• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DAN PEMAHAMAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP DAMPAK YANG TERJADI MELALUI AKTIVITAS PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN DAN PEMAHAMAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP DAMPAK YANG TERJADI MELALUI AKTIVITAS PERUSAHAAN"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bisnis dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan, karena perusahaan cenderung mengejar keuntungan sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Skala usaha industri tahu dan tempe sebagian besar berskala kecil dan menengah, seperti yang terjadi di Kabupaten Gowa, Desa BontoSunggu. Dampak positif dari limbah yang dihasilkan oleh pabrik tahu dan tempe berupa kulit kedelai, ampas dan air limbah masih dapat dimanfaatkan untuk membuat produk yang bermanfaat.

Pemerintah mengusulkan peraturan pengendalian pencemaran air limbah industri, karena limbah industri tahu dan tempe mengandung bahan pencemar organik dan anorganik, sehingga air limbah tidak dapat dibuang langsung ke sungai, melainkan harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Saat ini di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan di Kabupaten Gowa banyak perusahaan yang memproduksi tahu dan tempe, namun tidak semua perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan perubahan biaya dalam laporan tahunan perusahaan dan mengetahui biaya apa saja yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Semakin besar produksi tahu dan tempe yang dihasilkan oleh perusahaan, tentunya akan menimbulkan biaya pengelolaan limbah yang dapat mencemari lingkungan sekitar perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait penerapan dan pemahaman akuntansi lingkungan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan (studi kasus di Pabrik Tahu Pabrik Tempe UD.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Akuntansi Lingkungan
  • Tujuan Penerapan Akuntansi Lingkungan
  • Manfaat dan Pentingnya Akuntansi Lingkungan
  • Fungsi dan Peranan Akuntansi Lingkungan
  • Akuntansi Manajemen Lingkungan
  • Limbah Industri
  • Jenis Industri
  • Biaya Lingkungan
  • Tahap-Tahap Perlakuan Alokasi Biaya Lingkungan
  • Penelitian Terdahulu
  • Kerangka Pikir

Kegiatan pelestarian lingkungan ini akan menimbulkan biaya lingkungan yang harus ditanggung oleh perusahaan. Akuntansi lingkungan adalah sarana pelaporan operasi perusahaan, yang terkait dengan biaya lingkungan (Martusa, 2009). Akuntansi lingkungan secara khusus mendefinisikan dan memasukkan semua biaya lingkungan dalam laporan keuangan perusahaan.

Biaya lingkungan ini tidak hanya menyangkut informasi tentang biaya lingkungan dan informasi terukur lainnya, tetapi juga informasi tentang bahan dan energi yang digunakan. Biaya lingkungan adalah dampak, baik moneter maupun nonmoneter, yang terjadi akibat kegiatan bisnis yang mempengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan, 2009: 82). Pengertian biaya lingkungan mencakup semua biaya yang paling nyata (seperti pembuangan limbah), untuk mengukur ketidakpastian (Ikhsan, 2009: 103).

Biaya lingkungan terutama terkait dengan biaya produksi, proses, sistem atau fasilitas yang penting untuk pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik. Hansen dan Mowen (2015) menyatakan bahwa rasio biaya lingkungan adalah informasi yang berkaitan dengan distribusi biaya secara relatif. Hansen dan Mowen (2015) menjelaskan bahwa biaya lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan akibat buruknya kualitas lingkungan atau buruknya kualitas lingkungan yang mungkin terjadi.

Biaya lingkungan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terkait dengan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan perlindungan yang dilakukan. Biaya lingkungan meliputi biaya internal (terkait pengurangan proses produksi untuk mengurangi dampak lingkungan) dan biaya eksternal terkait dengan perbaikan kerusakan akibat limbah yang dihasilkan (Susenohaji, 2002). Penghematan biaya lingkungan (environmental income) adalah penghematan biaya atau tambahan pendapatan perusahaan sebagai akibat dari pengelolaan lingkungan.

Biaya lingkungan langsung adalah biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke objek (misalnya biaya tenaga kerja karena proses, biaya manajer untuk suatu produk, biaya energi untuk produk, dll.). Biaya lingkungan tidak langsung adalah biaya yang dialokasikan ke unit biaya (biaya pelatihan lingkungan, biaya gaji pengelola lingkungan, biaya pembelian produk yang tidak mempengaruhi proses secara langsung, dll). Biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal dan berhubungan dengan semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kerusakan.

