• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan layanan konseling kelompok dengan teknik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan layanan konseling kelompok dengan teknik"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan kegunaan

Dapat dijadikan acuan bagi guru khususnya guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk mengatasi pelanggaran disiplin siswa. Dapat menambah pengetahuan, memberikan pengalaman yang sangat banyak berupa pengalaman yang merupakan bekal menjadi calon konselor profesional dan dapat menambah pengalaman langsung bagaimana menggunakan layanan bimbingan konseling yang baik dan menyenangkan.

Ruang Lingkup Penelitian

LANDASAN TEORI

Definisi Konseling Kelompok

Menurut Sukardi, layanan konseling kelompok dapat diartikan sebagai layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa berdiskusi dan meringankan masalah yang dialaminya. Dengan demikian, konseling kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan dalam layanan bimbingan dan konseling dengan wawancara.

Komponen Konseling Kelompok

Dengan demikian, hanya konselor yang ahli dalam melakukan konseling kelompok yang dapat menjadi pemimpin kelompok dalam melakukan konseling kelompok. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin kelompok adalah seseorang yang profesional dan terampil dalam mewadahi kegiatan bimbingan kelompok.

Anggota Kelompok

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah ideal anggota bimbingan kelompok bervariasi antara delapan sampai sepuluh orang. Homogenitas konseling kelompok yang dimaksud adalah homogen ditinjau dari segi usia dan tingkat pencapaian tugas perkembangan.

Pendekatan dan Teknik Pembentukan Kelompok

Tujuan Konseling Kelompok

Sedangkan Amti mengemukakan bahwa tujuan dalam konseling kelompok ada dua yaitu tujuan yang bersifat umum dan tujuan khusus. Tujuan umum konseling kelompok menurut Amti adalah pengembangan pribadi dengan meringankan masalah pribadi siswa berdasarkan dinamika kelompok. Ada dua tujuan dalam konseling kelompok, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam prosedur kelompok, dan juga mengembangkan kepribadian setiap anggota kelompok melalui berbagai situasi yang muncul selama kegiatan, baik suasana senang maupun sedih.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan kelompok memiliki tujuan utama sebagai sarana untuk membantu mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang ada pada individu, yang utamanya berkaitan dengan pengembangan diri dalam bidang sosial dan pembelajaran melalui diskusi. masalah pribadi. Sedangkan tujuan konseling kelompok adalah membantu individu menjadi berani dalam berkomunikasi, berbicara, mengemukakan pendapat atau gagasan, saran dan jawaban di depan banyak orang, melatih mengembangkan sikap positif seperti empati, kepekaan, kemampuan menghargai perasaan orang lain. dan hubungan positif lainnya yang sangat berguna dalam kehidupan sosial.

Asas Konseling Kelompok

Prinsip-prinsip yang dimaksud dalam layanan bimbingan dan konseling meliputi prinsip kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, keaktifan, kedinamisan, keterpaduan, normativitas, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Namun dalam konseling kelompok terdapat tiga prinsip utama, yang Munro sebut dengan tiga prinsip etika dasar: Prinsip tersebut meliputi prinsip kerahasiaan, kesukarelaan dan prinsip keputusan yang dibuat oleh klien sendiri atau lebih dikenal dengan prinsip kemandirian. Selain itu, Prayitno menambahkan lima prinsip lain dalam upaya mengoptimalkan kegiatan konseling kelompok, antara lain prinsip kegiatan dan keterbukaan, prinsip kekinian, prinsip normatif, dan prinsip keahlian.

Norma kelompok pertama yang sangat penting untuk disebutkan adalah kerahasiaan, tambahnya bahwa kerahasiaan adalah topik terpenting dalam konseling kelompok dan konselor sebagai ketua kelompok sendiri harus menjaga kerahasiaan tentang apa yang terjadi selama konseling kelompok, tetapi ketua kelompok harus mengingatkan. dia. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan konseling kelompok pada hakekatnya memiliki prinsip yang sama dengan pelaksanaan layanan konseling pada umumnya yang memiliki 12 prinsip, namun ada 5 prinsip yang sangat ditekankan yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, kemandirian, normativitas. dan keahlian.

Proses Konseling Kelompok

Perlu diperhatikan bahwa yang terpenting pada tahap ini adalah kemampuan konselor untuk mentransfer atau merealisasikan apa yang dipelajari anggota kelompok dalam kelompok yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini ketua kelompok menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan layanan bimbingan kelompok, seperti pengertian bimbingan kelompok, tujuan, pelaksanaan bimbingan kelompok secara umum, dan prinsip-prinsip dalam layanan bimbingan kelompok, yang pada akhirnya memungkinkan siswa untuk memahami dan membentuk kelompok. dinamika bisa. Tahap kegiatan merupakan tahap inti dalam layanan konseling kelompok, dimana pada tahap ini semua anggota kelompok mengungkapkan masalah-masalah pribadi yang dialami dan dirasa mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari terkait dengan tema, kemudian semua anggota kelompok terlibat secara aktif. pembahasan suatu masalah salah satu anggota kelompok, dan ketua kelompok harus mampu mengamati dan menangkap fenomena afektif, psikologis, dan psikomotor masing-masing kelompok.

