• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA BITUNG PERIODE 2018

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA BITUNG PERIODE 2018"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA BITUNG PERIODE 2018

Christian Salanggamo

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email : salanggamochris@gmail.com

Dosen Pembimbing : Dr. Rosidi, SE., MM., Ak.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kesesuaian penerapan akuntansi aset tetap dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Bitung. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui pengambilan data secara langsung (primer) dari pihak BPKAD. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan beberapa tahapan yaitu mendeskripsikan gambaran umum BPKAD, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan akuntansi aset tetap mulai dari pengakuan, pengukuran, penyajian, hingga pengungkapan pada aset tetap Pemerintah Kota Bitung sudah sesuai dengan PSAP Nomor 7 pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Namun hingga saat ini pihak terkait masih menemukan kesulitan terkait dengan informasi nilai yang kurang informatif dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan bukti kepemilikan aset tetap berupa sertifikasi tanah yang belum kunjung usai.

Kata kunci: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Akuntansi Aset Tetap, Standar Akuntansi Pemerintahan

Abstract

The purpose of this study is to indentify the conformity of the implementation of fixed asset accounting to Government Accounting Standards (SAP) in Local Government Financial Report (LKPD) of Bitung city. The data of this qualitative descriptive study was collected through interviews and by acquiring documents from the Office for Management of Regional Revenue, Finance, and Asset (BPKAD). The collected data was then processed by describing BPKAD in general, collecting the data, reducting the data, presenting the data, and drawing conclusions. This study finds that the fixed asset accounting starting from recognition, measurement, presentation, and the disclosure of fixed assets in the Government of Bitung city has conformed with PSAP Number 7 in the Government Regulation No. 71 of 2010. However, until now the related parties still find difficulties related to the informativeness of value information in the record of transfer (BAST) and the evidence of fixed assets ownership in the form of land certificates, which have not been received.

Keywords : government of Bitung City, Office for Management of Regional Revenue, Finance, and Asset (BPKAD), fixed asset accounting, government accounting standards (SAP)

(2)

1. PENDAHULUAN

Munculnya kebijakan mengenai pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan pada tahun 2003 lalu melalui UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara sampai saat ini membawa pengaruh pada suatu perubahan yang terjadi secara terus menerus. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yaitu menyangkut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menggantikan SAP yang sebelumnya tentang kebijakan di bidang pengelolaan keuangan dan aset pemerintah. Pada pemerintah daerah, yang menjadi ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Dalam peraturan tersebut, terdapat dua entitas yang memiliki tanggungjawab untuk membuat laporan keuangan, yaitu entitas pelaporan sebagai yang bertugas menyampaikan laporan keuangan; dan entitas akuntansi sebagai pengguna anggaran/pengguna barang yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan. Hammam (2017:27-28) menyatakan terkait dengan kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), aset tetap menjadi kelemahan utama (30%

dari permasalahan ketidaksesuaian dengan SAP) yang menjadikan pemerintah daerah tidak memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK (BPK, 2016: dalam Hammam, 2017). Permasalahan aset tetap yang tidak sesuai dengan SAP ini terjadi pada 188 Pemda dari 533 Pemda yang diperiksa pada Semester I Tahun 2016. Permasalahan-permasalahan yang terjadi antara lain, pencatatan aset tetap belum didukung dengan daftar aset atau kartu inventaris, aset tetap yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum dicatat, terdapat selisih pencatatan, dan nilai penyusutan tidak dapat ditelusuri.

Kahar (diakses pada April 2019) dalam situs Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan bertajuk Penyusutan Aset Tetap Pemerintah dan Permasalahannya, menjelaskan mengenai permasalahan aset tetap dalam aspek penyusutan. Perbedaan kategori yang dimiliki oleh masing-masing aset tetap ini memiliki beberapa permasalahan yang timbul dan menjadi suatu kendala dalam penerapan penyusutan aset tetap pemerintah. Kendala ini pun akhirnya mengakibatkan ketidakakuratan suatu laporan keuangan. Menurut Kahar adapun permasalahan yang muncul dalam penerapan akuntansi aset tetap, salah satunya adalah pada bagian penyusutan, yaitu (1) belum semua aset tetap tercatat dan terhitung dalam daftar aset tetap dan belum tentu memiliki harga perolehan yang telah dianggap wajar; (2) pencatatan aset tetap masih belum sesuai dengan kelompoknya dan belum terinci per unit; (3) keberadaan dan kondisi aset tetap yang masih diragukan; dan (4) masih kesulitan dalam menentukan umur manfaat.