Seperti halnya biaya kualitas, biaya lingkungan adalah biaya yang terjadi karena kualitas lingkungan yang buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk dapat terjadi. Biaya lingkungan menurut Hansen dan Mowen a) Biaya pencegahan (environmental prevention cost) adalah biaya untuk kegiatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya limbah dan/atau limbah yang dapat merusak lingkungan.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Jenis dan Sumber Data
  • Metode Analisis

Industri Tahu Tempe Mas Jumangen Efendi merupakan pabrik yang bergerak di bidang produksi makanan, terutama memproduksi Tahu Tempe. Namun seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya jumlah konsumen, industri tahu dan tempe menjadi besar dan memiliki banyak tenaga kerja. Bertanggung jawab untuk mencetak adonan tahu dan tempe yang sudah matang dan disaring lalu didiamkan beberapa menit hingga menjadi tahu tempe.

Pada tahap akhir pembuatan tahu dan tempe, tahu yang sudah jadi dipotong-potong sesuai ukuran yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara di atas maka pihak pabrik tahu dan tempe melakukan tindakan pencegahan yang dapat mengganggu lingkungan akibat bau yang dikeluarkan oleh limbah produksi. Kerusakan tanah yang disebabkan oleh tanaman tahu dan tempe akan berdampak pada penurunan kesuburan tanah, penurunan produktivitas, erosi tanah, ekosistem dan perubahan struktur tanah di sekitar tanaman.

Setelah melakukan wawancara mendalam dengan masyarakat tentang penerapan dan pemahaman akuntansi lingkungan yang dilakukan oleh pabrik, dapat disimpulkan bahwa pabrik tahu dan tempe telah menerapkan dan memahami akuntansi lingkungan dengan baik, namun belum secara keseluruhan. Pada proses pembuatan tahu dan tempe dihasilkan tiga limbah yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Dampak positif dari limbah padat (ampas kedelai) adalah meningkatkan pendapatan perusahaan sendiri karena ampas tahu dan tempe dijual untuk pakan industri peternakan.

Dampak positif dari limbah cair ini sangat membantu masyarakat sekitar khususnya para petani karena para petani dapat memanfaatkan limbah cair dari proses pembuatan tahu dan tempe sebagai pupuk. Peneliti melakukan wawancara dengan pemilik usaha tahu dan tempe. Bagaimana proses pengolahan limbah pembuatan tahu dan tempe di UD. Sebuah pabrik tahu tempe menghasilkan limbah padat berupa endapan dari produksi tahu dan tempe.

Termasuk yang dilakukan pabrik tahu dan tempe setiap hari, pihaknya menyediakan 7 kantong untuk mengisi endapan tahu dan tempe agar tidak merusak lingkungan sekitar. Sido Maju bersikukuh jika ada keluhan atau kritikan dari masyarakat sekitar tentang limbah yang dihasilkan dalam pembuatan tahu dan tempe. Seberapa jauh pemanfaatan dan pemahaman pengelolaan sampah dari pemahaman massa dalam proses pembuatan tahu dan tempe di UD.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • Sejarah Singkat Pabrik TahunTempe UD. Sido Maju
  • visi dan Misi
  • struktur Organisasi UD. Sido Maju
  • Proses Produksi TahuTempe
    • Proses Produksi Tahu
    • Proses Produksi Tempe

Pada awalnya industri tahu dan tempe ini dibangun dalam skala kecil atau bisa disebut industri rumahan dengan hanya sedikit pegawai dan pengelolaannya dipimpin oleh Mas Jumangen Efendi selaku pemilik. Saat ini dalam setiap produksinya, industri tahu dan tempe Mas Jumangen Efendi setiap hari menghasilkan 400 kg kedelai tahu dan 250-300 kg kedelai tempe setiap hari dan dapat memperoleh keuntungan kotor sebesar Rp. Dia bertanggung jawab atas kontrol proses produksi yang benar dan menjaga kontrol atas bahan baku di gudang.

Bertanggung jawab memasak kedelai yang telah digiling kemudian disaring untuk memisahkan sari kedelai dari endapan d. Kedelai yang telah direndam dikeluarkan kemudian dimasukkan ke dalam gilingan dan digiling hingga halus. Potongan tahu yang sudah dipisahkan dari air asamnya dimasukkan ke dalam cetakan kayu yang sebelumnya dialasi kain belacu.

