Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek. Seperti halnya di MI Ma'arif Ngrupit, terdapat standar nilai KKM yang harus dicapai siswa.
Latar Belakang Masalah
5. siswa), aspek afektif (keterampilan yang berkaitan dengan sikap) dan aspek psikomotor (keterampilan yang berkaitan dengan keterampilan siswa).5 Hasil belajar yang baik diperoleh melalui pemahaman siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Mengingat kondisi di atas, peneliti ingin menawarkan alternatif solusi yaitu berupa penerapan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Hasil belajar siswa masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), KKM yang ditetapkan MI Ma’arif Ngrupit dalam pembelajaran IPA adalah 70. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dengan guru kelas VA yaitu Bapak. David yang menjelaskan, hasil ulangan hariannya masih 19. Dari total 25 siswa yang belum tuntas KKM IPA, hanya 6 siswa yang tuntas KKM.
Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Project Based Learning untuk kelas V MI Ma'arif Ngrupit Ponorogo.
Tujuan Penelitian
Menjelaskan peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas V MI Ma'arif Ngrupit Ponorogo.
Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis
Secara Praktis a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V MI Ma'arif Ngrupit Ponorogo tahun ajaran 2021/2022. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan berpikir dan memperluas pengetahuan serta memperoleh pengalaman praktis dalam melaksanakan penelitian.
Definisi Operasional 1. Hasil Belajar
Landasan Teori
Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Tujuan dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) adalah agar siswa memperoleh pengetahuan baru dan keterampilan baru dalam belajar. Pembelajaran berbasis proyek hendaknya dilaksanakan secara kolaborasi antara siswa, guru, dan siswa lainnya.
Hasil Belajar
Kedua, aspek afektif merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan sikap atau perilaku siswa, seperti Yang kedua adalah faktor minat dan motivasi, karena minat dan motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berikutnya adalah cara belajar, cara belajar ini juga mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa.
Faktor eksternal yang kedua adalah faktor sekolah, karena sekolah merupakan lingkungan belajar yang memegang peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Mata Pelajaran IPA
Upaya meningkatkan keterampilan dan hasil proses pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Srandakan37. 37 Novita Puwandari, “Upaya meningkatkan keterampilan dan hasil proses pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Srandakan”,. Pengaruh penerapan model project based learning (PjBL) terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri 5 Kota Bengkulu39.
“Pengaruh Penerapan Project Based Learning (PjBL) Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 5 Kota Bengkulu,” JP3D (Jurnal Belajar dan Mengajar Pendidikan Dasar) 3, no.
Kerangka Berfikir
73 siswa hanya mampu menjawab 6 soal dengan benar sehingga rata-rata nilai ulangan harian masih di bawah KKM. Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari solusi dari permasalahan tersebut dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Diharapkan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Ngrupit Ponorogo.
Terjadi peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada hasil belajar mata pelajaran IPA Kelas V MI Ma'arif Ngrupit Ponorogo tahun pelajaran 2021/2022.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Hardjodipuro berpendapat bahwa PTK merupakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan melalui perubahan, yaitu dengan mendorong guru untuk mampu mengatur dan menentukan metode pengajaran yang tepat. Penelitian Tindakan Kelas (CRA) juga mempunyai banyak manfaat, yaitu dapat membuat guru peka terhadap situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas, dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran di kelas, serta dapat menjadikan guru lebih kreatif. , inovatif dan selalu berusaha memperhatikan kelemahan-kelemahan serta berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan pembelajaran yang terdapat di kelas.46 Dengan demikian, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah.
Setting dan Subjek Penlitian
Penelitian ini bersifat praktis berdasarkan permasalahan nyata yang terdapat pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tahun pelajaran 2021/2022. Alasan peneliti memilih penelitian pada kelas VA karena peneliti melihat kondisi di lapangan, dimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran alam masih rendah atau masih dibawah KKM. KKM IPA yang ditetapkan adalah 70, sedangkan dari 25 siswa, hanya 6 siswa yang tuntas nilai KKM, dan 19 siswa belum tuntas KKM yang ditentukan.
Data dan Sumber Data
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dengan cara menghitung hasil belajar yang diperoleh siswa untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan post test yang diberikan peneliti pada setiap siklusnya. Jika siswa dapat menjawab soal dengan baik dengan skor di atas 70 maka dapat dikategorikan tuntas, sedangkan siswa yang menjawab soal dengan skor di bawah 70 dikategorikan tidak tuntas. Dengan demikian, hasil yang diharapkan peneliti adalah siswa dapat memperoleh hasil belajar diatas 70.
Dengan demikian, hasil belajar siswa akan berhasil dan model pembelajaran project learning akan sesuai.
Teknik Pengumpulan Data
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang fungsinya untuk melihat bagaimana aktivitas guru dan siswa berlangsung selama proses pembelajaran. Tes adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan atau beberapa tugas yang diminta untuk dikerjakan atau dijawab oleh siswa guna mengukur aspek perilaku, pemahaman, dan kemampuan siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis objektif dimana peneliti merumuskan pertanyaan beserta pilihan jawaban yang tersedia kepada siswa.
