PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII
SMP N 2 LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT
JURNAL
MELYA RISNA NIM. 09010058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN 2
LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT
Oleh:Melya Risna, RRP. Megahati, Elza Safitri
1) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The low results seventh grade students learn science SMPN 2 Luhak Nan Duo due to the learning process in schools is still dominated by the teacher. Students are less active in participating in the learning process so that many students were passive during the learning process. One alternative to overcome the above problems, the need for a model of learning that can improve student learning outcomes, namely the application of learning models Discovery Learning. This study aims to determine the effect of the application of learning models Discovery learning on learning outcomes of students of class VII IPA SMPN 2 Duo Luhak Nan West Pasaman. This type of research is experimental study, the study population was all students of class VII SMPN 2 Duo Nan Luhak 2014/2015 academic year consisting of six classes. The sampling technique was done by purposive sampling, in order to obtain a sample class is a class VII5 as an experimental class and VII4 as the control class. Based on the results of the study the average value of learning outcomes in the experimental class are 77.78 and 70.38 in the control class. Class normality test on each sample normal distribution. Homogeneity test with Fb <Ft where Ft Fb = 0.54 and = 2.10 means that the class has a variant homogeneous sample. Hypothesis tests conducted found that t count> t table in which t = 2.49 and table = 1.68 so the hypothesis is accepted that it can be concluded that the results of the students learn science by applying the learning model of Discovery Learning science can improve learning outcomes of students of class VII SMPN 2 Luhak Nan Duo
Key Word : The learning model , Discovery Learning, learning outcom
PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Mengingat begitu pentingnya pelajaran biologi maka guru harus berupaya mendidik dan melatih siswa dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk memenuhi harapan tersebut banyak faktor yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu proses dan hasil belajar.
Proses belajar mengajar disekolah melibatkan guru, siswa, bahan pelajaran dan metode belajar mengajar. Guru berperan sebagai penyelenggara perlu memahami dan menghayati hakekat belajar dan mengajar, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efesien. Untuk mengoptimalkan interaksi belajar mengajar, maka guru harus memikirkan teknik pembelajaran, atau cara guru memilih dan menggunakan media
pembelajaran agar proses belajar mengajar tercapai secara optimal.
Berdasarkan wawancara di lapangan pada tanggal 06 September 2014 di SMPN 2 Luhak Nan Duo dengan salah seorang guru biologi ternyata proses pembelajaran di sekolah tersebut masih di dominasi oleh guru, kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga banyak siswa yang pasif selama proses pembelajaran. Di samping itu pengajaran hanya berpusat pada guru, di mana siswa hanya mendengar dan mencatat sewaktu guru menerangkan pelajaran.
Hal ini menyebabkan siswa hanya menerima apa saja materi yang diberikan guru dan siswa takut untuk bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti dan berakibat siswa dalam mencatat hanya menyalin apa yang ditulis guru dan ada bagian tertentu yang mereka sendiri tidak paham terhadap apa yang mereka catat,
ini disebabkan kurang adanya konsentrasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Salah satunya dapat dilihat dari materi Organisasi Kehidupan.
Organisasi kehidupan merupakan salah satu materi yang sulit bagi siswa, karena pada materi ini siswa dituntut untuk memahami bagian-bagian yang terdapat di dalam sel yang merupakan alat-alat untuk melakukan kegiatan hidup. Misalnya, siswa harus mengetahui bagian-bagian sel beserta fungsinya, dan siswa juga harus mengetahui letak bagian-bagian sel tersebut. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa di SMP N 2 Luhak Nan Duo untuk kelas VII.1 61.75, VII.2 62.12, VII.3 56.25, VII.4 60.12, VII.5 55.25, VII.6 55.84. Dari data di atas dapat disimpulkan secara umum bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran biologi. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukannya sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
Model Discovery Learning merupakan proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.
Yang dimaksud proses mental tersebut antara lain, adalah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo kabupaten Pasaman Barat pada materi Organisasi Kehidupan.
Manfaat penelitian ini adalah Pedoman bagi penulis sebagai calon guru, khususnya dalam menjalankan tugas membina siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai maksimal. Memberikan kesempatan dan pengalaman yang baru kepada siswa sehingga siswa termotivasi dan hasil belajar siswa meningkat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group posttest only design (Lufri, 2007:70).
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April - Mei semester 2 Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMPN 2 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Semester 2 SMPN 2 Luhak Nan Duo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Tabel 1. Jumlah Siswa dan Nilai Rata- Rata Ujian Semester IPA Siswa Kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo Tahun Pelajaran 2014/2015.
No Kelas Jumlah Siswa
Nilai Rata- rata Kelas
1 VIII1 22 60,71
2 VIII2 22 61,60
3 VIII3 25 46,64
4 VIII4 25 59,12
5 VIII5 22 58,69
Sumber: Guru Kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo
Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu, yaitu nilai rata-rata yang sama atau mendekati sama.
Pengambilan sampel pada purposive sampling untuk menetapkan kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara lotingan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Sumber data berasal dari semua siswa kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo. Prosedur penelitiannya adalah: tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar.
Jenis instrument yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan empat option, validitas dan realibilitas diperoleh dengan merujuk pada Arikunto (2009), daya pembeda dan indeks kesukaran merujuk pada Sudijono (2011). Uji normalitas dianalisis dengan uji Liliefors, uji homogenitas dianalisis dengan uji F dan untuk menentukan uji hipotesis dilakukan uji t yang merujuk pada Sudjana (2005).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil balajar IPA siswa kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo kabupaten Pasaman
Barat dapat dilihat pada Tabel 2 sedangkan secara rinci dapat dilhat pada Lampiran 14-17.
Tabel 2. Nilai rata-rata, Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.