Dari proses produksinya, industri tahu menghasilkan tiga jenis limbah yaitu limbah padat, cair dan gas. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan kedelai, yang memisahkan ampas tahu dan ekstrak tahu. Selain itu, proses penyaringan tahu untuk mendapatkan endapan tahu dan memisahkan endapan tahu dari air menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan kimia organik.

Proses pembuatan tempe diawali dengan merebus kedelai selama 2 jam, setelah matang kedelai direndam selama 24 jam hingga empuk dan terasa berlendir, kemudian kedelai dicuci hingga bersih. Kemudian kedelai dipecah-pecah dengan alat penggiling hingga kedelai terbelah menjadi dua dan kulit kedelai terpisah. Kemudian kulit kedelai dipisahkan dengan cara memecah kedelai di dalam air, sehingga kulit kedelai mengapung dan dapat dipisahkan.

Setelah itu kedelai yang telah dikupas dicuci kembali hingga bersih, kemudian difermentasi dengan cara kedelai dicampur dengan ragi yang telah dilarutkan dan didiamkan selama ± 10 menit. Kemudian kedelai yang sudah mengandung ragi ditiriskan hingga hampir kering, lalu dibungkus dengan daun pisang. Dari proses produksinya, industri tempe menghasilkan dua jenis limbah yaitu limbah cair dan limbah gas.

Hasil dan Pembahasan

  • Analisis Penerapan dan Pemahaman Akuntansi Lingkungan Perusahaan
  • Analisis Dampak dan pengelolahan limbah perusahaan
  • Identifikasi Komponen Biaya Limbah
  • Laporan Biaya Lingkungan Pabrik Tahu Tempe UD. Sido Maju
  • Analisis Penyajian Biaya Lingkungan Perusahaan

Gas buang yang dihasilkan dalam pengelolaan tahu dan tempe berupa limbah udara yang akan menimbulkan pencemaran udara dari asap pengelolaan tahu dan tempe yang disebabkan oleh asap kayu bakar yang digunakan oleh pabrik. Dampak negatifnya adalah jika ampas tahu tempe tidak dijual atau dikelola akan menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan pabrik dan lingkungan masyarakat. Sebelum pabrik menggunakan pipa dan selokan untuk proses produksi tahu dan tempe, ada orang yang mengatakan bahwa limbahnya sangat bau, kami terganggu dengan baunya, dari situ kami membuat saluran air dan memasang pipa untuk air limbah yang disalurkan langsung ke sawah dan sungai.”

Dengan memiliki lingkungan yang baik secara tidak langsung mempengaruhi masyarakat yang datang untuk membeli tahu dan tempe serta lingkungan sekitar tidak terganggu oleh pabrik ini karena kami melakukan pengelolaan lingkungan. Biaya lingkungan mencakup baik biaya internal (terkait pengurangan proses produksi untuk mengurangi dampak lingkungan) maupun biaya eksternal terkait perbaikan kerusakan akibat limbah yang dihasilkan. Jika banyak endapan setelah proses pengelolaan dari kedelai menjadi tahu dan tempe, tidak dapat dibuang ke wadah limbah dan dapat mencemari lingkungan pabrik.

Sido Maju Biaya lingkungan selalu berkaitan dengan biaya operasional, proses, sistem atau fasilitas yang penting untuk pengambilan keputusan. Sido Maju merepresentasikan biaya lingkungan dalam hal biaya pengelolaan limbah dalam biaya pabrik secara keseluruhan. Sido Maju telah mencatat biaya lingkungan dengan menimbulkan biaya pengolahan limbah, namun pelaporan biaya tersebut tidak konsisten dengan akuntansi biaya lingkungan.

Sido Maju, jika ingin meningkatkan penerapan akuntansi lingkungan lebih baik lagi, dapat membuat laporan khusus biaya lingkungan (terpisah) dari laporan keuangan umum untuk memberikan informasi kepada peneliti tambahan.

Referensi

Dokumen terkait

Karena pada dasarnya biaya pemeliharaan atau biaya sewa yang harus diterima oleh pegadaian syariah adalah biaya yang sudah ditentukan oleh pihak pegadaian, berarti dalam

Hal ini diungkapkan oleh Bapak Buwang selaku kepala Produksi Kopi “Dengan menerapkan kebersihan lingkungan dan menghitung jumlah biaya-biaya lingkungan terhadap hasil dari kegiatan