PENERAPAN PRINSIP ANDRAGOGI DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR
Nor Hidayah1, Hiryanto2
1,2Universitas Negeri Yogyakarta
Co-Author: [email protected] – 085024101298 Info Artikel
Masuk : 10/06/2023
Revisi : 08/08/2023
Diterima : 09/08/2023 Alamat Jurnal
https://ojs.uniska- bjm.ac.id/index.php/AN -NUR/index
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia disseminated below https://creativecommons.
org/licenses/by/4.0/
Abstract : The application of andragogy principles in learning guidance and counseling is an interesting research subject in order to increase the effectiveness of the learning process for adult counselees. This study aims to explore and analyze the application of Andragogy principles in the context of tutoring and counseling, as well as to identify the benefits resulting from this application. The research method used is a literature review. The results of the study show that the application of andragogy principles in study guidance and counseling provides a number of benefits for adult counselees. This study provides insights for counselors in designing and implementing effective and relevant interventions for adult counselees. By utilizing the principles of andragogy, counselors can create a learning environment that supports, motivates, and empowers adult counselees to achieve their learning goals.
Keywords: Andragogy, Guidance and Counseling, Adult Learning, Adult Education, Andragogy Principles
PENDAHULUAN
Orang dewasa memiliki pengalaman hidup yang lebih luas dan kompleks daripada anak-anak. Mereka cenderung lebih mandiri, memiliki motivasi yang beragam, dan ingin terlibat dalam proses pembelajaran yang relevan dengan kehidupan mereka. Penerapan prinsip andragogi mengakui kebutuhan akan keterlibatan aktif dan pemahaman tentang bagaimana pengalaman dan pengetahuan sebelumnya dapat mempengaruhi pembelajaran. Dalam konteks pendidikan dewasa, peserta didik memiliki kebutuhan, karakteristik, dan motivasi yang berbeda dengan anak-anak dan remaja, pengakuan bahwa pendekatan pembelajaran dan bimbingan yang tepat bagi orang dewasa memiliki perbedaan signifikan dengan pendekatan yang digunakan dalam pendidikan anak-anak. Pendekatan tradisional pendidikan yang berfokus pada pendidik (pedagogi) mungkin tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan pembelajar dewasa. Oleh karena itu, konsep andragogi, yang berpusat pada pembelajar dewasa, telah muncul sebagai pendekatan yang lebih sesuai dalam proses pembelajaran. Menurut (Sihombing, 2019). Knowles dalam (Basleman & Mappa, 2011) bahwa ada perbedaan mendasar mengenai asumsi yang digunakan oleh andragogi dengan pedagogi. Andragogi pada dasarnya menggunakan asumsi-asumsi konsep diri, pengamalan, kesiapan belajar, dan orientaasi belajar. Secara pskologis orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk dibangku sekolah. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang vital dalam usahanya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk ketrampilan, pengetahuan, maupun sikap. Belajar tidak terlepas dari pendidikan, di Indonesia melaksanakan pendidikan dengan membaginya ke dalam 3 sistem, yakni pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan informal (pendidikan keluarga), Pendidikan Formal (Pendidikan Persekolahan), serta pendidikan non formal (Pendidikan Luar sekolah) yang masing – masing saling melengkapi satu sama lain sesuai dengan bunyi UUD pasal 31 ayat (1) yang menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.” Sistem Pendidikan Nasional diatur dengan UU No.2/1989.
Terkait dengan pendidikan, adapun pembelajaran bagi orang dewasa (andragogy) berperan sangat penting dalam membantu orang dewasa untuk memahami dan meningkatkan kemampuan mereka dalam belajar. Andragogi adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pendidikan orang dewasa. Kata "andragogi" berasal dari bahasa Yunani, di mana "andra"
berarti orang dewasa dan "agogos" berarti memimpin atau mengarahkan. Orang dewasa memiliki keterbatasan yang secara signifikan mempengaruhi belajar. Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi belajar orang dewasa, yaitu faktor psikologis dan fisiologis. Faktor fisiologis berhubungan dengan daya tahan fisik seseorang, seperti pendengaran dan penglihatan, sedangkan faktor psikologis berhubungan dengan kemampuan/kecerdasan, motivasi, perhatian, berpikir dan daya ingat. Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Orang dewasa terus berusaha meningkatkan pengalaman hidupnya agar lebih matang dalam melakukan aktifitasnya untuk meningkatkan kualitas kehidupannya (Sujarwo, 2007). Secara singkat dan umum belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil adanya pengalaman (Yadi, 2015). Senada dengan (Latifah & Roesminingsih, 2018) orang dewasa tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kematangan konsep diri, mereka
memiliki tanggung jawab atas apa yang dilakukannya serta mampu mengarahkan diri sendiri tanpa bergantung seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak.
