• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PELAKSANAAN TUGAS JAGA NAVIGASI DI ANJUNGAN KAPAL SAAT BERADA DI ALUR PELAYARAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PELAKSANAAN TUGAS JAGA NAVIGASI DI ANJUNGAN KAPAL SAAT BERADA DI ALUR PELAYARAN "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

MELAKUKAN TUGAS JAM NAVIGASI PADA KAPAL DALAM SALURAN PENGIRIMAN YANG SEMPIT. Semua ide dalam SET, kecuali tema yang saya cantumkan dalam kutipan, adalah ide saya sendiri. NAVIGASI DI JEMBATAN SAAT DI SALURAN PERKEMPUAN SEMPIT Nama Taruna : ALDAN FIRMAN CS. Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmu terapan yang bertajuk “PELAKSANAAN TUGAS PENJAGAAN NAVIGASI DI KAPAL SAAT DI SALUR PEMASANGAN SEMPIT” tepat waktu tanpa ada keadaan yang tidak terduga. yang tidak diinginkan.

ALDAN FIRMAN CS, Pelaksanaan Tugas Pemeliharaan Navigasi pada Jembatan Pada Saat Berada di Alur Pelayaran Sempit. Salah satu penyebab terjadinya kapal karam adalah kurangnya kedisiplinan dan ketrampilan petugas jaga dalam menjalankan tugas jaga dengan baik khususnya dalam bidang navigasi. Meski terkadang di bawah kendali pilot, petugas yang bertugas di anjungan tetap harus membantu tugas jaga.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pelaksanaan tugas jaga navigasi pada anjungan kapal pada saat berada di perairan sempit. Teknik pengumpulan datanya salah satunya adalah dengan mengamati, mengkaji dan menganalisa objek atau permasalahan yang diselidiki secara langsung, sehingga dapat diketahui bagaimana penerapan tugas jaga navigasi di anjungan kapal, aturan navigasi yang dilakukan oleh petugas jaga dan cara pemeliharaannya. . kualitas petugas jaga navigasi yang bertugas di kapal MV LUMOSO KARUNIA. Hasil penelusuran yang penulis lakukan menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada alur pelayaran yang sempit, yaitu penerapan tata cara jaga yang tidak tepat, aturan jaga yang tidak dipatuhi dengan baik pada saat bernavigasi dan ketidakpedulian petugas jaga navigasi terhadap waktu istirahatnya.

Salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada alur pelayaran sempit, upaya untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan melaksanakan tugas jaga navigasi sesuai dengan prosedur dan aturan jaga yang berlaku serta memberikan jam istirahat yang cukup bagi petugas jaga navigasi ketika berada pada alur pelayaran sempit.

Latar Belakang

Bahaya yang dihadapi selama tugas jaga adalah bahaya navigasi seperti kandas, cuaca buruk, tabrakan, polusi, kebakaran, kecelakaan dan lain-lain. Untuk meningkatkan keselamatan kapal khususnya kapal yang melakukan navigasi di daerah dangkal dan sempit. Seiring dengan pertumbuhan perekonomian dunia, penggunaan transportasi laut semakin padat, terutama di wilayah sempit seperti selat dan kanal, atau wilayah terkonsentrasi seperti pelabuhan dan jalur pelayaran, yang dapat menimbulkan risiko tinggi terjadinya kecelakaan laut, baik dalam bentuk kecelakaan laut. tabrakan antar kapal atau bahaya navigasi lainnya, seperti kapal karam atau terdampar di kedalaman dangkal.

Hal ini bertujuan agar kapal selalu berada pada jalur pelayaran yang aman sampai tujuan. Oleh karena itu, diperlukan perhatian dalam pelaksanaan tugas jaga navigasi, terutama pada saat melintasi perairan sempit. Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya memutuskan untuk mengadakan penelitian dengan tema yang berjudul “PELAKSANAAN PELAKSANAAN TUGAS TAHAN NAVIGASI KAPAL PADA ARUS PERKAYAAN SEMPIT.

