PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI SISTEM HUKUM
DAN PERADILAN DI INDONESIA
Tamarli*, Akhyar**
*Drs. Tamarli, M.Si adalah Staf Pengajar Universitas Abulyatama, Aceh Email: [email protected]
**Drs. Akhyar. M.Si, adalah Staf Pengajar Universitas Abulyatama, Aceh Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining pada siswa SMA Negeri Lamteuba Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan rancangan One- Group Pretest- Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI2 SMA Negeri Lamteuba Aceh Besar sebanyak 25 orag siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Teknik analisis data menggunakan statistic uji t dan juga diolah dengan menggunakan Software SPSS 22.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran,Student Facilitator and Explainingdan Berpikir Kreatif
PENDAHULUAN
Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan dalam pembelajaran, karena kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan aktivitas mental yang terkait dengan kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka serta dapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah. Berpikir kreatif yang mengisyaratkan ketekunan, disiplin pribadi dan perhatian melibatkan aktifitas-aktifitas mental seperti mengajukan pertanyaan, mempertimbangkan informasi-informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, membuat hubungan-hubungan, khususnya antara sesuatu yang serupa, mengaitkan satu dengan yang lainnya dengan bebas, menerapkan imajinasi pada setiap situasi yang membangkitkan ide baru dan berbeda, dan memperhatikan intuisi Jonhson (dalam Siswono, 2004: 2).
Siswa yang tidak mengembangkan kemampuan berberpikir kreatif tidak akan mampu untuk menemukan dan menggali ide-ide baru yang berguna dan bermanfaat. Jika siswa yang kurang mampu berpikir kreatif dalam proses pembelajaran, maka siswa tidak akan mampu menghasilkan sesuatu yang baru yang mengakibatkan proses pembelajaran berlangsung dengan krang baik dan prestasi belajar siswa akan rendah.
Berpikir kreatif sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena karena dengan berpikir kreatif siswa akan mudah mempelajari masalah
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan melalui berpikir kreatif membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran disebabkan melibatkan siswa dalam proses penemuan ide-ide, hasil dan masalah terhadap sesuatu yang diinginkan. Munandar (2003:13) menjelaskanbahwa perkembangan optimal darikemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru, dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat kebutuhannya, maka kemampuan kreatif dapat tumbuh subur. Agar ketrampilan berpikir kreatif siswa meningkat, maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan pendekatan pemecahan masalah. Pehkonen dalam Mulyani (2015:66) berpendapat bahwa cara untuk meningkatkan berpikir kreatif yaitu melalui pendekatan pemecahan masalah.
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang diajarkan oleh guru di kelas, kemampuan berpikir kreatif hendaknya mendapatkan tempat yang utama. Karena dengan berpikir kreatif, mampu menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman, pengertian dan keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya.
Sehingga, disini guru perlu menggali terus kemampuan berpikir siswa, mengingat kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan bagi siswa dalam
_____________________________________________________
Hasil pengamatan peneliti di SMA Negeri Lamteuba Aceh Besar selama ini, menunjukkan bahwa hasil belajar dari siswa kelas XI SMA Negeri Lamteuba Aceh Besar pada mata pelajaran PPKn masih belum mencapai hasil yang maksimal.
Kegagalan dari hasil belajar yang belum maksimal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya yaitu faktor dari dalam diri siswa seperti masih kurangnya keaktifan dan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif serta memecahkan suatu masalah dalam proses pembelajaran di kelas.
Indikator dari kurang aktif disini terlihat bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, masih banyak siswa yang enggan untuk bertanya, menjawab, maupun menanggapi pertanyaan dari guru. Saat diberikan pertanyaan, hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab pertanyaan dari guru. Peran serta siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, yakni hanya sedikit siswa yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan bertanya.