Penelitian oleh Maisyaroh (2018) yang membahas mengenai perlakuan akuntansi aset tetap pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2015 - 2016 menemukan bahwa memang pada perlakuan akuntansi aset tetap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah sesuai dengan SAP Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Kesesuaian ini

(3)

dilihat dari pengakuan, penyajian, dan pengungkapan aset tetap yang telah sesuai dengan standar yang ada. Namun ditemukan persoalan terkait dengan pengukuran aset tetap yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang masih kurang sesuai dengan SAP. Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu membahas mengenai penerapan akuntansi aset tetap. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada lokasi dan tahun penelitian.

Dari hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan perwakilan Sulawesi Utara terkait Sistem Pengendalian Internal tahun 2016 berkaitan dengan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Kota Bitung menemukan adanya beberapa masalah yang muncul (Madesen, 2018). Yang pertama tentang pengelolaan dan penatausahaan aset tetap pada pemerintah kota Bitung yang belum memadai, yaitu (a) data aset tetap dalam buku inventaris dan KIB (Kartu Inventaris Barang) belum dicatat secara informatif yang dimana tidak didukung dengan bukti kepemilikan dengan nilai Rp. 4.845.501.000,- (empat milyar delapan ratus empat puluh lima juta lima ratus satu ribu rupiah); (b) aset tanah yang masih belum memiliki sertifikat sebanyak 607 (enam ratus tujuh) persil; (c) proses tuntutan ganti rugi atas aset tetap yang hilang belum dilakukan sebesar Rp. 1.417.924.181,- (satu milyar empat ratus tujuh belas juta sembilan ratus dua puluh empat ribu seratus delapan puluh satu rupiah). Kemudian pada pengelolaan aset lainnya yang tidak tertib sebesar Rp.

65.942.354.673,- (enam puluh lima milyar sembilan ratus empat puluh dua juta tiga ratus lima puluh empat ribu enam ratus tujuh puluh tiga rupiah). Beberapa masalah yang muncul terkait dengan pengelolaan aset tetap ini muncul karena pengendalian internal yang kurang baik, mulai dari perbedaan pemahanan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); tidak dilaksanakannya Standar Operasional Prosedur (SOP); komunikasi, sikap, serta tanggung jawab yang kurang baik.

Pemeriksaan BPK waktu lalu juga menemukan adanya indikasi aset gelap seperti yang dimuat dalam Manado Post Online, 23 Mei 2018 lalu. Hasil pemeriksaan BPK selama 40 hari itu menemukan bahwa beberapa aset di tahun 2005-2008 dianggap gelap. Diungkapkan bahwa beberapa aset sudah tidak diketahui mengenai keberadaannya, hal ini muncul karena beberapa aset tersebut tidak dilaksanakan penghapusannya ketika aset aset tersebut telah habis nilai bukunya. TribunManado.co.id, 28 Juni 2018 lalu yang bertajuk “Ini Pesan Walikota Bitung Pada Bimtek Pengelolaan Keuangan” menuturkan juga mengenai permasalahan aset. Dalam bimbingan teknis Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2019 tersebut Wali Kota Bitung Maximiliaan Lomban menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian seluruh perangkat daerah, antara lain masalah aset yang sampai saat ini belum bisa terpecahkan 100 persen. Masih minimnya perhatian dari kepala perangkat daerah serta pengurus barang tentang pengelolaan aset di semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Kota Bitung sampai sekarang pun sudah meraih penghargaan WTP delapan kali berturut – turut, namun dari tahun ke tahun permasalahan aset ini memang belum tuntas sepenuhnya.

