• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KEBIJAKAN ZERO DELTA Q PADA PERUMAHAN DAUN VILLAGE BALIKPAPAN - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN KEBIJAKAN ZERO DELTA Q PADA PERUMAHAN DAUN VILLAGE BALIKPAPAN - Repository ITK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Balikpapan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara pada bagian utara, Selat Makassar pada bagian selatan dan timur, dan Teluk Balikpapan pada bagian barat. Kota seluas 50.330 hektare ini, pada tahun 2019 mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 2,61% atau sebesar 17.383 jiwa, sehingga jumlah total penduduk Kota Balikpapan tahun 2019 adalah sebesar 667.188 jiwa (Balikpapan.go.id, 4 Januari 2021). Kondisi demografis Kota Balikpapan ini akan terus meningkat seiring dengan berpindahnya ibu kota negara Indonesia ke Penajam Paser Utara yang berbatasan langsung dengan Kota Balikpapan, serta faktor-faktor lainnya. Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat ini secara langsung akan menambah jumlah kebutuhan bangunan hunian atau tempat tinggal.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Balikpapan menjelaskan bahwa kebutuhan rumah di Kota Balikpapan hingga tahun 2024 mencapai 12.000 unit. Kebutuhan rumah 12.000 unit tersebut meliputi rumah tipe menengah atas, menengah, dan rumah swadaya yang dibangun sendiri oleh penduduk. Lokasi pembangunan hunian atau tempat tinggal ini tersebar di 4 kecamatan di Balikpapan, yaitu Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Utara, Balikpapan Timur, dan Balikpapan Barat (Balikpapan.go.id, 4 Januari 2021). Pembangunan kawasan perumahan oleh pengembang yang ada di kota Balikpapan ini akan mengakibatkan perubahan fungsi lahan yang awalnya adalah lahan terbuka menjadi kawasan perumahan.

Beralihnya fungsi lahan terbuka hijau menjadi kawasan perumahan akan menyebabkan kurangnya wilayah resapan air hujan (Purwantara, 2015). Air hujan yang semula meresap di lahan terbuka hiijau, akan mengalir sebagai aliran permukaan dan mengakibatkan meningkatnya angka koefisien pengaliran

(2)

2

(Rahardjo dkk, 2019). Peningkatan angka koefisien pengaliran ini akan menyebabkan bertambahnya jumlah debit limpasan yang akan mengalir ke saluran drainase kota. Pertambahan debit ini jika terjadi secara terus menerus akan meningkatkan elevasi muka air saluran dan akibatnya air akan meluap menjadi banjir yang akan mengganggu aktifitas warga.

Kondisi banjir ini sudah kerap kali dialami oleh saluran drainase kota Balikpapan khususnya di saluran sekunder Balikpapan Baru yang berada di wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru dan saluran sekunder Syariduddin Yoes yang berada di wilayah Sub-DAS Syariduddin Yoes. Daerah hulu saluran sekunder Balikpapan Baru berada di daerah Balikpapan Baru dan daerah hilir nya berada di Jalan Beller.

Sebelum masifnya pembangunan di wilayah ini, saluran sekunder Balikpapan Baru tidak pernah meluap dan mengakibatkan banjir yang mengganggu aktifitas masyarakat. Setelah masifnya pembangunan di wilayah ini, luapan mulai terjadi di saluran sekunder Balikpapan Baru ini dan menimbulkan banjir (nomorsatukaltim.com, 23 Januari 2021).

Luapan di saluran sekunder Balikpapan Baru ini terjadi akibat pembangunan besar-besaran yang tidak diimbangi dengan perkembangan saluran drainase kota yang memadai. Saat wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru dalam kondisi belum sepenuhnya terbangun, saluran sekunder Balikpapan Baru masih bisa menerima dan mengalirkan air dari kawasan-kawasan tersebut. Setelah pembangunan besar-besaran, saluran sekunder Balikpapan Baru harus menerima dan mengalirkan air dari seluruh kawasan terbangun di wilayah ini. Hal tersebut jika terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan air yang diterima oleh saluran sekunder ini akan melebihi kapasitas saluran yang seharusnya. Banyaknya pembangunan yang terjadi di wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab meluapnya saluran sekunder Balikpapan Baru dan mengakibatkan banjir. Salah satu pembangunannya yaitu pembangunan kawasan perumahan Daun Village.

Perumahan Daun Village merupakan kawasan perumahan yang terletak di daerah hulu wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru dan wilayah Sub-DAS Syariduddin Yoes. Perumahan ini memiliki luas lahan sebesar 144664,836 m2.

Sejak tahun 2010, lahan terbuka sebesar 144664,836 m2 ini dialih fungsikan dan

(3)

3 dikembangkan menjadi kawasan perumahan. Peralihan fungsi lahan ini akan menimbulkan dampak permasalahan banjir di wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru dan wilayah Sub-DAS Syariduddin Yoes jika tidak ditangani dengan baik oleh pihak pengembang.

Pihak pengembang perumahan Daun Village sendiri sudah melakukan upaya untuk menangani dampak permasalahan banjir yang akan diakibatkan oleh peralihan fungsi lahan terbuka menjadi kasawan perumahan Daun Village. Upaya tersebut ialah dengan merencanakan pembangunan kolam dengan pola tampung seluas 3673,08 m2 berdasarkan siteplan. Kolam tampung ini digunakan untuk menampung selisih debit limpasan yang diakibatkan peralihan fungsi lahan terbuka yang menjadi kasawan perumahan Daun Village. Upaya perencanaan kolam tampung ini merupakan salah satu penerapan upaya pencegahan banjir yaitu prinsip Zero Delta Q Policy (ZDQP).

