• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE CROSSWORD PUZZLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBULUH II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE CROSSWORD PUZZLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBULUH II"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE CROSSWORD PUZZLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1

SEMBULUH II

Muslipah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya E-mail : [email protected]

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Sembuluh II Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah dengan tujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe crossword puzzle pada materi usia baligh. Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe crossword puzzle dapat meningkatkan hasil belajar PAI kelas IV di SDN 1 Sembuluh II. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian dilaksanakan di SDN- 1 Sembuluh II, Subjek penelitian ini adalah peserta didik SDN 1 Sembuluh II kelas IV berjumlah 32 peserta didik, terdiri dari 13 laki-laki dan 19 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe crossword puzzle dapat meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik kelas IV SDN 1 Sembuluh II. Hal ini terlihat dari nilai yang diperoleh peserta didik pada masing- masing siklus. Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik 68 dengan ketuntasan hasil belajar 62%, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata peserta didik 87 dengan ketuntasan hasil belajar kalsikal 82%.

Kata Kunci : hasil belajar pai, kooperatif tipe crossword puzzle, model dan pembelajaran kooperatif

Pendahuluan

Pembelajaran di Sekolah Dasar dewasa ini kurang ditunjang dengan pembelajaran yang inovatif. Sehingga mengakibatkan materi yang disampaikan guru menjadi sukar diterima oleh peserta didik sehingga pada hasil evaluasi belajar juga tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Seperti kesulitan para peserta didik dalam menguasai dan memahami materi pada mata pelajaran tertentu, tidak adanya usaha dari peserta didik untuk mencari dan menemukan pemecahan masalah yang harus dihadapi, dan juga ketidakmampuan guru dalam melatih kemampuan peserta didik agar dapat lebih baik lagi dari sebelumnya. (Sumliyah et al., 2018).

(2)

Hasil observasi Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas IV SD Negeri 1 Sembuluh II pada mata pelajaran PAI materi Usia Baligh menunjukkan peserta didik kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, ribut saat belajar, berbicara dengan temannya serta tidak memperhatikan penjelasan guru, dikarenakan malu atau merasa tabu dengan materi yang akan dipoelajari, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, hanya 10 dari 32 peserta didik kelas IV atau sekitar 35% peserta didik yang tuntas hasil belajarnya sesuai dengan Kriteria KKM PAI yaitu 70. Sedangkan peserta didik yang lainnya yakni 65% belum tuntas. Hasil belajar peserta didik yang rendah menunjukan bahwa tujuan pembelajaran tidak tercapai. Hal tersebut dikarenakan mata pelajaran PAI pada materi usia baligh . Solusi yang dapat ditawarkan terhadap permasalahan yang ada yaitu dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik, yaitu model pembelajaran kooperatif model crossword puzzle.

Model Pembelajaran Crossword puzzle atau Teka-Teki Silang menurut Fatkhan Amirul Huda dalam bahasa Indonesia, Crossword puzzle adalah Teka-Teki Silang (TTS). Dalam TTS disediakan sejumlah pertanyaan atau kata/frase sebagai kunci untuk mengisi serangkaian kotak-kotak kosong yang didesain sedemikian rupa. Deskripsi umum permainan Crossword puzzle menurut Rinaldi Munir (2005) (http://www.cse.ohio.html) merupakan suatu permainan dengan template yang berbentuk segi empat yang terdiri dari kotak-kotak yang berwarna hitam putih serta dilengkapi 2 lajur, yaitu mendatar (kumpulan kotak yang berbentuk satu baris dan beberapa kolom) dan menurun (kumpulan kotak satu kolom dan beberapa baris).

Crossword puzzle melibatkan partisipasi peserta didik aktif sejak kegiatan pembelajaran dimulai. Peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan ini peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Selain itu, crossword puzzle adalah strategi pembelajaran untuk meninjau ulang (review) materi-materi yang sudah disampaikan. Peninjauan ini berguna untuk memudahkan peserta didik dalam mengingat-ingat kembali materi apa yang telah disampaikan. Sehingga, peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe crossword puzzle menjadi salah satu alternatif yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Sembuluh II.

(3)

Metode / Metodologi

Jenis penelitian ini adalah Research Action atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK).IGAK Wardani,dkk dalam Agus DM(2018) adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui Refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru ,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas, ada tujuan penyerta yang dapat dicapai sekaligis berupa terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses PTK berlangsung.

Lokasi penelitian dilaksanakan di Tempat Penelitian di SD Negeri 1 Sembuluh II Kecamatan Danau Sembuluh Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2023/2024 semeseter I yaitu dimulai pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2023. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan akademik disekolah. Jumlah peserta didik 32 anak, 13 laki-laki dan 19 perempuan. untuk kevalidan data yang diperlukan. Prosedur yang dipakai dalam pengumpulan data adalah tes, observasi dan dokumentasi.

