• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECTION, APPLYCATION, REFLECTION & EXTENDSION) UNTUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECTION, APPLYCATION, REFLECTION & EXTENDSION) UNTUK "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

186

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ICARE (INTRODUCTION, CONNECTION, APPLYCATION, REFLECTION & EXTENDSION) UNTUK

MENINGKATKAN RANAH PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATERI FIKIH DI PONDOK PESANTREN DARUL FIKRI, PONOROGO

Nurul Azizah, Jaziela Huwaida,

Khari Khadafi Universitas Darussalam Gontor

nurulazizah@unida.gontor.ac.id

Abstrak

Salah satu tujuan pembelajaran Fikih mekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan hubungan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga hasil belajar pada materi fiqih diharapkan siswa tidak hanya berfokus pada penilian kognitif tetapi juga memperhatikan ranah kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connection, Applycation, Reflection dan Extendsion) pada materi fikih.

Model pembelajaran ini menekankan pada aspek psikomotik. Model pembelajaran ini tepat untuk pembelajaran fikih dikarenakan praktik merupakan kegiatan inti dari langkah pembelajaran model ICARE, sehingga siswa dapat mengaplikasikan sebuah teori yang telah disampaikan oleh guru di kelas. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) “Classroom Action Research” dengan model Kurt Lewin. Hasil penelitian ini adalah: 1) Penerapan model pembelajaran ICARE dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Darul Fikri, Bringin, Kauman, Ponorogo. Pada Siklus I persentase keaktifan siswa mencapai (53,3%), dan meningkat pada siklus II mencapai (73,3%) 2) Penerapan model pembelajaran ICARE dapat meningkatkan ranah kognitif siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Darul Fikr, Bringin, Kauman, Ponorogo. Pada siklus I diperoleh siswa yang tuntas 13 siswa (43,3%) dengan rata-rata nilai 67,8. dan meningkat sebanyak 10 siswa (33,4%) pada siklus II, dengan siswa yang tuntas 23 siswa (76,7%) dengan rata-rata nilai 73,3, dari 30 siswa. Harapan peneliti agar siswa dapat mengaplikasikan materi fikih dalam kehidupan sehari-hari dan untuk guru dapat menjadikan model pembelajaran ICARE dalam proses mengajar di dalam kelas.

Kata Kunci: Model Pembelajaran ICARE, Ranah Psikomotorik, Fiqih

Abstract

One of the objectives of learning fiqh emphasizes a correct understanding of the legal provisions in Islam as well as the ability to carry out worship and good relationships in everyday life. So that the learning outcomes on fiqh material are expected students not only to focus on cognitive assessment but also pay attention to the cognitive domain. This study aims to increase the value of learning outcomes by using the ICARE learning model (Introduction, Connection, Applycation, Reflection and Extendsion) on fiqh material. The core activity of the ICARE model learning step, the students can apply a theory that has been conveyed by the teacher in class. Method research is Classroom Action Research (CAR) with Kurt Lewin's model. The results of this study are: 1) The application ICARE learning model can to increase the activeness students at Madrasah Tsanawiyah Darul Fikri, Bringin, Kauman, Ponorogo. In Cycle I the percentage of student activity reached (53.3%), and increased in cycle II it reached (73.3%) 2) The application ICARE learning model can improve the cognitive domain students of Madrasah Tsanawiyah Darul Fikr, Bringin, Kauman, Ponorogo. In the first cycle, 13 students (43.3%) completed with an average score of 67.8. and increased by 10 students (33.4%) in the second cycle, with students who completed 23 students (76.7%) with an average score of 73.3, out of 30 students.

Keywords: ICARE Learning Model, Psychomotor Domain, Fiqh

(2)

187

PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional secara jelas menegaskan bahwa pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional itu terdapat dalam pembelajaran materi pendidikan agama Islam salah satunya adalah materi Fikih, yang menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan hubungan yang benar dan baik dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat; pertama, mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan dengan Allah SWT. dan hubungan sesama manusia. Kedua, melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum

islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

Tujuan pembelajaran Fikih diatas mengarah pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ke empat yaitu keterampilan dengan berbasis praktik.

Dari data hasil belajar terakhir, jumlah data yang belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal berjumlahkan 15 siswa dengan persentase mencapai 62,5% dari 24 siswa sedangkan yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal berjumlah 9 siswa dengan persentase 37,5% dari 24 siswa, adapun kriteria ketuntasan minmal mata pelajaran fikih di Pondok Pesantren Darul Fikri yaitu 7,69.

Dari hasil data diatas, peneliti bertujuan untuk meningkatkan nilai hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran ICARE (Introduction, Connection, Applycation, Reflection dan Extendsion) pada materi fikih.

Model pembelajaran ini didalamnya menekankan pada aspek psikomotirk, kognitif serta afektif. Model pembelajaran ini dinilai cocok terhadap materi fikih, dikarenakan kegiatan praktiknya setelah pembahasan teori oleh sang guru. hal tersebut sependapat dengan pernyataan byrum, seorang ahli yang mengatakan bahwa “langkah-langkah kerangka ICARE sangat membantu dan mudah untuk digunakan bagi peserta didik”.

Untuk menemukan model

pembelajaran yang aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti

(3)

188

berupaya meneliti dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Fikih dengan Model Pembelajaran ICARE (Introduction, Connection, Applycation, Reflection dan Extendsion) pada Kelas VII di Pondok Pesantren Darul Fikri Ponorogo Tahun Akademik 2021-2022" Model pembelajaran ICARE memiliki kelebihan apabila diimplementasikan, baik dari aspek guru maupun siswa. Pertama, struktur isi pembelajaran seimbang antara teori dan praktek bagi guru dan siswa. Kedua, mengutamakan pendekatan berbasis keahlian.

Ketiga, pembelajaran sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan yang ada. Keempat, memudahkan guru melakukan persepsi pada setiap pembelajaran yang akan dilakukan. (Liliek Triani, 2018) METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Fikri, Bringin, Ponorogo, pada kelas 7 B Madrasah Tsanawiyah mata pelajaran Fikih, Tahun ajaran 2021-2022.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin. Konsep inti penelitian tindakan kelas yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri empat langkah yaitu: pertama, perencanaan (planning). Kedua, tindakan (acting). Ketiga, observasi (observing). Keempat, refleksi (reflecting). (Jakni, 2018)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran ICARE, untuk

mengetahui peningkatan keaktifan belajar pada siklus 1 dan 2 perlu dirumuskan indikator keaktifan sebagai pedoman pada lembar obsevasi. (Winarti,2013) Adapun indikator keaktifan siswa adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Indikator Keaktifan No Indikator Indikator Keaktifan

1 Perhatian siswa 2 Aktif Dalam bertanya 3 Dapat mengungkap

kan Gagasan

4 Mampu mengaplikasikan teori

Berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar pada siklus 1 dan 2 adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil observasi keaktifan Siswa

Sedangkan hasil dari tes adalah diberikan kepada siswa setelah dilakukan tes. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil belajar Siklus 1 dan 2

No Keaktifan

Belajar Nilai

Sangat Baik % Peningkatan 1 Siklus 1 43,30% 43,30% 33%

2 Siklus 2 76.30% 76,30%

NO HASIL BELAJAR

TUNTAS KKM

% PENINGKATAN

1 Siklus 1 52,25% 43,30% %24 2 Siklus 2 76.25% 76,30%

RATA-RATA NILAI SIKLUS 1 : 67,8 SIKLUS 2 : 75,5

(4)

189 Adapun Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa tergambar dari gambar

berikut :

Gambar 1. Peningkatan Hasil Belajar Siklus 1 dan 2 PEMBAHASAN

Dalam Proses pembelajaran guru terus dituntut untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien dibuat dalam bentuk paragraf mengalir dan/atau dipisah dalam bentuk sub-bab. Pada pembahasan harus dituliskan keterkitan antara hasil peenelitian yang didapatkan dengan penelitian sebelumnya. Pembahasan juga memuat kebaruan/temuan dari penelitian juga serta implikasinya.

Proses pembelajaran yang bermakna dapat diciptakan bergantung dengan model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model yang tepat merupakan salah satu faktor berhasilnya pembelajaran di kelas, sehingga guru perlu memperhatikan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan materi. (Epriliana Rifanty, 2019).

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat menentukan tercapainya proses dan

hasil belajar yang baik. Dalam proses pembelajaran seyogyanya menjadikan murid sebagai pusat pembelajaran bukan hanya guru yang berperan utama, hal tersebut guna untuk menumbuhkan keaktifan peserta didik, sehingga dalam pembelajaran saat ini guru dapat menggunakan pendekatan student center learning dalam proses mengajar di kelas.

Dalam penelitian ini Model pembelajaran ICARE merupakan salah saru model yang memiliki kelebihan apabila diimplementasikan Adapun kelebihan tersebut adalah : Pertama, struktur isi pembelajaran seimbang antara teori dan praktek bagi guru dan siswa. Kedua, mengutamakan pendekatan berbasis keahlian. Ketiga, pembelajaran sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan yang ada. Keempat, memudahkan guru melakukan persepsi pada setiap pembelajaran yang akan dilakukan.

Namun dalam penerapannya model pembelajaran ICARE juga memiliki kelemahan yaitu memerlukan waktu yang

43.30% 52.25%

76.30% 76.25%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Keaktifan Siswa Hasil belajar

Peningkatan siklus 1 dan 2

Siklus 1 Siklus 2

(5)

190

lama untuk membuat siswa memahami permasalahan yang diberikan.(Musri, 2020) .

Namun model ini memiliki kesesuaian dengan Ilmu fiqih. fiqih merupakan satu ilmu

yang dilakukan dan memiliki krakatersistik praktikum. Sehingga siswa dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat dikelas setelah penjelasan dari guru,

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I hingga siklus II, diperoleh data keaktifan belajar siswa sebagai berikut :

Peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari hasil observasi keaktifan pada siklus I hingga siklus II, dengan perolehan hasil keaktifan siswa dengan nilai sangat baik mencapai (43,3%) dan pada siklus II meningkat menjadi (76,3%). Adapun

peningkatan dari siklus I hingga siklus II yaitu (33%).

Begitu juga dengan hasil belajar siswa, pada siklus I, hasil belajar siswa dari siklus I hingga siklus II, pada siklus 1 siswa dengan tuntus KKM mencapai (43,3%) dan meningkat pada siklus II dengan capaian (76,7%). Adapun peningkatan dari siklus I hingga siklus II yaitu (24%). Dan rata-rata keaktifan pada siklus I yaitu 67,8. Sedangkan pada siklus II sebesar 75,8.

DAFTAR PUSTAKA

Epriliana Rifanty,Peningkatan Keaktifan Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Peserta Didik Kelas Vb Sd Muhammadiyah Condongcatur JurnaL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar), Vol.10 No. 10 Tahun 2020.

Liliek Triani, dkk.. “Pembelajaran I-CARE berbantuan praktikum: Peningkatan Problem Solving Skills dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jaringan Hewan”. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol. 4 Tahun 2018 (2).

Winarti, Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada Pokok bahasan

penyusunan aktiva tetap dengan menggunakan metode menjodohkan Jurnal pendidikan ekonomi pendidikan, Vol VII No 2 Desember 2013

Jakni, 2017 Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta).

Musri. 2020.

“Penggunaan Model

Pembelajaran ICARE dimateri

Termodinamika dalam Upaya

Mendukung Pengenalan Teknologi

Hijau: Studi Kasus di SMA Negri 2

Pulau Punjung”. The Indonesia

Green Technology Journal

Referensi

Dokumen terkait

dideteksi suhunya berdasarkan pancaran panas masing-masing telur dengan bantuan region of interst (ROI). Berdasarkan uraian tersebut, maka pembuatan sistem identifikasi

This qualitative research is supported by descriptive analysis method and library research technique that shows the main character as a person with Asperger's