Prinsip Zero Delta Q Policy (ZDQP) merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan debit akibat pembangunan perumahan (pu.go.id, 18 Januari 2021). Kebijakan prinsip Zero Delta Q Policy ini muncul dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang diterbitkan tanggal 10 Maret 2008, yakni keharusan agar tiap bangunan tidak boleh mengakibatkan bertambahnya debit air ke sistem saluran drainase kota atau sistem aliran sungai. Artinya debit air akibat pembangunan (run-off tambahan akibat pembangunan perumahan) harus ditahan sehingga selisih debit (ΔQ)-nya adalah nol. Prinsip ini bertujuan agar selisih debit limpasan akibat pembangunan perumahan tidak membebani saluran drainase kota yang dapat mengakibatkan banjir. Pada kenyataannya, perumahan Daun Village sendiri masih mengalirkan air dan membebani saluran sekunder Balikpapan Baru.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip Zero Delta Q Policy berupa kolam tampung yang sudah direncanakan pada perumahan Daun Village masih belum optimal.

Agar penerapan prinsip Zero Delta Q Policy pada perumahan Daun Village optimal, diperlukan inovasi penerapan prinsip Zero Delta Q Policy yang lain seperti Sumur Resapan Air Hujan (SRAP) dan Lubang Resapan Biopori (LRB). Menurut SNI 8456:2017, sumur resapan air hujan merupakan prasarana

(4)

4

untuk menampung dan meresapkan air hujan ke dalam tanah, sedangkan lubang resapan biopori merupakan lubang yang dibuat secara tegak lurus (vertikal) ke dalam tanah menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 70 Tahun 2008. Sumur resapan air hujan dan lubang resapan biopori ini merupakan teknologi sederhana yang ramah lingkungan untuk mengatasi permasalahan banjir sekaligus menambah cadangan air tanah.

Penelitian ini diharapkan mampu membantu permasalahan banjir yang terjadi wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru dan wilayah Sub-DAS Syariduddin Yoes akibat pembangunan perumahan Daun Village. Penelitian ini akan menerapkan prinsip Zero Delta Q Policy dimana selisih debit limpasan yang akan dianalisis akan menjadi debit banjir rencana pada penerapan Zero Delta Q Policy yaitu sumur resapan air hujan dan lubang resapan biopori. Penerapan Zero Delta Q Policy ini juga telah diterapkan pada perumahan Taman Arcadia Mediterania.

Penerapan Zero Delta Q Policy berupa sumur resapan air hujan dan lubang resapan biopori merupakan inovasi yang bisa menjadi solusi untuk memaksimalkan fungsi kolam tampung yang sudah dibangun di perumahan Daun Village untuk menanggulangi permasalahan banjir di wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru dan wilayah Sub-DAS Syariduddin Yoes.

1.2 Rumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Berapa debit limpasan kondisi kawasan belum terbangun (Q sebelum terbangun)

pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

2. Berapa debit limpasan kondisi kawasan terbangun (Q terbangun) pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

3. Berapa debit hidrologi dan debit hidraulika pada wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru kondisi sebelum dan sesudah perumahan Daun Village di Kota Balikpapan terbangun?

4. Berapa pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung eksisting (berfungsi) pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

5. Berapa pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung dan lubang resapan biopori pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

(5)

5 6. Berapa pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung, lubang resapan biopori dan sumur resapan air hujan pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

7. Berapa pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung, lubang resapan biopori, sumur resapan air hujan dan melakukan pengoptimalan fungsi kolam tampung pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

1.3 Tujuan

Secara umum tujuan analisis yang akan dibahas adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui debit limpasan kondisi kawasan belum terbangun (Q sebelum

terbangun) pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan.

2. Mengetahui debit limpasan kondisi kawasan terbangun (Q terbangun) pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan.

3. Mengetahui debit hidrologi dan debit hidraulika pada wilayah Sub-DAS Balikpapan Baru kondisi sebelum dan sesudah perumahan Daun Village di Kota Balikpapan terbangun?

4. Mengetahui pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

5. Mengetahui pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung dan lubang resapan biopori pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

6. Mengetahui pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung, lubang resapan biopori dan sumur resapan air hujan pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

7. Mengetahui pengurangan debit akibat penerapan kolam tampung, lubang resapan biopori, sumur resapan air hujan dan melakukan perluasan kolam tampung pada perumahan Daun Village di Kota Balikpapan?

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan referensi bagi pembaca Tugas Akhir ini mengenai penerapan sumur resapan air hujan, lubang resapan biopori dan kolam tampung sebagai salah satu metode alternatif dalam mengurangi debit

(6)

6

limpasan yang mengalir ke saluran drainase kota akibat peralihan lahan terbuka yang menjadi kawasan perumahan.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan tugas akhir ini antara lain : 1. Tidak membahas sistem drainase perumahan.

2. Tidak memperhitungkan limbah rumah tangga.

3. Tidak membahas analisis terhadap rencana anggaran biaya.

4. Tidak meninjau sedimentasi dan stabilitas struktur.

1.6 Lokasi Penelitian

Daerah yang menjadi lokasi penelitian dalam penulisan tugas akhir ini ditunjukkan pada Gambar 1.1 sebagai berikut :

(Google Maps, 2021)

Lokasi Perumahan Daun Village yang ditunjukkan dalam peta Kota Balikpapan

Gambar 1. 1 Lokasi Penelitian Perumahan Daun Village

Referensi

Dokumen terkait

Forest Clearance and Fragmentation in Palawan and Eastern Mindanao Biodiversity Corridors 1990-2000: A Time Sequential Analysis of LANDSAT Imagery Rosalyn A.. Pereira1, Justin