Tes yang dimaksud dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah tes untuk mengukur hasil belajar siswa.
Instrumen Penelitian
Hasil tes tersebut digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa, setelah dilakukan tindakan Penelitian Tindakan Kelas. Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah guru kelas VA yang sekaligus menjadi peneliti dan siswa kelas VA. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda.
Tes ini bertujuan untuk melihat hasil belajar kognitif siswa setelah diterapkan model pembelajaran berbasis proyek.
Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
Teknik Analisis Data
Indikator Keberhasilan
Prosedur Penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan penerapan model pembelajaran proyek berbasis serta pedoman RPP siklus I yang telah dibuat. Pada tahap ini peneliti membuat RPP siklus II yang merupakan penyempurnaan RPP siklus I yang telah dilaksanakan sebelumnya. Pada tahap ini peneliti mengembangkan kegiatan pembelajaran seperti pada siklus I hanya saja petunjuk RPPnya sedikit berbeda karena adanya perbaikan.
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi siklus II yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tujuan akhir penelitian.
Gambaran Singkat Setting Lokasi Penelitian MI Ma‘arif Ngrupit Ponorogo merupakan
Jumlah guru seramai 14 orang guru 57 Berikut adalah struktur organisasi MI Ma'arif Ngrupit dalam gambar 4.1.
Paparan Data Penelitian
Paparan Data Pra Penelitian
Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan nilai ulangan harian IPA kelas VA masih rendah dibawah KKM yaitu 76% siswa tidak tuntas pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan tabel 4.1 skor hasil ulangan harian di atas diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) yang dicapai siswa kelas VA pada mata pelajaran IPA adalah 58,8. Sedangkan persentase siswa pada kategori tidak tuntas sebanyak 76% dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa.
Peneliti mempertimbangkan upaya untuk mengatasi permasalahan siswa secara umum mencapai hasil belajar yang masih di bawah KKM pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model Project Based Learning.
Paparan Data Penelitian
Sebelum menggunakan RPP dan alat penelitian untuk penelitian, peneliti meminta kepada wali kelas dan dosen yang merupakan tim ahli untuk memvalidasi RPP apakah RPP dan alat penelitian yang disiapkan layak digunakan untuk penelitian.
Perencanaan
Berdasarkan hasil validasi validator pada tanggal 01 Maret 2022 dan 02 Maret 2022 diperoleh beberapa catatan perbaikan dari validator yang perlu diperbaiki oleh peneliti, berikut catatan dan saran perbaikannya. Catatan korektif bahwa peneliti Ny. Restu Yulia Hidayatul Umah yang diperoleh adalah dengan mengoreksi kata-kata pada isi indikator, kemudian pada bagian tujuan pembelajaran rumusan ABCD pada bagian Nilai, peneliti tidak mencantumkannya. Catatan dari wali kelas VA yaitu Bpk. David Putra Marhendra, memberikan saran dan masukan yang mana.
Selain itu validator juga memberikan tanda tangan sebagai bukti bahwa validasi RPP yang dibuat peneliti siap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada penelitian yang sedang berlangsung.
Tindakan
Apa saja perbedaan peranan dalam rantai makanan?”, dan “Pernahkah anda mengamati proses rantai makanan di lingkungan sekitar?”. 3) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok kecil yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pembagian kelompok ini dilakukan dengan cara menghitung dari angka 1 sampai 5, kemudian kembali ke angka 1 sampai 5 sampai semua siswa mempunyai nomornya masing-masing. Guntinglah secara acak gambar komponen-komponen rantai makanan tersebut. Tempelkan gambar komponen-komponen makanan tersebut. rantai di karton I merupakan soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal yang sesuai dengan materi yang dipelajari yaitu hubungan komponen ekosistem dengan rantai makanan di lingkungan sekitar.
Guru dan siswa menyelesaikan materi yang telah dipelajari berdasarkan proyek media pembelajaran urutan rantai makanan yang dibuat.
Observasi
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk mulai merancang proyek yang akan dibuat sesuai materi. Pada tingkat ini siswa dibimbing oleh guru untuk menentukan proyek yang akan mereka buat sesuai dengan materi hubungan komponen ekosistem dengan rantai makanan di lingkungan sekitar. Siswa mengerjakan proyek yang dibuat berupa media pembelajaran tentang hubungan ekosistem dan rantai makanan di lingkungan sekitar.
Setelah semua kelompok mempresentasikan hasilnya, tahap selanjutnya yang dilakukan guru adalah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran dan hasil proyek yang dibuat oleh siswa.
Refleksi
Pada tahap ini guru meminta siswa untuk mulai merancang proyek yang akan dibuat sesuai proyek tersebut. Pada fase ini, siswa dibimbing oleh guru dalam mendefinisikan suatu proyek berdasarkan hubungan antara komponen ekosistem dan jaring makanan di lingkungan. Siswa mengerjakan proyek yang dibuat berupa media pembelajaran tentang hubungan ekosistem dan jaring makanan di lingkungan.
Setelah siswa menyelesaikan proyek, guru kemudian meminta siswa untuk mempresentasikan hasil proyek yang mereka buat.