Tehnik Analisis data menggunakan nilai Tes Formatif, dimana peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh peserta didik, dan selanjutnya dibagi dengan jumlah peserta didik keseluruhan yang ada dalam kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif. Analisis data tes formatif menggunakan rumus sebagai berikut.

Untuk menghitung rata-rata hasil tes digunakan rumus berikut : ∑x

MX = N Keterangan

Mx : Nilai rata-rata kelas

x : Total nilai yang diperoleh peserta didik N : Jumlah Peserta didik

Menurut Zainal Akib teknik analisis data ini menggunakan rumus statistik sederhana untuk mencari nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase penguasaan konsep atau materi pembelajaran berlangsung pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Analisis dihitung dengan menggunakan rumus statistik sederhana yaitu:

1. Rumus rata-rata nilai tes yang dugunakan sebagai berikut:

∑ 𝑥

(4)

X=

N Keterangan:

X = Mean (rata-rata)

∑ 𝑥 = Jumlah Nilai

N = Jumlah seluruh siswa

2. Untuk mencari persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

P = ∑T × 100%

∑ N Keterangan:

P : Persentase ketuntasan belajar

∑T : Jumlah total siswa yang tuntas belajar

∑N : Jumlah total siswa yang ada

Ketuntasan belajar yang dijadikan patokan adalah nilai 70 sesuai dengan KKM Mata Pelajaran PAI. Jadi, siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 dinyatakan tuntas begitu juga sebaliknya siswa yang memperoleh nilai ≤ 70 dinyatakan belum tuntas hasil belajarnya. Sedangkan tingkat keberhasilan pembelajaran dilihat dari persentase penguasaan konsep atau materi yang diperoleh siswa. Untuk lebih jelasnya sesuai dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

≥ 80% Sangat Tinggi

60-79% Tinggi

40-49% Sedang

20-39% Rendah

≤ 20% Sangat Rendah

Sumber: Zainal Aqib

Dengan menggunakan ketentuan di atas, peneliti dapat mengetahui ketuntasan belajar siswa sebagai tolak ukur untuk hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI siswa Kelas IV SDN-1 Sembuluh Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.(Musa’adah, 2020)

(5)

Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif model crosword puzzle dalam meningkatkan hasil belajar PAI peserta didik materi usia baligh.

Pra siklus

Berdasarkan data hasil belajar sebelum melakukan tindakan/prasiklus diperoleh hasil yang jauh dari harapan, karena masih banyak peserta didik yang hasilnya dibawah KKM. Ketuntasan yang harus dicapai peserta didik yaitu 70. Hasil tes formatif prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Data Perolehan Nilia Berdasarkan KKM

0%

50%

100%

35% 65%

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 1.1 Diagram Batang hasil tes formatif prasiklus Berdasarkan tabel dan grafik diatas, hasil belajar pada prasiklus nilai tertinggi peserta didik adalah 80 dan nilai terendah adalah 40. Nilai rata- rata yang dicapai adalah 51, pada pengamatan awal jumlah yang tuntas hanya 10 peserta didik dan yang tidak tuntas berjumlah 22 anak artinya persentase ketuntasan klasikal hanya 35%, sehingga perlu adanya tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran PAI pada materi usia baligh dengan menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu kooperatif tipe crossword puzzle.

Siklus 1

No Kriteria Ketuntasan Peserta Didik Presentase

1 ≥ 70 Tuntas 10 35 %

2 ≤ 69 Tidak Tuntas 22 65%

Jumlah 32 100%

(6)

Hasil dari pelaksanaan prasiklus digunakan untuk melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus I. Kegiatan penelitian pada siklus I terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Pada tahap perencanaan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan media pembelajaran. Materi yang disampaikan yaitu tentang usia baligh, guru menyusun instrumen sebagai pengumpul data yaitu berupa lembar observasi pembelajaran, dan tes hasil belajar. menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berupa tugas menelaah tata cara menghadapi usia baligh, dengan penerapan crossword puzzle dan menyusun alat evaluasi.

Pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran siklus I pada mata pelajaran PAI dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif model crossword puzzle. Jumlah peserta didik yang hadir adalah sebanyak 32 orang peserta didik. guru akan mengamati dan mencatat apa saja yang terjadi saat proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan poin-poin yang telah tersedia di lembar observasi. Hasil pengamatan proses pembelajaran akan terekam dalam lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe crossword puzzle. Hasil pengamatan ini, akan dijadikan dasar dalam tahap refleksi.

(1) Pendahuluan, guru memulai pembelajaran dengan salam, doa absensi serta apersepsi mengenai materi usia baligh.

