• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PENERAPAN EVIDENCE BASED NURSING (EBN) TERAPI AKUPRESUR MENGATASI KELELAHAN KERJA PERAWAT DI RUANG HEMODIALISA RS BHAYANGKARA TK.I R.SAID SUKANTO - Repository UPN Veteran Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "STUDI KASUS PENERAPAN EVIDENCE BASED NURSING (EBN) TERAPI AKUPRESUR MENGATASI KELELAHAN KERJA PERAWAT DI RUANG HEMODIALISA RS BHAYANGKARA TK.I R.SAID SUKANTO - Repository UPN Veteran Jakarta"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Menurut World Health Organization rumah skait adalah bagian yang terstruktur dari sebuah organisasi kesehatan dan sosial dimana memiliki fungsi dalam menyediakan pelayanan yang komprehensif atau paripurna, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) (Maatisya and Santoso, 2022). Undang Undang Tahun 2009 No.44 rumah sakit merupakan suatu pekayanan institusi kesehatan yang mengadakan pelayanan kesehatan bagi individu secara paripurna dan menyeluruh dengan menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan juga gawat darurat (Peraturan Menteri Kesehatan No 30, 2019).

Menurut ICN (International Council of Nursing) tahun 1965, perawat merupakan suatu individu yang sudah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan juga berwenang yang telah memenuhi syarat di negeri bersangkutan dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk melakukan pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan, dan juga pelayanan penderita sakit yang bertanggung jawab (Sabaruddin and Abdillah, 2020). Seorang perawat mempunyai lulusan dari perguruan tinggi keperawatan ataupun jenjang profesi dan vokasi yang berasal dari perguruan tinggi yang ada di luar negeri ataupun di Indonesia yang sudah disepakati oleh pemerintah Indonesia dalam melakukan praktik keperawatan sesuai dengan undang-undang yang berlaku dalam bentuk asuhan keperawatan kepada perseorangan, klien, kelompok, keluarga, ataupun masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan No 30, 2019).

Untuk melayani pasien secara terus menerus dan dalam keadaan siaga perawat bekerja selama 24 jam. Bisa dilihat dari kenyataan yang ada di setiap instalansi pelayanan kesehatan rumah sakit, tenaga perawat harus berada di sisi pasien selama 24 jam dimana jumlah pasien yang tidak menentu dan selalu berubah serta kondisi pasien yang beragam dimana hal tersebut membuat perawat rentat mengalami kelelahan, hal tersebut terjadi karena jumlah perawat yang sedikit tidak sebanding dengan jumlah pasien yang terlalu banyak. Kelelahan kerja itu sendiri

(2)

merupakan suatu kondisi dimana terjadi melemahnya kondisi fisik untuk melakukan kerja, motivasi, ataupun kegiatan (Pongantung, Kapantouw and Kawatu, 2018). International Labour Organization (ILO) (2018) mempunyai data bahwa banyak pekerja setiap tahunya meninggal sebanyak 2,78 juta dikarenakan penyakit akibat kerja dan juga kecelakaan kerja. Meninggal karena penyakit akibat kerja sebanyak 2,4 juta (86,3%) dan kecelakaan kerja sebanyak 380.000 (13,7%).

Health and safety authority di Irlandia menjelaskan bahwa kesalahan dan kecelakaan kerja diakibatkan oleh kelelahan dimana hal tersebut bisa menimbulkan risiko cidera. Didunia Thailand menempati peringkat satu dalam lima Negara tertinggi dengan catatan keselamatan jalan terburuk yang diakibatkan oleh kelelahan. Tahun 2017 dalam laporan BPJS ketenagakerjaan menyebutkan bahwa adanya peningkatan dari tahun sebelumnya dalam kasus kecelakaan kerja sejumlah 21,38% (21.673), dalam data Kementrian Kesehatan tahun 2018 tenaga kesehatan tertinggi di Indonesia adalah perawat sebanyak 345.276 orang.

