• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi teks eksplanasi untuk siswa kelas VIII D MT. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi teks eksplanasi siswa kelas VIII D MT. Al-Quran Harsallakum Kota Bengkulu, (2) Faktor pendukung dan faktor penghambat penerapan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi teks eksplanasi kelas VIII D MTs.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada teks eksplanasi kelas VIII D di MTs. Dari hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia materi teks eksplanasi siswa kelas VIII D MTs. Yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai materi teks eksplanasi untuk siswa kelas VIII D MTs.

Penulis melihat bagaimana guru menerapkan pendekatan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi teks ekspositori.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum 2013 menempatkan bahasa Indonesia sebagai pengganti mata pelajaran lain dan oleh karena itu harus berada di urutan teratas dari semua mata pelajaran lainnya. Bahasa Indonesia merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai masyarakat Indonesia, penting bagi kita untuk mempelajari dan memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Mata pelajaran bahasa Indonesia telah diajarkan mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan Universitas. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan dapat membantu siswa mempelajari diri sendiri, budayanya dan budaya orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam komunitas pengguna bahasa tersebut, serta menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran berbasis teks pada mata pelajaran bahasa Indonesia lebih menekankan pada pemahaman siswa terhadap berbagai jenis teks dan menuntut siswa untuk melakukan hal tersebut.

Adanya teks keteladanan, respon kritis, tantangan, rekonstruksi, anekdot dan eksperimen merupakan struktur teks yang baru dikenal dalam pembelajaran bahasa.15.

Teks Eksplanasi

Jadi, dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi adalah teks yang memuat proses mengapa dan bagaimana peristiwa alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya dan lainnya dapat terjadi. Teks ekspositori juga dapat diartikan sebagai teks yang menjelaskan kepada pembaca bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi. Berbeda dengan apa yang dikatakan Heriyanto dalam bukunya, ciri-ciri teks ekspositori hanya memiliki tiga ciri.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri teks eksplanasi adalah teks tersebut bersifat faktual, berupa benda atau peristiwa, bersifat sebab akibat, dan berupa fenomena alam. Interpretasi merupakan bagian akhir dari teks eksplanasi yang berisi kesimpulan tentang topik yang memuat kesimpulan tentang topik yang telah dijelaskan. Sebagai contoh teks penjelasan bencana alam banjir, liputannya bisa berupa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengatasi masalah banjir, serta kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul apabila bencana banjir tersebut tidak dapat dicegah. atau diatasi. segera diselesaikan. D.

Berdasarkan isi teks ekspositori yang ditulis berdasarkan fakta, maka pemilihan kata dalam teks ekspositori pasti berbeda dengan jenis teks lainnya.

Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Guru berceramah sedangkan siswa hanya sebagai pendengar sehingga interaksi antara guru dan siswa dalam proses pengajaran masih belum maksimal. Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain, pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang mempunyai nilai pendidikan, nilai pendidikan mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi tersebut mempunyai nilai edukatif karena pembelajaran yang dilakukan diarahkan pada tercapainya tujuan tertentu yang telah dirumuskan.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, komponen pembelajaran meliputi: tujuan, materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.24. 24 Taufik Mukmin, “Pendekatan Pengajaran dari Perspektif Syaiful Bahri Djamarah dan Abudin Nata (Studi Komparatif Deskriptif),” Jurnal El-Ghiroh, vol.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Dari penjelasan di atas, guru memegang peranan yang sangat penting dalam terlaksananya proses pembelajaran di kelas. Guru juga perlu memahami dan menguasai inovasi pembelajaran agar memiliki kesiapan mental dan keterampilan menerapkan pendekatan dan model pembelajaran yang berbeda untuk menunjang keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Menurut Didi dalam bukunya, faktor penghambat proses pembelajaran adalah seorang guru kurang memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang positif dan antusias sehingga menimbulkan keceriaan di kelas saat pembelajaran.

Dengan demikian, kendala dalam pembelajaran lebih banyak disebabkan oleh guru yang tidak hanya dituntut untuk merencanakan PBM (Proses Belajar Mengajar), menyiapkan bahan ajar, merencanakan media dan sumber pembelajaran, serta waktu dan teknik penilaian kinerja siswa, tetapi juga mempunyai keterbatasan. untuk dapat melaksanakan semua itu sesuai dengan program yang dibuat.

Pengertian Madrasah Tsanawiyah

Madrasah menurut orang awam adalah lembaga pendidikan pada tingkat dasar dan menengah yang hanya mengajarkan agama Islam, perpaduan antara ilmu agama Islam dan pengetahuan umum, serta ilmu yang berdasarkan ajaran Islam.28. Kementerian Agama memastikan pendidikan agama di sekolah negeri swasta dan pendidikan umum di madrasah, penyelenggaraan Pelatihan Guru Keagamaan (PGA) dan pelatihan Hakim Negara Islam (PHIN). Departemen ini membawahi madrasah di luar sistem pendidikan nasional yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 1970-an, umat Islam keberatan dengan penyelenggaraan madrasah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kajian Pustaka

Namun terdapat juga perbedaan antara penelitian dan penulis, yaitu: Penelitian ini dilakukan dengan fokus TGT, sedangkan penelitian penulis membahas tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif yang berlangsung dalam beberapa tahap. Terdapat juga perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu: Penelitian Mohammad bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian yang dilakukan Nurasiah menggunakan tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan IPA tentang sifat-sifat larutan asam, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis adalah penggunaan model pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto berjudul “Analisis Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ikatan Kimia Di Kelas X SMAN 1 Muaro Jambi”. Penelitian yang dilakukan Haryanto dan Aulia menganalisis dampak pembelajaran Jigsaw. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V”.

Terdapat juga perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh Nurfaizah meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada mata pelajaran IPS, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah tentang penerapan model pembelajaran kooperatif. model pembelajaran melalui tahap pembelajaran kooperatif.33.

Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dilihat dari kemampuan siswa dalam memahami suatu pelajaran. Faktor yang akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar ada dua, yaitu faktor internal dan eksternal; faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu faktor dari luar peserta didik, lingkungan, model pembelajaran dan lain-lain. Diantaranya, guru hendaknya memandang siswa sebagai individu yang unik, karena masing-masing mempunyai latar belakang sosial, ekonomi, efektif dan kognitif yang berbeda.

Latar belakang siswa yang kompleks tentunya mempunyai pengaruh terhadap proses pembelajaran. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, siswa yang tingkat afektif dan kognitifnya tinggi akan mampu mengkonstruksi, menemukan pengetahuannya sendiri, selalu bertanya untuk menggali informasi, meniru model guru dan merefleksikan apa yang telah dicapainya, kemudian siswa memperluas pengetahuannya. miliki dengan konteks pembelajaran. Dengan demikian diharapkan melalui prinsip pembelajaran kooperatif yang diterapkan di kelas, siswa mampu mengembangkan aktivitasnya. Pembelajaran kooperatif memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang menyenangkan karena pembelajaran ini dilakukan secara produktif, siswa perlu aktif dan aktif.

Lingkungan belajar yang menyenangkan sangat dibutuhkan karena otak tidak bekerja maksimal ketika sedang stres.Untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam penelitian ini, kerangka konseptual penelitian ini diuraikan secara singkat di bawah ini.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian harus didasarkan pada pertimbangan daya tarik dan kesesuaian subjek yang dipilih. Dengan dipilihnya lokasi tersebut, penulis diharapkan dapat menemukan hal-hal yang bermakna dan terkini. 37 Menurut Nasution, lokasi penelitian sama dengan pengertian lokasi sosial, yang ditandai dengan hadirnya tiga unsur yaitu aktor , tempat dan kegiatan yang harus diperhatikan. 38. Secara umum jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama karena tujuan penelitian kualitatif adalah penemuan.

Namun penelitian dalam jangka waktu singkat tidak menutup kemungkinan, yaitu jika telah ditemukan sesuatu atau mempunyai dokumen awal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Ibarat mencari provokator, atau mengungkap suatu permasalahan, memahami maknanya, jika dapat ditemukan dalam jangka waktu singkat, dan kredibilitasnya sudah teruji atau terbukti, maka penelitian kualitatif dinyatakan lengkap, sehingga tidak memakan waktu lama. waktu yang lama.39 Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian penulis akan berlangsung selama satu bulan yaitu dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari tahun 2022.

Sumber Data

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. 41 Data sekunder merupakan data pendukung dari laporan-laporan yang sudah ada, seperti penelitian terdahulu, jurnal ilmiah yang memuat data-data yang berkaitan dengan topik penelitian, serta sebagai sumber lain.

Fokus Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan inti ini bertujuan untuk membimbing siswa menuju penguasaan mata pelajaran melalui model pembelajaran kolaboratif dengan materi teks ekspositori. Agar siswa dapat mengenal dan memahami materi yang akan dipelajari, sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.” 60. Quran Harsallakum Kota Bengkulu, 5 Februari 2022. yang diselesaikan siswa pada saat diskusi kelompok melalui presentasi hasil karya siswa.

Dan membuat siswa berani menyampaikan apa yang telah dilakukannya sehingga meningkatkan rasa percaya diri setiap individu, oleh karena itu tahap akhir dalam model pembelajaran kooperatif adalah materi teks eksplanasi untuk siswa kelas VIII D di MSH. Pada pembelajaran kolaboratif ini guru memberikan materi teks eksplanasi kepada siswa dengan hasil yang sangat baik. Kegiatan inti ini bertujuan untuk membimbing siswa menuju penguasaan mata pelajaran melalui model pembelajaran kolaboratif materi teks ekspositori.

Siswa menanggapi pertanyaan dari guru terkait pembelajaran yang akan dilaksanakan mengenai konsep dasar teks ekspositori (tanya jawab). Siswa secara proaktif mendiskusikan informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya yaitu konsep dasar teks ekspositori dengan pembelajaran selanjutnya. Siswa dibentuk menjadi berbagai kelompok untuk berdiskusi, mengumpulkan, menyajikan kembali dan bertukar informasi mengenai struktur teks eksplanasi.

Memberikan tugas kepada siswa (pekerjaan rumah), dan mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Apabila disajikan dengan teks eksplanasi, siswa dapat menentukan dengan tepat struktur teks tersebut.

Gambar 1. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran  Pernyataan  diatas  dibuktikan  dengan  hasil  wawancara  peneliti  dengan  guru  bahasa  Indonesia  yaitu  Defriyantii  S.Pd
Gambar 1. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Pernyataan diatas dibuktikan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa Indonesia yaitu Defriyantii S.Pd

Referensi

Dokumen terkait