ARTIKEL
NOLA SINTIA SARI NPM : 11060163
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
PENERAPAN METODE BERMAIN UNTUK MENCAPAI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DI PAUD FLAMBOYAN II KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPETEN AGAM
By:
Nola Sintia Sari
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK
This research is motivated by the presence of some early childhood teachers who do not carry out the method of play in the learning process, so that the child feels saturated in learning, less excitable and more sleepy. The purpose of this study is to describe: (1) Application of the method of play to reach students early childhood cognitive development, (2) Application of the method to play to achieve the social development of students of early childhood education and (3) Application of the method of play to reach the emotional development of students PAUD.Jenis this study is qualitative descriptive with key informants in this study were as many as 2 additional early childhood teachers and informants 3 people, 2 parents ECD ECD dan1 principals. Sampling technique is purposive and snowball sampling. Results of the study revealed that the general application of the method to play to achieve early childhood development is said to be good, based subvariable namely: (1) Application of the method of play to reach the cognitive development of students of early childhood education is good because by playing cognitive development looks good and knowledge about the game given the child to play well, (2) Application of the method to play to achieve the social development of students of early childhood education can work well in playing the child is able to socialize with friends and interact well, (3) Application of the method of play to reach the emotional development of students of early childhood education in the play looks Nice, the child is able to control his emotions play well and be able to play with both peers.
Keyword: Playing Method, Cognitive Development, Social Development, Development Emotion.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif, di mana seorang individu berkembang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan.
Pendidikan hendaklah dilihat dari nilai intrinsik,yang terkait dengan perkembangan dari individu, dan nilai instrumental yang mengacu pada kebermaknaan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap,
serta perilaku sebagai instrumen dalam hidup dan kehidupan. Karena pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memberikan pengetahuan dan ilmu supaya menjadi manusia yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Pendidikan pada dasarnya adalah hal yang sangat penting untuk diperolah semua anak karena pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya.
Kualitas pendidikan akan terbina dengan baik apabila para pendidik melaksanakan evaluasi pendidikan pada setiap langkah kegiatan pendidikan.
1
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Depdiknas, 2005:1), pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya supaya menjadi anak yang cerdas sejak usia dini sampai dewasa nanti.
Karena Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Mengingat anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia lahir sampai dengan enam tahun merupakan rentang usia kritis dan sekaligus starategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjutnya (Depdiknas, 2005 : 2), periode ini merupakan
periode kondusif untuk
menumbuhkembangkan berbagai kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa, sosioemosional dan spiritual. Karna masa usia dini merupakan masa emas maka untuk itu diciptakanlah permainan anak yang beda dari permainan anak yang lain, permainan-permainan ini menstimulus otak anak, merangsang gerak motoriknya, melatih daya ingat dan banyak lagi lainnya, pada dasarnya permainan ini sama dengan mainan balitayang lain, namun bedanya permainan ini ada manfaatnya.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan luar sekolah seperti kelompok bermain dan penitipan anak, yang umumnya berjalan sendiri-sendiri dengan polanya masing-masing, namun sekarang PAUD sudah menjadi concern utama pendidikan mengingat pentingnya dalam pembentukan kepribadian anak sejak dini. Menurut Piaget (Prayitno, 2005:109) anak dalam periode perkembangan prasekolah (Taman Kanak-Kanak/TK) memiliki perkembangan berpikir atau kognitif yang masih sederhana. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pada dasarnya masa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bermain merupakan kegiatan inti pada pendidikan anak usia dini, karena dunia anak adalah dunia bermain dan belajar yang dilakukan sambil bermain dan melibatkan semua indra anak. Menurut Maw
& Maw (Prayitno,2005:93) “informasi yang dimiliki anak melalui bermain dapat meningkatkan kognitif anak”.Bermain sangat penting bagi anak usia dini karena melalui bermain mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Aspek tersebut ialah aspek fisik, sosial emosional dan kognitif.