(2) Kegiatan Inti, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dilanjutkan guru menjelaskan penggunaan model pembelajaran kooperatif crossword puzzle kepada peserta didik, dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik saat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif crossword puzzle berlangsung. Setelah peserta didik paham kemudian guru membagi peserta didik dalam 6 kelompok dari 32 peserta didik, terdiri atas 4 kelompok berjumlah 5 peserta didik dan 2 kelompok terdiri dari 6 orang berdasarkan nilai awal peserta didik. Pembagian kelompok berdasarkan tingkat prestasi peserta didik, jadi dalam 1 kelompok terdapat peserta didik dengan tingkat prestasi tinggi, sedang dan rendah. Dilanjutkan menyampaikan materi, guru menjelaskan materi tentang mari usia baligh dengan power point agar peserta didik lebih mudah memahami mater yang diajarkan. Peserta didik memperhatikan dengan seksama tetapi ketika menjelaskan 10 menit peserta didik menjadi ramai dan guru menegur peserta didik dan keadaan kelas kembali diam.

Setelah penjelasan meninjau kegiatan peserta didik sehari-hari dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari selesai, peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya, tetapi hanya beberapa peserta didik yang bertanya. Pada kegiatan belajar guru memberikan tugas untuk

(7)

didiskusikan dan dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Setiap kelompok diberikan lembar kegiatan yang berisi tentang menelaah tata cara menghadpi usia baligh. Saat belajar guru berkeliling kelas sambil memantau pekerjaan dan membantu jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya, akan tetapi kegiatan belajar masih belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan sebagian peserta didik kurang memperhatikan penjelasan materi pelajaran dari guru Ketika waktu diskusi siswa sudah hampir habis, guru memberikan peringatan kepada peserta didik agar untuk segera menyelesaikan tugas diskusinya.

Kemudian guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, pada saat presentasi masih terdapat beberapa peserta didik yang malu untuk maju kedepan sehingga pembelajaran berlangsung sedikit lambat. Dilanjutkan pelaksanaan tes, yang diberikan berupa kuis individu. Soal tes terdiri dari 10 soal berbentuk pilihan ganda.

saat pelaksanaan tes, guru berkeliling memantau peserta didik dan selalu mengingatkan agar peserta didik tidak bekerja sama dalam mengerjakan tes. .kemudian penghargaan kelompok, setelah tes dilaksanakan selanjutnya guru dan peserta didik mengetahui hasil post test. Nilai post test ini kemudian dibandingkan dengan nilai awal/pretest peserta didik sehingga diketahui nilai peningkatannya. Nilai peningkatan ini digunakan untuk menentukan dua tingkatan kelompok yang akan memperoleh penghargaan kelompok tersebut.

(3) Penutup, guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam penutup.

Dalam Pengamatan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe crossword puzzle pada materi usia baligh, guru mendapatkan hasil belajar peserta didik pada tabel berikut:

Tabel 3

Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM

No Kriteria Ketuntasan Peserta Didik Presentase

1 ≥ 70 Tuntas 20 62%

2 ≤ 69 Tidak Tuntas 12 48%

Jumlah 32 100%

(8)

0%

20%

40%

60%

80%

62% 48%

Tuntas Tidak Tuntas

Berdasarkan tabel dan grafik diatas, hasil belajar peserta didik siklus I dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 68 .Pada Siklus 1 jumlah peserta didik yang tuntas ada 20 peserta didik dan yang tidak tuntas ada 12 peserta didik sedangkan presentase ketuntasan klasikal hanya 62%.

Refleksi, setelah peneliti melaksanakan penelitian melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan, peneliti menemukan beberapa evaluasi dan refleksi sebagai bahan perbaikan untuk siklus selanjutnya, diantaranya:Kegiatan pembelajaran belum berjalan lancar karena kondisi kelas masih belum kondusif dan masih ada beberapa peserta didik yang kurang memahami model pembelajaran ini, karena lambat dalam berfikir dan ada yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Pada saat melakukan diskusi kelompok terlihat dalam satu kelompok tidak semua peserta didik mendiskusikan permasalahan dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru, ada sebagian peserta didik masih sibuk bermain sendiri. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik masih tergantung dengan teman satu kelompoknya dan cenderung mengandalkan yang lain. Dalam menyampaikan atau menjawab pertanyaan dari guru sebagian peserta didik masih malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya walaupun jawabannya berbeda dengan jawaban anggota kelompok yang lain.Oleh karenanya guru harus aktif mengecek hasil pekerjaan peserta didik, menunjuk peserta didik yang berbeda untuk mengemukakan pendapatnya kepada teman yang lainya.

