• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Sudut Kemiringan Optimum Berdasarkan Energi Keluaran Panel Surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penentuan Sudut Kemiringan Optimum Berdasarkan Energi Keluaran Panel Surya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Penentuan Sudut Kemiringan Optimum Berdasarkan Energi Keluaran Panel Surya

T. M. Azis Pandria1*, Muzakir2, Edi Mawardi3, Samsuddin4, Munawir5, Mukhlizar6

1,2Jurusan Teknik Industri, Universitas Teuku Umar, Aceh Barat

3Jurusan Teknik Sipil, Universitas Teuku Umar, Aceh Barat

4Jurusan Teknik Industri, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh

5Program Studi Teknik Komputer, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh

6STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, Aceh Barat

*Koresponden email: azispandria@utu.ac.id, samsuddin@serambimekkah.ac.id

Diterima: 23 Desember 2020 Disetujui: 14 Januari 2021

Abstract

Angle tilt is an important factor that affects the amount of solar radiation received on the surface of solar panels. Fixed-mounted solar panels cannot receive the maximum amount of solar radiation. How to get the maximum solar radiation by positioning the surface of the solar panel at a certain slope to be directly facing the sun. This study aims at determining the optimum slope angle of solar panels in the city of Meulaboh (4,152 LU, 96,131 BT). The method of calculating the total value of solar radiation on a sloping surface simulated with Pvsyst Software is used to determine the annual optimum tilt angle. NASA SSE solar radiation data from 1983 – 2005 were used to support simulations in this study. The results showed that the tilt angle that can produce the maximum output energy in the city of Meulaboh (4,152 LU, 96,131 BT, Johan Pahlawan) is at an angle of 5° with the orientation directly facing south.

Keywords: PVsyst, NASA, Aceh Barat, tilt angle, solar energy

Abstrak

Kemiringan sudut merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah penerimaan radiasi matahari pada permukaan panel surya. Panel surya yang dipasang tetap tidak dapat menerima jumlah radiasi matahari dengan maksimal. Cara mendapatkan radiasi matahari maksimal dengan memposisikan permukaan panel surya pada kemiringan tertentu agar tepat menghadap matahari. Penelitian ini bertujuan menentukan sudut kemiringan optimum panel surya di kota Meulaboh (4,152 LU, 96,131 BT). Metode perhitungan nilai total radiasi matahari pada permukaan miring yang disimulasikan dengan Software Pvsyst digunakan untuk menentukan sudut kemiringan optimum tahunan. Data radiasi matahari NASA SSE dari tahun 1983 – 2005 digunakan untuk mendukung simulasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut miring yang dapat menghasilkan energi keluaran maksimal di kota Meulaboh (4.152 LU, 96.131 BT, Johan Pahlawan) berada pada sudut 5° dengan orientasi tepat menghadap selatan.

Kata Kunci: PVsyst, NASA, Aceh Barat, sudut kemiringan, energi matahari

1. Pendahuluan

Kinerja panel surya dipengaruhi banyak faktor, diantaranya lokasi instalasi, kondisi lingkungan, sudut kemiringan dari permukaan horizontal, dan arah orientasi. Faktor – faktor tersebut mempengaruhi radiasi matahari yang sampai ke permukaan panel surya [1]. Salah satu parameter kinerja yang dapat dilihat adalah jumlah energi keluaran yang dihasilkan, dimana semakin tinggi energi keluaran semakin baik kinerja sebuah panel surya [2]. Untuk mendapatkan energi keluaran maksimal, dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penerimaan radiasi matahari oleh panel surya. Untuk itu perlu memposisikan panel surya pada sudut kemiringan dan azimut tertentu agar dapat menerima radiasi matahari secara maksimal [3].

Sejumlah penelitian terdahulu terhadap penentuan sudut kemiringan optimum telah dilakukan diberbagai lokasi. Peneliti [4] dalam risetnya menggunakan metode perhitungan matematis untuk menentukan sudut altitude matahari di wilayah Meulaboh dan beberapa sudut lainnya yang berhubungan untuk mendapatkan posisi yang sesuai terhadap kemiringan panel surya. Hasil penelitian menyarankan untuk dilakukan penyesuaian sudut kemiringan panel surya pada bulan Januari – Maret dengan orientasi menghadap utara pada kemiringan masing – masing 35,54°, 23,38° dan 12,4° khusus di bulan April pada sudut 0,22°. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai radiasi maksimal tahunan di wilayah Meulaboh.