Bermain mengembangkan aspek fisik/motorik yaitu melalui permainan motorik kasar dan halus, kemampuan mengontrol anggota tubuh, belajar keseimbangan, kelincahan, koordinasi mata dan tangan, dan lain sebagainya.Menurut Suryana (2013:151), pada saat bermain anak berinteraksi dengan yang lain, interaksi tersebut mengajarkan anak begaimana merespon, memberi dan menerima, menolak atau setuju ide dan perilaku anak yang lain.
Hal itu sedikit demi sedikit akan mengembangkan kemampuan sosialnya.
Montessori (Mulyasa, 2012:20) mengemukakan bahwa usia dini merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode ketika suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, dan diarahkan sehinggatidak terhambat perkembangannya. Pada masa ini seluruh aspek perkembangan memiliki peran penting untuk tugas perkembangan selanjutunya, sel-sel tubuh anak usia dini tumbuh dan berkembang sangat pesat, petumbuhan otak pun sedang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa.
Stimulasi yang optimal pada anak PAUD akan mempengaruhi kehidupan anak ketika dewasa nantinya.
Berdasarkan wawancara dengan beberapa wali murid PAUD pada tanggal 05 Maret 2015 mereka mengatakan bahwa bermain sambil
belajar, anak-anak lebih cepat menangkap pelajaran yang diberikan kepada siswa PAUD dari pada belajar tanpa menggunakan metode bermain karna belajar tanpa menggunakan metode bermain anak-anak tidak begitu semangat dalam belajar. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini difokuskan dilihat dari
1. Masih adanya sebagian guru PAUD yang belum melakukan metode
bermain dalan proses belajar mengajar.
2. Tidak semangatnya anak-anak dalam belajar.
3. Masih adanya anak-anak yang mengantuk dalam belajar 4. Tidak konsentrasinya anak-anak
dalam belajar
Sedangkan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Penerapan metode bermain untuk mencapai perkembangan kognitif siswa PAUD Flamboyan II.
2. Penerapan metode bermain untuk mencapai perkembangan sosial siswa PAUD Flamboyan II.
3. Penerapan metode bermain untuk mencapai perkembangan emosional siswa PAUD Flamboyan II.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan pada September 2015 yang bertempat di PAUD Flamboyan II Kecamatan Palembayan Kebupaten Agam.Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.Menurut Creswell (Noor, 2011: 34)
“penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan, terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami”. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cendrung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Menurut Noor (2011: 34) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang”.Penelitiandeskriptif
memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.
Menurut Sugiyono (2011:400) “Dalam penelitian kualitatif, sampel data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.
Penentuan sampel data, pada proposal masih bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah penelitian di lapangan.”Penetapan informan penelitian, terlebih dahulu peneliti menentukan informan kunci.Informan kunci yang peneliti tetapkan adalah guru PAUD,Informasi tersebut akan lebih akurat jika peneliti menetapkan informan tambahan yang mengetahuiaktivitas belajar anak usia di sekolah. Informan tambahan adalah orang tua PAUD dan kepala sekolah PAUD.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi.Noor (20011:138-139)
“Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain.” Menurut Noor (2011:141) bahwa dokumentasi adalah “sejumlah basar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi”. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto.Bedasarkan pendapat ahli dapat dipahami dokumentasi suatu bukti atau sesuatu yang tertulis.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah mengorganisasi data, membuat kategori, mereduksi data, menyajikan data terfokus, menganalisis data, memaknai temuan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari aktivitas belajar anak usia dini dengan menggunakan metode bermain maka dapat dideskripsikan:
Melalui hasil temuan penelitian melalui wawancara di lapangan dapat di ketahui tentang aktivitas belajar anak usia dini dengan
menggunakan metode bermain main semua anak bermain sambil belajar dengan senang.
1. Penerapan Metode Bermain untuk Mecapai Perkembangan Kognitif Sisiwa PAUD
a. Anak menggunakan indera penyentuhan.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat bermacam permainan yang di berikan guru seperti permainan mengenal bentuk warna dan menyusun pazzle serta memberika fasilitas seperti buku tulis, buku gambar dan buku tema anak- anak , krayon dan buku angka, krayon, sehingga anak bisa menggunakan dengan baik, hal paling meyenangkan dalam permainan ini anak-anak bermain sangat senang dan gembira sehingga pengetahuannya tentang angka semakin meningkat dan anak mencocokan warna dengan benda yang dia lihat dengan baik.