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Review Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibaca dan ditelaah oleh penulis, maka penelitian yang dilakukan penulis mempunyai persamaan dari segi jalur transportasi, namun berbeda dari segi judul umum, permasalahan, isi dan penyajian. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian Dhina Setyo Oktaria (2011) mengkaji tentang analisis kemampuan nakhoda dalam membaca alat bantu navigasi kapal pada jalur pelabuhan dan jalur angkutan umum di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Analisis kemampuan nakhoda membaca alat bantu navigasi pada alur pelabuhan dan alur pelayaran umum di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.

Bagaimana kemampuan nakhoda dalam membaca dan menavigasi jalur pelayaran umum di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

Landasan Teori

  • Pengertian Dinas Jaga
  • Pengertian Kapal
  • Penerapan Pelaksanaan Tugas Jaga Navigasi Di Alur Pelayaran Sempit. Sempit
  • Aturan Yang Digunakan Perwira Jaga Navigasi Saat Berlayar
  • Aturan 2 Tanggung Jawab
  • Aturan 5 Pengamatan
  • Aturan 6 Kecepatan Aman
  • Aturan 7 Bahaya Tubrukan
  • Aturan 8 Tindakan Menghindari Bahaya Tubrukan
  • Aturan 9 Alur Pelayaran Sempit
  • Aturan 13 Penyusulan
  • Aturan 14 Situasi Berhadapan
  • Menjaga Kualitas Perwira Jaga Navigasi Saat Bertugas

Berdasarkan Kepmenhub 68 Tahun 2011, mendefinisikan jalur pelayaran di laut adalah perairan yang dianggap aman dan terjamin bagi navigasi kapal angkutan laut berdasarkan kedalaman, lebarnya, dan bebas dari hambatan pelayaran lainnya. Alur kapal dimaksudkan untuk mengarahkan kapal-kapal yang masuk dan keluar pelabuhan sehingga pelabuhan dapat lebih tertib. Jalur pelayaran harus mempunyai kedalaman dan lebar yang cukup agar kapal yang hendak berlabuh dapat melewatinya.

Alur kapal di pelabuhan bertujuan untuk menjadi penghubung antara daerah tempat kapal berlabuh jangkar (biasanya kapal menunggu di luar pemecah gelombang jika ada) dengan perairan dekat dermaga (biasanya di dalam pemecah gelombang, kolam pelabuhan). Salah satu tanda adanya alur pelayaran di pelabuhan adalah dengan hadirnya SBNP atau Sarana Bantuan Navigasi yang berfungsi sebagai penanda batas alur pelayaran yang akan memudahkan petugas jaga ketika bertugas di anjungan. Dalam pelaksanaan dinas jaga navigasi terdapat hal-hal yang harus mendapat perhatian dan tanggung jawab khusus terhadap terselenggaranya keselamatan kapal (manusia, kapal dan segala barang yang ada didalamnya).

Jaga navigasi dilakukan oleh awak kapal yang mempunyai pengetahuan ilmu navigasi, tempat jaganya berada di ruang anjungan. Hal ini berbeda dengan konvensi secara keseluruhan yang hanya berlaku bagi kapal yang melakukan pelayaran internasional yaitu antara lain. Peraturan ini merupakan peraturan nasional yang wajib dipatuhi oleh seluruh kapal yang berada di perairan Indonesia.

Selain itu, bagi kapal yang radarnya berfungsi antara lain : .. a) Karakteristik efisiensi dengan keterbatasan radar pesawat terbang. Bahaya demikian dianggap ada apabila arah kapal yang mendekat tidak memperlihatkan perubahan nyata. Kelayakan tindakan ini harus dievaluasi secara hati-hati sampai kapal lain akhirnya dapat lewat dan benar-benar bersih. e) Jika perlu untuk menghindari atau memberikan lebih banyak waktu untuk menilai situasi, kapal harus mengurangi kecepatan atau menghilangkan semua kecepatan untuk menghentikan atau memutar mesinnya. (f) Kapal-kapal yang disyaratkan oleh aturan-aturan ini untuk tidak menghalangi jalur bebas atau jalur aman kapal-kapal lain, jika keadaan memungkinkan, mengambil tindakan sesegera mungkin untuk memungkinkan manuver yang memadai untuk jalur yang pasti.