(2)

Penelitiannya sebelumnya menggunakan metode perhitungan nilai radiasi total pada permukaan miring [1]. Sejumlah komponen nilai radiasi seperti radiasi langsung (HB), radiasi tersebar (HD), dan radiasi pantulan (HR) digunakan dalam perhitungan dengan memperhitungkan juga faktor rasio nilai radiasi langsung pada permukaan miring (Rb). Penelitian ini dilakukan di wilayah Nagan Raya (3,4° LU – 96,11° BT). Hasil penelitian menunjukkan untuk mendapatkan penerimaan nilai radiasi maksimal sepanjang tahun di wilayah Nagan Raya perlu dilakukan penyesuaian sudut kemiringan panel surya pada bulan Januari – Desember pada kemiringan sudut 40° dengan orientasi menghadap selatan.

Peneliti [5] dalam penelitiannya menggunakan software MATLAB 2008a untuk menghitung intensitas radiasi matahari pada variasi sudut kemiringan 1°- 90°. Lokasi yang digunakan adalah wilayah kota Semarang, Jawa Tengah. Perhitungan terhadap nilai radiasi total pada permukaan miring menggunakan data radiasi dari BMKG wilayah Semarang. Hasil penelitian menunjukkan sudut azimut optimum untuk pemasangan panel surya tipe fixed array di kota Semarang adalah 180° dengan orientasi menghadap utara. Sudut kemiringan panel surya setiap bulannya. Untuk penyesuaian bulanan bervariasi antara 10° sampai 34° dan penyesuaian beradasarkan musim adalah 10° untuk musim hujan dan 24°

untuk musim kemarau serta penyesuaian tahunan sudut optimum berada pada sudut 9°.

Peneliti [6] dalam penelitiannya melakukan optimalisasi arah azimuth dan sudut tilt panel surya yang dilakukan di Kabupaten Bandung yang bertujuan untuk mengoptimalkan penerimaan radiasi matahari. Metode perhitungan terhadap nilai radiasi total pada permukaan miring dengan menjumlahkan radiasi langsung (HB), radiasi tersebar (HD), dan radiasi pantulan (HR) dilakukan. Untuk mendukung perhitungan tersebut, digunakan data radiasi matahari dari NASA Surface Meteorology and Solar Energy (SSE). Hasil penelitian menunjukkan sudut kemiringan dan azimuth optimal panel surya di Ciparay Kabupaten Bandung dari bulan Oktober - Februari adalah 5° – 10° dengan orientasi ke selatan. Bulan Maret - September berada pada sudut kemiringan 5° – 25° dengan orientasi ke utara. Direkomendasikan untuk panel surya dengan instalasi fixed array sudut optimal adalah 10° dengan arah orientasi mengahdap utara.

Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas, terlihat bahwa terjadi perbedaan sudut kemiringan optimum di setiap lokasi, dan kondisi ini dipengaruhi oleh letak geografis [6]. Tujuan penelitian ini menentukan sudut kemiringan optimum berdasarkan energi keluaran panel surya, dengan menghitung nilai total tahunan menggunakan data radiasi matahari dari NASA SSE (Surface Meteorology and Solar Energy) pada lokasi kota Meulaboh, tepatnya di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan (4.152 LU, 96.131 BT), seperti tampak pada Gambar 1 yang ditandai garis merah [7].

Gambar 1. Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan, Kota Meulaboh [7]

(3)

2. Metode Penelitian

Penentuan sudut kemiringan optimal adalah sebuah konsep dasar efisiensi operasi panel surya, dimana penempatan panel surya tidak pada sudut optimal akan berpotensi menurunnya penerimaan radiasi matahari [6]. Data radiasi matahari di wilayah Johan Pahlawan (4.152 LU, 96.131 BT) dari NASA SSE digunakan dalam perhitungan ini [7]. Data yang dipakai merupakan nilai radiasi matahari selama 22 tahun, dari 1983 –2005, yang merupakan nilai gabungan dari dua komponen nilai radiasi yaitu radiasi langsung dan tersebar seperti tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Nilai radiasi matahari di Johan Pahlawan [7]