Setelah kegiatan kelompok memasuki fase penutupan, kegiatan kelompok harus fokus pada diskusi dan mengeksplorasi apakah anggota kelompok dapat menerapkan hal-hal yang mereka pelajari (dalam pengaturan kelompok) dalam kehidupan nyata mereka sehari-hari. Konseling kelompok merupakan salah satu layanan dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang memungkinkan setiap anggota kelompok mengembangkan keterampilan sosial dan belajar dengan menggunakan dinamika kelompok untuk memecahkan suatu masalah pribadi yang dialami anggota kelompok. Setiap tahapan dalam layanan konseling kelompok selalu menekankan pentingnya keterlibatan dan interaksi antar anggota kelompok, melalui kegiatan komunikasi psikologis dan non-psikologis.Dengan demikian, layanan konseling kelompok dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi. meningkatkan komunikasi antarpribadi adalah menemukan masalah utama yang menjadi penyebab rendahnya komunikasi antarpribadi di lingkungan sosial.

Teknik Rasional Emotive Behavior Therapy (REBT)

Menurut Corey, Rational Emotive Therapy pada dasarnya memandang orang sebagai orang yang cenderung berpikir rasional dan irasional. Pendekatan Rational Emotive Therapy (REBT) memandang manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem berpikir dan merasakan yang berkaitan dengan sistem psikologis individu tersebut. Menurut Corey, tujuan keseluruhan dari terapi emotif rasional adalah untuk mengajarkan klien bagaimana memisahkan evaluasi perilaku mereka dari evaluasi diri — esensi dan totalitasnya — dan bagaimana menerimanya dengan segala kekurangannya.

Menurut Ellis, tujuan keseluruhan Terapi Perilaku Rasional Emotif adalah untuk membantu klien meminimalkan tekanan emosional, mengurangi perilaku merusak diri sendiri, dan membantu klien menjadi lebih mengaktualisasikan diri sehingga dapat menjalani kehidupan yang bahagia. . Menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Terapi Perilaku Rasional Emotif adalah mengubah sikap, persepsi, cara berpikir yang tidak logis menjadi logis atau mengubah kebiasaan negatif menjadi positif.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

Layanan konseling dengan pendekatan Rational Emotive Therapy (REBT) merupakan salah satu upaya pendidik konseling untuk mengatasi pelanggaran disiplin siswa kelas VII, VIII dan IX di SMP Tirtayasa Bandar Lampung. Fase ini merupakan fase pelaksanaan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik Rational Emotive Therapy (REBT) dalam mengatasi pelanggaran disiplin siswa kelas VII, VIII dan IX SMP Tirtayasa Bandar Lampung. Hal itu dilakukan guru pembimbing dalam upaya menghindari pelanggaran disiplin siswa SMP Tirtayasa Bandar Lampung.

Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Dalam Mengatasi Pelanggaran Disiplin Siswa SMP Tirtayasa Bandar Lampung. Penerapan Layanan Konseling Kelompok Menggunakan Teknik Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Dalam Mengatasi Pelanggaran Disiplin Pada Siswa SMP Tirtayasa Bandar Lampung.

Subyek Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh, kemudian dikembangkan model hubungan tertentu atau dikembangkan hipotesis. Kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berkesinambungan sampai selesai. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasanya dilakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar kategori dan.

Cara paling umum untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks naratif. Selanjutnya, selain menampilkan data selain teks naratif, juga dapat berupa grafik, manik-manik, jaringan (networks) dan grafik.

Triangulasi Data

Menampilkan data memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Kesimpulan yang awalnya ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Temuan dapat berupa deskripsi atau deskripsi suatu objek yang sebelumnya samar-samar sehingga setelah diselidiki menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Triangulasi teknis artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Peneliti secara simultan menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama.67.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Kegiatan layanan bimbingan konseling dilakukan oleh guru bimbingan baik secara individu maupun kelompok. Langkah atau prosedur apa yang dilakukan guru BK dalam menghadapi permasalahan siswa. Bagaimana hasil setelah melakukan konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) bagi siswa yang sering melanggar tata tertib di SMP Tirtayasa Bandar Lampung.

Peneliti : Bisa dijelaskan pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh siswa SMP Tirtayasa Bandar Lampung. CC guru : Alhamdulillah siswa semakin baik dan juga mengurangi perilaku pelanggaran disiplin terhadap peraturan sekolah.

PENUTUP

Saran

Kepala sekolah, agar pelaksanaan bimbingan bimbingan dan konseling guru berjalan dengan lancar, sekolah harus menyediakan jam khusus untuk bimbingan guru agar permasalahan siswa dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Agar siswa mematuhi tata tertib sekolah, kesadaran meningkat untuk tidak melanggar tata tertib yang ada. Perlu dibangun kerjasama yang baik antara guru BK dengan seluruh staf sekolah (kepala sekolah, guru dan siswa).

Penutup

Keterbatasan atau kendala apa yang sering dihadapi guru BK dalam menghadapi berbagai permasalahan siswa. Ini juga yang kami rencanakan, karena banyak sekali siswa yang melanggar peraturan. Peneliti : Kendala atau kendala apa yang sering ibu temui sebagai konselor dalam menghadapi berbagai permasalahan siswa?

Siswa: Beberapa responden menjawab bahwa guru bimbingan konseling dalam layanan konseling sering memberikan layanan konseling kelompok dan layanan konseling kelompok dan individu. Agar siswa memahami pentingnya menjunjung tinggi tata tertib sekolah, khususnya mengenai tata tertib yang berlaku. Serious (S): Kesungguhan siswa dalam menghindari pergaulan yang melanggar tata tertib dalam rangka meningkatkan disiplin diri.

Berpikir: Bagaimana siswa berpikir tentang pentingnya disiplin dan bagaimana mereka mengikuti peraturan disiplin terhadap peraturan sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

The results of this figurative language analysis research are found five types of the seven types of figurative language according to the theory of Montgomery et