Ketahan tubuh dan kapasitas kerja seseroang bisa dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu kelelahan, dimana terdapat dua jenis kelelahan yaitu kelelahan umum dan otot. Penyebab dari kelelahan umum adalah intensitas, keadaan lingkungan, lamanya kerja fisik dan mental serta monotoni, sedangkan kelelahan otot adalah terjadi tremor pada otot. Jika terjadi pembebana otot secara statis (static muscular loading) yang terjadi lama bisa mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries ) yaitu nyeri pada tulang, otot, tendon dan lain-lain yang terjadi akibat pekerjaan yang sifatnya berulang (Tenggor, Pondaag and Hamel, 2019). Hasil penelitian yang dilakukan (Pongantung, Kapantouw and Kawatu, 2018) kelelahan kerja berat yang dialami perawat sebanyak berjumlah 74 (97,4%) responden, yang merasakan kelelahan kerja berat akibat beban kerja ringan sebanyak 8 responden, serta yang mengalami kelelahan kerja berat akibat beban kerja berat 14 (87,5 %) respon, dan yang mengalami kelelahan kerja berat sebanyak 60 (100%). Dimana hasil uji yang dilakukan nilai p = 0,006 ( p < 0,05) yang artinya terdapat hubungan antara kelelahan kerja dan beban kerja.

Salah satu penyebab kelelahan kerja di akibatkan low back pain atau nyeri pinggang bagian bawah dimana nyeri tersebut terjadi di atas lipatan gluteal inferior dan di bawah kosta bisa disertai tanpa nyeri ataupun nyeri pada kaki, bisanya

(3)

membuat seseorang merasa tidak nyaman dan bisa muncul secara bertahap ataupu tiba-tiba. Sebanyak 7,6 % hingga 37% penderita nyeri bunggung bawah di Indonesia yang terjadi di kisaran usia 20-40 tahun. (Putri, Imandiri and Rakhmawati, 2020). Dalam Traditional Chinese Medicine (TCM) nyeri punggung bawah disebabkan karena gangguan sirkulasi darah karena terlalu banyak bekerja, ataupun karena tubuh yang mudah lemah.

Peneliti melakukan studi pendahuluan di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto. terdapat 5 ruang hemodialisa yaitu Ruang A, B, C, D, dan E. ruang A dan B masing-masing memiliki kapasitas 3 bed, Ruang C dan D masing-masing memiliki kapasitas 9 bed. Dan ruang C berkapasitas 5 bed dimana total semua bed adalah 29 bed yang masing-masing dilengkapi alat Hemodialisa. untuk total semua perawat yang bertugas di ruang Hemodialisa adalah 13 perawat yang dimana masing-masing perawat setiap harinya ditugaskan melakukan asuhan keperawatan sebanyak 5-6 pasien. Sebelum mengumpulkan data awal tentang perawat yang mengalami kelelahan, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jumat 09 Maret 2023 kepada kepala ruangan dan perawat pelaksana di ruang Hemodialisa, ditemukan data bahwa 2 dari 5 perawat mengatakan kerja diruang hemodialisa tidak terlalu lelah dikarenakan sudah bisa melakukan pekerjaanya dan jika sudah melakukan priming dan menyambungkan askes hemodialisa bisa beristirahat sambil melakukan pemantauan setiap 1 jam sekali hingga hemodialisa selesai. Namun ditemukan 3 dari 5 perawat wawancara yang dilakukan perawat pelaksana mengatakan merasa lelah karena bekerja dari pukul 06.00-17.00 tidak ada shifting bekerja di ruang hemodialisa dilakukan secara 1 waktu di awal ntuk melakukan priming dan juga melakukan penusukan akses hemodialisa yang tentunya memerlukan waktu yang lama, dan perawat di tuntun untuk cepat tanggap karena pasien selanjutnya menunggu untuk dilakukan tindakan selanjutnya secara bergantian serta dilakukan secara berdiri sehingga sering merasakan pinggang terasa sakit dikarenakan posisi yang tidak tepat saat melakukan penusukan akses hemodialisa sehingga menjadi cepat lelah. Perawat hemodialisa juga melakukan pemantauan setiap 1 jam sekali terkait kelancaran mesin dan juga akses hemodialisa, perawat juga mengatkan sering merasa lelah jika pasien memerlukan pemantauan khusus seperti kondisi pasien yang kurang stabil

(4)

ataupun terkadang terjadi akses hemodialisa yang tidak lancar sehingga harus dilakukan pemantauan terus menerus. Wawancara yang dilakukan kepada wakil kepala ruangan hemodialisa mengatakan sering merasakan kelelahan dikarenakan tugas wakil kepala ruangan yang harus memantau 2 ruangan sehingga sering bergantian ke ruang hemodialisa lainya, Dari wawancara juga didapatkan untuk mengatasi rasa lelah bisanya hanya beristirahat di sela-sela menunggu hemodialisa selesai dan duduk di ners stasion saja tidak melakukan tindakan khusus untuk meringkan rasa lelah dan juga belum adanya pelatihan terkait untuk mengatasi kelelahan yang dialami.

