• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PRINSIP ETIK PEKERJA SOSIAL DALAM MENDAMPINGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI PELAYANAN SOSIAL ANAK DAN REMAJA TANJUNG MORAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PRINSIP ETIK PEKERJA SOSIAL DALAM MENDAMPINGI ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI PELAYANAN SOSIAL ANAK DAN REMAJA TANJUNG MORAWA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

Pekerja sosial mempunyai kompetensi dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan menangani permasalahan sosial anak, termasuk anak yang berhadapan dengan hukum. Penelitian ini berfokus pada penerapan prinsip etika pekerja sosial dalam pengawasan anak yang berhadapan dengan hukum. Agar dapat mengetahui penerapan prinsip etika seorang pekerja sosial dalam mendampingi anak yang berkonflik dengan hukum.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengasuh anak yang berhadapan dengan hukum dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip etika pekerja sosial dalam mendampingi anak yang berhadapan dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa. Penerapan Prinsip Etika Pekerja Sosial Dalam Pembinaan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa”, yang merupakan salah satu syarat yang harus dilengkapi oleh mahasiswa kesejahteraan sosial untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial. .di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan prinsip etika pekerja sosial dalam melakukan pendampingan anak yang berkonflik dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan prinsip etika pekerja sosial dalam pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemahaman dan penjabaran khususnya mengenai prinsip etika pekerja sosial dalam mendampingi anak berkonflik dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi dan wawasan bagi mahasiswa, masyarakat, dan siapapun yang fokus pada anak yang berhadapan dengan hukum.

URAIAN TEORITIS

Unsur Penerapan

Pengertian Prinsip

  • Prinsip Pekerja Sosial

Pengertian Etik

Pengertian Pekerja Sosial

Pengertian Kode Etik Pekerja Sosial

  • Prinsip Kode Etik Pekerja Sosial
  • Tujuan dan Fungsi Kode Etik Pekerjaan Sosial

Pengertian Anak yang Berhadapan dengan Hukum

  • Penanganan Anak yang Berhadapan Dengan Hukum
  • Perlindungan Terhadap Anak yang Berhadapan Dengan Hukum

Peran Pekerja Sosial dalam Mendampingi Anak yang Berhadapan

METODE PENELITIAN

Kerangka Konsep

Defenisi Konsep

Kategorisasi Penelitian

Informan atau Narasumber

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Lokasi dan Waktu Penelitian

Deskripsi Lokasi Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Identitas Informan

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara terhadap 5 orang informan yaitu 3 orang pegawai dan 2 orang anak yang melakukan pelanggaran hukum di UPT. Informan pertama adalah Rosana Saragi, perempuan, Kristen, 56 tahun, bekerja sebagai staf dan menjadi pengasuh ABH di UPT. Informan kedua adalah Diah Noor Betty, S.H., seorang muslimah berusia 49 tahun yang bekerja sebagai staf dan perawat ABH di UPT.

Informan ketiga adalah Eldina Situmorang, perempuan, Kristen, 58 tahun, menjabat sebagai staf dan pernah menjadi pengasuh ABH di UPT. Informan keempat adalah Rahman Daman Huri, laki-laki, beragama Islam, 16 tahun, berstatus anak pelanggar hukum, sedang menjalani pelatihan di UPT. Informan kelima adalah Galang Syahputra Ginting, Muslim, 14 tahun, berstatus anak pelanggar hukum, sedang menjalani pendidikan di UPT.

Penerapan Prinsip Etik Pekerja Sosial

Peran pendamping di sini adalah untuk meningkatkan kemampuan anak yang berkonflik dengan hukum dan menghilangkan trauma peristiwa kriminal yang dialaminya. Selain itu, peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada salah satu anak yang berkonflik dengan hukum di UPT. Peneliti juga menanyakan upaya perlindungan hukum apa saja yang dilakukan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum di UPT.

Menganalisis kemungkinan anak berkonflik dengan hukum agar program yang dijalankannya berjalan lancar. Peneliti melakukan observasi dan wawancara tentang bagaimana penerapan prinsip etika pekerja sosial dalam membantu anak yang berhadapan dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa melalui beberapa informan yang terlibat langsung dalam hal tersebut. Dinsos Anak dan Remaja Tanjung Morawa telah menerima anak yang berhadapan dengan hukum sejak tahun 2015 dengan jumlah anak yang berhadapan dengan hukum yang diawasi sebanyak 103 orang hingga bulan Mei 2023.

Di Dinas Sosial Tanjung Morawa untuk anak dan remaja, kasus anak berkonflik dengan hukum yang paling sering terjadi adalah kasus pelecehan seksual dan pencurian. Dalam bentuk pendampingan sebagai fasilitator, staf UPT Pelayanan Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa memberikan motivasi, bimbingan dan konseling konstruktif kepada anak yang berhadapan dengan hukum untuk mengurangi rasa trauma yang dialaminya selama menjalani hukuman. Anak yang berhadapan dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa juga diberikan beberapa kegiatan pelatihan yang bisa dipilih, antara lain pelatihan mobil, menjahit, dan salon.

Anak-anak yang berkonflik dengan hukum juga difasilitasi dalam beribadah dengan mengikuti kegiatan pengajian setiap hari Kamis. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak yang berhadapan dengan hukum merupakan upaya dari staf UPT. Sebagai pelatih, pendampingan yang diberikan oleh pendamping atau wali anak yang berhadapan dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa adalah untuk memenuhi kebutuhan anak yang berhadapan dengan hukum selama berada di Tanjung. Pelayanan Sosial untuk Anak dan Remaja.

Anak yang melanggar hukum mendapat makan 3 kali sehari, tinggal di wisma yang mempunyai beberapa kamar. Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa hanya menerapkan UU No. 11 Tahun 2012 dalam memberikan perlindungan hukum terhadap anak yang berhadapan dengan hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa. Dalam hal membantu sebagai perencana, Pendamping Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa tidak melakukan analisa potensi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum agar program atau kegiatan dapat terlaksana dengan lancar, karena UPT.

Sebelum ditetapkan sebagai tempat pembinaan anak-anak yang berhadapan dengan hukum, Dinas Sosial Anak dan Remaja Tanjung Morawa sebelumnya mempunyai program kegiatan bagi anak-anak penerima manfaat berupa pelatihan mobil, salon, dan kegiatan menjahit. Keadilan restoratif dalam menyelesaikan perkara anak yang bertentangan dengan hukum dalam sistem peradilan anak.

Gambar 1.1 Wawancara dengan Ibu Diah Noor Betty, Pengasuh ABH.
Gambar 1.1 Wawancara dengan Ibu Diah Noor Betty, Pengasuh ABH.

Gambar

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep
Gambar 3. 2 Kategorisasi Penelitian  No  Konsep Teoritis  Kategorisasi Penelitian
Gambar 1.2 Wawancara dengan Ibu Eldina Situmorang, Pengasuh ABH.
Gambar 1.1 Wawancara dengan Ibu Diah Noor Betty, Pengasuh ABH.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Januari Tahun 2020 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG No Nam a NIM JK Fakultas Jurusan DPL 60% PDK 30% KK 10% Nilai KKM Nilai Akhir