PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA KELAS VII SMP N 1 IV JURAI
KEBUPATEN PESISR SELATAN
by
:
Rani Epita* Nefilinda** Momon Dt. Tanamir**
*Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
**Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini dilator belakangi oleh rendahnya hasil belajar IPS terpadu siswa, nilai rata- rata hasil belajar IPS terpadu siswa kelas VII masil banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar IPS siswadengan penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS terpadu kelas VII di SMPN 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan menggunakan rancangan penelitian randomized control-group posttest only design.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, kelas VII1 (kelas eksperimen) dan kelas VII3 (kelas kontrol). Instrumen yang digunakan adalah tes akhir hasil belajar. Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif dan analisis data dilakukan dengan uji Mann whitney (U) test. Berdasarkan hasil tes akhir didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 80.95,dan kelas kontrol 70.47. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann Whitney (U) test diketahui 91,000 dengan Asymp, sig 0.001<α0.050, maka ditolak diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS kelas VII di SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selata.
Kata Kunci : Penerapan Model Pembelajaran, Mind Mapping, Hasil Belajar
LEARNING MODEL APPLICATION OF MIND MAPPING
IN CLASS VII SMPN 1 IV JURAI COASTAL SOUTH DISTRICT
by :
Rani Epita* Nefilinda** Momon Dt. Tanamir**
*Geography Education Collage A Students STKIP PGRI West Sumatra
**Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra
ABSTRAC
This research was motivated by the low results of an integrated social studies students, the average value of the results of an integrated social studies class VII still relies much below the minimum completeness criteria (KKM). This study aims to determine whether the results of social studies students with the application of mind mapping learning model on the results of integrated social studies class VII SMPN 1 IV Jurai South Coastal District.This research is an experimental study, using a randomized control design of the study-group posttest only design. The study population was the seventh grade students of SMP N 1 South Coastal District IV Jurai enrolled in the academic year 2016/2017. Sampling was done by random sampling technique, VII1 class (experimental class) and class VII3 (control group). The instrument used was the final test of learning outcomes. The shape of the test used is an objective test and data analysis performed by Mann Whitney test (U) test.Based on final test results obtained average value is 80.95 experiment class and control class 70.47. The results of hypothesis test using Mann Whitney test (U) test known to 91,000 with Asymp, sig 0.001 <α0.050, then rejected H_a H_0 accepted. Thus, it can be concluded that there is a difference in student learning outcomes with Mind Mapping learning model application to the results of seventh grade social studies at SMPN 1 IV Jurai South Coastal District.
Keywords: Applying learning model , mind mapping, learning outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan dengan perkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat saat ini,akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.Agardapat mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi tersebut di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas.Salah satunya usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sebagai salah satu satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal, sekolah memeliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar. Melalui proses belajar, pendidikan nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya(Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003).
Berdasarkan KTSP, tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memperoleh kemampuan berfikir historis dan pemahaman sejarah. Melalui pembelajaran IPS siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk berfikir secara kronologis danmemiliki pengetahuan tentang kehidupan sosial yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat serta keragaman sisoal dan budaya dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah masyarakat dunia.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) erat hubungannya dengan interaksi dengan sesama manusia. Melalui mata pelajaran ini diharapkan peserta didik bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang lain serta bias berkomunikasi secara baik dengan sesama manusia lainnya. Mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
kehidupan masyarakat. Bahan kajian pelajaran IPS di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Antropologi, Filsafat, Psikologi Sosial (Depdiknas, 2007 : 2). Model pembelajaran yang diterapkan pada umunya berpusat pada guru yang terlihat didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab, dan diselingi dengan diskusi pada setiap penyampaian materi.
Metode pembelajaran tersebut tidak selamanya buruk, namun jika pembelajaran terus didominasi oleh pembelajaran yang konvensional maka hal ini akan mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa yang cenderung rendah. Permasalahan ini dijumpai dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 1 IV Jurai pada siswa kelas VII, bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru atau masih menggunakan model konvensional dan kurang melibatkan siswa secara aktif. Selain itu, guru jarang menggunakan media pembelajaran serta belum pernah menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga suasana pembelajaran menjadi membosankan.
Berdasarkan observasi tersebut siswa kurang memahami mengenai contoh konsep dalam materi pembelajaran IPS. Hal ini disebabkan oleh guru yang dominan menggunakan metode cerah dan kurangnya adanya latihan memberikancontoh,sehingga menyebabkan pencapaian kompetensi siswa dalam mata pelajaran IPS masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari data hasil ulangan harian satu, pada mata pelajaran IPS yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum ( KKM ) yang ditetapkan yaitu 80.
Nilai rata – rata ujian harian IPS kelas VII SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1.
Rata – rata Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran IPS Kelas VII SMP N1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016/2017 No Kelas Jumlah
Siswa KKM KKM Rata – Rata Nilai UH 1 IPS
1 VII 1 21 14 6 75,25
2 VII 2 20 11 9 70,27
3 VII 3 21 12 9 75,16
4 VII 4 21 11 10 70.31
5 VII5 21 11 10 71,07
Sumber : Arsip Nilai IPS kelas VII SMP N 1 IV Jurai
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat nilai ulangan harian kelas VII IPS terlihat masih rendah.Dari nilai rata – rata tersebut dapat dilihat bahwa rata – rata nilai ulangan harian perkelas belum mencapai KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPS di sekolah ini adalah 80.
Dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran dan kurangnya keterampilan dapatmenunjukan bahwa masih ada guru yang menggunakan model pembelajaran yang monton, dimana guru hanya menjelaskan teori dengan model yang biasa tanpa memilih model ceramah pembelajaran yang lain secara keterlibatan efektif dan efisien sehingga memotivasi peserta didik untuk ikut berproses dalam pembelajaran. Selain itu proses pembelajaran belum sepenuhnya memanfaatkan media dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
Melalui model mindmapping siswa diharapkan dapat termotivasi belajar aktif untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Dengan membuat ringkasan belajar sendiri siswa akan tertarik dengan kegiatan itu dan akan mempelajari pembelajaran yang dibuatnya sendiri dengan senang hati. Materi pada pembelajaran dengan model mind mapping ini adalah Dimensi Tiga kelas VII.Dari materi tersebut siswa dapat membuat ringkasan materi sederhana dengan model mind mapping terhadap materi tersebut sehingga mudah untuk diingat.
Mind Mapping adalah merupakan cara mencatat yang menyenangkan, cara mudah menyerap dan mengeluarkan informasi dan ide baru dalam otak. Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif, cara mudah memasukkan dan mengeluarkan informasi dalam otak, mind mapping menggunakan warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak. (Tony Buzan, 2007 ).Mind Mappingbertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mappingmemadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa
sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya (Sudirman,1990). Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki
(B Uno, 2007)
Melalui mind mappingsiswa memetakan konsep-konsep ilmu yang diperoleh dari buku pada selembar kertas dalam bentuk simbol-simbol, kata-kata, gambar, serta garis-garis dengan berbagai warna sehingga memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.Mind Mappingmerupakan model pembelajaran dengan teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka di penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Pada Kelas VII SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan”.
Menurut Hamalik (2006:30) “Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan menjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu,dan tidak mengerti menjadi mengerti”.Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni dkk, 2007:5). Perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa yang telah dipelajari. Apabila pembelajar mempelajari konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah penguasaan konsep.Menurut Syaiful dalam Djamarah (2002:141) hasil belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu.Hasil belajar merupakan realisasi atau pemakarandari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki dan dapat dilihat dari perilakunya dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterapilan berpikir dan keterampilan motorik (Sukmadinata,2004:102-103).Menurut Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam
pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta pembagian tugas dan latihan.
Menurut Freire (1999), memberikan istilah terhadap pengajaran seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber “gaya bank”
penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib diingat dan dihafal.
Penelitian yang penulis lakukan ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh:
1. Penelitian Ramadhan (2012) yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Mind Mappingdengan 52 Multimedia Proyektor pada Siswa Kelas IIIB”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan guru selalu mengalami peningkatan dari siklus I mendapatkan skor 26, siklus II mendapatkan skor 29, dan siklus III mendapatkan skor 32. Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor 12,4, siklus II mendapatkan skor 12,4, dan siklus III mendapatkan skor 16,6.
Ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I mendapatkan ketuntasan belajar klasikal 66,67%, siklus II 80,95%, dan siklus III 85,71%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Midarno (2011) di SMP Negeri 2 Gamping Sleman yang berjudul ”Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran IPS” menunjukkan adanya peningkatan nilai yakni pada siklus I rata-rata yang diperoleh peserta didik adalah 7,73, siklus II sebesar 8,22 dan siklus III 8,73.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan adalah melalui pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih harus disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan dalam sebagai peristiwa penting dalam sebuah pendidikan perlu ditingkatkan terutama dari segi kualitas, karena kualitas proses pembelajaran sekolah. Akan mempengaruhi kualitas hasil belajar. Proses pembelajaran dipengaruhi berbagai
komponen yang terlibat di dalamnya, seperti: tujuan pembelajaran, guru dan siswa, metode, media, sumber belajar dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya dituntut perbaikan- perbaikan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, model pembelajaran, serta sikap dan karakter guru dalam mengelola proses pembelajaran agar keefektifan pembelajaran dapat tercapai.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen.
Menurut ( Arikunto, 2006:3 ) bahwa “ penelitian eksperimen adalah penelitian yang di maksud untuk melihat akibat dari suatu tindakan atau perlakuan”. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok pembandingyang tidak diberi perlakuan.Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.Pada kelas eksperimen menggunakan media mind mapping dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan pada kelas kontrol dengan pembelajaran yang biasadiberikan guru.Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 IV Jurai.Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII.Waktu penelitian ini akan dilakukan pada semester genap Tahun Ajaran 2016/2017.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control-group posttest only design. Terdiri dari dua kelompok kelas, yaitu Kelas eksperimen di beri perlakuan dan kelas kontrol tanpa perlakuan. Namun pada akhir penelitian pada kedua kelas dilakukan tes yang sama.
Arikunto ( 2002 : 108 ) menyatakan bahwa “ populasi adalah keseluruhan subjek penelitian “. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.Menurut Arikunto ( 2002 : 109 ) sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi yang diteliti. Maka yang menjadi sampel dan penelitian ini adalah terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena popupasi dari penelitian ini homogen maka teknik yang digunakan untuk mengambil sampel adalah Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi ( Sugiyono, 2004: 93 ).
Instrument penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam suatu penelitian.Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat tes yang digunakan untuk hasil belajar siswa pada ranah kognitif.Agar didapat tes yang benar-benar valid, reliabilitas serta memperhatikan indeks kesukaran, daya pembeda, validitas, dan realibilitas.Maka terlebih dahulu harus dilakukan uji coba tes.
Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan, apakah diterima atau ditolak.Untuk menganalisis data hasil penelitian tersebut digunakan uji- t.sebelum dilakukan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang homogeny atau tidak.Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan rata-rata PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat bahwa ada perbedaan hasil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kelas eksperimen 80,95sedangkan rata-rata kelas kontrol 70,47. Dari output SPSS diatas diketahui nilai uji hipotesis dengan menggunakan Mann Whitney (U) diketahui nilai mann whitney 91.000, signifikan 0.001<0.050, maka ditolak diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VII di SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
Sebelum proses pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru menjelaskan kilasan materi, lalu siswa dibagi beberapa kelompok kelas Eksperimen satu kelompok terdiri dari 4-5 orang, masing-masing kelompok dibagikan LKS (lembar kerja siswa). Setelah masing-masing kelompok siap mengerjakan LKS perwakilan kelompok menampilkan hasil diskusi
kedepan kelas. Setelah beberapa kelompok menampilkan hasil diskusinya di depan kelas, siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran, selanjutnya guru memberikan evaluasi/ quis kepada siswa untuk mengetahui daya serap siswa dari materi yang diajarkan. Guru menyuruh siswa mengumpulkan hasil quis, nilai pretest nilai kelompok dan nilai postest/quis dihitung dan dirata-ratakan. Kelompok yang memiliki nilai tertinggi dan kelompok teraktif diberikan hadiah atau penghargaan.
Saat siswa disuruh tampil mempersentasikan kedepan kelas, siswa lebih semangat, mereka berlomba-lomba untuk tampil dan mereka juga tidak takut untuk mengeluarkan pendapatnya, siswa yang tidak aktif selama ini menjadi mau untuk tampil kedepan kelas, sehingga proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru, terlihat adanya keaktifan siswa di sini.
Siswa juga tidak takut untuk menambahkan jawaban dari presentasi temannya.Peran guru disini menambahkan dan memberikan penguatan terhadap hasil presentasi dari siswa, sehingga siswa termotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada kelas eksperimen guru memberikan evaluasi/quis yang menarik yaitu setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor awal yang diperolehnya.
Hal ini terlihat sekali pada saat mau diadakan quis siswa terlihat senang dan semangat untuk mengerjakan soal quis.Pernyataan ini didukung oleh Slavin (dalam Nur, 2006:26) menjelaskan bahwa pembelajran Mind Mapping, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin, kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya. Dengan model pembelajaran ini, siswa yang selama ini tidak aktif mau terlibat ikut serta akan aktif dalam proses pembelajaran.
Tujuan penerapan model pembelajaran ini dapat membiasakan peserta didik untuk belajar aktif secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak takut salah dalam
mengemukakan pendapat, memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam perubahan tingkah laku, sikap, minat anak didik. Jadi menggunaka model pembelajaran Mind Mapping terbukti proses pembelajarannya lebih menarik dan bermakna sehingga siswa menjadi senang belajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, dalam proses pembelajaran dikelas siswa kurang aktif dan hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru saja. Sehingga pada saat guru bertanya siswa banyak diam saja dan siswa juga kurang termotivasi dalam belajar karena mereka hanya menerima dari guru saja.
Menurut Sanjaya (2011:148) penggunaan metode ceramah memiliki beberapa kelemahan seperi materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru, kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme, ceramah sering dianggap sebagai metode membosankan, dapat membuat siswa mengantuk, metode ceramah sangat sulit untuk menetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti atau belum.Berdasarkan pembahasan diatas dan setelah dilakukan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPSkelas VII di SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata 80.95, standar deviasi 7.787 lebih tinggi dibndingkan dari kelas kontrol dengan rata-rata 70.47, standar deviasi 9.249.
Berdasarkan uji
Menn Whitney (U) test sebesar 91.000 dengan signifikan 0,001<α0.050.
2. Berdasarkan penelitian dan analisis mengenai hasil belajar siswa melalui pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping dan
pembelajaran metode konvensional, diperoleh kesimpulan bahwa terdapatnya perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar IPS kelas VII di SMP N 1 IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan.
SARAN
Berdasrkan kesimpulan diatas, bahwa dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Diharapkan kepada guru IPS dan guru mata pelajaran lainnya untuk memakai model pembelajaran Mind Mapping dengan menyesuaikan tingkat kesulitan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Diharapkan kepada Peniliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan model pembelajaran Mind Mapping lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2002.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
_____. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Anni, Chatarina Tri, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind map.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind map.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Depdiknas.2007. Pengembangan Silabus
dan RPP IPS. Jakarta: Depdiknas Djamarah, Saiful Bahri.2000. Guru Dan
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:Rineka Cipta.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineke Cipta
Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana,.2005.Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja RosdaKarya.
Undang- Undang RI:2003.Departemen Pendidikan Nasional.Jakarta.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan.
1996. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.