Secara umum radiasi yang sampai pada permukaan bumi disebut sebagai radiasi global, dan bila kelompokkan berdasarkan jenis radiasi yang terhimpun dalam radiasi global tersebut diantaranya radiasi langsung, radiasi tersebar dan radiasi pantulan seperti ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Jenis radiasi matahari pada permukaan bumi [8]

Nilai radiasi matahari dari suatu wilayah ditampilkan per bulan selama setahun, dan nilai ini kemudian digunakan dalam simulasi untuk mendapatkan nilai radiasi pada permukaan miring. Simulasi radiasi pada beberapa variasi permukaan miring yang dimulai dari sudut 5° - 45° dengan interval antar sudut 5°

dengan orientasi menghadap selatan.

2.1. Model Radiasi pada Permukaan Miring

Model persamaan radiasi matahari pada permukaan miring merupakan penjumlahan dari komponen radiasi langsung (HB), tersebar (HD), dan radiasi pantulan permukaan (HR). Total radiasi pada permukaan miring (HT) adalah [9][3].

𝐻𝑇= 𝐻𝐵+ 𝐻𝐷+ 𝐻𝑅 (1)

dimana HT adalah total radiasi bulanan pada sudut permukaan miring, HB adalah komponen radiasi langsung pada permukaan miring, HD adalah komponen radiasi tersebar pada permukaan miring, dan HR

adalah komponen radiasi pantulan pada permukaan miring.

(4)

Setiap komponen radiasi dapat dihitung terpisah, seperti radiasi langsung (HB) yang diterima sudut tertentu dengan menggunakan persamaan 2 [6].

𝐻𝐵= (𝐻𝑔− 𝐻𝑑) 𝑅𝑏 (2)

dimana Hg adalah radiasi global pada permukaan horizontal, Hd adalah radiasi tersebar pada permukaan horizontal, dan Rb adalah rasio radiasi langsung pada permukaan miring terhadap permukaan horizontal [2]. Nilai Rb dihitung berdasarkan model yang diusulkan Liu dan Jordan, dan karena posisi kota Meulaboh berada di sisi utara khatulistiwa, sehingga untuk menentukan nilai Rb menggunakan persamaan 3. Nilai Rb merupakan rasio radiasi langsung pada permukaan miring [2].

𝑅𝑏= cos(𝜙 − 𝛽) cos 𝛿 cos 𝜔 + sin(𝜙 − 𝛽) sin 𝛿 cos 𝜙 cos 𝛿 cos 𝜔 + sin 𝜙 sin 𝛿

(3)

dimana ω adalah sudut jam matahari saat solar noon pada lokasi, ϕ latitude lokasi, δ sudut deklinasi.

Untuk mendapatkan nilai sudut deklinasi, dapat dihitung dengan persamaan 4, dimana n merupakan nomor hari dalam setahun (1 – 365) [2][10].

𝛿 = 23.45° sin (360°284 + 𝑛

365 ) (4)

Pehitungan terhadap komponen radiasi pantulan permukaan (HR) diasumsikan sebagai pantulan isotropic, dimana nilai tersebut dianggap bernilai seragam dari segala penjuru dan dapat dihitung dengan persamaan 5 [2][11].

𝐻𝑅= 𝐻𝑔 (1 − cos 𝛽)/2 (5)

dimana 𝐻𝑔 merupakan nilai rata – rata radiasi harian global pada permukaan horizontal, β adalah sudut kemiringan panel surya, ρ adalah nilai albedo yang diasumsikan konstan sebesar 0.2 [12].

Selanjutnya perhitungan komponen radiasi tersebar (HD), yang definisikan sebagai radiasi matahari yang datang dari seluruh kubah langit, kecuali yang datang langsung dari matahari dan wilayah circumsolar. Komponen radiasi tersebut dapat dihitung dengan persamaan 6 [12].