Teknik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi kelelahan kerja,dimana manfaat dari teknik relaksasi adalah menurunkan denyut jantung (heart rate), menurunkan jumlah respirasi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan perasaan sejahterah dan tenang, dan juga menurunkan ketegangan otot. Manfaat tersebut bisa mengatasi masalah-masalah terkait nyeri, kecemasan, stress, gangguan pola tidur, kelelahan, serta expressed emotion (Potter & Perry’s, 2021). Akupresur adalah terapi yang menggunakan tekanan pada jari dititik tertentu dimana terapi ini adalah jenis terapi sentuhan untuk merangsang berbagai titik di permukaan tubuh, dimana hal tersebut bisa mengurangi rasa sakit serta menimbulkan kelegaan (Winarti, Sembiring and Tanjung, 2023). Terapi akupresur (totok) memiliki efek analgesic dan hal tersebut membuat lebih efektif mengurangi nyeri, karena tujuan melakukan pijatan di daerah punggung bisa memberikan efek relaksasi karena melancarkan peredaran darah yang bisa menurunkan tingkat nyeri.

Terapi akupresur itu sendiri mempunyai inti yaitu untuk mengembalikan sistem homeostasis (keseimbangan) tubuh yang membuat pasien sehat kembali yang terwujud dalam aliran qi yang harmonis dan teratur dalam meridian. Manfaat dari akupresur itu sendiri adalah penyembuhan penyakit, pencegahan penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, dan juga pemulihan atau rehabilitasi. Akupresur juga bermanfaat untuk menghilangkan gejala penyakit dan menurunkan nyeri seperti menurunkan heart rate pada pasien stroke dan low back pain (LBP) (Wahyuningsih and Handayani, 2020).

Berdasarkan (Aswitami and Mastiningsih, 2018) didapatkan hasil Terapi Akupresur Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil TM III di Wilayah

(5)

Kerja Puskesmas Abiansemal 1 bahwa ada pengaruh yang signifikan (ρ<0,05).

Hasil penelitian lain (Winarti, Sembiring and Tanjung, 2023) didapatkan bawah pada pasien kanker akupresur mempunyai manfaat dalam mengurangi efek samping psikologis dari kemoterapi seperti : kecemasan, depresi, stress, dan tentunya efek fisiologis yaitu : nyeri, mual, muntah, kelelahan, dan sesak nafas. Dan penelitian lain (Khanghah et al., 2019) terdapat tiga tahap yang di hitung dari tiga kelompok menunjukna bahwa tingkat kelelahan peserta yaitu setelah kemoterapi, selama, dan sebelum terapi hasilnya adalah terjadi perbedaan rerata skor analog visual kelelahan pada ketiga kelompok di akhir kemoterapi ( p = 0,021). Yang dimana rerata skor pada kelompok akupresur lebih rendah dari pada kelompok kontrol dalam skor kelelahan visual analog.

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Studi Kasus Penerapan Evidence Based Nursing (EBN) Terapi Akupresur Mengatasi kelelahan kerja Perawat di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto.”. diharapkan penerapan Evidence Based Nursing (EBN) yaitu Terapi Akupresur akan efektif mengatasi kelelahan kerja pada perawat.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto perawat yang bertugas di ruang Hemodialisa adalah 13 perawat yang dimana masing-masing perawat setiap harinya ditugaskan melakukan asuhan keperawatan sebanyak 5-6 pasien. Perawat yang mengalami kelelahan peneliti mengumpulkan data awal, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Jumat 09 Maret 2023 kepada kepala ruangan dan perawat pelaksana di ruang Hemodialisa, ditemukan data bahwa 2 dari 5 perawat mengatakan kerja diruang hemodialisa tidak terlalu lelah dikarenakan sudah bisa melakukan pekerjaanya dan jika sudah melakukan priming dan menyambungkan askes hemodialisa bisa beristirahat sambil melakukan pemantauan setiap 1 jam sekali hingga hemodialisa selesai. Namun ditemukan 3 dari 5 perawat wawancara yang dilakukan perawat pelaksana mengatakan merasa lelah karena bekerja dari pukul 06.00-17.00 tidak ada shifting bekerja di ruang hemodialisa dilakukan secara 1

(6)

waktu di awal ntuk melakukan priming dan juga melakukan penusukan akses hemodialisa yang tentunya memerlukan waktu yang lama, dan perawat di tuntun untuk cepat tanggap karena pasien selanjutnya menunggu untuk dilakukan tindakan selanjutnya secara bergantian serta dilakukan secara berdiri sehingga sering merasakan pinggang terasa sakit dikarenakan posisi yang tidak tepat saat melakukan penusukan akses hemodialisa sehingga menjadi cepat lelah. Perawat hemodialisa juga melakukan pemantauan setiap 1 jam sekali terkait kelancaran mesin dan juga akses hemodialisa, perawat juga mengatkan sering merasa lelah jika pasien memerlukan pemantauan khusus seperti kondisi pasien yang kurang stabil ataupun terkadang terjadi akses hemodialisa yang tidak lancar sehingga harus dilakukan pemantauan terus menerus. Wawancara yang dilakukan kepada wakil kepala ruangan hemodialisa mengatakan sering merasakan kelelahan dikarenakan tugas wakil kepala ruangan yang harus memantau 2 ruangan sehingga sering bergantian ke ruang hemodialisa lainya, Dari wawancara juga didapatkan untuk mengatasi rasa lelah bisanya hanya beristirahat di sela-sela menunggu hemodialisa selesai dan duduk di ners stasion saja tidak melakukan tindakan khusus untuk meringkan rasa lelah dan juga belum adanya pelatihan terkait untuk mengatasi kelelahan yang dialami. mengalami kelelahan diakibatkan oleh beberapa permasalahan kompleks yang mempengaruhi beban kerja yang harus mereka laksanakan, oleh karena itu penulis ingin melakukan studi kasus penerapan terapi Akupresur dalam mengatasi kelelahan pada perawat. Didasari pernyataan tersebut , rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah “ apakah pemberian intervensi terapi terapi Akupresurdapat mengatasi kelelahan yang dirasakan oleh perawat di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto?”. Pertanyaan penelitian yang akan diajukan antara lain :

a. Bagaimana gambaran karakteristik ( jenis kelamin, status perkawinan, tingka pendidikan, dan masa kerja) perawat yang mengalami kelelahan kerja di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto?

b. Bagaimana gambaran kelelahan kerja sebelum dilakukan terapi Akupresurdapat mengatasi kelelahan yang dirasakan oleh perawat di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto?

(7)

c. Bagaimana gambaran kelelahan kerja setelah dilakukan intervensi terapi Akupresur yang dirasakan oleh perawat di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto?

I.3. Tujuan Penulisan I.3.1. Tujuan Umum

Penulisan Karya Ilmiah Akhir (KIA) Ners ini disusun dengan tujuan agar dapat menerapkan secara optimal metode Akupresur dalam mengatasi Kelelahan kerja perawat di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto

I.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini, antara lain:

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik (jenis kelamin, status perkawinan, tingka pendidikan, dan masa kerja) perawat yang mengalami kelelahan kerja di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto

b. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja sebelum dilakukan terapi Akupresurdapat mengatasi kelelahan yang dirasakan oleh perawat di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto.

c. Untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja setelah dilakukan intervensi terapi Akupresur pada perawat yang bertugas di Ruang Hemodialisa RS Bhayangkara TK.I R.Said Sukanto

I.4. Manfaat penulisan 1.4.1. Bagi Rumah Sakit

Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi media informasi bagi rumah sakit serta menurunkan kelelahan guna meningkatkan kinerja perawat dan mutu pelayanan rumah sakit serta mencegah kejadian yang tidak diharapkan di rumah sakit khususnya di ruang hemodialisa.

(8)

1.4.2. Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dalam penerapan Evidence Based Nursing (EBN) yaitu terapi Akupresur mampu memberikan gambaran bagi perawat mengenai efektivitas terapi tersebut, sehingga nantinya perawat diharapkan dapat menerapkan hasil studi kasus ini dalam memberikan asuhan yang optimal dalam mengatasi masalah-masalah yang akan perawat temui dilapangan.

1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap penelitian ini mampu menjadi pedoman dalam mengembangkan penelitian mengenai efektivitas pelaksanaan terapi Akupresur dalam mengatasi kelelahan kerja perawat

Referensi

Dokumen terkait