• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA WALISONGO GEMPOL - Repositori STKIP PGRI Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DI KELAS X SMA WALISONGO GEMPOL - Repositori STKIP PGRI Sidoarjo"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, misalnya mencari di internet, buku, perpustakaan, toko, buku pelajaran, dan lain-lain. untuk menemukan permasalahan yang berhubungan dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mencari atau mengamati atau menyelidiki benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan segitiga siku-siku. Siswa mencari atau menyelidiki atau mengamati benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitar yang berhubungan dengan segitiga siku-siku.

Peneliti mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan tugas proyek dan mengembangkan strategi pembelajaran yang baik yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru menginformasikan kepada siswa secara runtut tentang tujuan pembelajaran yaitu melalui pengajaran yang diterapkan guru siswa dapat menggunakan perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, tangen, kosekan, garis potong dan kotangen) pada segitiga siku-siku menjelaskan, sehingga bahwa mereka dapat menyelesaikan permasalahan kontekstual terkait perbandingan trigonometri (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan dan kotangen) pada segitiga siku-siku dengan percaya diri, kerjasama dan tanggung jawab.

Tabel 4.2. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa  Proses Validasi
Tabel 4.2. Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Proses Validasi

Menyiapkan pertanyaaan atau penugasan proyek

Guru memberikan gambaran tentang pentingnya mempelajari materi perbandingan trigonometri dengan menunjukkan manfaat materi perbandingan trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Guru menugaskan proyek untuk merancang dua masalah nyata yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Tugas proyek ini dilakukan secara berkelompok. Guru membagi siswa menjadi 5 (lima) kelompok secara acak, masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 orang.

Setelah kelompok terbentuk, siswa berkumpul dalam kelompoknya dan berdiskusi untuk mengidentifikasi objek yang akan digunakan dalam rumusan masalah dengan mencari informasi dari berbagai sumber. Guru mengajak siswa ke lapangan sekolah untuk memberikan contoh pilihan mata pelajaran yang dapat dijadikan bahan merumuskan masalah. Siswa mulai memilih atau menentukan benda-benda yang akan digunakan dalam perancangan soal, dengan syarat benda-benda yang digunakan terletak di sekitar gedung sekolah, sehingga siswa dapat menyelesaikan tugas proyek dengan lebih mudah.

Ada tiga kelompok yang memilih objek pohon, namun pohon yang digunakan berbeda lokasi dan jenisnya, dan ada dua kelompok yang memilih objek tiang bendera, namun permasalahan yang dirancang berbeda. Inti dari proyek persamaan trigonometri ini adalah agar siswa belajar mencari informasi dari berbagai sumber tentang manfaat persamaan trigonometri dalam kehidupan sehari-hari, memilih benda yang akan diukur, mengukur sudut elevasi yang dibentuk oleh benda dan pengamat, serta menentukan tinggi suatu benda dengan menggunakan menggunakan persamaan trigonometri. bahan perbandingan. Awalnya guru memberikan kebebasan terhadap benda-benda yang digunakan masing-masing kelompok untuk lebih memahami manfaat materi perbandingan trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memudahkan dalam mengukur benda tanpa menyita waktu luang siswa, guru membatasi benda yang digunakan pada area sekitar gedung sekolah.

Gambar 4.2 : Kegiatan siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
Gambar 4.2 : Kegiatan siswa mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

Mendesain perencanaan proyek

Guru menjelaskan bahwa tugas proyek ini diawali dengan mencari benda-benda sekitar yang dapat dijadikan objek permasalahan untuk menyusun laporan kegiatan proyek dalam bentuk makalah. Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap kelompok kembali mendiskusikan pemilihan objek dan desain awal masalah yang telah dibuat. Klinometer sederhana yang dibuat dibatasi pada sudut-sudut segitiga siku-siku, yaitu agar siswa memusatkan perhatian pada jarak benda dengan pengamat serta tinggi suatu benda.

Guru memberikan contoh penggunaan klinometer sederhana dengan cara memilih salah satu siswa secara acak untuk berlatih menggunakan klinometer sederhana berdasarkan petunjuk guru. Selain klinometer sederhana, setiap kelompok menyiapkan alat ukur jarak seperti pita pengukur tukang atau penjahit atau alat ukur lainnya yang dapat digunakan. Dengan demikian, setiap kelompok akan memahami persiapan yang perlu dilakukan, cara melaksanakan tugas proyek, dan menyiapkan laporan kegiatan proyek.

Setelah guru merasa penjelasan sudah cukup, setiap kelompok diminta berdiskusi kembali bagaimana tugas proyek dapat diselesaikan. Pada langkah ini setiap kelompok juga mengawali dengan membagikan tugas kepada masing-masing anggota kelompok kemudian secara bergiliran berkonsultasi dengan guru mengenai kegiatan yang telah dilakukan. Umumnya masing-masing kelompok merancang soal awal dengan panjang pengamat yang digunakan seluruh badan, namun guru menyarankan agar panjang pengamat dari ujung kaki sampai mata digunakan sesuai dengan pengukuran sudut dengan menggunakan klinometer sederhana.

Guru mengingatkan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan akan dicatat pada laporan kegiatan proyek yang akan diberikan guru pada awal pembelajaran dan akan didokumentasikan sebagai bukti kegiatan yang dilakukan.

Menyusun jadwal proyek

Guru menentukan jadwal kegiatan, pada pertemuan kedua setiap kelompok memulai dengan presentasi dan kontribusi disertai laporan kegiatan proyek, kemudian berkonsultasi dengan guru tentang kegiatan yang dilakukan, dan pada pertemuan ketiga setiap kelompok mempresentasikan tugas proyeknya dan menyerahkan laporan kegiatan proyek. Siswa menambahkan jadwal kegiatan pada kegiatan proyek yaitu penyiapan alat dan bahan yang diperlukan serta pelaksanaan pengukuran benda yang ditentukan sesuai masalah desain. Jadwal kegiatan tambahan disesuaikan agar tidak mengganggu jadwal kegiatan siswa di luar pelajaran matematika.

Persiapan, seperti mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, meneliti atau mengamati atau menyelidiki dan mendefinisikan objek yang digunakan dalam perancangan masalah, membuat desain awal masalah, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, dan melakukan kegiatan pengukuran objek sesuai desain. masalah yang tercipta. . Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan dan mengingatkan siswa mengenai tugas dan jadwal kegiatan yang akan berlangsung. Dalam pertemuan 2 (dua) masing-masing kelompok diminta membawa laptop yang digunakan untuk menyusun laporan kegiatan proyek.

Guru kemudian mengakhiri pembelajaran dengan meminta ketua kelas memimpin doa dan dilanjutkan dengan memberikan salam penutup. Kegiatan pertama yang dilakukan guru mengondisikan kelas, dilanjutkan dengan membuka pembelajaran dengan salam, doa kemudian menghadirkan kehadiran siswa.

Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

Pemantauan dilakukan dengan memfasilitasi dan memberikan informasi tambahan yang dapat mendukung kelancaran kegiatan proyek. Konkritnya, jenis monitoring yang dilakukan guru adalah memeriksa sejauh mana rancangan masalah telah dibuat. Pada umumnya setiap kelompok menemui kendala dalam perhitungan kegiatan proyek, disini guru membantu siswa mencari solusi atas kendala yang ditemuinya.

Guru secara acak memilih salah satu desain masalah dari lima kelompok untuk dibahas oleh guru di depan kelas sebagai contoh mengatasi kendala yang dihadapi, sehingga semua kelompok dapat memperbaiki perhitungan desain masalah masing-masing. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dan memotivasi siswa untuk menyelesaikan proyek dengan menjelaskan contoh rancangan masalah dibantu oleh siswa yang dipilih secara acak. Harapannya setiap kelompok lebih teliti terhadap rancangan masalah yang dibuat baik dari segi penggunaan kata maupun perhitungan rancangan penyelesaian masalah. Pada pertemuan sebelumnya guru menjelaskan bahwa tugas proyek ini akan diserahkan dalam format kertas, sehingga setiap kelompok umumnya menyiapkan struktur kertas awal.