Dari hasil refleksi siklus I, maka perbaikan yang diperlukan adalah: Guru memperingatkan peserta didik untuk lebih memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru, sehingga peserta didik diharapkan benar-benar paham terhadap materi yang baru saja selesai dibahas agar dapat mengerjakan tes dengan nilai yang memuaskan.Untuk mengatasi masih adanya peserta didik yang kurang aktif dan individual, guru mengingatkan dan membimbing kembali betapa pentingnya anggota kelompok untuk saling bekerja sama.Guru memberikan motivasi dan semangat kepada peserta didik agar berani bertanya dan memberikan argumen saat pembelajaran berlangsung.Berdasarkan hasil pengamatan, hasil tes yang diperoleh dan refleksi yang telah dilakukan, hasil

(9)

belajar peserta didik belum maksimal perlu dilanjutkan ke siklus II karena ketuntasan belajar klasikal masih 62% belum mencapai ≥ 80 % sesuai ketentuan.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I, terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data yang diperoleh setelah pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Data Perolehan Nilai Berdasarkan KKM

No Kriteria Ketuntasan Peserta

Didik

Presentase

1 ≥ 70 Tuntas 26 82%

2 ≤ 69 Tidak Tuntas 6 18%

Jumlah 32 100%

Gambar 1.3 Diagram Batang hasil tes siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik diatas, hasil belajar peserta Didik Siklus II nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 60. Nilai rata-rata yang dicapai adalah 87. Pada Siklus II jumlah peserta didik yang tuntas ada 26 peserta didik dan yang tidak tuntas ada 6 peserta didik sedangkan presentase ketuntasan klasikal mencapai 82%.

Refleksi Penggunaan model pembelajaran kooperatif model crossword puzzle dalam materi mari usia baligh pada siklus II telah terlaksana secara optimal. Hal tersebut dapat diketahui dengan memperhatikan semua peserta didik sudah terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif model crossword puzzle. Seluruh peserta didik dapat menjaga kekompakan dan

(10)

kerjasama seluruh anggota kelompok pada proses pembelajaran. Hal itu juga dapat dibuktikan dengan hasil tes pada akhir siklus II yang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tes siklus I. Upaya perbaikan pada siklus II secara umum dapat dikatakan berhasil karena kriteria keberhasilan pada penelitian ini yaitu Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dengan ketuntasan belajar 82%, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan peneliti yaitu ≥ 80 tingkat keberhasilan sangat tinggi(Kunandar,2014 :187)

Tabel 5

Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

0%

20%

40%

60%

80%

100%

62% dan 48 % 82% dan 18 %

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 1.4.Grafik Persentase Hasil Belajar peserta didik siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. hasil belajar peserta didik pada siklus I menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik sebanyak 20 dari 32 peserta didik dinyatakan tuntas dan 12 peserta didik dinyatakan belum tuntas sehingga persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 62% dan nilai rata-rata kelas sebesar 68. Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik terlihat senang dan antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif model crossword puzzle.

Sedangkan hasil penelitian pada siklus II menunjukkan adanya kenaikan hasil belajar semua peserta didik. Jika dibandingkan dengan hasil belajar peserta

No Stadar ketuntasan Siklus I Siklus II

Angka Ketuntasan Jumlah % Jumlah %

1 ≥ 70 Tuntas 20 62% 26 82%

2 ≤ 69 Tidak

Tuntas

12 48% 6 18%

(11)

didik pada siklus I maka hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan.

Peserta didik yang mencapai nilai KKM sebanyak 26 peserta didik dan 6 peserta didik belum tuntas sehingga persentase ketuntasan pada siklus II sebesar 82% dan nilai rata- rata kelas mencapai 87. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif model crossword puzzle.

kesimpulan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe model crossword puzzle hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI materi tentang baligh tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar klasikal peserta didik. Sebelum pelaksanaan tindakan (prasiklus) berdasarkan Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) hasil belajar peserta didik secara klasikal sebesar 35%. Pada siklus I dan siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yakni pada siklus I sebesar 62%, Pada siklus II hasil belajar peserta didik secara klasikal sebesar 82%, Peningkatan hasil belajar peserta didik secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 20%.

Referensi

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. UNESA: University Press.

Kemdiknas.2011.Membimbing Guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Kemdiknas

Kunandar. (2019). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grapindo Persada

Ngalim, Purwanto. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2003. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Siswa Rata-rata KKM Ketuntasan Tuntas Tidak tuntas 1 35 orang 81,43 75 33 94,29% 2 5,71% Hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II akan diakumulasikan dan kemudian

2560และโรงไฟฟ้า ดังกล่าวมีอายุสัญญา 20ปี อยู่ในระบบ Adder มาแล้ว 7ปี 4.1 มาตรการรับซื้อไฟฟ้าแบบ Adder เป็นการให้ส่วนเพิ่มจากราคารับซื้อไฟฟ้าตามระเบียบการรับ ซื้อไฟฟ้า