Pertanyaan yang diajukan siswa juga belum menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kritis berkaitan dengan materi yang dipelajari. Kemudian jawaban dari pertanyaan masih sebatas ingatan dan pemahaman saja, belum terdapat sikap siswa yang menunjukkan jawaban analisis terhadap pertanyaan guru. Siswa masih cenderung malas untuk menggali kemampuan berpikirnya dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi pasif. Maka tidak heran jika siswa merasa jenuh dan bosan yang berakibat pada menurunnya semangat belajar dari para siswa.
Agar kegiatan belajar mengajar PPKn dapat memperoleh hasil yang lebih efektif dan efesien, setiap materi pelajaran memerlukan cara dan metode penyampaian yang menarik dan bervariasi. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih berbagai metode atau model pembelajaran yang efektif dan efesien untuk materi tertentu, serta sesuai dengan kondisi dan situasi.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, guru dituntut untuk berpikir inovatif dan kreatif dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa agar terlibat aktif dan dapat mengembangkan kemampuan kreatif dalam pembelajaran PPKn dan sesuai diterapkan pada materi sistem hukum dan peradilan di Indonesiaadalah model pembelajaranstudent facilitator and explaining.
Model pembelajaranstudent facilitator and explaining dapat memperbanyak pengalaman serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Menurut Suprijono 2009 : 71) bahwa model pembelajaran student facilitator and explaining merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar untuk mempresentasikan idea tau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini
efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan idea tau pendapatnya sendiri.
Model pembelajaran student facilitator and explaining siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, siswa dapat mengeluarkan ide- ide yang ada dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi yang sedang dipelajari. Dengan menggunakan model pembelajaran student facilitator and explaining tersebut dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
METODOLOGI
Penelitian ini dikategori penelitian kuantitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan rancangan penelitian adalah eksperimen jenis Pre eksperimental Desaign, dengan desaign One- Group Pretes-Posttest Desaign. Peneliti hanya menggunakan satu kelas saja.
Keterangan : O1 = Pre-test
x = Perlakuan, yaitu dengan student fasilisator and explaining
O2 = Post-test
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri Lamteuba sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas XI2. Teknik pengambilan sampel secaraPurposive sampling. Teknik pengumpulan data digunakan LKS dan tes. Teknik analisa data, analisa data pretest, posttest dan N-Gain. Statistik yang digunakan adalah uji- t. Uji t yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem hukum dan peradilan di Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tes yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah berupa pre-test dan posttest, yang diberi sebelum dan sesudah perlakuan.
Berikut ini disajikan data hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI2 SMA Negeri Lamteuba Aceh Besar, dapat dilihat dalam tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttes
No NIS Nilai
Pre-test Post-test
1 4321 25 75
2 4322 30 80
3 4323 30 85
4 4324 23 78
5 4325 40 80
6 4326 30 75
7 4327 30 85
8 4328 25 80
O1 x O2
9 4329 15 78
10 4330 40 85
11 4331 22 75
12 4332 25 80
13 4333 30 90
14 4334 25 78
15 4335 20 86
16 4336 30 85
17 4337 25 80
18 4338 25 60
19 4339 40 80
20 4340 20 87
21 4341 30 85
22 4342 35 80
23 4343 25 75
24 4343 30 80
25 4344 30 85
Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri Lamteuba Aceh Besar, yaitu tentang peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran student facilitator and explaining pada materi sistem hukum dan peradilan di Indonesia.Sesuaidengan metode pengolahan data yang telah ditentukan, maka maka data akan diolah dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Pengumpulam data dilakukan dengan cara memberi instrument tes hasil belajar. Berikut akan disajikan masing - masing data tersebut .