Dalam bimbingan dan konseling belajar, penerapan prinsip andragogi memberikan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik individu dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman hidup yang beragam, pemahaman yang lebih mendalam tentang kebutuhan mereka sendiri, dan tanggung jawab pribadi atas pembelajaran mereka. Penerapan prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar memungkinkan konselor untuk menghormati dan memanfaatkan pengalaman serta pengetahuan awal konseli dalam proses pembelajaran, meskipun demikian tidak semua masyarakat ‘tertarik’ untuk mengenyam pendidikan yang layak (Haryadi, Prasetia, Ridhani, & Abidarda, 2020). Melalui penerapan prinsip ini, konselor dapat menjadi fasilitator pembelajaran yang membantu konseli dewasa mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, memperkuat motivasi intrinsik, dan membangun kemandirian dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penerapan prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar memungkinkan peserta didik dewasa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka, menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman nyata mereka, dan membangun keterampilan dan pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Selain itu, pendekatan ini juga dapat meningkatkan motivasi, kemandirian, dan rasa kepemilikan terhadap proses pembelajaran. Meskipun pentingnya prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar telah diakui, masih ada kebutuhan untuk menggali lebih dalam tentang penerapan konkret prinsip-prinsip ini dalam konteks praktis. Penelitian dan pemahaman yang lebih mendalam tentang penerapan prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar dapat memberikan panduan yang berharga bagi para konselor dan praktisi bimbingan dalam meningkatkan kualitas layanan mereka kepada peserta didik dewasa.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur (literature review). Dalam metode ini, sejumlah artikel ilmiah yang dipublikasi sekitar tahun 2007 – 2023 dicari dengan menggunakan bantuan beberapa mesin pencari, seperti Google Scholar, neliti, tandfonline, Garuda. Kata kunci yang digunakan antara lain: ‘Andragogi’, ‘Bimbingan Dan Konseling’,
‘Pembelajaran Dewasa’, ‘Pendidikan Dewasa’, dan ‘Prinsip Andragogi’. Hasil pencarian kata kunci yang ditampilkan oleh mesin pencari kemudian di-screening dalam dua tahap untuk mengidentifikasi artikel ilmiah yang relevan dengan tujuan penelitian. Tahap pertama, screening dilakukan pada judul dan abstrak menggunakan istilah kata kunci yang relevan dengan topik pembahasan. Tahap kedua screening dilakukan pada keseluruhan isi artikel dengan membaca keseluruhan artikel secara mendalam. Artikel yang memenuhi kriteria setelah memenuhi dua tahap screening tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai artikel utama yang akan dikaji pada penelitian ini. Secara ringkas, tahap penelitian dapat dilihat dalam gambar 1.
Gambar 1. Tahapan Penelitian Literature Review
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Hasil pengumpulan dari sejumlah artikel ilmiah yang dipublikasi sekitar tahun 2007 – 2023 dicari dengan menggunakan bantuan beberapa mesin pencari, seperti Google Scholar, neliti, tandfonline, Garuda. Kata kunci yang digunakan antara lain: ‘Andragogi’, ‘Bimbingan Dan Konseling’, ‘Pembelajaran Dewasa’, ‘Pendidikan Dewasa’, dan ‘Prinsip Andragogi’.