Dalam perkembangan indera penyentuhan anak guru menyediakan berbagai macan fesilitas yang di butuhkan anak melaui permainan dan fasilitas yang diberikan anak bermain dengan senang dan anak dapat menggunakan dengan baik.
b. Anak menggunakan indera penglihatan.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat macam media yang di sediaka oleh guru sehingga anak bisa melihatnya dengan jelas dalam belajar seperti media gambar buah, gambar binatang, angka- angka, tulisan dan lambang-lambang, sehingga anak anak dalam belajar melihat semua media yang menarika dan meningkatkan semangatnya dalam belajar dengan media itu anak-anak bisa bermain sambil belajar di mana ada media yang berbentuk buah yang di dalam buah itu tedapat huruf dan angka yang meningkatkan semangat anakdalam belajar, dalam permainan ini
anak-anak bermain sangat senang dan gembira.
Berdasarkan media yang guru berikan kepada anak maka anak bisa menggunakan indera penglihatannya
dengan baik sehimngga
perkembangannya berjalan dengan bagus.
c. Anak menggunakan indera pendengaran
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat fasilitas audio yang di gunakan guru dalam belajar seperti tape recoder sehingga dalam belajar jika guru menggunakan audio tersebut anak-anak mendengarkan dengan baik, jika guru menyuruh mengulang kata apa yang didengarnya anak-anak jadi semangat dalam mengulanginya karna kata-kata yang disebutkan dalam tape recorder tersebut menarik perhatian anak.
Berdasarkan perkembangan indera pendengarannya guru memberikan audio tape recorder dan anak bermain dengan senang.
2. Penerapan Metode Bermain untuk Mencapai Perkembangan Sosial Siswa PAUD
a. Mengajarkan anak bagaimana merespon
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat beberapa permainan yang di berikan guru untuk mengajarkan anak merespon seperti bermain menebak gambar, melipat serbet, melipat kertas dimana dalam permainan ini anak- anak bermaian sangat senang dan merespon sangat antusias ketika bermain sehingga anak-anak bermain dnegan senang dan gembira sehingga sosial anak-anak berkembang dengan baik dalam bermain anak bermain sangat senang.
Berdasarkan perkembangan sosial anak dalam mengajarkan anak
merespon guru memberikan berbagai macam permainan dan anak mampu bermain dengan senang dan mampu bersosialisasi dengan baik.
b. Mengajarkan anak bagaimana memberi.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat beberapa permainan yang disediakan guru untuk mengajarkan anak bagaimana memberi di mana permainan tersebut ada permainan lempar tangkap bola, bola kaki, dimana dalam permainan yang guru berikan ini anak bermain sangat gembira sehingga mengajarkan anak memberi melalui permainan itu karna dalam permainan bola anak diajarkan memberi dalam permainan, anak- anak bermain dengan senang antusias sehingga jiwa sosialnya berkembang denga baik.
bahwa dalam perkembangan sosial anak dalam mengajarkan anak memberi guru memberikan berbagai macam permainan dan anak mampu bermain dengan senang dan mampu saling memberi sasama temannya sehingga terjalin hubungan sosial dengan baik sehingga sosialnya berjalan sdengan baik.
c. Mengajarkan anak bagaimana menerima ide dan perilaku anak yang lain.
1) Mengajarkan anak menerima ide anak yang lain.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam permainan yang di sediakan guru di sekolah seperti menggambar dan mewarnai, menyusun pazze dengan permiann yang guru berikan nanak-anak bisa mengeluarkan idenya dengan baik dan bermaian dengan baik sehingga anak-anak dalam bermaian bisa menghargai ide
temannya yang dikeluarkan temannya, dalam bermain anak- anak bisa menunbuhkan jiwa sosilanya dengan baik sehinnga mereka bisa saling menghargai.