Dan kapal yang terikat untuk tidak menghalangi jalan aman atau lintasan kapal lain, tidak akan dibebaskan dari kewajibannya jika kapal tersebut mendekati kapal lain yang menimbulkan bahaya, dan ketika hendak melakukan tindakan tersebut harus sadar akan tindakan yang disyaratkan oleh peraturan. di bagian ini. Kapal yang haluannya tidak boleh dihalangi, harus selalu menaati peraturan-peraturan dalam bagian ini apabila kedua kapal itu saling mendekat. Peraturan ini tidak membebaskan kapal berikut dari kewajibannya berdasarkan peraturan 13. (f) Kapal yang mendekati suatu tikungan atau daerah alur pelayaran atau alur pelayaran sempit dimana kapal-kapal lain mungkin terhalang oleh suatu penghalang harus melaju dengan kehati-hatian dan kehati-hatian khusus dan harus berbunyi isyarat yang sesuai sebagaimana ditentukan dalam Peraturan 34(e). g) Setiap kapal, jika keadaan mengizinkan, harus menghindari berlabuh jangkar di jalur pelayaran yang sempit.

Untuk keadaan seperti itu, diasumsikan bahwa kapal tersebut dapat melihat kapal lain secara langsung atau hampir di depan dan pada malam hari kapal tersebut dapat melihat lampu tiang kapal lain sejajar atau dekat garis atau kedua lampu samping, dan pada siang hari kapal mengamati kapal tersebut. gator (penglihatan) kapal lain c) Jika kapal tersebut ragu-ragu bahwa situasi seperti itu ada, dia harus berasumsi bahwa situasi seperti itu ada dan bertindak sesuai dengan itu. Memperkuat mekanisme penegakan/penindakan di semua tingkatan, termasuk ketentuan mengenai prosedur pengaduan yang tersedia bagi pelaut, pemantauan kondisi kapal mereka oleh pemilik dan nakhoda kapal, yurisdiksi negara bendera dan kontrol atas kapal mereka, dan inspeksi kapal asing di pelabuhan negara.

Tabel 2.2 Daftar Dinas Jaga Di Atas Kapal
Tabel 2.2 Daftar Dinas Jaga Di Atas Kapal

Kerangka Pemikiran

Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Jenis Data dan Sumber Data

Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teori dan penentuan formal dari kondisi sebenarnya dalam pengamatan dan informasi lain yang diperoleh. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Wawancara adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau suatu pihak untuk memperoleh informasi, pendapat mengenai suatu hal yang diperlukan untuk tujuan tertentu, dari seseorang atau pihak lain dengan cara tanya jawab.

Menurut Ardila, dokumentasi adalah kumpulan dokumen yang dapat memberikan informasi atau bukti terkait dengan proses pengumpulan dan pengolahan dokumen baik berupa barang, gambar atau tulisan sebagai alat bukti dan secara sistematis dapat memberikan informasi penting dan menyebarkan informasi kepada para penggunanya.

Pemilihan Informan

Teknik Analisis Data

Pengumpulan Data (Data Collection)

Display Data

Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelitian Kualitatif), (online), http://wordpress.com/technology-education/method-research-qualitative-systematic-penelitian-kualitatif. Politeknik Perkapalan Surabaya mencetak STCW 1978 Tahun 2013 tentang P2TL dan Pelayanan Pengawasan: Melaksanakan Tugas Jaga Navigasi.

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.2 Daftar Dinas Jaga Di Atas Kapal
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Mulai

Referensi

Dokumen terkait

Miller (2014) dan Mathews (2016) menyatakan bahwa modal sosial berpotensi untuk dikembangkan oleh kelompok orang yang beraktivitas di perpustakaan karena: 1) di dalam

Chapters Four, Five and Six talk of views of the Arabic singer aft er her death, from 1975 to 2007, presenting a continuity of how she was represented through the media and the use of