(4)

Aset tetap merupakan salah satu akun penting yang ada di dalam komponen- komponen LKPD setiap daerah. Undang-Undang Pasal 32 no. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur bahwa bentuk dan isi pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang dimana susunan LKPD ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penggunaan APBD. Madesen (2018) mengungkapkan bahwa ketidakakuratan sistem pencatatan serta secara pengelolaan aset daerah dapat mempengaruhi kurangnya akuntabilitas aset daerah tersebut.

Adapun permasalahan aset tetap daerah dalam LKPD ini masih kerap menjadi permasalahan di beberapa daerah. Pemerintah Kota Bitung merupakan salah satu pemerintahan daerah di Indonesia yang wajib dalam melaporkan pertanggungjawaban APBD-nya dalam bentuk LKPD. Dalam Bimtek 23 Mei 2018 lalu pun Walikota Bitung menyampaikan bahwa adanya permasalahan aset yang hingga kini masih belum diselesaikan secara penuh. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan terdapat sebuah tanda tanya yang tersorot pada bagaimanakah penerapan akuntansi aset tetap dari Kota Bitung dibalik masalah pengelolaan aset yang belum kunjung usai. Peneliti ingin melihat mengenai bagaimana penerapan akuntansi aset yang telah diterapkan terkait dengan permasalahan akuntansi aset tetap dan mencari akar permasalahannya yang membuat aset tetap yang masih belum seratus persen ini dan kemudian pengaruhnya terhadap LKPD yang disusun oleh satuan kerja pemerintah. Masalah tersebut akan ditelusuri melalui salah satu instansi pemerintah yaitu pada pihak BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) Kota Bitung. BPKAD Kota Bitung adalah salah satu entitas publik yang dimiliki oleh lingkungan Pemerintahan Kota Bitung yang dimana berkewajiban secara penuh dalam menerapkan akuntansi pemerintahan sesuai dengan yang telah diatur dalam PSAP no. 7 dan PP No 71 2010.

2. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiyono, 2016:9). Untuk dapat melakukan penyelidikan yang mendalam, peneliti sehingga menggunakan pendekatan dengan metode studi kasus deskriptif. Penelitian deskriptif ini juga berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data sehingga penelitian ini juga menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan kemudian mendeskripsikan mengenai penerapan akuntansi aset tetap yang berpengaruh pada Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah (LKPD) oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bitung, beserta hambatan dan permasalahan yang dihadapi.

(5)

Prosedur pengumpulan data adalah teknik yang digunakan peneliti dalam memperoleh data. Sugiyono (2017:224) menyampaikan bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Moleong (2007:127) mengemukakan bahwa ada dua tahap penelitian lapangan, yang pertama yaitu terdiri dari penelitian pra-lapangan dengan melakukan peninjauan lokasi penelitian untuk mengurus izin penelitian. Kemudian penelitian lapangan yang dimana peneliti secara langsung terjun ke lapangan untuk memperoleh data dari informan dengan melaksanakan wawancara dan pengambilan dokumen secara langsung di BPKAD Kota Bitung.

Teknik analisis yang digunakan adalah penjodohan pola (pattern matching) untuk membandingkan antara teori utama yaitu PP Nomor 71 Tahun 2010 berbasis akrual dengan kondisi pada Pemerintah Kota Bitung, yang akan dinilai melalui Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Bitung periode 2018 lalu dan pada data hasil wawancara dengan pihak terkait. Teknis analisis ini dimulai dengan teknik pengolahan data kemudian dilanjutkan pada analisis data. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini pertama-tama akan membandingkan semua data yang terkumpul melalui hasil survei, dokumentasi, dan wawancara, dengan metode triangulasi guna meningkatkan reliabilitas data. Data dari hasil triangulasi tersebut akan dibandingkan dengan landasan teori yang telah diperoleh melalui beberapa regulasi terkait dan studi kepustakaan. Selanjutnya, hasil analisis perbandingan tersebut akan dijadikan sebagai bahan umtuk kesimpulan dan akan diberikan beberapa saran yang dapat dilakukan bagi pihak terkait.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1. Regulasi Akuntansi Aset Tetap