2) Mengajarkan anak menerima perilaku anak yang lain.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat permainan yang di sediakan guru di sekolah yaitu permainan bermain peran di mana dalam permainan ini anak-anak bermian dengan sangat senang dengan temannya dan menunjukana berbagai peran yang di tunjukannya dan melalui permainan ini anak bisa menerima perilaku temannya saat bermain karna mereka bermain sesuai apa yang di sukainya sehingga mereka bermain dengan sangat senang dan saling menghargai.
Beradasarkan dalam perkembangan sosial anak menerima perilaku bermain peran sangat bagus diberikan karna dalam bermain itu anak-anak akan mengeluarkan karakter yang di milikinya dan bisa melihat apakah anak bisa menerima perilaku anak yang lain atau tidak.
d. Mengajarkan anak menolak ide dan perilaku anak yang lain.
1) Mengajarkan anak menolak ide anak yang lain
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah PAUD dapat diketahui bahwa terdapat beberapa permainan yang di sediakan guru di sekolah seperti, bermain membaca gambar, bermain tebak kata, bermain lipat kertas, bermain membaca gambar di mana dalam permainan ini anak-anak bermain dengan senang, dalam permainan ini anak diberi kesempatan mengeluarkan semua idenya
dalam bermaian dan anak-anak yang tidak suka ada juga yang menolak ide temannya dengan cara menyebutkan idenya juga sehinnga guru memberikan arahan shingga anak bisa menerima dengan baik.
beradasarkan dalam perkembangan sosial anak untuk menolak perilaku anak lain dengan memberikan berbagai macam permainan dimana salah satu permainan kuis di sini anak bisa menolak ide anak yang lain dengan baik dan bisa saling menghargai satu sama lain.
2) Mengajarkan anak menolak perilaku anak yang lain.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di lapangan dapat diketahui bahwa permainan yang disediakan guru dalam menolak perilaku anak yang lain guru memberikan permainan bermain dengan persaan. Semua anak meekspresikan perasaan yang ada di dalam dirinya ada sedih, kesal, kecewa dan marah sehingga anak- anak jika dia menolak perilaku temannya dia bisa meekspresikan persaannya, dan anak-anak bermain dengan gembira dan senang. Jika temannya sudah meekspresikan wajah yang tidak enak maka temannya yang lain bisa mengerti, sehingga terjalin hubungan sosial yang baik.
Berdsarkan dalam
perkembangan sosial anak dalam mengajarkan menerima ide anak dengan memberikan berbagai macam permainan dimana salah satu bentuk permainan menyusun pazzle dalam menyusun pazzle tersebut anak saling menghargai.
3. Penerapan Metode Bermain untuk Mencapai Perkembangan Emosi Siswa PAUD
a. Mengarahkan anak untuk menunggu giliran
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah dapat diketahui bahwa dalam mengarahkan anak untuk menunggu giliran guru memberikan permainan berupa, permainan lempar karet bauah-bauahan, permainan tongkat bicara, permainan melempar bola, dalam permainan ini anak-anak sangat gembira dalam bermainnya den secara sabar menunggu gilirannya dalam bermaian sehingga anak-anak bisa mengatur emosinya secara baik karna bisa menunggu gilirannya dengan baik dan tidak ada perkelahian.
Berdasarkan untuk membantu perkembangan emosi anak dengan memberikan permainan yang cukup bagus dan anak bisa bermain dengan tertip dan menyenangkan.
b. Mengajarkan anak untuk bekerja sama.
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah dapat diketahui bahwa untuk mengendalikan emosi anak dalam kerja sama guru memberikan permainan mengingat jenis benda, membersihkan ruangan, bermain tepuk bersama, dalam permainan ini anak-anak bermaian dengan baik dan kerja sama dalam bermain dengan baik sehingga anak dapat bekerja sama dalam menyelesaikan permainannya dengan baik.