Siswa berkonsultasi dengan guru tentang susunan tugas awal, masing-masing kelompok mendapat nasehat dari guru yaitu pada BAB V masing-masing kelompok menjelaskan lebih detail apa yang dialami selama pelaksanaan tugas proyek. Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan kegiatan dan mengingatkan siswa mengenai tugas yang akan mereka lakukan. Guru menjelaskan tugas selanjutnya pada pertemuan 3 (tiga) yaitu setiap kelompok mempresentasikan masalah yang telah dirancang dan menyerahkan makalah disertai laporan kegiatan proyek.

Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah mengkondisikan kelas, dilanjutkan dengan membuka pembelajaran dengan salam, doa dan kemudian kehadiran siswa.

Gambar 4.7 : Kegiatan siswa membuat laporan dalam bentuk presentasi dan makalah
Gambar 4.7 : Kegiatan siswa membuat laporan dalam bentuk presentasi dan makalah

Menguji hasil

Mengevaluasi kegiatan atau pengalaman

Paparan Hasil Penelitian

Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada materi persamaan trigonometri di kelas. Hasil observasi yang dilakukan pada setiap pertemuan dimana dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) pertemuan yang menerapkan model pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai dapatkan berikut ini. Berdasarkan tabel kategori aktivitas guru pada BAB III dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek sangat baik.

Mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, peneliti menggunakan lembar aktivitas siswa dimana yang berperan sebagai pengamat adalah guru matematika dan 2 (dua) orang rekan peneliti. Berdasarkan data di atas aktivitas siswa selama pembelajaran dengan penerapan model project based learning pada materi persamaan trigonometri menunjukkan seluruh butir soal memperoleh persentase sebesar 61%, sehingga aktivitas siswa dikatakan aktif. Belum lengkap lengkap menyeluruh menyeluruh lengkap menyeluruh menyeluruh menyeluruh lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap lengkap belum lengkap.

Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKS) kelas Dengan demikian, persentase ketuntasan klasikal pada materi trigonometri komparatif dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek adalah 84,375. Jadi, dapat disimpulkan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran proyek berbasis pada materi perbandingan trigonometri berhasil.

Data respon siswa dalam penelitian ini diperoleh dari data pembagian angket respon siswa yang diberikan peneliti kepada siswa setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa  No.  Indikator  Rata – Rata
Tabel 4.8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa No. Indikator Rata – Rata

Pembahasan

Aktivitas pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dilihat dari keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran memperoleh persentase sebesar 61% sehingga aktivitas siswa masuk dalam kriteria aktif. Hal ini dikarenakan model pembelajaran berbasis proyek yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran menuntut siswa untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas proyek yang diberikan oleh guru. Selain aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar, penerapan model pembelajaran juga dapat tercermin dari respon siswa.

Kalimat di atas mengungkapkan keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Selama ini siswa merasa bosan dengan model pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru, sehingga siswa merasa pembelajaran akan menyenangkan dan lebih termotivasi bila guru memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran yang tidak diterima siswa selama duduk di bangku SMA. Berdasarkan kalimat di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek mendapat respon positif dari siswa.

Selain berdasarkan angket respon siswa dan pendapat yang dituangkan dalam laporan kelompok siswa, respon siswa juga terlihat dari aktivitas siswa yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek mendapat respon positif dari siswa. Hal ini menunjukkan respon siswa yang sangat baik dalam pembelajaran dengan model pembelajaran proyek.

Penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada materi perbandingan trigonometri masih perlu perbaikan agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

Gambar  4.1  di  atas  memperlihatkan  aktivitas  siswa  saat  pelaksanaan  kegiatan  pengukuran suatu obyek yang telah dipilih dimana kegiatan tersebut dilaksanakan diluar  jam  pelajaran  mata  pelajaran  matematika
Gambar 4.1 di atas memperlihatkan aktivitas siswa saat pelaksanaan kegiatan pengukuran suatu obyek yang telah dipilih dimana kegiatan tersebut dilaksanakan diluar jam pelajaran mata pelajaran matematika

Referensi

Dokumen terkait