Kebijakan akuntansi aset tetap pada Pemerintah Daerah Kota Bitung mengacu pada regulasi yang telah diatur. Peraturan-peraturan atau regulasi yang digunakan oleh Pemerintah Daerah Kota Bitung adalah Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 2011 dan secara khusus pada Peraturan Walikota Bitung Nomor 33 Tahun 2014. Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 2011 mengatur tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD). Peraturan Walikota Bitung Nomor 33 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Bitung pada pasal 3 ayat 2 menjabarkan mengenai kebijakan akuntansi akun dalam pelaporan keuangan terkait dan salah satunya yaitu akuntansi aset tetap. Kebijakan akuntansi akun ini dijelaskan dalam pasal 2 bahwa kebijakan tersebut mengatur definisi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi ataupun peristiwa sesuai dengan Pernyataan SAP berbasis akrual atas pemilihan metode akuntansi dan pengaturan yang lebih rinci. Sehingga dapat disimpulkan bahwa regulasi atas

(6)

kebijakan akuntansi aset tetap oleh Pemerintah Daerah Kota Bitung ini menggunakan PSAP sebagai acuan kebijakannya, khususnya PSAP Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap.

3.2. Pengakuan Aset Tetap

Pengakuan aset tetap yang diberlakukan oleh pihak BPKAD Kota Bitung sesuai dengan pernyataan yang disampaikan bahwa pengakuan aset tetap telah berbasis akrual sesuai standar yang berlaku. Aset tetap tersebut diakui setekah hak dan kewajiban sudah terselesaikan, satu contoh yang diberikan adalah diakuinya suatu aset setelah penandatanganan secara resmi surat Berita Acara Serah Terima (BAST) pada suatu aset. Dalam rangka mempermudah analisis penerapan akuntansi aset tetap yang berjalan, maka berikut ini ada beberapa transaksi aset tetap pada periode 2018 lalu oleh Pemerintah Kota Bitung yaitu sebagai berikut :

1. Mencatat Pendapatan Hibah Aset Tetap berupa Tanah (Barang Milik Negara) dari Kementrian PU dan Perumahan Rakyat sesuai BAST No.

303.1/BA/DC/2018 dan 600/2081/WK tgl 18 Oktober 2018 pada Dinas Lingkungan Hidup dengan nilai sebesar Rp1.820.018.800,00.

2. Realisasi Belanja Modal Aset Tetap Lainnya periode 2018 sebesar Rp420.150.000,00

3. Penyusutan aset tetap di Pemerintah Kota Bitung periode 2018 yaitu sebesar Rp114.801.663.103,90

Berdasarkan transaksi tersebut, jurnal dari transaksi yang telah disebutkan adalah sebagai berikut:

1. Menjurnal saat BAST dibuat dan telah diterima oleh pihak terkait:

Tanah 1.820.018.800,00

Pendapatan Hibah -LO 1.820.018.800,00

2. Berdasarkan pencatatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bitung, transaksi di atas merupakan transaksi belanja modal Aset Tetap Lainnya yang bermekanisme LS, sehingga harus dicatat pada jurnal finansial dan jurnal anggaran yaitu sebagai berikut:

Jurnal Finansial

Aset Tetap Lainnya 420.150.000,00

Kas Daerah 420.150.000,00

Jurnal Anggaran

Belanja Modal 420.150.000,00

SiLPA 420.150.000,00

Akun Kas Daerah digunakan dalam jurnal tersebut dikarenakan transaksi SP2D-LS mencairkan langsung dana anggaran belanja modal dari Kas Daerah ke pihak penyedia aset tetap melalui Bank Daerah yaitu Bank SULUT. SiLPA adalah akun pada Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang dimana laporan ini

(7)

dibuat oleh entitas pelaporan. Kemudian penambahan Aset Tetap dalam Neraca ini akan menambah jumlah Ekuitas dalam laporan Neraca tersebut.

