• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ASAS RAF’UL QALAM TERHADAP PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN ASAS RAF’UL QALAM TERHADAP PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR OLEH ANAK "

Copied!
118
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Meningkatnya angka kriminalitas di masyarakat, khususnya pencurian, tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, namun juga dilakukan oleh anak di bawah umur. Kenyataannya saat ini banyak sekali remaja yang melakukan pelanggaran hukum karena kasus pidana yang merugikan orang lain.

Rumusan Masalah

Kedudukan anak sebagai subjek hukum dalam hukum ditentukan oleh bentuk dan model perlakuan terhadap anak sebagai kelompok masyarakat. Seorang anak tidak dapat dibebani kewajiban-kewajiban hukum sesuai usianya sampai ia mencapai usia baligh, kadhi hanya mampu memperingatkan tentang kelalaian yang dilakukannya atau memutuskan beberapa larangan bagi mereka untuk membantu mereka mengatur dan larangan terhadap kenakalan mereka. bertindak di masa depan. 16 Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan asas raf’ul qam sebagai salah satu asas hukum pidana Islam, yang menyatakan “tidak bersalah” atau sanksi suatu tindak pidana dapat dihapuskan secara pasti. alasan. seperti pelaku di bawah umur, orang yang sedang tidur, atau orang yang tidak waras, pencurian kendaraan bermotor oleh anak di Kabupaten Pinrang.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Penelitian Relevan

Sedangkan penelitian yang ditulis penulis fokus membahas tentang pelaku tindak pidana pencurian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh anak. Persamaan penelitian Arie Kartika dengan penelitian penulis adalah sama-sama fokus pada anak sebagai pelaku tindak pidana pencurian.

Tinjauan Teori

  • Teori Taklif
  • Teori Pemidanaan
  • Teori Ta‟zir

Ta'zir sendiri merupakan bagian dari ukubat atau hukuman dalam hukum pidana Islam atau balas dendam atas suatu jarimah (kesalahan) yang telah dilakukan. Bentuk ta'zir ada bermacam-macam, yaitu jarimah hudud, jarimah dijat atau kishaş, dan yang terakhir adalah jarimah ta'zir.35. Ta'zir adalah suatu bentuk hukuman yang dasar hukumnya tidak ditetapkan dalam Al-Qur'an atau Hadits.

Adapun hakikat hukuman tazir ialah perbuatan melakukan maksiat yang telah menyebabkan berlakunya kesalahan atau gangguan ketenteraman awam dan menjadi kuasa hakim untuk menjatuhkan hukuman tertentu yang setimpal dengan jenis pelanggaran yang dilakukan, kerana terdapat tiada peruntukan syariah yang konkrit dalam hal ini. Bentuk hukuman ta'zir sangat berbeza-beza kerana ia merangkumi keseluruhan tingkah laku maksiat yang hukumannya tidak ditentukan oleh syara' dan diberikan kepada ulil amri untuk mengatur hukuman, bermula dari hukuman yang ringan hinggalah hukuman yang paling berat. Sesiapa yang melakukan perbuatan mungkar atau mengganggu keselesaan dan keselamatan sesama manusia dengan dalih yang tidak boleh diterima berdasarkan kelakuan atau perbuatan, ucapan atau isyarat, hendaklah dijatuhkan hukuman tazir atas dasar perbuatannya itu, supaya dia tidak mengulangi perbuatan tercela itu. .

Kerangka Konseptual

Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Pada Polsek Barat II Palembang). Mengenai anak yang berhadapan dengan hukum, ada tiga golongan anak yang terlibat tindak pidana: 55. Sedangkan menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan yang merupakan alat pengangkut di jalan raya jalan raya terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.

Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan berupa motor dengan alat mekanis selain kendaraan yang bergerak di atas rel. Kendaraan bermotor umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk tujuan mengangkut barang atau orang dengan imbalan tertentu seperti upah. Sepeda motor sendiri merupakan kendaraan bermotor roda dua yang dapat digunakan sebagai alat transportasi dengan bantuan sebuah motor dan rodanya yang berjejer dan berkapasitas dua orang penumpang.

Kerangka Pikir

Penerapan asas Raf’ul Qalam dalam KUHP dapat dilihat pada Pasal 44-45 KUHP yang menyatakan bahwa orang gila, anak di bawah umur, dan orang yang tidak mempunyai hati nurani tidak dapat dipidana dengan pidana pokok. Mengenai penerapan asas raf’ul qalam dalam hukum Islam menunjukkan bahwa anak tidak dapat diberikan hukuman yang pokok, tetapi dapat diberikan hukuman pengganti dalam hal ini ta’zir, karena anak tersebut masih berstatus Ahliyyah al- Ada' al-Naqishah.Ahliyyah). Dalam hal penegakan restorative justice terhadap pelaku pencurian anak di Kabupaten Pinrang sejalan dengan asas raf’ul qalam, dimana anak tidak dapat dihukum karena tindak pidana dasar atau tidak dapat dituntut secara mental, melainkan diberikan ta’zir- hukuman atau hukuman pengganti bagi anak yang melanggar dengan tujuan pembinaan terhadap anak.