Berikut adalah hasil temuan dari berapa artikel utama yang Anda gunakan;
No Penulis Judul Hasil Temuan 1 (Latifah &
Roesminingsih, 2018)
Penerapan Pendekatan
Andragogi Pada Pembelajaran Private Class Untuk
Membentuk Keterampilan Berbicara Di Lkp Professional
Broadcasting School Surabaya
Hasil penelitian, (1) Penerapan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa untuk membentuk keterampilan berbicara ditunjukkan dengan pendekatan yang dilakukan tutor berupa sharing, praktek dan evaluasi, (2) Faktor pendukung penerapan prinsip-prinsip andragogi pada pembelajaran private class untuk membentuk keterampilan berbicara: (a) sarana dan prasarana, (b) tutor berasal dari praktisi broadcasting dan public speaking, (c) pembelajaran 30% teori dan 70% praktek, (d) jadwal fleksibel., (3) Faktor penghambat penerapan prinsip-prinsip andragogi pada pembelajaran private class untuk membentuk keterampilan berbicara: (a) kondisi lalu lintas padat, (b) ketidaktuntasan peserta didik 2 (Sihombing,
2019)
Konsep Dan
Strategi Pendidikan Orang Dewasa
Karakteristik Pendidikan Orang dewasa adalah konsep untuk mengembangkan 4 hal pokok antara lain, konsep diri, peranan pengalaman, kesiapan belajar dan orientasi belajar.
• Kata kunci diidentifikasi melalui mesin pencari (Google Scholar, neliti SINTA, Garuda, tandfonline)
kata kunci
• Meninjau relevansi judul artikel
• Meninjau relevansi abstrak artikel
Screening 1
• Meninjau isi artikel ilmiah, dimulai dari
kesimpulan, hasil penelitian, metode, dan latar belakang
Screening 2
• Sejumlah artikel ditetapkan sebagai bahan kajian utama untuk dibahas
Penetapan Artikel Kunci
Implikasinya dalam proses pendidikan antara lain diperlukan pengaturan lingkungan fisik,lingkungan sosial dan psikologis, diagnosis kebutuhan belajar, perencanaan yang matang, tujuan belajar yang jelas, model belajar yang partisipatif, materi dan tehnik pembelajaranya disesuaikan dengan pengalaman dan kemampuan fisiknya.
3 (Sujarwo, 2007)
Strategi Pembelajaran Partisipatif
Bagi Belajar Orang Dewasa
Implikasi dari strategi pembelajaran partisipatif adalah: (1) pembelajaran suasana disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan. Suasana belajar mendorong siswa untuk memiliki inisiatif dan fleksibel. (2) Siswa dilibatkan dalam menentukan kebutuhan dan hasil belajar. (3) Kegiatan pembelajaran melibatkan siswa secara aktif.
(4) Evaluasi pembelajaran lebih banyak menggunakan evaluasi diri.
4. (Marzuki, 2016)
Pengaruh Pendekatan Andragogy
Terhadap Kepuasan Belajar Peserta Didik Program Kesetaraan Paket C
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendekatan andragogy terhadap kepuasan belajar peserta didik program kesetaraan Paket C. Hal ini berarti maka akan semakin baik pengelolaan pembelajaran berbasis pendekatan andragogy maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan belajar warga belajar kesetaraan Paket C. Kepuasan Belajar peserta didik pada pembelajaran berbasis pendekatan andragogy pada kategori tinggi ketika tutor senantiasa menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik dalam kegidupannya sehari-hari
5. (Novitasari &
Nur, 2017)
Bimbingan Dan Konseling Belajar (Akademik) Dalam Perspektif Islam
Bimbingan dan konseling belajar merupakan bagian dari upaya guru bimbingan dan konseling untuk membantu dan memudahkan siswa dalam proses belajar (menuntut ilmu).
Islam begitu menghargai seseorang yang mempermudah oranglain lain dalam suatu urusan yang baik (terlebih menuntut ilmu).
6. (Wahono, Imsiyah, &
Setiawan, 2020)
Andragogi:
Paradigma Pembelajaran Orang Dewasa Pada Era Literasi Digital
Bahwa prinsip pembelajaran orang dewasa pada era digital literasi adalah:
1. Pembelajaran orang dewasa sangat berbeda dengan pembelajaran anak-anak. Kaidah pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran orang dewasa adalah
perbincangan kumpulan, penyelesaian masalah dan bertukar pengalaman berbasis
teknologi informasi.
2. Orang dewasa belajar dengan lebih baik apabila mereka terlibat secara aktif dalam proses merancang, menilai dan melaksanakan proses pembelajaran yang mereka ikuti.