Dalam pengakuan aset tetapnya, Pemerintah Kota Bitung mengalami kesulitan. Hal ini merupakan permasalahan yang sempat dilontarkan oleh Walikota Bitung dalam bimbingan teknis anggaran 2019 yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dari pihak perangkat daerah khususnya pada masalah aset yang belum selesai 100 persen. Pihak BPKAD menjelaskan bahwa aset tetap yang dimaksud yaitu aset tetap yang berupa Tanah. Masalah sertifikasi beberapa tanah milik Pemerintah sampai sekarang ini masih belum menemui titik terangnya. Seperti yang telah menjadi pernyataan oleh Pak Lomban selaku Walikota dari Kota Bitung bahwa adanya masalah aset tetap yang belum seratus persen tuntas. Pihak BPKAD selaku pihak pengelola dan pelaporan aset mengatakan bahwa pernyataan tersebut tertuju pada masalah sertifikasi tanah yang belum tuntas akibat SDM yang belum maksimal sampai sekarang. Salah satu masalahnya yaitu ketika tanah itu dihibahkan, tanah tersebut tidak ditindaklanjuti oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sehingga masih ada beberapa Aset Tetap berupa Tanah yang masih belum didukung bukti secara hukum dari pihak BPKAD. Dan memang sampai periode 2018 ini pun masalah terkait dengan aset tetap berupa tanah seperti yang telah dijelaskan selalu menjadi permasalahan yang muncul dalam Pemerintahan Daerah.

Masih banyaknya tanah milik pemerintah yang sampai sekarang belum bersertifikat. Dan salah satu faktor yang menjadi penyebab dari permasalahan ini yaitu belum maksimalnya sumber daya manusia pada pihak pengelola aset SKPD.

3.3 Pengukuran Aset Tetap

Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam pasal 47 memuat tujuan dari adanya penilaian aset tetap milik daerah yaitu dilakukan dalam rangka pengamanan dan penyusunan neraca daerah, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang/aset tetap milik Daerah.

Penilaian aset tetap pada peraturan tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan dilaksanakan oleh Penilai Independen yang bersertifikat, serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah yang berpedoman pada SAP (pasal 48). Penilaian aset tetap yang harus dilaksanakan sekurang kurangnya 5 tahun sekali ini dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar dengan estimasi menggunakan NJOP dan harga pasaran secara umum, kemudian nilai tersebut dikurangi penyusutan dengan memperhatikan kondisi fisik aset tersebut (pasal 49).

Menurut pernyataan aset tetap yang disampaikan oleh pihak BPKAD, penilaian awal aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tersebut mengacu pada biaya perolehan dan bahwa adanya surat pernyataan berupa Berita Acara Serah Terima (BAST), dimana nilai di dalam BAST menjadi acuan sebagai nilai perolehan aset yang masuk sebagai hibah dan pembelian. Catatan atas Laporan

(8)

Keuangan Pemerintah Kota Bitung 2018 lalu mencatat beberapa acuan nilai perolehan yang disesuaikan dengan nilai dalam BAST, berikut adalah contoh pengukuran aset melalui BAST:

Berita Acara Serah Terima (BAST) atas Hibah Tanah

Gambar 1 Mutasi Tambah Tanah 2018

Mencatat Pendapatan Hibah Aset Tetap (Barang Milik Negara) dari Kementrian PU dan Perumahan Rakyat sesuai dengan BAST No.

303.1/BA/DC/2018 dan 600/2081/WK tgl 18 Oktober 2018 pada Dinas Lingkungan Hidup dengan nilai sebesar 1.820.018.800,00. Dan nilai tersebut dimasukan dalam mutasi tambah aset tetap berupa tanah dan nilainya dicatat berdasarkan nilai yang tercantum.

Dalam penilaian aset tetap tersebut, ada beberapa aset yang biaya pengeluarannya muncul setelah semua perolehan tercatat, contohnya berupa renovasi aset yaitu gedung. Hal ini dimaksudkan dalam rangka memperpanjang umur atau masa manfaat suatu aset tetap. Dalam proseduralnya penilaian tersebut, aset tetap yang memiliki pengeluaran tersebut akan disajikan melalui penyesuaian pada akun akun yang terkait. Penyesuaian nilai pada saat kapitalisasi seperti yang telah disampaikan disajikan dengan adanya penyesuaian di masing-masing aset tetap secara rinci. Melalui salah satu perhitungan yang dilakukan oleh pihak BPKAD melalui daftar Aset Tetap terkait Gedung dan Bangunan & JIJ (Jalan, Irigasi, dan Jaringan) yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bitung ini bisa kita lihat bagaimana penambahan nilai tersebut berlaku.