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
  • Uji Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Hal ini berdasarkan pada konsep Raf’ul Qalam, yaitu batalnya delik karena sebab-sebab tertentu, misalnya pelakunya masih di bawah umur, orang yang sedang tidur, dan orang yang tidak waras. Konsep asas kesusilaan yang terkandung dalam asas hukum pidana Islam terbagi menjadi tiga adam al-'uzri (tidak menyetujui pernyataan seseorang karena tidak mengetahui hukum), raf'ul qalam (menghapuskan tindak pidana karena alasan tertentu, termasuk anak di bawah umur, orang yang melakukan Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan tindak pidana yang dilakukan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun.

Penegakan Hukum Polri Terhadap Tindak Pidana Pencurian Kendaraan dengan Kekerasan di Kabupaten Sleman. Peran Polri dalam Mengatasi Tindak Pidana Pencurian yang Dilakukan Anak (Studi Lapangan Hukum Polres Medan). Tinjauan hukum terhadap proses diversi terhadap anak yang melakukan tindak pidana pencurian (Studi kasus Polsek Sunggal).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Asas Raf‟ul Qalam pada Hukum Pidana Positif

Pasal lain yang sejalan dengan konsep asas Raf’ul Qalam terhadap anak yang melakukan tindak pidana adalah Pasal 45 KUHP, yaitu “Penuntutan terhadap anak di bawah umur karena melakukan suatu perbuatan sebelum mencapai umur dewasa. keenam belas, hakim dapat menentukan: memerintahkan agar yang bersalah dikembalikan kepada rakyat. Seseorang yang melakukan tindak pidana tetapi tidak mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya, dalam hal ini orang gila, dan orang yang kehilangan kesadaran, yang dapat hanya dapat dijelaskan dari sudut pandang orang yang ahli di bidang psikologi dari sudut pandang medis. Tanggung jawab pidana adalah suatu perlakuan yang dilakukan apabila semua tanda-tanda suatu tindak pidana disadari atau terbukti. bahwa telah terjadi suatu tindak pidana.

Selain menitikberatkan pada restorative justice sebagai salah satu alternatif penyelesaian perkara pidana, fokusnya adalah pada penyelesaian perkara yang melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku, dan korban, namun juga pihak-pihak terkait lainnya yang bekerja sama untuk menyelesaikan perkara secara adil. penyembuhan. sebagaimana dahulu dan bukan sebagai bentuk pembalasan terhadap anak, maka perlu memperhatikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak dan perlunya memperhatikan Undang-Undang Nomor 11. Dan sebagai anak yang melakukan suatu perbuatan yang mengandung unsur tindak pidana tidak dapat dipidana dengan tindak pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 KUHP, yaitu 'Dalam hal penuntutan terhadap seseorang yang belum mencapai usia dewasa' karena melakukan suatu perbuatan sebelum berumur enam belas tahun. , hakim dapat menentukan: perintah. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak menyatakan bahwa anak yang diduga melakukan tindak pidana diberikan upaya maksimal untuk restorative justice dan diversi dalam penyelesaian perkara terhadap anak, dengan memperhatikan jenis tindak pidana yang dilakukannya dengan klasifikasi tindak pidana berulang. dan tindak pidana yang dilakukan diancam dengan pidana penjara kurang dari 7 (tujuh) tahun dan dalam penyidikan polisi tidak akan menahan anak yang menjadi pelaku tindak pidana, sepanjang anak tersebut mempunyai kepastian, dalam hal ini hutang anak tersebut. . orang tua/wali.

Penerapan Asas Raf‟ul Qalam Didalam Hukum Pidana Islam

Kedua jurim ta’zir ini serupa dengan yang disebutkan dalam nash dan syara’, namun tidak ditentukan hukumannya. Berkaitan dengan anak yang secara hukum tidak dapat menanggung akibat perbuatan dan tingkah laku yang dilakukannya, maka mereka diberi kuasa sebagai orang tua/wali untuk memenuhi hukuman yang diberikan oleh penguasa dengan menjatuhkan hukuman ta’zir. Pelanggar yang meninggal dunia saat ta'zir menjadi salah satu alasan pencabutan sanksi ta'zir, meski sanksi tersebut tidak dicabut seluruhnya.

Ini berdasarkan fakta bahawa sekatan tazir adalah sekatan yang menjejaskan jiwa atau badan dan berkaitan dengan kebebasan bergerak. Sekiranya hukuman tazir tidak berkaitan langsung dengan orang yang melakukan, sehingga kematiannya tidak boleh membawa kepada pencabutan hukuman tazir. Taubat boleh menghapuskan hukuman ta'zir sekiranya jenayah yang dilakukan oleh pelakunya adalah jenayah yang berkaitan dengan hak Allah swt.

Penerapan Asas Raf‟ul Qalam pada Pelaku Pencurian Kendaraan Bermotor oleh

Sedangkan bagi anak yang melakukan tindak pidana, tentunya kami akan memberikan bimbingan rohani ketika anak tersebut melakukan perbuatan tersebut. Penyidikan kasus anak dimulai setelah polisi menerima laporan dari masyarakat bahwa telah terjadi kasus pidana. Dilihat dari penerapan asas Raf’ul Qalam terhadap pencurian mobil yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Pinrang, penerapan ini dikategorikan ke dalam konsep pemidanaan, dimana teori ini menjamin agar pelaku kejahatan tidak lagi melakukan tindak pidana dengan menekankan pada teori pencegahan yang relatif khusus atau khusus. preventif yang relevan bagi pelakunya.

Dalam menentukan hukuman bagi anak menurut hukum Islam, tidak ada dalil normatif mengenai sanksi bagi anak yang melakukan tindak pidana (jinayah). Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Ungaran Nomor: 52/Pid.B/2017/PN.Unr Tentang Sanksi Bagi Residivis Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) (Disertasi: UIN Sunan Ampel Surabaya). Studi banding antara hukum pidana Islam dengan Fiqih Jinayah mengenai tindak pidana perdagangan organ tubuh manusia.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penerapan asas Raf’ul Qalam pada tindak pidana positif, yaitu menurut Pasal 44 KUHP yang dimaksud adalah orang gila yang melakukan tindak pidana, maka ia tidak dapat dimintai pertanggungjawaban karena jiwanya cacat dalam perkembangannya. pikirannya atau ia terhalang oleh penyakit. Sedangkan menurut Pasal 45 KUHP, apabila anak di bawah umur melakukan suatu perbuatan sebelum berumur enam belas tahun, hakim dapat memerintahkan: mengembalikan pelaku kepada orang tua atau walinya tanpa melakukan tindak pidana; Dengan tujuan untuk memperbaiki dan mendidik anak agar tidak mengulangi perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain disekitarnya.

Sanksi bagi anak yang melakukan kejahatan terhadap anak adalah dengan penjatuhan hukuman ta’zir yang pidananya diserahkan kepada penguasa, namun penguasa tidak dapat menjatuhkan hukuman kepada anak yang bertentangan dengan undang-undang kejahatan psikologi atau kebencian. hukum, karena mereka adalah anak-anak. Berdasarkan penerapan asas Raf’ul Qalam pada tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak di Kabupaten Pinrang, maka penegakan hukum dalam hal ini menerapkan restorative justice dalam penerapannya. Hal ini sesuai dengan makna atau makna Raf’ul Qalam. asas bahwa suatu pidana terhadap seseorang dapat dibatalkan karena sebab-sebab tertentu, misalnya karena alasan-alasan tertentu. seorang anak kecil, orang gila dan orang yang sedang tidur. Seorang anak tidak dapat dipidana dengan pidana pokok atau pidana yang mempunyai sanksi yang mengancam jiwa, akan tetapi pidana ta’zir atau pidana pengganti diberikan kepada anak sesuai dengan putusan hakim, yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan kerohanian. anak yang melakukan pelanggaran terhadap hukum.

Saran

Orang tua/wali dapat memberikan bimbingan dan perhatian yang harmonis melalui komunikasi yang baik. Ebiet "BA Sat Reskrim PPA Unit Polres Pinrang" (Wawancara langsung penulis di Polsek Pinrang. Pinrang, 25 September 2022). 34; Penerapan Hukuman Ta'zir di Indonesia (Analisis Penerapan Hukuman di Lapas Kota Padangsidimpuan) Iain Padangsidimpuan: Jurnal Kajian Ilmu Pengetahuan dan Kejahatan Islam Halaman 359–74.

Islam dan Restorative Justice Bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Di Kanan: Jurnal Agama dan Hak Asasi Manusia, Vol.2, No.1, 207. Hukum Pidana Dalam Perspektif Islam dan Perbandingannya dengan Hukum Pidana di Indonesia” Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Tanah Sultan Syarif Kasim Riau. Pertanggungjawaban pidana anak di bawah umur dalam kasus pencurian (Perbandingan Hukum Islam dan Hukum Positif), (Disertasi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Referensi

Dokumen terkait