𝐻𝐷= 𝑅𝑑𝐻𝑑 (6)

dimana Hd merupakan radiasi tersebar pada permukaan horizontal, dan Rd rasio radiasi tersebar pada permukaan miring. Terdapat dua model untuk menghitung radiasi tersebar pada permukaan miring, pertama isotropic dengan asumsi radiasi tersebar yang sampai pada permukaan miring datang dari semua penjuru langit dan bernilai seragam. Kedua anisotropic dengan asumsi radiasi tersebar dilangit merupakan bagian dari radiasi tersebar isotropic dengan penambahan komponen radiasi tersebar dari dekat piringan matahari dan bagian tersembunyi dari kubah langit [9]. Perhitungan terhadap rasio radiasi tersebar dipermukaan miring seperti pada persamaan 7 dimana β adalah sudut kemiringan panel surya terhadap permukaan horizontal [13].

𝑅𝑑= 1 + cos 𝛽 /2 (7)

2.2. Simulasi Energi Keluaran Panel Surya

Simulasi energi keluaran panel surya bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai energi yang dihasilkan oleh panel surya yang diposisikan pada sudut kemiringan optimum. Energi keluaran yang dihasilkan panel surya dihitung pada variasi sudut 5 – 45, dan sudut dengan nilai energi keluaran paling tinggi merupakan sudut optimal tahunan. Untuk keperluan simulasi terhadap energi keluaran yang dihasilkan panel surya digunakan software PVsyst. Jenis panel surya yang dipilih dalam simulasi adalah:

Silicon polycristalline sebanyak 1 unit

 Daya nominal 75 Wp

(5)

 Karakteristik dari panel yang digunakan diantaranya kondisi STC (Standart Test Condition) dimana nilai Pmpp (W) 75,1, Vmpp (V) 17,3, Voc (V) 22,3, Isc (A) 4,70, Impp (A) 4,33, Suhu operasional (C) 25°, koefisien suhu -0.45%/°C, dan efesiensi panel 12.66%.

 Jumlah sel 36 buah.

 Parameter yang dilihat dari simulasi ini diantaranya besaran energi keluaran dan performance rasio (PR) panel surya pada sudut optimum.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan persamaan 1 diperoleh nilai radiasi total pada beberapa variasi permukaan miring (HT) seperti tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai hasil perhitungan radiasi pada permukaan bidang miring Kecamatan Johan Pahlawan

Sudut Permukaan Bidang Miring

Bulan 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Jan 11,16101 11,555 12,07381 12,06951 9,88189 12,31657 10,1768 12,06804 12,0485 9,745093 Feb 11,32077 12,888 11,90808 12,00145 9,670553 11,31611 9,838073 11,89154 12,0066 9,531375 Mar 10,8532 12,887 11,84626 11,78614 9,302579 10,86521 9,741493 11,83129 11,76135 9,173487 Apr 11,86906 12,766 12,42501 12,64059 10,51766 11,85028 10,46498 12,42642 12,65146 10,37976 Mei 11,82195 12,999 12,79953 12,71777 10,37962 11,83603 10,81588 12,78443 12,69084 10,23945 Jun 10,30535 11,774 10,7251 10,73633 8,193104 10,3095 8,886512 10,69492 10,74338 8,499971 Jul 10,84125 12,889 11,65167 11,71065 9,633028 10,83926 9,815171 11,65036 11,69749 9,500213 Agt 11,06534 12,775 11,95823 11,9455 9,492668 11,07225 9,838127 11,94343 11,92896 9,344775 Sep 12,53981 11,42346 13,23878 12,58421 10,23495 12,61803 11,57677 13,1405 12,54096 10,15005 Okt 11,22331 12,322 12,09252 12,00581 9,737145 11,23794 10,17348 12,07251 11,98379 9,604684 Nov 12,08493 11,876 12,8468 12,90022 10,03951 12,08441 10,78753 12,83521 12,89329 10,41608 Des 11,21741 12,879 11,93231 11,89403 9,654862 11,22685 10,01388 11,90998 11,88314 9,525696 Total 136,3034 149,0335 145,4981 144,9922 116,7376 137,5724 122,1287 145,2486 144,8298 116,1106

Dari Tabel 1 terlihat nilai radiasi total pada permukaan miring tahunan tertinggi berada pada sudut 5 dengan nilai 149,0335 kWh/tahun, sedangkan pada beberapa sudut kemiringan lainnya berada dibawah nilai pada sudut 5. Dari hasil perhitungan tersebut dapat ditentukan bahwa sudut kemiringan optimum berada pada 5 dengan orientasi ke selatan. Metode ini sangat tepat digunakan pada jenis pemasangan panel surya tipe fixed array yang tidak membutuhkan penyesuaian bulanan [14]. Langkah selanjutnya adalah melakukan simulasi energi keluaran dari panel surya pada sudut optimum menggunakan software PVsyst. Berdasarkan simulasi perhitungan energi keluaran panel surya pada variasi sudut kemiringan (5°

– 45°) diperoleh nilai energi keluaran panel yang ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai keluaran panel surya Sudut kemiringan (β)° Energi keluaran (kWh)/tahun

5° 2628.7

10° 2624.2

15° 2605.5

20° 2571.5

25° 2522.6

30° 2459.9

35° 2384.7

40° 2297.2

45° 2196.1

Sumber: Hasil perhitungan Ms.Excel

Berdasarkan Tabel 2 tampak korelasi nilai radiasi matahari total tahunan pada sudut permukaan miring terhadap energi keluaran yang dihasilkan panel surya. Sudut 5° menghasilkan energi keluaran

(6)

lainnya hingga mencapai nilai terendah pada sudut 45° sebesar 2196,1 kWh/tahun. Nilai tersebut merupakan energi keluaran dari panel surya dengan daya 75 Wp yang dijumlahkan total per tahun, dengan menggunakan simulasi beban lampu penerangan jalan (LED) sebanyak 10 buah. Masing – masing lampu dengan daya 60 Watt yang digunakan selama 12 jam/hari, sehingga jika di total menghabiskan energi sebesar 7,2 kWh/hari. Dari nilai tersebut dapat ditentukan bahwa permukaan sudut kemiringan 5°

merupakan posisi optimum (βopt.) untuk wilayah Johan Pahlawan. Simulasi yang dilakukan terhadap nilai energi keluaran panel pada permukaan sudut kemiringan 5° seperti ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Energi keluaran tahunan panel surya pada sudut permukaan miring 5°

Sumber: Hasil simulasi PVsyt

Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa total energi yang dihasilkan panel surya per bulan pada permukaan sudut miring 5° dengan beberapa parameter energi, diantaranya:

Unused Energy (full baterai), energi yang tidak terpakai pada saat kondisi baterai penuh sebesar 0,05 kWh/hari.

Collection Loss (PV-Array losses), merupakan energi yang hilang pada instalasi panel surya sebesar 1,07 kWh/hari.

System losses dan cas baterai, merupakan jumlah energi losses saat proses charging sebesar 0,41 kWh/hari.

Energy supply to user, merupakan energi yang dapat digunakan oleh konsumen sebesar 3,19 kWh/hari [15].

Umumnya nilai energi yang dapat digunakan user masih jauh lebih besar dibanding total energy losses, dan kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja panel surya yang digunakan pada simulasi tergolong baik terutama pada saat panel berada di kemiringan optimum (5°). Untuk performance rasio (PR) panel surya pada kemiringan optimum (5°) setiap bulan ditampilkan pada Gambar 5.

Gambar 4. Performance rasio panel surya pada sudut permukaan miring optimum (5°) Sumber: Hasil simulasi PVsyst

Performance rasio (PR) panel surya pada permukaan sudut 5° seperti ditampilkan Gambar 5, terlihat adanya solar fraction dengan nilai yang berbeda setiap bulannya. Solar fraction merupakan rasio antara

(7)

energi yang terpakai terhadap kebutuhan beban dan nilai tertinggi berada di bulan April sebesar 1,0 poin.

Semakin tinggi nilai energi yang tersedia maka semakin baik performa rasio dari sebuah panel surya.

4. Kesimpulan

Penelitian ini menentukan sudut kemiringan optimum panel surya berdasarkan energi keluaran per tahun di kota Meulaboh, khususnya dalam wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dengan menggunakan simulasi PVsyst. Hasil menunjukkan sudut kemiringan optimum yang sesuai untuk lokasi tersebut berada pada kemiringan permukaan dengan sudut 5° dengan orientasi menghadap selatan. Total energi keluaran yang dihasilkan berdasarkan simulasi sebesar 2628,7 kWh/tahun, dengan performance ratio 0,676 poin.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi pemasangan panel surya dengan menentukan posisi terbaik pada instalasi panel surya tipe fixed array di lokasi Johan Pahlawan kota Meulaboh, sehingga dapat menghasilkan energi keluaran maksimal.