Analisis Data Indeks Gain
Untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, data hasil pre-test dan post- test dihitung peningkatannya dengan menggunakan rumus indeks gain. Berdasarkan hasil perhitungan didapat hasil sepereti terlihat pad tabel 2 berikut : Tabel 2. Hasil Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
No NIS Nilai N-
Gain
Interpretasi Pre-
test Post -tes
1 4321 25 75 0.67
2 4322 30 80 0.71
3 4323 30 85 0.79
4 4324 23 78 0.71
5 4325 40 80 0.67
6 4326 30 75 0.64
7 4327 30 85 0.79
8 4328 25 80 0.73
9 4329 15 78 0.74
10 4330 40 85 0.75
11 4331 22 75 0.68
12 4332 25 80 0.73
13 4333 30 90 0.86
14 4334 25 78 0.71
15 4335 20 86 0.83
16 4336 30 85 0.79
17 4337 25 80 0.73
18 4338 25 60 0.47
19 4339 40 80 0.67
20 4340 20 87 0.84
21 4341 30 85 0.79
22 4342 35 80 0.69
23 4343 25 75 0.67
24 4343 30 80 0.71
25 4344 30 85 0.79
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai gain terendah yang diperoleh siswa adalah 0,47 atau 47 % dan jika berdasarkan kriteria interpretasi indeks gain yang dikemukakan oleh Meltzer, maka indeks gain kemampuan berpikir kreatif siswa adalah sedang.
Nilai rata-rata dan simpangan baku
Hasil diuji dengan menggunakan statistik uji-t, maka terlebih dahulu dicari nila-rata-rata, simpangan baku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3. Nilai Minimum, Maksimum, Rata-Rata dan Simpangan Baku
N Mean Std
Devisition Min Max N-Gain 25 7264 07984 47 86
Berdasarkan hasil perhitungan dan data pada tabel 2 yang dianalisis dengan bantuan software SPSS terlihat bahwa rata-rata indek gain adalah 0,7264 dan simpangan baku adalah 0,07984. dan selanjutnya diuji normalitas indeks gain
. Uji t
Karena data berdistribusi normal selanjutkan dilakukan uji t melalui perhitungan secara statistic melalui bantuan Software SPSS versi 22.0 menggunakan One- Sample T-Test, dengan nilai tes netral dari kriteria indeks gain 0,7.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SPSS diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil Uji t
N
Test Value = 0.7
T D
f Sig
. (2- tail ed)
Mea n Diff eren ce
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper N_
Ga in
1,6 53
24 ,11 1
,026 40
-,0066 ,0594
Dari Tabel 4. Terlihat bahwa nilai thitung
1,653 dan nilai signifikan (2-tailed) adalah 0,111, karena 0,111 lebih besar dari 0,05 maka H0 ditolak dan diterima Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kreatif
_____________________________________________________
siswa pada materi sistem hukum dan Peradilan di Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator and explaining lebih dari 70 %.
Kemampuan berpikir kreatif dan aktivitas belajar siswa Dengan Model Pembelajaran student facilitator and explaining menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir kreatf siswa secara umum rata-rata skor diperoleh sebesar 0.7264 dengan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0, 07984. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan berpikir kreatif kreatifsiswa dapat dikategorikan sedang, yaitu berada pada rentangan 60-90. Hal ini berarti bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran PKn siswa kelas XI SMA Negeri Lamteuba Aceh Besar adalah kategori sedang.
Hasil dari perhitungan uji t untuk pengujian hipotesis pertama diperoleh thitung = 1,653, Sig. 0, 111, untuk taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti sig < 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang belajar dengan model pembelajaran facilitator and explaining.
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem hukum dan peradilan di Indonesia melalui penerapan Model Pembelajaran student facilitator and explaining karena umumnya siswa aktif sehingga menyebabkan berpikir kreatif siswa lebih baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan penyataan Purnama (2009:33), seseorang dalam mengembangkan ilmunya haruslah bersifat kreatif.