Dengan permainan tepuk bersama yang di berikan kepada siswa dapat menunggu gilirannya dengan baik sehingga perkembangan emosi anak apat terkendali dan berkembang dengan baik.
c. Mengajarkan anak untuk saling menbantu
Berdasarkan hasil temuan peneliti melalui wawancara di sekolah dapat diketahui bahwa dalam mengajarkan anak untuk salingmembantu bahwa untuk mengendalikan emosi anak untuk saling membantu guru memberikan permainan mencari tutup botol, mencari teman, dalam permainan ini anak-anak bermain sangat senang dan gembira sehingga anak-anak dalam bermain saling membantu dan bermaian dengan senang sehingga perkembangan emosinya berkembang secara baik dan tidak ada terjadi konflik dalam permainan ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian kajian tentang
“Penerapan Metode Bermain Untuk Mencapai Perkembangan Anak Usia Dini di PAUD Flamboyan II Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam”. Maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut :
1. Penerapan Metode Bermain untuk Mencapai Perkembangan Kognitif Siswa PAUD
Perkembangan kognitif anak melalui bermain dapat di lihat sudah dapat berkembang secara baik di mana anak sudah mampu bermain dengan permainan yang guru berikan dan bermain dengan menggunakan inderanya dengan baik, dalam bermain anak sudah mampu mengeluarkan kemampuannya dengan baik sehingga anak bisa bermain dengan baik di sekolah, selama bermain kemampuan berfikir anak sudah terlihat baik terlihat dari anak bermain pazzle, mengenal warna dan mengenal huruf anak sudah mampu mengenal dengan baik, dalam menggunakan inderanya anak sudah mampu menggunakannya dengan baik, baik indera penyentuh, indera melihat, maupun indera pendengarannya anak sudah mamapu menggunakannya dengan baik dan itu juga dapat saya lihat selama dia bermain di kelas.
2. Penerapan Metode Bermain untuk Mencapai Perkembangan Sosial Siawa PAUD
Perkembangan sosial anak melalui bermain di lihat dari permainan yang guru berikan anak sudah bisa berinteraksi dengan temannya dengan baik sehingga anak dengan mudah belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dengan permainan yang guru berikan anak sudah mampu berinteraksi dengan temannya melalui permainan yang guru berikan sehingga perkemgbangan emosi anak dapat tercapai dengan baik.
Melalui permainan yang di erikan anak berinteraksi dengan baik melalui dan anak bisa saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
3. Penerapan Metode Bermain untuk Mencapai Perkembangan Emosi Siswa PAUD
Perkembangan emosi anak melalui bermain sudah dapat di lihat berkembang secara baik di mana anak sudah mampu mengendalikan emosinya dengan baik, dalam bermain anak sudah mampu menggunakan perkembangan dengan baik dan tidak melihatkan emosi negatifnya, dalam hal ini perkembangan emosinya dapat terlihat berkembang secara baik.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut:
1. Kepala sekolah
Kepada kepala sekolah peneliti berharap agar terus memberikan sarana prasarana dan alat permainan yang cukup untuk menunjang pembelajaran pada anak PAUD sehingga perkembangan anak dapat berkembang secara baik.
2. Guru
Kepada guru sebagai pembimbing anak PAUD diharapkan bisa memberikan bimbingan dan pemahaman yang lebih baik untuk perkembangan anak dalam bermain, serta menjadi panutan yang baik terhadap anak agar anak merasa aman di mana dia berada.
3. Orang tua
Kepada orang tua agar bisa memberikan bimbingan dan arahan serta pengawasan terhadap anak sehingga anak menjadi pribadi yang sehat dan dapat merasa aman di lingkungan di manapun anak berada
4. Pengelola program studi Bimbingan dan Konseling
Kepada pengelola program studi diharapkan untuk bisa memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan pelayanan BK di TK dan di PAUD
5. Peneliti selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai penerapan metode bermain untuk mencapai perkembangan siswa PAUD dengan fariabel yang berbeda karna penelitian ini sangat menarik untuk di teliti.
KEPUSTAKAAN
Mulyasa.(2012). Manajemen PAUD.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian.Jakarta: Prenada Media
Prayitno, Elida. (2005). Buku Ajar Perkembangan Anak Usia Dinidan SD.Padang : Angkasa Raya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
Suryana, Dadan (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Unp Pres Padang: Unp Pres Padang.