5. Ucapan Terima Kasih

Penulis berterima kasih kepada rekan-rekan kami dari Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh, Sekolah Tinggi Agama Islam Teungku Dirundeng, Meulaboh, Universitas Teuku Umar, Meulaboh yang memberikan wawasan dan keahlian yang sangat membantu penelitian, meskipun mereka mungkin tidak setuju dengan semua interpretasi / kesimpulan dari makalah ini

6. Singkatan

PR Performance Rasio

β kWh

Beta (sudut miring) Kilo Watt Hour

7. Referensi

[1] T. M. A. Pandria, “Penentuan Kemiringan Sudut Optimal,” J. Optim., vol. 3, pp. 123–131, 2017.

[2] N. Maru and J. Vajpai, “Model based Optimization of Tilt angle for Solar PV Panels in Jodhpur,”

Int. J. Comput. Appl., no. Ncis, pp. 975–8887, 2014.

[3] T. Hasannuddin, “Optimizing the Tilt Angle and Direction of Solar Panels in Aceh with Genetic Algorithm Method,” vol. 04, no. 12, pp. 56–64, 2017.

[4] S. Ali and T. M. A. Pandria, “Penentuan Sudut Kemiringan Optimal Panel Surya Untuk Wilayah Meulaboh,” J. Mekanova, vol. 3, no. 4, pp. 21–28, 2017, [Online]. Available:

http://jurnal.utu.ac.id/jmekanova/article/view/852/696.

[5] D. L. Pangestuningtyas, “Analisis Pengaruh Sudut Kemiringan Panel Surya Terhadap Radiasi Matahari Yang Diterima Oleh Panel Surya Tipe Larik Tetap Metode,” pp. 0–7.

[6] R. Darussalam, A. Rajani, and T. D. Atmaja, “Pengaturan Arah Azimuth Dan Sudut Tilt Panel Photovoltaic Untuk Optimalisasi Radiasi Matahari ,” vol. V, pp. 31–36, 2016.

[7] NASA SSE, “No Title,” 2021, 2021. https://power.larc.nasa.gov/.

[8] K. Mertens, Photovoltaics.

[9] A. K. Yadav and H. Malik, “Optimization of tilt angle for installation of solar photovoltaic system for six sites in India,” Int. Conf. Energy Econ. Environ. - 1st IEEE Uttar Pradesh Sect. Conf.

UPCON-ICEEE 2015, vol. 3, no. 3, pp. 0–3, 2015, doi: 10.1109/EnergyEconomics.2015.7235078.

[10] T. O. Kaddoura, M. A. M. Ramli, and Y. A. Al-Turki, “On the estimation of the optimum tilt angle of PV panel in Saudi Arabia,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol. 65, pp. 626–634, 2016, doi:

10.1016/j.rser.2016.07.032.

[11] S. Tamimi, W. Indrasari, and B. H. Iswanto, “Optimasi Sudut Kemiringan Panel Surya Pada Prototipe Sistem Penjejak Matahari Aktif,” vol. V, pp. SNF2016-CIP-53-SNF2016-CIP-56, 2016, doi: 10.21009/0305020111.

[12] A. Dutta, J. Biswas, S. Roychowdhury, and S. Neogi, “Optimum tilt angles for manual tracking of photovoltaic modules,” Distrib. Gener. Altern. Energy J., vol. 31, no. 2, pp. 7–35, 2016, doi:

10.1080/21563306.2016.11681353.

[13] J. A. Duffie and W. A. Beckman, Solar Engineering of Thermal Processes Solar Engineering.

2013.

[14] H. Zang, M. Guo, Z. Wei, and G. Sun, “Determination of the optimal tilt angle of solar collectors for different climates of China,” Sustain., vol. 8, no. 7, pp. 1–16, 2016, doi: 10.3390/su8070654.

[15] PVsyst.com, “No Title.” .

Referensi

Dokumen terkait

Ketika digunakan dari waktu ke waktu, kapasitas daya panel surya mulai menurun karena jamur pada permukaan panel surya, keluaran daya panel surya seringkali hanya

Pemanfaatan energi listrik tenaga surya pada wastafel otomatis dihasilkan melalui matahari kemudian masuk ke panel surya, selanjutnya modul panel surya akan menghasilkan arus DC yang