Salah satu perhitungan dari Daftar Aset Tetap ini menjadi salah satu contoh bagaimana perhitungan kapitalisasi tersebut masuk ke dalam nilai buku.

Perhitungan ini diambil pada Bangunan Gedung Tempat Pendidikan Permanen SDN Inpres 6/84 Kakenturan. Bisa dilihat secara langsung bahwa ketika terjadinya kapitalisasi sebesar 422.13 % atas harga perolehan pada bulan November 2018 terhadap bangunan ini maka ada penambahan masa manfaat yaitu selama 7 tahun 1 bulan. Selain masa manfaat, penambahan juga terjadi pada penambahan nilai buku atas aset tetap tersebut. Dasar penilaian kapitalisasi ini seperti yang telah dikonfirmasikan secara langsung kepada pihak BPKAD Kota Bitung bahwa dilaksanakan dengan adanya suatu batasan jumlah kapitalisasi yang telah ditetapkan oleh masing-masing entitas serta telah dipertimbangkannya kondisi secara

(9)

finansialnya. Adapun hal ini juga memiliki keterkaitan dengan pernyataan pada SAP yaitu harus ditetapkan dalam kebijakan akuntansi suatu entitas berupa suatu batasan jumlah biaya (capitalization thresholds) tertentu untuk dapat digunakan dalam penentuan apakah harus dikapitalisasi atau tidak (paragraf 50).

Pihak BPKAD Kota Bitung tidak menerapkan perihal terkait revaluasi aset tetap, hal ini dikarenakan kebijakan akuntansi pemerintahan yang menganut penilaian aset berdasarkan nilai perolehan aset tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penilaian kembali atau revaluasi terhadap aset tetap di Pemerintah Kota Bitung tahun 2018 oleh pihak BPKAD Kota Bitung sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). Kesesuaian tersebut dibuktikan dengan berupa tidak melaksanakannya penilaian kembali aset tetap, penghentian dan pelepasan aset tetap dieliminasi dari neraca dan Kartu Inventaris Barang (KIB).

Melihat hasil wawancara dengan pihak terkait yaitu BPKAD selaku badan pelaksana dibidang pengelola keuangan dan aset menyatakan bahwa pengukuran berikutnya terhadap perolehan awal ini tidak dilakukan karena tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Apabila memang terjadi suatu kondisi yang memungkinkan untuk melakukan adanya penilaian kembali itu terjadi hanya dalam kondisi yang memungkinkan.

Penghentian dan pelepasan aset tetap yang diberlakukan di dalam Pemerintahan Kota Bitung dilaksanakan ketika aset secara permanen dihentikan penggunaannya dan dianggap tidak memiliki manfaat ekonomi ataupun sosial signifikan dimasa yang akan datang. Kemudian aset tetap tersebut beserta akumulasi penyusutannya akan dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan ketika dilepaskan. Persetujuan penentuan aset yang akan masuk ke dalam perlakuan penghentian dan pelepasan secara prosedural harus melalui keputusan dari Walikota dan/atau dengan persetujuan DPRD Kota Bitung.

Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam pasal 50-52 menjelaskan juga mengenai penghapusan aset tetap. Penghapusan aset tetap ini tentunya akan berpengaruh pada Daftar Barang yaitu pencatatan pada Kartu Inventaris Barang (KIB) dari aset tetap terkait yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bitung yang meliputi penghapusan aset dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna dan Daftar Barang Milik Daerah. Penghapusan aset tetap yang ada di Pemerintah Daerah Kota Bitung tertera pada Catatan atas Laporan Keuangan atas periode terkait.

Penyusutan aset tetap di Pemerintah Kota Bitung tahun 2018 oleh pihak BPKAD Kota Bitung sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). Penyusutan terhadap akun aset tetap yang diberlakukan oleh BPKAD telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan digunakannya penyusutan dengan metode garis lurus terhadap perhitungan nilai penyusutan aset tetap yang dimiliki oleh Pemerintahan Kota Bitung.

(10)

3.4 Penyajian Aset Tetap

Seluruh aset tetap yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Bitung, nilainya disajikan berdasarkan biaya perolehan yang telah diakumulasi dengan nilai penyusutan pada aset tersebut. Namun apabila terjadi suatu kondisi dimana kondisi tersebut memungkinkan untuk melakukan adanya penilaian kembali, maka aset tetap akan disajikan berikut dengan nilai perolehan kemudian diikuti dengan penyesuaian aset tersebut.

3.5 Pengungkapan Aset Tetap

Pengungkapan aset tetap oleh Pemerintah Kota Bitung terlihat pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Bitung. Penjelasan mengenai mutasi tambah/kurang aset tetap, informasi penyusutan, kebijakan akuntansi aset tetap, koreksi kesalahan, peristiwa yang berdampak pada realisasi anggaran, aset atau kewajiban adalah beberapa informasi yang termuat dalam LKPD tersebut sebagai output atau hasil pekerjaan yang dikerjakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bitung yaitu pihak BPKAD Kota Bitung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penyajian dan pengungkapan terhadap aset tetap di Pemerintah Kota Bitung tahun 2018 oleh pihak BPKAD telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). Kesesuaian tersebut dibuktikan dengan kesesuaian pos-pos laporan keuangan yang terdapat dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bitung 2018. Kemudian penjelasan-penjelasan mengenai mutasi aset tetap, kebijakan akuntansi, koreksi kesalahan dan peristiwa luar biasa yang memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bitung 2018 juga disampaikan dengan sangat informatif. Pengungkapan yang dapat dilihat secara langsung adalah melalui mutasi penyusutan aset tetap yang berada di dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) Pemerintah Kota Bitung 2018. Bisa dianalisa secara langsung juga bahwa adanya perhitungan mutasi ini menjadi salah bukti dari kesesuaiannya dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Perhitungan yang muncul dalam mutasi tersebut memasukan perhitungan saldo penyusutan aset tetap di tahun 2017 lalu, kemudian saldo tersebut dihitung dengan menambahkan mutasi tambah dan mutasi kurang terkait dengan penyusutan dan transaksi/kejadian yang berpengaruh pada akun penyusutan selama periode 2018.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka bisa ditarik suatu kesimpulan dari penelitian ini bahwasannya akuntansi aset tetap pada Pemerintah Kota Bitung Tahun 2018 oleh pihak BPKAD ini telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010. Kesesuaian akuntansi aset tetap ini dibuktikan beberapa komponen dalam SAP Nomor 7 yaitu:

(11)

a. Pengakuan

Pengakuan aset tetap Pemda Kota Bitung telah sesuai dengan PSAP yaitu aset diakui saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Kriteria untuk pengakuan suatu aset juga telah terpenuhi mulai dari berwujud, masa manfaat lebih dari 12 bulan, biaya perolehan dapat diukur secara andal, tidak dimaksudkan untuk dijual, dan diperoleh dengan maksud untuk digunakan. Masalah temuan indikasi aset gelap oleh BPK sudah terhitung tuntas dengan adanya pelakasanan koreksi terhadap nilai buku dari aset tetap terkait. Kemudian ditemukan beberapa kendala dalam penerapan akuntansi aset tetapnya, salah satu contohnya berupa informasi nilai yang kurang informatif dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan bukti kepemilikan aset tetap yang belum lengkap.

b. Pengukuran

Sesuai dengan pernyataan dari pihak BPKAD Kota Bitung bahwa Aset tetap Pemda Kota Bitung dinilai dengan biaya perolehan. Telah dibahas dalam kasus dalam penilaian awal aset tetap yang tidak tertera pada BAST sebelumnya bahwa ketika biaya perolehan tersebut tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal aset tetap juga telah disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut yang telah dikurangi akumulasi penyusutan tahun terkait.

c. Penyajian

Penyajian aset tetap dalam LKPD Kota Bitung nilainya disajikan berdasarkan biaya perolehan yang telah diakumulasi dengan nilai penyusutan pada aset tersebut. Akumulasi dari mutasi kurang dan mutasi tambah atas periode 2018 bisa dilihat langsung di Neraca Pemda Kota Bitung periode 2018.

d. Pengungkapan

LKPD Kota Bitung telah mengungkapkan untuk masing masing jenis aset tetap yaitu dasar atas penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat, rekonsiliasi terhadap jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, serta informasi penyusutan aset tetap.

Berdasarkan kesimpulan yang telah ada, maka saran yang diberikan adalah pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) khusus yang intens dan mendalam pada Aset Daerah atau Barang Milik Daerah (BMD) untuk pihak aparatur yang bertugas, pengawas, serta pihak-pihak terkait yang berhubungan langsung dengan kegiatan pengelolaan aset tetap Pemerintah Daerah Kota Bitung. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan sumber daya manusia baik dari segi kualitas, kompetensi, tanggung jawab lewat bimbingan teknis, dan pemeberian reward yang cukup bagi pihak pengelola barang milik daerah serta perlunya komunikasi yang baik antar setiap pelaksana pengelolaan barang tersebut. Kemudian perlunya pengawasan dan perhatian yang lebih lagi terhadap dokumentasi-dokumentasi penting yang terkait dengan pengadaan, penilaian, dan segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan aset tetap dalam SKPD Kota Bitung.

(12)

Adapun keterbatasan penelitan terhadap analisa penerapan akuntansi aset tetap Pemerintah Kota Bitung periode 2018 ini yaitu peneliti tidak melakukan pengawasan langsung. Peneliti tidak mengikuti secara langsung proses pengelolaan serta penerapan akuntansi aset tetap dari awal periode hingga selesai. Dalam hal ini pun peneliti tidak bisa melihat dan monitoring secara langsung bagaimana kondisi yang ada di lapangan saat periode tersebut berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Kahar. ____. Penyusutan Aset Tetap Pemerintah dan Permasalahannya. [online], (bpkp.go.id/jateng/konten/1908, diakses tanggal 10 April 2019).

KSAP. 2010. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 2 Tahun 2010 : Penyusunan Neraca Awal Pemerintahan Daerah.

---. 2014. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 15 Tahun 2014 : Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual.

---. 2014. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 18 Tahun 2014 : Akuntansi Penyusutan Berbasis Akrual.

Madesen, P.M., Karamoy, H., Kambey L. 2018. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terhadap Barang Milik Daerah Pemerintah Kota Bitung. Riset Akuntansi dan Auditing Goodwill, 9(2), 150- 157.

Maisyaroh, Riva. 2018. Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015-2016. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : Universitas Airlangga.

Manado Post Online. 2018, 23 Mei. Ada Indikasi Temuan Aset `Gelap`, Bitung

Terancam Tak Raih Opini WTP. [online],

(http://manadopostonline.com/read/2018/05/23/Ada-Indikasi-Temuan-Aset- Gelap-Bitung-Terancam-Tak-Raih-Opini-WTP/35964, diakses tanggal 17 Juli 2019).

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Tribun Manado. 2018, 26 Juli. Ini Pesan Walikota Bitung Pada Bimtek Pengelolaan Keuangan. [online], (https://manado.tribunnews.com/2018/06/28/ini-pesan- wali-kota-bitung-pada-bimtek-pengelolaan-keuangan).

(13)

Peraturan-peraturan

Pemerintah Daerah Kota Bitung. 2011. Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lembaran Daerah Kota Bitung Tahun 2011 No. 1.

Bitung : Sekretaris Daerah Kota.

Pemerintah Daerah Kota Bitung. 2016. Peraturan Walikota Bitung Nomor 29 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Badan Pengelola Keuangan & Aset Daerah Kota Bitung. Bitung: Walikota Bitung.

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil analisis data dan hasil pembahasan pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu berdasarkan dari hasil analisis data yang sudah dilakukan

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), pengertian pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset