PENERAPAN ILMU DAN KAJIAN MANAJEMEN PUBLIK
(Studi Kasus di PPSDM Kemendagri Regional Makassar)
SAPTONO GUNASON LIKOELANGI M012022015
PROGRAM PASCARSARJANA
PRODI ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA POLITEKNIK STIA LAN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada bapak Dr. Sulaeman Fattah,M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Teori Organisasi dan Manajemen Sektor Publik yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan penulis. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Makassar, 8 Desember 2022
Saptono Gunason L
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Publik adalah bagian dari ilmu manajemen yaitu ilmu pengelolaan , perencanaan, dan pelaksanaan segala aktivitas organisasi. Penerapan ilmu pengelolaan bukan hanya diterapkan pada organisasi perusahaan, tetapi pada organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kepada masyarakat atau kita kenal dengan manajemen publik. Manajemen publik adalah ilmu pengelolaan, perencanaan, dan pelaksanaan seluruh fungsi yang berhubungan dengan sumberdaya manusia, informasi, politik, hingga keuangan pada sektor publik.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di manapun, Administrasi Publik akanmemainkan sejumlah peran penting diantaranya dalam menyelenggarakan pelayanan publik guna mewujudkan salah satu tujuan utama dibentuknya Negara yakni kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam konteks Indonesia misalnya, tujuan dari dibentuknya pemerintahan sebagaimana termaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 diantaranya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perjalanan penyelenggaraan peran Administrasi Publik yang demikian, telah mengalami berbagai macam perkembangan dimulai pada masa sebelum lahirnya konsep Negara Bangsa hingga lahirnya ilmu modern dari Administrasi Publik yang hingga saat ini telah mengalami beberapa kali pergeseran paradigma, mulai dari model klasik yang berkembang dalam kurun waktu 1855/1887 hingga akhir 1980an;
Konsep yang pertama berkembang saat itu adalah konsep The Old Public Administration. Konsep ini pertama kali dikemukan oleh seorang Presiden AS dan juga merupakan Guru Besar Ilmu politik, Woodrow Wilson. Beliau menyatakan bidang administrasi itu sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu munculah konsep ini, konsep Old Public Administration ini memiliki tujuan melaksanakan kebijaka dan memberikan pelayanan, dimana dalam
pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral, profesional, dan lurus mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam memahami OPA ini, pertama, adanya perbedaan yang jelas antara politik (policy) dengan administrasi.
Kedua, perhatian untuk membuat struktur dan startegi pengelolaannya hak organisasi publik diberikan kepada manajernya (pemimpin), agar tugas-tugas dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Pengelola utama dari manajemen publik adalah pemerintahan beserta seluruh stafnya. Tugas dari manajemen publik adalah melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, menanggapi keluhan dengan cepat, dan melakukan perbaikan pada sektor publik agar masyarakat merasa terpuaskan dan terpenuhi segala permintaannya. Dimana hal utama dalam manajemen ini adalah merencanakan strategi yang dapat menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan eksternal dan internal pemerintahan. Manajemen ini merupakan pengelolaan yang berhubungan dengan permasalahan sosial atau penunjang kinerja organisasi pelayanan dalam bentuk penataan pelayanan organisasi.
Organisasi berasal dari bahasa Yunani organon, yang berarti “alat” (tool).
Kata ini termasuk ke bahasa Latin, menjadi organization. Pengertian pada awalnya tidak merujuk pada benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau makhluk biologis lainnya. Manajemen dipraktekkan dalam bisnis, rumah-rumah sakit, universitas-universitas, badan-badan pemerintah dan pada tipe-tipe lain aktivitas-aktivitas yang terorganisasi.
Organisasi publik sering terlihat pada bentuk organisasi instansi pemerintah yang juga dikenal dengan birokrasi pemerintah. Istilah birokrasi ini diberikan kepada instansi pemerintah karena pada awalnya tipe organisasi yang ideal yang disebut birokrasi merupakan bentuk yang diterima dan diterapkan oleh instansi pemerintah.
Manajemen publik diartikan sebagai proses formal dan informal untuk mengarahkan interaksi manusia menuju target organisasi publik. Unit analisisnya adalah proses interaksi antara manusia dan pekerja dan efek perilaku manusia terhadap pekerja dan hasil kerja.
Menurut Stoner & Wankel, mengatakan bahwa manajemen secara harfiah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Shafritz dan Russel adalah berkenaan dengan orang yang bertanggung jawab menjalankan suatu organisasi, dan proses menjalankan organisasi itu sendiri yaitu pemanfaatan sumber daya seperti orang dan mesin untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan Manajemen Publik yaitu manajemen instansi pemerintah.
Menurut OTT, Hyde dan Shafritz bahwa manajemen publik dan kebijakan publik merupakan dua bidang administrasi publik yang tumpang tindih. Tapi untuk membedakan keduanya secara jelas maka dapat dikemukakan bahwa kebijakan publik merefleksikan sistem otak dan syaraf, sementara manajemen publik mempresentasikan sistem jantung dan sirkulasi dalam tubuh manusia.
Dengan kata manajemen publik merupakan proses menggerakkan SDM dan non SDM sesuai perintah kebijakan publik.
PPSDM Kementrian Dalam Negeri merupakan salah satu instansi pemerintah yang melaksanakan pelayanan publik, pelayanan publik yang dilaksanakan memang bukan langsung melayani kepada masyarakat tetapi melayani kepada Intenal Organisasi Pemerintah itu sendiri, yang fokusnya melayani masyarakat yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Instansi Pusat maupun daerah. Memiliki Tugas Pokok dan Fungsi untuk melaksanakan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintahan Dalam Negeri sesuai dengan Peraturan perundang-undangan, adapun fungsinya untuk menyusun kebijakan teknis, rencana dan program pengembangan sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri; selanjutnya melaksanakan pengembangan kapasitas sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri kemudian; melaksanakan penilaian kompetensi sumber daya manusia pemerintahan dalam negeri, melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan jabatan fungsional bidang pemerintahan dalam negeri; dan melasanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pemerintahan dalam negeri.
PPSDM Kementrian dalam negeri menjadi Leading Sector bagi pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur. Berbagai Pengembangan Kompetensi yang dilakukan seperti pelaksanaan Diklat Teknis maupun Diklat Struktur seperti pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS atau yang disingkat dengan LATSAR, Pelatihan Kepemimpinan Pengawas yang dulu dikenal dengan (Latpim IV), Pelatian Kepemimpinan Administrator yang dulu dikenal dengan (Latpim III), dan berbagai pelaksanaan DIklat Fungsional bagi kebutuhan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang merupakan bagian dari pelayanan publik tetapi tidak melayani langsung kepada masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diangkat Penulis dalam Penulisan makalah ini adalah:
a. Bagaimana perkembangan paradigma Manajemen Publik dalam Praktiknya pada PPSDM Kementrian Dalam Negeri Regional Makassar?
b. Bagaimana Kualitas Penerapan Ilmu dan Kajian Manajemen Publik Pada PPSDM Kementrian Dalam Negeri Regional Makassar?
c. Apa saja hambatan dan tantangan penerapan ilmu dan praktik manajemen publik di PPSDM Kementrian Dalam Negeri Regional Makassar?
1.3 Tujuan Penulisan
Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk memahami tentang perkembangan paradigma Manajemen Publik dalam Praktiknya pada PPSDM Kementrian Dalam Negeri Regional Makassar?
b. Untuk memahami tentang Kualitas Penerapan Ilmu dan Kajian Manajemen Publik Pada PPSDM Kementrian Dalam Negeri Regional Makassar?
c. Untuk menegetahui apa saja hambatan dan tantangan penerapan ilmu dan praktik manajemen publik di PPSDM Kementrian Dalam Negeri Regional Makassar?
BAB II PEMBAHASAN
Manajemen publik merupakan cabang keilmuan dari administrasi publik yang membahas mengenai restrukturisasi organisasi, sistem penganggaran, manajemen sumberdaya dan evaluasi program. Konsep manajemen publik sangat bergantung pada situasi dan kondisi lingkungan yang ada sehingga dapat berfungsi dengan baik. Manajemen publik adalah pelaksanaan kebijakan pemerintah, yaitu penerapan sumber daya negara dengan tujuan untuk mempromosikan pembangunan dan negara kesejahteraan penduduknya. Ini juga disebut manajemen publik untuk karir universitas yang melatih para profesional dalam teori, alat dan praktik yang menyangkut kebijakan publik suatu bangsa.
Pemerintah merupakan pelayan masyarakat, bukan untuk melayani sendiri tetapi sepenuhnya untuk masyarakat. Selain itu, pemerintah wajib untuk menciptakan kondisi yang baik untuk perkembangan kemampuan dan kreativitas dari masyarakat. Oleh sebabnya, pemerintah harus dapat mengoptimalkan manajemen ini. Adapun tujuan dari manajemen publik, yaitu:
1. Akuntabilitas pencapaian tujuan dan kemampuan menangani masalah manajerial dan bisnis. (Graham dan Hays tahun 1991)
2. Mentransformasikan manajemen swasta ke organisasi masyarakat.
Mengembangkan inisiatif pengaturan sistem deregulasi, privasi, dan kontrak manajemen. (Kooiman tahun 1992)
3. Mengefektifkan dan mengefisiensikan fasilitas publik 4. Responsif
5. Agar lebih transparan 6. Dapat dihitung
7. Berpartisipasi 8. Demokratis
Wilson meletakan 4 prinsip dasar bagi study Administrasi Publik yang mewarnai manajemen publik sampai sekarang yaitu :
1. Pemerintah sebagai setting utama organisasi . 2. Fungsi eksekutif sebgai fokus utama.
3. Pencarian fungsi prinsip dan teknik manajemen yang lebih efektif sebagai kunci pengembangan kompetensi administrasi
4. Metode perbandingan sebagaian suatu metode study pengembangan bidang administrasi publik.
Ott, Hyde, dan Shafritzs (1990) menyatakan bahwa secara spesifik, manajemen publikmemfokuskan pada bagaimana organisasi publik mengimplementasikan kebijakan publik. Perencanaan, pengorganisasian, dan pengontrolan merupakan perangkat utama yang dilakukan oleh manajer publik dalam rangka menyelenggarakan pelayanan pemerintah/publik.
Manajemen publik dan kebijakan publik merupakan bidang administrasi publik yang tumpang tindih.
1.Kebijakan publik = merefleksikan sistem otak dan syaraf
2. Manajemen publik = mepresentasikan sistem jantung dan sirkulasi dalam tubuh manusia
Dengan kata manajemen publik merupakan proses menggerakkan SDMdan non- SDM sesuai perintah kebijakan publik.Doktrin utama Publik Management adalah:
1. Fokus utamanya pada aktivitas manajemen, penilaian kinerja danefisiensi, bukan pada kebijakan
2. Memecah birokrasi publik ke dalam agensi-agensi (unit-unit) dibawahyang terkait langsung dengan pemakai pelayanan;
3. Pemanfaatan „pasar semu‟ dan „kontrak kerja‟ untuk menggalakkan
persaingan;
4. Pengurangan anggaran pemerintah;
5. Penggunaan gaya manajemen yang lebih menekankan pada sasaran akhir,kontrak jangka pendek, insentif anggaran, dan kebebasan melaksanakan manajemen.
J. Steven Ott, Albert C. Hyde dan Jay M. Shafritz (1991) berpendapat bahwa dalam tahun 1990an, manajemen publik mengalami masa transisi dengan beberapa isu terpenting yang akan sangat menantang,yaitu:
1. Privatisasi sebagai suatu alternatif bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan publik.
2. Rasionalitas dan akuntabilitas.
3. Perencanaan dan kontrol.
4. Keuangan dan penganggaran.
5. Produktivitas sumber daya manusia.
Perkembangan paradgima Manajemen Publik memilik banyak tranasisi dari masa kemasa seperti dijelaskan bahwa ada 4 Tahap atau masa perubahan manajemen publik seperti:
1. Old Public Administration (OPA)
Paradigma ini punya sebutan Administrasi Negara Tradisional atau Klasik.
Berkembang pada awal kelahiran ilmu administrasi negara yang ditandai dengan terbitnya buku The Study of Administration (1887) oleh Woodrow Wilson.