3. Orang dewasa belajar dengan lebih berkesan apabila topik itu bernilai, serta mampu membantu permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan dan pekerjaan mereka seharihari.
4. Orang dewasa belajar dengan baik apabila mereka mempunyai motivasi untuk berubah, self-discovered atau mempunyai keterampilan dan strategi spesifik berbasis online.
5. Salah satu kendala dalam pembelajaran orang dewasa adalah bahwasanyya orag dewasa pada umumnya telah memiliki pengetahuan dan sikap sehingga sulit menerima perubahan.
7. (Mustangin, 2019)
Kajian Perencanaan Pendidikan Orang Dewasa Pada Program
Kesetaraan Paket C Pkbm Jayagiri Lembang
Penelitian mengenai perencanaan Program Kesetaraan Paket C ini mengungkapkan beberapa hasil penelitian seperti diketahui bahwa karakteristik peserta didik pada Program Kesetaraan Paket C ini adalah para karyawan maupun satpam yang sebelumnya belum memilki ijasah setara SMA. Proses perencanaan yang dilakukan oleh tutor dan pengelola Pada kegiatan perencanaan tahap pertama adalah mengenali peserta didik yang akan menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran untuk mengetahui dimana asal sebagai langkah awal pengenalan calon peserta didik yang akan diberi layanan pendidikan orang dewasa. prosesnya dilakukan dengan berbagai pengalaman dengan para peserta didik. Setelah mengetahui karakteristik peserta didik, kemudian melakukan kesepakatan bersama untuk kegiatan pembelajaran.
8. (Destiani, Arbarini, &
Shofwan, 2023)
Pendekatan
Andragogi dalam Pembelajaran seTARA Daring
Hasil penelitian ini yaitu: (1) kebutuhan untuk mengetahui; orang dewasa perlu mengetahui manfaat belajar, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana pembelajaran dilakukan; (2)
pada Program Pendidikan Kesetaraan
konsep diri: orang dewasa berkembang menuju kemandirian (3) pengalaman: tutor dan peserta didik memiliki pengalaman masing- masing dan saling melengkapi; (4) kesiapan belajar: kondisi fisik, psikis, sarana dan prasarana, serta kurikulum dapat memengaruhi belajara sehingga disiapkan secara optimal; (5) orientasi belajar: orang dewasa belajar terkait pemecahan masalah dan dapat diimplementasikan secara ptaktis; (6) motivasi: motivasi belajar peserta didik dipengaruhi faktor internal dan eksternal.
9. (Mulia, Nasution, Asmendri, &
Sari, 2023)
Konsep Dasar dan Peranan Kurikulum dalam Pendidikan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan sangat berperan dalam menentukan kemajuan pendidikan suatu negara, mulai dari konsep hingga penerapan dan praktik di lapangan. Ini berfungsi sebagai
rencana dan kesepakatan
tentang konten dan materi untuk menerapkan pedoman pendidikan yang baik. Sejauh ini ia telah mengubah silabus sebanyak 11 kali, namun dengan peran yang jelas dan silabus sebagai penyempurnaan pengembangan silabus, pencapaian tujuan silabus yang diinginkan perlu bertumpu pada komponen- komponen yang saling terkait.
10. (Raharjo, 2023)
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dengan Problem Based LearningBerbasis Pendekatan Andragogi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut:1). Model PBL berbasis pendekatan andragogi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI MIPA-2 SMAN 1 Piyungan Bantul pada materi alat optik semester genap tahun pelajaran 2021/2022. 2). Model PBL berbasis pendekatan andragogi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIPA-2SMAN 1 Piyungan Bantul pada materi alat optik semester genap tahun pelajaran 2021/2022. 3).
Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas XMIPA-2SMAN 1 Piyungan Bantul dalam pembelajaran dengan model PBL berbasis pendekatan andragogipada materi alat optik semester genap tahun pelajaran 2021/2022dari siklus I ke siklus II sebesar 30%, siklus II ke siklus III sebesar 39%, dan dari siklus I ke siklus IIIsebesar
70%.4). Peningkatan hasil belajar secara klasikalsiswa kelas X MIPA-2SMAN 1 Piyungan Bantul dalam pembelajaran dengan model PBL berbasis pendekatan andragogipada materi alat optik semester genap tahun pelajaran 2021/2022yaitu pada siklus I naik sebesar 39%, siklus II naik sebesar 61%, dan siklus III naik sebesar 78%. 5).
