• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA GASTRITIS DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI DESA KEDUNG KENDO SIDOARJO - Repository Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KASUS PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA PENDERITA GASTRITIS DENGAN PENDEKATAN KELUARGA BINAAN DI DESA KEDUNG KENDO SIDOARJO - Repository Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan pernyataan WHO pada tahun 2017, surveilans yang dilakukan di beberapa negara menghasilkan persentase kasus gastritis di beberapa negara termasuk Asia Tenggara sekitar 583.635 dari total penduduk per tahun. Untuk melindungi lapisan lambung dari kerusakan akibat asam lambung, dinding lambung dilapisi lendir (dahak) yang kental. Nyeri, gastritis terbagi menjadi akut dan kronis, gastritis akut menyebabkan asam kuat namun bersifat sementara, sedangkan gastritis kronis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan perut dan terjadi di perut untuk waktu yang lama dan terjadi lebih sering.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pemeriksaan : Bentuk dada simetris, irama nafas benar, tidak ada retraksi otot bantu nafas, tidak ada alat bantu nafas, tidak ada nyeri dada saat bernafas, tidak ada batuk, dahak dan dahak. warna dahak. Inspeksi : kesadaran compos mentis dengan GCS : E : 4, V : 5, M : 6, orientasi baik, tidak kejang, istirahat siang malam tidak ada masalah, tidak ada gangguan saraf kranial, pupil isochore, reflek cahaya normal, tidak ada vertigo - Palpasi : Tidak ada kekakuan leher, tidak ada Brudzinski dan tidak ada sakit kepala. Pemeriksaan : mulut simetris, mukosa mulut lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, gosok gigi 2x1 sehari, tenggorokan normal, BAB 4x1 seminggu konsistensi lembek, warna feses agak kecoklatan, bau khas, tempat menggunakan kakus/toilet, tidak menggunakan obat pencahar, enema, NGT, lavage lambung.

Palpasi : tidak ada pembesaran amandel, tidak ada ketegangan di perut, tidak ada asites di perut, tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan di perut. Pemeriksaan : Mulut simetris, mukosa bibir lembab, bentuk bibir normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi 2x1 sehari, tenggorokan normal, kebiasaan BAB 1x1 sehari dengan konsistensi lembek, feses berwarna coklat muda, bau khas, bekas tempat WC/Toilet , eh tidak ada gunanya terbuat dari obat pencahar, enema, NGT, lavage lambung. Palpasi : tidak ada pembesaran amandel, tidak ada ketegangan di perut, tidak ada asites di perut, tidak ada kembung, tidak ada nyeri tekan di perut.

Kemampuan klien untuk menggerakkan sendi dan anggota gerak (ROM) berkurang (terbatas), kekuatan otot kedua kaki berkurang 4,4, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, tidak ada cedera, akral hangat, lembab, turgor elastis, CRT < detik, tidak ada edema, kemampuan melakukan ADL parsial saat mengubah posisi dan pergi ke kamar mandi/toliet. Bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemia, sklera berwarna putih, kelopak mata tidak ada edema, strabismus tidak ada, ketajaman penglihatan normal, alat bantu penglihatan tidak ada.

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Gastritis  No   Diagnose
Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Gastritis No Diagnose

Manfaat Penelitian

Metode Penulisan

  • Metode Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Metode deskriptif adalah metode yang mengungkapkan peristiwa atau gejala yang sedang terjadi saat ini, termasuk kajian literatur. Studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul kasus dan topik yang dibahas.

Sistematika Penulisan Metode

Rentang gerak (ROM) sendi dan ekstremitas klien menurun (restricted), penurunan kekuatan otot kedua kaki 4,4, tidak ada fraktur, tidak ada dislokasi, tidak ada luka, akral hangat, lembab, turgor elastis, CRT < 3 detik, tidak ada edema, kemampuan melakukan ADL parsial saat berpindah tempat dan pergi ke kamar mandi/toilet. Respon : Pasien mengatakan nyeri di ulu hati, seperti dicubit dan nyeri saat beraktivitas atau tidak.

TINJAUANPUSTAKA

  • Konsep Penyakit
    • Pengertian
    • Etiologi
    • Tipe – Tipe
    • Manifestasi Klinis
    • Patofisiologi
    • Komplikasi
    • Pemeriksaan penunjang
    • Penatalaksanaan
    • Pencegahan
  • Konsep Dasar Lansia
    • Pengertian lansia
    • Klasifikasi lansia
    • Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
  • Konsep asuhan keperawatan
    • Pengkajian
    • Pemeriksaan Fisik
    • Pola Fungsi Kesehatan
    • Analisa Data
    • Diagnosa Keperawatan
    • Intervensi
    • Impementasi
    • Evaluasi
    • Pathway

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

  • Identitas
  • Riwayat Kesehatan
  • Genogram
  • Riwayat Psikososial
  • Riwayat Nutrisi dan Cairan
  • Pemeiksaan Fisik
  • Pengkajian Fungsional Klien

Klien mengatakan belum pernah menderita penyakit ini sebelumnya karena belum pernah berobat ke puskesmas terdekat. Klien mengatakan mengetahui penyebab maagnya karena telat makan dan suka makan makanan asam dan pedas. Klien mengatakan sebelum sakit makan 3 X 1 sehari, namun saat sakit hanya makan 3 X 1 porsi kecil sehari.

