleh informasi atau tanggapan tentang variabel usia anak dan pekerjaan/keterlibatan. . Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman dengan 2 alternatif jawaban berupa pertanyaan favourable dan unfavorable dengan poin-poin sebagai berikut. Apabila responden memilih jawaban sangat tidak setuju, diberi angka 1. Untuk pernyataan dalam bentuk kurang baik, pemberian skornya sebagai berikut: . A).
Jika responden memilih jawaban sangat setuju, beri skor 1 b. Jika responden memilih jawaban setuju, beri skor 2 c). Pengeditan data dilakukan untuk memastikan data yang diperoleh bersih, yaitu semua data terisi dan dapat dibaca dengan baik. Hal ini dilakukan dengan cara meneliti setiap kuesioner yang disampaikan responden dan data yang diisi oleh peneliti, apabila terdapat kesalahan atau kejanggalan akan segera diperbaiki dan dilengkapi.
Penelitian ini menggunakan teknik pengukuran reliabilitas internal dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik bagi dua ganjil genap.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Analisa Univariat
- Analisa Bivariat
Berdasarkan tabel di atas, dari 131 responden terdapat 36 responden (27,5%) bayi usia 0-12 bulan yang mengunjungi posyandu dan 95 responden (72,5%) balita usia 12-59 bulan yang mengunjungi posyandu. Dari 131 responden, terdapat 44 responden yang mempunyai pekerjaan namun tidak sibuk, 28 responden (63,6%) melakukan kunjungan balita aktif, dan 16 responden (36,4%) melakukan kunjungan balita tidak aktif. Berdasarkan hasil penelitian penunjang tersebut peneliti berasumsi bahwa terdapat responden yang memiliki anak usia 0-1 tahun dan aktif mengunjungi posyandu, hal ini terjadi karena ibu pada saat melahirkan dibantu oleh bidan dan ingin mengetahui perkembangan anak tersebut. . dia.
Begitu pula sebaliknya, terdapat responden yang memiliki bayi usia 0-1 tahun, namun tidak aktif mengikuti posyandu karena responden tidak menyadari pentingnya kegiatan posyandu bagi tumbuh kembang anaknya. Ada pula responden yang memiliki balita berusia 12 hingga 59 bulan namun tidak aktif menghadiri posyandu karena balitanya telah mendapatkan imunisasi lengkap. Dan ada pula responden yang mempunyai anak balita usia 12 sampai 59 bulan namun aktif mengikuti posyandu, hal ini dikarenakan keinginan ibu.
Hal ini sejalan dengan pendapat Djaiman (2007) bahwa usia balita merupakan faktor yang sangat berpengaruh dan kuat terhadap kehadiran balita di posyandu. Berdasarkan hasil penelitian yang mendukung, peneliti berhipotesis bahwa terdapat responden yang memiliki pengetahuan baik namun tidak aktif mengikuti posyandu, hal ini disebabkan karena ibu mempunyai pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkannya. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2008), orang tua balita yang sudah familiar dengan kegiatan yang dilakukan posyandu dan manfaat yang didapat dari mengikuti kegiatan tersebut akan tertarik untuk mengikuti posyandu balita.
Berdasarkan hasil survei pada variabel pekerjaan, peneliti berpendapat bahwa terdapat responden yang tidak sibuk dengan pekerjaannya, namun tidak aktif mengikuti posyandu, hal ini disebabkan karena responden tersebut memiliki pendidikan yang rendah sehingga tidak menyadari pentingnya pekerjaan. pentingnya membawa si kecil ke posyandu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kunjungan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data Contoh Aplikasi Studi Kasus Edisi 2. Kementerian Kesehatan RI dan POKJANAL Posyandu.