Wilson pun kini terkenal sebagai pelopor berdirinya ilmu administrasi negara. Di paradigma ini administrasi publik menunjukkan dominasinya sebagai pemain utama. Namun adanya sumber pembiayaan dari hasil pungutan pajak masyarakat menjadikan penyelenggaraan administrasi publik jadi gak efisien dan jadi salah satu kritik teori klasik administrasi publik.
2. New Public Administration (NPA)
Paradigma ini berawal dari terbitnya buku Willoughby berjudul Principles of Public Administration (1927). Di sini terungkap bahwa sebenarnya ada penemuan dan pembelajaran prinsip-prinsip ilmiah mengenai administrasi.
Mereka yang mampu menguasai prinsip tersebut dianggap sebagai seorang ahli administrasi. Rupanya dari sinilah kemudian lahir penelitian-penelitian administrasi publik baru di berbagai universitas, akademi, dan asosiasi profesional.
Tokoh administrasi publik saat itu, George Frederickon mengatakan kalau administrasi negara sebelumnya cuma fokus pada manajemen yang efisien, ekonomis, dan terkoordinir atas instansi pelayanan. Lalu dasar pemikirannya juga hampir senantiasa berupa manajemen yang lebih baik (lebih efisien atau ekonomis). Nah, di paradigma ini, administrasi negara menambahkan “keadilan sosial” pada sasaran-sasaran dan dasar pemikiran klasik.
3. New Public Management (NPM)
Sejumlah tokoh administrasi publik terus mencari cara menyempurnakan ilmu administrasi. Salah satu opsi alternatifnya adalah manajemen. Sebagai suatu paradigma, manajemen menyediakan suatu fokus, bukan lokus. Manajemen menyediakan teknik-teknik yang membutuhkan keahlian dan spesialisasi.
Paradigma NPM ini bertujuan meningkatkan kinerja administrasi publik melalui penggunaan konsep-konsep dari sektor swasta. Kalau menurut Rosenbloom &
Kravchuck, penerapan NPM harus senantiasa memperhatikan mekanisme pasar.
Selain itu, administrasi publik juga harus mendorong kompetisi, responsif terhadap kebutuhan pelanggan, serta lebih bersifat mengarahkan (steering) daripada menjalankan sendiri (rowing). Selain itu NPM juga menekankan budaya organisasi yang lebih fleksibel, inovatif, berjiwa wirausaha.
4. New Public Services (NPS)
Menurut Denhardt dan Denhardt, memasukkan nilai-nilai bisnis ke dalam organisasi publik telah merusak tatanan nilai administrasi publik. Oleh karena itu mereka mengusulkan penerapan nilai-nilai baru. Hal baru dari perspektif ini adalah mengembalikan pihak yang dilayani dari “pelanggan” ke posisi yang sebenarnya yaitu “warga negara/citizen, mengembalikan peran pemerintah yang
dalam Perspektif new public management hanya sebagai pengarah ke posisi yang berperan sebagai pelayan publik.
Denhardt kemudian menyampaikan sejumlah prinsip public service yang terdiri dari:
1. Melayani warga, bukan pelanggan 2. Mendahulukan kepentingan umum
3. Menghargai kewarganegaraan dibanding kewirausahaan 4. Berpikir strategis berazas demokrasi
5. Menyadari bahwa akuntabilitas tidak mudah 6. Melayani daripada mengarahkan
7. Menghargai manusia, dibanding produktivitas.
2.1 Perkembangan paradigma Manajemen Publik di PPSDM Kemendagri Regional Makassar
Perkembangan paradigma Manajemen Publik di PPSDM Kemendagri Regional Makassar, aktivitas pelayanan tidak melaksanakan pelayanan langsung kepada masyarakat, melainkan hanya menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai Lembaga pengembangan kompetensi. Dimana untuk melayani dan memberikan pengembangan ilmu-ilmu baru dan pengembangan kompetensi diri bagi Aparatur Sipil Negara melalui berbagai metode, seperti Diklat, Microlearning, ToT (Training Of Trainer), ToF ( Training of Facilitator).