Sifat-sifat kreatif menunjukkan kepada kita arah tujuan yang hendak dicapai seseorang dalam menumbuhkan sikap ilmiah pada dirinya. Begitu halnya dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai peserta didik haruslah bersifat kreatif dalam mengembangkan ilmunya. Seorang siswa yang mempunyai sikap kreatif dapat terlihat dari bagaimana cara ia menerapkan strategi tersendiri dalam memahami materi pelajaran dan bagaimana siswa tersebut mendesain berbagai cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Suasana pembelajaran dengan menggunakan model student facilitator and explaining berlangsung secara dinamis dimana siswa bukan lagi sebagai obyek pembelajaran semata-mata melainkan bisa juga berperan sebagai tutor bagi siswa lainnya. Hal ini terjadi karena setiap siswa belajar memiliki dua tanggungjawab yang harus dia lakukan, yaitu mempelajari dan memahami materi yang telah ditewtapkan.
Ketertarikan siswa untuk belajar materi sistem hukum dan peradilan di Indonesia melalui penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining merupakan faktor utama kesuksesan pada perlakuan kelas. Melalui pembelajaran model student facilitator and explaining menghasilkan
beberapa nilai lebih dalam hubungannya dengan pengembangan potensi diri siswa dan antisipasi positif dalam upaya pembentukan warga negara yang baik, yaitu ; (1) dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir kritis siswa secara optimal, (2) melatih siswa aktif, kreatif dalam menghadapi semua masalah, (3) mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, (4) mendorong tumbuh sikap demokrasi, (5) melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan saling bertukar pikiran secara obyektif, rasional, guna menemukan kebenaran dalam kerjasama anggota kelompok, (6) menolong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka, ( 7) melatih siswa untuk selalu dapat mandiri dalam menghadapi semua masalah, (8) melatih kepemimpinan siswa, dan (9) memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling bertukar informasi, pendapat dan pengalaman mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat ya ng dikemukakan oleh Mujianto (2016 : 62) melalui penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining terlihat keaktifan siswa dalam mengeluarkan dan bertukar ide dengan siswa lainnya untuk menyelesaikan permasalahan pada materi tersebut, sehingga permasalahan dapat tertuntaskan.
Kemampuan berpikir kreatif siswa sangat dibutuhkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam upaya peningkatan penguasaan materi yang diajarkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui kemampuan berpikir kreatif dapat meningkatkan Prestasi belajar merupakan salah satu indicator keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
Kemampuan berpikir kreatif lebih baik akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : interaksi yang terjadi di dalam kelas, model pembelajaran dan media yang digunakan guru, sarana dan prasarana yang tersedia, kemampuan siswa, dan sebagainya. Ini berarti model pembelajaran dapat mempengaruhi aktivitas dan Prestasi belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan sistuasi kelas memungkinkan dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa dan akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu guru harus berusaha agar kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar siswa meningkat, untuk itu guru semestinya menerapkan berbagai model pembelajaran dalam mengajar.
Model pembelajaran student facilitator and explaining merupakan suatu inovasi pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran student facilitator and explainingdapat menciptakan saling ketergantungan
antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain : pertama, mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain. Kedua, mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. Ketiga, membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang lemah serta menerima perbedaan ini. Keempat, sangat efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial, meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan yang lain serta sikap positif terhadap sekolah.
Hasil penelitian ini didukung teori yang diungkapkan oleh Murti (2009;143) yang menyatakan bahwa model pembelajaran student student facilitator and explaining merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik dan mudah diadaptasi pada berbagai ilmu pengetahuan.
Berdasarkan uraian diatas, tampaknya hasil penelitian yang diperoleh telah sesuai dengan teori yang ada dan didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya. Dengan demikian hasil penelitian yang di peroleh melengkapi penemuan bahwa pembelajaran kooperatif student facilitator and explainingebih efektif dalam meningkatkan aktifitas belajar dan prestasi belajar siswa daripada pembelajaran konvensional
Berdasarkan hasil uji emperis ditemukan adanya kreativitas dan aktivitas belajar PKn siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif student facilitator and explaining. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran student facilitator and explaining memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok.
Kreativitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti : siswa dituntut untuk aktif berinisiatif dan berpartisipasi dalam keseluruhan proses pembelajaran, sedangkan guru diharapkan untuk lebih berfungsi sebagai fasilitator, motivator dan coordinator kegiatan pembelajaran, aktivitas pembelajaran cenderung berpusat pada siswa, interaksi yang terjadi di dalam kelas multi interaksi artinya terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan guru dengan siswa, suasana kelas menyenangkan, model pembelajaran dan media yang digunakan guru menarik minat dan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran student facilitator and explaining sesuai dengan
karakteristik materi ajar dan sistuasi kelas yang memungkinkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif dan aktivitas belajar siswa.
Diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator and explaining akan dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga melalui motivasi yang meningkat akan mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan aktivitas belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2001) motivasi memiliki fungsi : (1) mendorong manusia untuk berbuat,(2) menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan (3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Penggunaan model pembelajaran student facilitator and explaining dalam pelaksanaan pembelajaran akan menginterprestasikan beberapa nilai lebih, dalam hubungannya dengan pengembangan potensi diri siswa dalam belajar PKn. Bercermin dari hasil penelitian ini, maka penggunaan model pembelajaran student facilitator and explainingdapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas terutama dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar PKn.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan perihal peningkatan pemahaman kemampuan berpikir kreatif siswa mata pelajaran PPKn pada siswa SMAN Lamteuba Aceh Besar melalui model pembelajaran student facilitator and explaining.
Menggunakan model pembelajaran facilitator and explaining membuat siswa tertarik dan termotivasi sehingga peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI2 SMAN Lamteuba pada Pembelajaran PPKn yang diajarkan melalui model pembelajaran student facilitator and explaininglebih baik. Rata-rata peningkatan N- Gain kemampuan berpikir kreatif siswa 78.4%.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut.
Hendaknya guru dapat menggunakan pembelajaran dengan model pembelajaran dengan facilitator and explaining serta mengembangkan berbagai aktivitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran. Guru perlu menambah wawasannya tentang teori belajar dan model-model pembelajaran yang inovatif.
Bagi semua pihak yang berkompeten diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini, baik sebagai penelitian lanjutan maupun penelitian lain dari model pembelajaran sehingga pembelajaran dengan student facilitator and explaining tersebut dapat berkembang didunia pendidikan kita ini.
_____________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
B. Hamzah, 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.: PT Bumi aksara. Jakarta.
Basrowi, Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. r: Ghalia Indonesia. Bogor.
Djamarah Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Kunandar. 2007. Guru Profesional:
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan menghadapi Sertifikasi Guru.: PT Raja GrafindoPersada.
Jakarta.
Mujianto. 2016. Meningkatkan aktivitas Siswa MelaluiPenerapan Model Pembelajaran student facilitator and explaining Siswa Kelas X Banda Aceh. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga. Banda Aceh.
Mulyani. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif pada Pembelajaran PPKn di SMP (Studi Pembelajaran Pada Siswa Kelas VII SMP di Aceh Barat) Skripsi. Banda Aceh: FKIP Universitas Abulyatama.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Anak Berbakat: Rineka Cipta. Jakarta
Murti, Sartina. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Facilitator and Explaining (SFE) Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Aceh Besar FKIP Universitas Abulyatama. Aceh.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.:PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Pustaka Pelajar.
Yokyakarta.
Siswono. 2004. Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing ) Matematika Berpadau Dengan Model Wallas dan creative Problem Solving. Bulletin Pendidikan Matematika 6 (Volume 6 nomor 2 Oktober 2004).
Slameto. 2003 Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. P.T Rineka Cipta. Jakarta.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning.
Second Edition. Allyn and Bacon. Boston.
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka.
Jakarta.
Solihatin, E. 2007. Cooperative Learning : Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana. Jakarta.
Stahl, R J. 1994. Cooperative Learning in social Studies:Hand Book for teacher. Kane Publishing Service, inc. USA.
Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran.: Falah Produktion. Bandung.
Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –Progesif. Konsep Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.