No Para- meter
Perlakuan Kete-
rangan Ekspe-
rimen
Kon- trol 1 Nilai
Rata- rata
77,78 70,38 Eks >
kon 2 Uji
Nor- malitas
L0= 0,01977 Lt= 0,190
L0= 0,0485 Lt= 0,159
L0 <
Ltabel
3 Uji Homog enitas
Ft= 2,10 Fh= 0,54
Fh < Ft
(Homog en) 4 Uji
Hipo- tesis
tt= 1,68 th= 2,49
thitung >
ttabel
Maka H1 diterima
Pembahasan
Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, terlihat bahwa hasil belajar Biologi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar biologi yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana nilai rata-rata kelas eksperimen 77,78 dengan persentase siswa yang tuntas yaitu 68,18 % siswa yang tidak tuntas 31,82 %, rata-rata kelas kontrol 70,38 dengan persentase siswa yang tuntas 27,27 % dan siswa yang tidak tuntas 72,73 %.
Dari data diatas menunjukan bahwa tingkat keberhasilan kelas eksperimen dikatakan baik. Menurut Djamarah dan Zain (2010:107) setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Istimewa/maksimal: Apabila seluruh bahan pembelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh peserta didik.
2. Baik sekali/optimal: Apabila sebagian besar (70% - 90%) bahan pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.
3. Baik/maksimal: Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan hanya (60%- 75%) saja dikuasai oleh peserta didik.
4. Kurang: Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh peserta didik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dimana model Discovery Learning pada kelas eksperimen siswa dapat mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
Setiap pembelajaran keberhasilan siswa dapat di ukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai. Namun dapat dilihat peningkatan hasil tes akhir pada kelas eksperimen tidak terlalu tinggi, ini disebabkan karena pada saat siswa mengerjakan tugas kelompoknya tidak semua siswa yang aktif atau bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas kelompoknya, sebagian siswa masih ada yang tidak fokus dan ribut dalam proses pembelajaran sehingga penggunaan waktu menjadi tidak efektif.
Proses pembelajaran di kelas eksperimen sudah mengalami perubahan dan dapat dikatakan proses pembelajaran menjadi baik karena biasanya proses pembelajaran masih di dominasi oleh guru dan siswa hanya menerima penjelasan dari guru. Namun dengan menerapkan model Discovery Learning ini terlihat bahwa siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan analisa data terlihat bahwa ada perbedaan hasil belajar dari kedua kelas sampel, yaitu nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 77,78 dan kelas kontrol adalah 70,38.
Dari nilai rata-rata tersebut terlihat bahwa nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning pada kelas eksperimen melibatkan siswa terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip, sehingga proses pembelajaran yang pasif berubah menjadi aktif dan kreatif.
Proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat merubah proses pembelajaran yang biasanya siswa mendapat informasi keseluruhan dari guru menjadi siswa menemukan informasi sendiri. Pada kegiatan pembelajaran guru membagikan lembaran diskusi pada siswa dan siswa diminta untuk 1).
Mengamati fakta atau fenomena yang terdapat
pada gambar yang ada pada lembar diskusi siswa 2). Mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan sesuai dengan bahan pelajaran 3). Mengumpulkan berbagai informasi dengan cara membaca buku dari berbagai literatur 4). Mengolah data dan informasi yang telah di dapat. Segmen berikutnya dengan cara acak guru memilih salah seorang siswa perwakilan kelompok yang akan mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya dan siswa lainnya menanggapi.
Setelah itu guru beralih peran sebagai moderator, mediator, motivator serta memberi penguatan atas jawaban dan pertanyaan dari siswa. Dengan kegiatan ini siswa dapat meningkatkan pemahaman, motivasi, konsentrasi, reaksi dan mengulang kembali materi yang dipelajari, sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik.
Berbeda dengan siswa kelas kontrol, pada kelas ini tingkat keberhasilan dikatakan kurang, menurut Djamarah (2010:107) tingkat keberhasilan dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai oleh siswa, ini disebabkan proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol guru hanya menggunakan metode ceramah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat pasif dalam merespon pelajaran, cepat merasa bosan serta kurang termotivasi karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Apabila diberi kesempatan bertanya pada siswa, ternyata siswa lebih banyak diam, keadaan ini tidak menjamin adanya pengertian yang baik pada mereka, sebab mungkin sekali dan sering dalam kenyataannya bahwa siswa tidak mengajukan pertanyaan justru karena siswa tidak mengerti atau bingung pada materi yang dipelajarinya.
Menurut Lufri (2007:34) kekurangan dari metode ceramah yaitu kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), tidak dapat mencakup berbagai tipe belajar siswa, membosankan bagi siswa bila terlalu lama, sukar mendeteksi atau mengontrol sejauh mana pemahaman siswa menyebabkan siswa pasif, materi yang mudah juga diceramahkan, siswa kurang semangat bila guru kurang cakap berbicara, guru cenderung otoriter dan membuat siswa tergantung pada gurunya.
Metode ceramah merupakan interaksi yang diberikan melalui penuturan lisan, terkadang informasi yang diberikan kurang dipahami oleh siswa dan ada kemungkinan jika siswa ditanya kembali siswa tidak tau apa-apa (Sagala, 2010:201). Pada saat guru memberikan latihan siswa tidak bersungguh- sungguh dalam mengerjakan latihan dan siswa lebih sering menyalin latihan dari temannya.
Menurut Lufri, (2007:42) pemberian latihan secara berulang-ulang membuat siswa merasa bosan dan dapat melelahkan fisik dan pikiraan siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMPN 2 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat pada materi Organisasi kehidupan. Oleh sebab itu dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah dan Zein. 2010. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: FMIPA UNP.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Sudijono. 2010. Pengantar Evaluasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Sudjana, 2005. Metode statistika. Bandung: Tarsito.