Indeks gain ternormalisasi rata-rata (̅) diperoleh: pada siklus I dan II sebesar 0,4 dengan kriteria sedang dan pada siklus III sebesar 0,8 dengan kriteria tinggi
Tabel 1.
PEMBAHASAN
Identifikasi Prinsip Andragogi Untuk Bimbingan Dan Konseling Belajar
Andragogi merupakan salah satu pilar pendidikan orang dewasa. Berdasarkan hal itulah maka pembahasan mengenai andragogi lebih banyak mengungkap mengenai pendidikan orang dewasa. Pendidikan orang dewasa merupakan proses pendidikan yang diselenggarakan bisa dimana saja, misalnya menurut Onyenemezu & Amazu (2012) Pendidikan orang dewasa sebagai bagian integral dari pendidikan, mengacu pada proses belajar baik formal, informal atau non-formal yang dewasa terlibat dalam pembangunan yang lebih baik. Proses pembelajaran orang dewasa akan berlangsung jika dia terlibat langsung, idenya dihargai dan materi ajar sangat dibutuhkannya atau berkaitan dengan profesinya serta sesuatu yang baru bagi dirinya (Wahono, Imsiyah, & Setiawan, 2020). Konseli dewasa memiliki kemandirian yang tinggi dalam proses belajar. Prinsip ini menekankan pentingnya memberdayakan konseli untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Dalam bimbingan dan konseling belajar, konselor dapat mendukung kemandirian belajar konseli dengan memberikan mereka otonomi dalam menentukan tujuan belajar, merencanakan strategi pembelajaran, dan melaksanakan tindakan yang diperlukan. Prinsip ini mengakui bahwa konseli dewasa membawa pengalaman dan pengetahuan awal yang berharga ke dalam proses belajar. Konselor dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan tersebut sebagai titik awal untuk membangun pemahaman yang lebih dalam. Melalui diskusi, refleksi, atau aktivitas berbasis pengalaman, konseli dapat menghubungkan pembelajaran baru dengan pengalaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki. Prinsip ini menekankan pentingnya menyajikan materi pembelajaran dalam konteks yang relevan dengan kehidupan dan pekerjaan konseli dewasa.
Konselor perlu memastikan bahwa tujuan dan isi pembelajaran relevan dengan kebutuhan dan minat konseli. Dengan memberikan konteks yang bermakna, konselor dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan konseli dalam proses belajar, andragogi ini mengajak konseli dewasa untuk terlibat dalam pemecahan masalah nyata sebagai bagian dari proses belajar. Konselor dapat menggunakan pendekatan yang berpusat pada masalah, dimana konseli diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis penyebabnya, dan mengembangkan strategi penyelesaiannya, melalui pembelajaran berbasis masalah, konseli dapat mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan mereka dan mengembangkan keterampilan praktis.
Menekankan pentingnya partisipasi aktif klien dewasa dalam proses belajar, konselor dapat menciptakan lingkungan yang mendukung partisipasi konseli melalui diskusi terbuka, tanya jawab, dan kolaborasi. Dengan melibatkan konseli secara aktif, konselor dapat memanfaatkan keahlian, pengalaman, dan perspektif konseli untuk memperkaya proses belajar secara kolektif.
Penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar dapat membantu meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan efektivitas pembelajaran konseli dewasa.
Malcolm Knowles (1986), menyebutkan ada 4 (empat) prinsip pembelajaran orang dewasa, yakni:
1. Orang dewasa perlu terlibat dalam merancang dan membuat tujuan pembelajaran.
Mereka mesti memahami sejauh mana pencapaian hasilnya.
2. Pengalaman adalah asas aktivitas pembelajaran. Menjadi tanggung jawab peserta didik menerima pengalaman sebagai suatu yang bermakna.
3. Orang dewasa lebih berminat mempelajari perkara-perkara yang berkaitan secara langsung dengan kerja dan kehidupan mereka.
4. Pembelajaran lebih tertumpu pada masalah (problem-centered) dan membutuhkan dorongan dan motivasi.
Konsep Diri dan Prinsip Orang
Konsep diri dari peserta didik berkaitan dengan otonomi pelajar dan konsep diri pelajar.
Belajar mandiri dipandang sebagai belajar sendiri, atau peserta didik mampu mengambil kendali dalam mata pelajaran tertentu (Knowles, dkk 1998). Berdasarkan hasil analisis data (Latifah & Roesminingsih, 2018) diketahui bahwa orang dewasa sudah memiliki konsep diri berupa membangun tanggung jawab pribadi, mampu mengambil keputusan sesuai kebutuhannya, pada kegiatan diskusi mereka tidak bisa dipaksa namun lebih pada pemberian kepercayaan, menciptakan suasana akrab dan saling menghargai, tutor orang dewasa tidak lagi dalam posisi pemimpin, tetapi harus pada posisi tutor yang memandu peserta didik dalam proses penemuan pengetahuan daripada memberikan pengetahuan secara langsung.
Prinsip bahwa orang dewasa memiliki konsep diri mengacu pada pemahaman bahwa individu dewasa memiliki persepsi tentang siapa mereka, kebutuhan mereka, nilai-nilai, minat, dan tujuan hidup mereka. Konsep diri adalah gambaran mental individu tentang dirinya sendiri, termasuk pengetahuan tentang karakteristik, kepribadian, dan identitas mereka. Menurut (Djamaluddin, Gaffar, & Marzuki, 2023) orang dewasa akan menolak apabila diperlukan seperti anak-anak, misalnya diberi ceramah tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Begitu pula orang dewasa akan menolak situasi belajar yang kondisinya bertentangan dengan konsep diri sebagai individu yang mandiri. Di pihak lain apabila orang dewasa dibawa ke dalam situasi belajar yang memperlakukan mereka dengan penuh penghargaan, mereka akan melakukan proses belajar dengan penuh perlibata diri secara mendalam.
Dalam konteks bimbingan dan konseling belajar, prinsip ini menjadi penting karena konsep diri yang positif dan kuat dapat memberikan landasan yang baik untuk proses pembelajaran yang efektif. Beberapa poin yang menjelaskan prinsip bahwa orang dewasa memiliki konsep diri (1) Penghargaan terhadap Keunikan Individu: Konselor memahami bahwa setiap individu dewasa memiliki keunikan dan perbedaan dalam konsep diri mereka.
Konselor menghargai keberagaman ini dan memperlakukan klien dengan mengakui keunikan mereka dalam proses bimbingan dan konseling belajar. (2) Refleksi dan Self-Awareness:
Konselor mendorong klien dewasa untuk melakukan refleksi tentang diri mereka sendiri.
Dalam bimbingan dan konseling, klien didorong untuk mengeksplorasi konsep diri mereka, mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, dan meningkatkan kesadaran diri tentang tujuan, nilai-nilai, dan minat mereka. (3) Pengaruh Konsep Diri terhadap Pembelajaran: Konselor memahami bahwa konsep diri yang positif dan kuat dapat berdampak positif pada proses pembelajaran konseli. Konselor bekerja sama dengan konseli untuk mengembangkan konsep diri yang positif, memperkuat keyakinan diri, dan memotivasi klien dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka. (4) Pengembangan Konsep Diri yang Sehat: Konselor membantu klien dewasa untuk mengembangkan konsep diri yang sehat dan realistis. Dalam bimbingan dan konseling, konselor bekerja dengan konseli untuk mengatasi rintangan yang mungkin menghambat perkembangan konsep diri yang positif, seperti masalah kepercayaan diri atau pengalaman masa lalu yang negatif. Dengan memahami dan menghargai prinsip bahwa orang dewasa memiliki konsep diri, konselor dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan konsep diri yang positif dan kuat bagi klien dewasa. Hal ini akan membantu konseli dalam memperoleh kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen untuk mencapai tujuan belajar mereka.
PENUTUP
Penerapan prinsip andragogi meningkatkan kemandirian belajar melalui pendekatan yang lebih menghargai pengalaman dan kemandirian peserta, penerapan prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar dapat memberikan dampak positif pada kemandirian belajar peserta didik, mereka cenderung lebih proaktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Dalam konteks bimbingan dan konseling belajar, penerapan prinsip andragogi dapat memperkuat hubungan konselor-peserta. Pendekatan kolaboratif dan responsif terhadap kebutuhan peserta membantu membangun kepercayaan dan rasa dukungan. Penerapan prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar dapat membantu peserta mencapai tujuan pembelajaran dan perkembangan mereka dengan lebih optimal. Mereka memiliki peran aktif dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran, konselor dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, memotivasi, dan memberdayakan konseli dalam mencapai tujuan belajar mereka.
SARAN
Saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik menjelajahi lebih lanjut mengenai penerapan prinsip andragogi dalam bimbingan dan konseling belajar, melanjutkan eksplorasi, serta menyempurnakan berbagai keterbatasan. Sehingga direkomendasikan kepada para peneliti selanjutnya untuk mengintegrasikan metodologi yang inklusif dan kontekstual dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang dampak prinsip andragogi dalam berbagai situasi pembelajaran. Menggunakan pendekatan campuran (mixed-methods) atau pendekatan kualitatif yang mendalam dapat membantu dalam merangkum pengalaman peserta dan membuka pemahaman lebih lanjut tentang aspek-aspek kualitatif dari penerapan ini.
REFERENSI
Basleman, A., & Mappa, S. (2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Destiani, T., Arbarini, M., & Shofwan, I. (2023). Pendekatan Andragogi Dalam Pembelajaran Setara Daring Pada Program Pendidikan Kesetaraan. Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pls.
Djamaluddin, R. Y., Gaffar, S. B., & Marzuki, K. (2023). Penerapan Prinsip Andragogi Dalam Proses Pembelajaran Program Kesetaraan Paket C di PKBM Amanah Ummat Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota Makassar.
Haryadi, R., Prasetia, M. E., Ridhani, A. R., & Abidarda, Y. (2020). Implementasi 21st Century Community Counseling Program Bagi Anak Kurang Beruntung Di Yayasan Anak Bangsa Mandiri Banua. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat.
Latifah, S. L., & Roesminingsih, M. V. (2018). Penerapan Pendekatan Andragogi Pada Pembelajaran Private Class Untuk Membentuk Keterampilan Berbicara Di LKP Professional Broadcasting School Surabaya. J+Plus Unesa.
Marzuki, K. (2016). Pengaruh Pendekatan Andragogy Terhadap Kepuasan. Jurnal Teknologi Pendidikan .
Masni, H. (2015). Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar.
Mulia, J. R., Nasution, B., Asmendri, & Sari, M. (2023). Konsep Dsar Dan Peranan Kurikulum Dalam Pendidikan . Andragogi Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam .
Mustangin. (2019). Kajian Perencanaan Pendidikan Orang Dewasa Pada Program Kesetaraan Paket C Pkmbm Jayagiri Lembang. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan.
Novitasari, Y., & Nur, M. (2017). Bimbingan Dan Konseling Belajar (Akademik) Dalam Perspektif Islam. Indonesian Journal Of Educational Counseling.
Onyenemezu, E. C., & Amazu, C. C. (2012). Adult Education As A Tool For Nurturing Nigeria’s Nascent Democracy . Journal Of Education And Practice .
Raharjo, S. (2023). Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Dengan Problem Based Learning Berbasis Pendekatan Andragogi. Eedusiana: Jurnal Ilmu Pendidikan.
Sihombing, E. (2019). Konsep Dan Strategi Pendidikan Orang Dewasa. Jurnal Edukasi Kultura.
Sujarwo. (2007). Strategi Pembelajaran Partisipatif Bagi Belajar Orang Dewasa (Pendekatan Andragogi). Journal Article //Majalah Ilmiah Pembelajaran.
Wahono, Imsiyah, N., & Setiawan, A. (2020). Andragogi: Paradigma Pembelajaran Orang Dewasa Pada Era Literasi Digital. Literasi Dalam Pendidikan Di Era Digital Untuk Generasi Milenial, (Pp. 517-527). Surabaya.
Yadi, R. (2015). Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Menangani Peserta Didik.
Jurnal Bk An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia.