• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran problem based learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran problem based learning"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI TEKNIK BISNIS BERESIKO TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWAKELAS IX SMPN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Ricce Rosadi1, Rahmi2, Radhya Yusri2

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat riccerosadi67@gmail.com

ABSTRACT

This research was based on students’ mathematics learning outcomes were still under Minimum Achievement Criteria (KKM) and students were disable in solving a problem. This research was aimed at finding out whether students’

mathematics learning outcomes by implementing learning model of Problem- Based Learning with Technique Business of Beresiko were better than students’

mathematics learning outcomes by implementing scientific approach at class IX SMPN 1 Sutera, Pesisir Selatan Regency. This research was an experimental research, with population was all students of class IX SMPN 1 Sutera, Pesisir Selatan Regency Academic Year 2017/2018. The technique of sampling was done randomly, as a result, it was selected class IX.5 as the experimental class and class IX.8 as the control class. The research instrument used was the final test in the form of essay test with test reliability 0.7963. Technique of data analysis used one-tailed t-test. Hypothesis testing results obtained tcount = 2.87 and ttable = 1.67.

Because tcount > ttable, so the hypothesis was accepted. It can be concluded that students’ mathematics learning outcomes by implementing learning model Problem-Based Learning with Technique Business of Beresiko were better than students’ mathematics learning outcomes by implementing conventional learning at class IX SMPN 1 Sutera.

Keywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia pendidikan (Surti Handayani, 2013). Hal ini terlihat dari peranan ilmu matematika dalam

memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat pentingnya peranan matematika, maka peningkatan hasil belajar matematika pada jenjang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh.

Tujuan yang diharapkan tercapai dalam pembelajaran

(2)

matematika adalah siswa mampu memecahkan masalah dan mampu mengkomunikasikan masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa tidak lepas dari peran kurikulum. Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar- mengajar. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen yang mampu mengarahkan siswa. Sehingga siswa dapat memahami pelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

Majid (2014:27) menjelaskan Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan proses pembelajaran dan menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Namun kenyataannya proses pembelajaran matematika yang terlaksana masih kurang optimal, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa.

Hasil observasi pada tanggal 24 sampai 28 oktober 2016 di SMPN 1 Sutera, Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran matematika.

Saat guru memberikan latihan belajar secara kelompok/pasangan, siswa tidak bertanggung jawab dengan latihan yang diberikan. Di samping itu siswa juga kurang berinteraksi dengan guru.

Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika bahwa di SMPN 1 Sutera menggunakan Kurikulum 2013 dan telah melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tetapi masih belum berjalan secara optimal karena siswa tidak memanfaatkan kesempatan sewaktu guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Pada saat mengolah informasi siswa hanya mengandalkan jawaban dari teman yang lebih mengerti tentang materi yang telah disampaikan.

Hasil wawancara dengan beberapa siswa SMPN 1 Sutera, diperoleh informasi bahwa siswa sulit memahami materi secara individu, siswa kurang menyukai pelajaran matematika sehingga siswa

(3)

menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa lebih senang jika belajar dilakukan dengan diskusi kelompok namun dalam pelaksanaan diskusi kelompok banyak siswa yang tidak serius dalam mengerjakan tugas yang dikerjakan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning disertai teknik bisnis beresiko dalam pembelajaran matematika. Ngalimun (2013: 89),

“Model problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, yang membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah”.

Untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran maka pelaksanaan problem based learning disertai dengan teknik bisnis beresiko. Ginnis (2008:109) menjelaskan “Teknik bisnis berisiko merupakan teknik yang dapat melatih siswa dalam kelompok untuk disiplin

dalam bergantian, mendengarkan dan bertanggung jawab”.

Penelian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa kelas IX SMPN 1 Sutera yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran problem based learning disertai teknik bisnis beresiko lebih baik dari pada pendekatan saintifik di kelas IX SMPN 1 Sutera.

Penelitian ini sebelumnya telah dilaksanakan oleh Rio Syafyudi Armen (2015) dengan kesimpulan hasil belajar siswa yang menerapkan metode pembelajaran problem based learning sama dengan hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VII SMPN 2 Linggo Sari Baganti.

Pada penelitian ini akan dilaksanakan dengan mengkolaborasikan problem based learning dengan teknik bisnis beresiko.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMAN 1 Sutera. Pengambilan

(4)

sampel dilakukan secara acak, terpilih kelas IX.5 sebagai kelas eksperimen dan IX.8 sebagai kelas kontrol.

Instrumen penelitian adalah tes akhir. Soal tes akhir diujicobakan terlebih dahulu di kelas IX.3 SMPN 1 Sutera. Teknik analisis data dilakukan dengan menganalisis data hasil penelitian melalui uji normalitas menggunakan uji Liliefors (Sudjana, 2005:466-467) dan uji homogenitas menggunakan uji F (Sudjana, 2005: 249). Kemudian melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t satu pihak (Sudjana, 2005:239)

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan diperoleh analisis hasil tes akhir matematika siswa kelas sampel seperti Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi Data Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Sampel ̅

Eksperimen Kontrol

71,03 62,34

10,91 12,75

92,9 83,3

50 33,3

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Simpangan baku kelas

kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Artinya kemampuan siswa kelas kontrol lebih beragam daripada kelas eksperimen.

Hasil uji normalitas menggunakan uji Liliefors untuk kelas eksperimen yaitu lebih kecil dari dan Uji Liliefors untuk kelas kontrol yaitu lebih kecil dari karena lebih kecil dari maka terima Ho. Jadi, semua kelas sampel berdistribusi normal. Pengujian homogenitas menggunakan uji F, kriteria pengujian adalah terima H0 jika

( )

(Sudjana, 2005:304). Hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung ,

dan

. Terlihat bahwa nilai Fhitung berada diantara nilai dan nilai

maka terima H0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel mempunyai variansi yang homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t satu pihak dengan taraf signifikan 0,05,

(5)

diperoleh dan

1,67 karena , maka terima .

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning disertai Teknik Bisnis Beresiko. Pada pertemuan pertama belum nampak kesungguhan siswa dalam mengamati masalah dan hanya beberapa siswa yang bekerja dalam diskusi kelompok. Rasa ingin tahu siswa belum nampak ini ditunjukkan dengan tidak ada satu pun siswa yang bertanya. Pada pertemuan kedua, sebagian besar siswa sudah memperlihatkan kesungguhannya dalam mengamati masalah, hanya ada beberapa siswa yang meminta petunjuk dari guru dalam menyelesaikan masalah. siswa mulai menunjukkan rasa ingin tahunya dengan bertanya.

Pertemuan ketiga dan keempat semua siswa sudah bersungguh - sungguh dan berse- mangat dalam mengamati masalah.

Siswa sudah mahir dalam mengumpulkan informasi untuk mencari solusi penyelesaian masalah, sehingga guru hanya memantau siswa

saat bekerja sama dengan kelompoknya. Cuplikan hasil kerja kelompok pada lembar diskusi

Gambar 1. Lembar diskusi pertemuan keempat kelompok 5 Siswa sudah lancar dan bisa menyelesaikan masalah yang ada pada lembar diskusi secara keseluruhan tanpa dibimbing oleh guru, yaitu mengubah bentuk akar menjadi bilangan berpangkat dan tidak ada kesalahan pada jawaban siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning disertai Teknik Bisnis Beresiko lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pendekatan saintifik.

Pada tahap akhir diberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol secara umum siswa sudah dapat memahami materi dengan baik, salah satu contohnya untuk soal nomor 1b, dengan indikator memahami sifat-

(6)

sifat pada bilangan bulat berpangkat positif. Siswa diminta untuk memperbaiki dan menjelaskan kesalahan dalam menyederhanakan hasil perkalian bentuk pangkat berikut : . Hasil jawaban siswa menunjukkan bahwa siswa kelas eksperimen sudah mampu memperbaiki kesalahan yang ditampilkan pada soal dan memberikan alasan terhadap kesalahan, serta mampu membuat jawaban yang benar dengan menggunakan sifat-sifat bilangan berpangkat.

Pada kelas kontrol siswa juga sudah mampu memperbaiki kesalahan yang ditampilkan pada soal namun masih belum tepat memberikan alasan terhadap kesalahan yang ditampilkan soal, dan masih terdapat kesalahan dalam membuat jawaban.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning disertai

teknik bisnis beresiko lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik di kelas IX SMPN 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ginnis, Paul. (2008). Trik & Taktik Mengajar: Strategi Meningkatkan Pengajaran di Kelas. Jakarta: Indekx

Ngalimun. (2013). Strategi dan Model

Pembelajaran.Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

Sudjana. 2005. Metode Statistika.

Bandung: Tarsito.

Majid, Abdul. (2014). Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

Interes Media.

Rio. (2015). “Penerapan Metode Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMPN 2 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015”.

Penelitian: STKIP PGRI SUMBAR.

Surti Handayani. (2013).

“Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 1i Tentang Perkalian Dan Pembagian Bilangan Cacah Melalui Alat Peraga”.

Penelitian: UPI.

Referensi

Dokumen terkait

In this research, the writer has found out the social identity factor is one of the factors determining Instagram as promotion media which is online shop, they are dealing business with