Klien mengatakan sebelum sakit makan 3 X 1 porsi sehari, tetapi saat sakit hanya makan 3 X 1 porsi kecil sehari. 3.1.5.3 Menu makan. Klien mengatakan saat tidak sakit dan saat sakit makan menu nasi dan lauknya sama. Klien mengatakan bahwa dulu saat sehat tidak ada pantangan makanan, namun sekarang saat sakit tidak boleh makan makanan asam dan pedas.

Tabel 3.4 Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Tabel 3.4 Riwayat Kesehatan Sebelumnya

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Observasi Penatalaksanaan Nyeri TTV: TD: 110/80 mmHg Denyut Nadi: 85X/menit RR: 19X/menit Suhu: 36,3°C Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri. Observasi Penatalaksanaan Nyeri TTV: TD: 125/80 mmHg Denyut Nadi: 90X/menit RR: 19X/menit Suhu: 36,3°C Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.

Evaluasi Keperawatan

Pada tinjauan kasus didapatkan data diagnosa keperawatan pada klien 1 yaitu Nyeri akut berhubungan dengan Agen Perusak Fisiologis dan Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi. Sedangkan pada klien 2 yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen fisiologis cedera, dan ketidakpatuhan berhubungan dengan pemahaman yang kurang tentang gastritis. Diagnosis prioritas adalah nyeri akut yang berhubungan dengan agen fisiologis cedera, yang dibuktikan dengan keluhan nyeri, tampak meringis, tampak protektif, dan tampak gelisah.

Berikut intervensi yang disusun menurut SDKI (2016), SLKI dan SIKI (2018) dengan menyesuaikan tinjauan kasus masing-masing: Intervensi diagnosis keperawatan Klien 1 nyeri akut berhubungan dengan agen kerusakan fisiologis dilakukan tindakan keperawatan selama 2 kali kunjungan, diharapkan klien mampu menurunkan tingkat nyeri dengan merencanakan tindakan keperawatan sebagai berikut: mengidentifikasi nyeri (misalnya lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri), mengidentifikasi respon nyeri nonverbal, memberikan respon nonverbal nyeri -teknik farmakologi untuk mengurangi nyeri, menjelaskan penyebab, periode dan pencetus nyeri dan mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri. Dalam diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen kerusakan fisiologis, semua intervensi keperawatan dilakukan pada klien 1 selama 2 kali kunjungan termasuk tindakan keperawatan seperti: Respon klien saat perawat mengidentifikasi kembali karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas . rasa sakit mengatakan bahwa rasa sakit berkurang, rasa sakit yang disebabkan oleh. Dalam diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen kerusakan fisiologis, semua intervensi keperawatan dilakukan pada klien 2 kali untuk 2 kali kunjungan meliputi tindakan keperawatan seperti: Respon klien saat perawat mengidentifikasi kembali karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas. dari nyeri, klien mengatakan nyeri berkurang, nyeri akibat penyakit, nyeri menusuk perut bagian atas (ulu hati) derajat 6 dan nyeri berhenti.

PEMBAHASAN

Pengkajian

Pada case review didapatkan data klien 1 dan klien 2 berjenis kelamin perempuan, keluhan yang dirasakan kedua klien sama yaitu nyeri pada perut bagian atas (ulu hati). P : nyeri di rongga perut, Q : nyeri seperti ditusuk, R : nyeri di perut bagian atas, S : nyeri skala 7, T : nyeri saat beraktivitas atau tidak. Sedangkan Klien 2, saat Klien 2 melakukan asesmen pada tanggal 15 Januari 2022 mengatakan memiliki riwayat maag sejak awal tahun 2020, klien sering mengatakan.

Dan selama penelitian ditemukan P : nyeri perut, Q : nyeri menusuk, R : sendi lutut kiri, S : nyeri skala 6, T : nyeri intermiten. Dalam tinjauan literatur, masalah utama yang biasa dialami oleh pasien gastritis adalah mual, muntah, dan nyeri pada perut bagian atas (ulu hati), sejalan dengan pendapat Prasetyo (2018). Manifestasi gastritis akut dan kronis hampir sama dengan anoreksia, rasa kenyang, nyeri di epigastrium (ulu hati), mual dan muntah, muntah, hematemesis. Namun penampakannya berbeda, klien 1 terjadi saat beraktivitas atau tidak, sedangkan klien 2 mengalami nyeri intermiten.

Diagnosa Keperawatan

Dimana rencana tindakan diberikan untuk Klien 1 karena klien masih terlihat bingung saat ditanya, sedangkan untuk Klien 2. Implementasi pada telaah teori hanya dibahas teori asuhan keperawatan dan pada telaah kasus implementasi direalisasikan langsung pada klien yang didampingi dengan dokumentasi tindakan intervensi keperawatan. Pada Klien 1 setelah dilaksanakan 3x home visit didapatkan catatan perkembangan pada hari terakhir evaluasi sebagai berikut : Pada Klien 2 evaluasi klien didapatkan data subyektif : klien mengatakan nyeri jauh berkurang dari sebelumnya ;

R dengan kasus gastritis dengan masalah keperawatan nyeri akut di Desa Kedung Kendo, penulis dapat menarik kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien gastritis. Dengan ini saya memberikan persetujuan setelah memahami segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh peneliti mengenai proses pengambilan studi kasus ini dengan baik. R, dengan ini saya memberikan persetujuan setelah memahami semua yang telah dijelaskan oleh peneliti mengenai proses pengambilan studi kasus ini dengan baik.

Impelementasi Keperawatan

Respon klien saat perawat mengidentifikasi kembali respon nyeri non verbal klien tampak lebih jarang meringis saat beraktivitas. Respon klien saat perawat meminta klien mengulang teknik nonfarmakologi (relaksasi) secara mandiri untuk mengurangi nyeri klien mengikuti anjuran. Respon klien saat perawat menganjurkan melakukan teknik nonfarmakologi (relaksasi) secara mandiri untuk mengurangi nyeri klien sesuai anjuran, Pemantauan hasil TTV : TD 130/80 mmHg, N 90x/menit, S 36,1℃, RR 20x/mnt.

Respon Klien Ketika perawat mengidentifikasi kembali respon nyeri nonverbal, kram klien tampak berkurang selama aktivitas. Respon Klien Ketika perawat meminta klien untuk mengulang teknik nonfarmakologis (relaksasi) secara mandiri untuk mengurangi nyeri, klien mengikuti saran tersebut. Respon klien saat perawat mengevaluasi kembali materi tentang penyebab, periode, dan pencetus nyeri, saat ditanyakan kembali klien dapat mengulang informasi yang diberikan.

Evaluasi Keperawatan

Tenaga kesehatan atau perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami artritis gout dengan masalah nyeri akut lebih memperhatikan aspek kenyamanan sehingga pelaksanaannya menjadi komprehensif. Asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah keperawatan gizi kurang dari kebutuhan tubuh di diagnosa medis gastritis. Judul KTI: Studi kasus penerapan keperawatan gerontologi pada pasien gastritis dengan pendekatan keluarga asuh di Desa Kedung Kendo Sidoarjo.

Judul : “Studi kasus implementasi asuhan keperawatan gerontik pada pasien gastritis dengan pendekatan keluarga asuh di Desa Kedung Kendo Kabupaten Sidoarjo”. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses peninjauan studi kasus ini dan telah menerima salinan formulir ini. Semua data dan informasi saya sebagai peserta hanya akan digunakan untuk kepentingan studi kasus ini.

PENUTUP

Kesimpulan

Pemeriksaan tanda vital klien 1 didapatkan TD 130/80 mmHg, suhu 36,1°C (lokasi pengukuran aksila), nadi 90×/menit (lokasi hitung nadi radialis), respirasi 20×/menit. Pada pemeriksaan tanda vital klien 2 didapatkan TD 125/80 mmHg, suhu 36,3°C (tempat pengukuran aksila), nadi 90x/menit (tempat perhitungan nadi radial), respirasi 19x/menit. Pada pemeriksaan fisik klien 1 dan klien 2 didapatkan data fokus pada sistem pencernaan yaitu klien mengeluh nyeri perut bagian atas (ulu hati), tampak meringis dan gelisah.

Saran

  • Bagi Klien
  • Bagi Petugas Kesehatan
  • Bagi Penulis Selanjutnya

Hubungan Sitotoksin Positif dan Negatif Helicobacter pylori (Cag A) Associated Genea dengan Skor Keparahan Gastritis Berdasarkan Histopatologi, Jurnal Fakultas Kedokteran. Hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Mitra Sejati Tahun 2018. Mengenai kegiatan Penyusunan Karya Ilmiah Mahasiswa Politeknik Kesehatan Cendekia Kerta Sidoarjo Tahun 2021 Akademik tahun.

Bersamaan dengan surat ini, kami mohon kepada Kepala Desa Kedung Kendo, Candi Sidoarjo, untuk mengizinkan siswa-siswi kami mengumpulkan data pokok di tempat tersebut. Tanggal pengambilan studi kasus 15 Januari 2022 Sebelum bertanda tangan di bawah ini, saya mendapat informasi tentang tugas mengambil studi kasus ini dengan jelas dari kartu mahasiswa yang bernama Iselen Chorry Hartono proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang dijelaskan adalah .

Gambar

Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Gastritis  No   Diagnose
Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan Defisit Pengetahuan b.d Kurang Terpapar  Informasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

A 21 Juli 2022 11.50 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru