Apabila pernyataan di atas ternyata tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmu terapan yang bertajuk “IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN” Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang dapat digunakan untuk memperbaiki hal ini. proposal penelitian.
Kami berharap kedepannya penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan taruna Politeknik Transportasi Surabaya, serta bagi dunia pelayaran pada umumnya. , penulis menyambut kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM Code) adalah standar peraturan manajemen keselamatan internasional untuk keselamatan dan keamanan operasi kapal serta pencegahan pencemaran lingkungan laut, yang ditetapkan oleh Dewan Keselamatan Maritim IMO. Karena kurangnya pelatihan dan pelatihan yang rutin, maka peneliti dapat memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan penerapan ISM Code secara berkala dan benar kepada seluruh awak kapal MV.
Researchers found several incidents where a chief mate fell and fell into the sea, so safety management did not comply with current regulations. Researchers also encountered several ship crews that did not use the ISM code on board the MV. The results of this study indicate that the crew's knowledge of the ISM code is still lacking.
It is due to the absence of proper and routine practice training, researchers can give recommendations to solve problems by providing regular and correct socialization and training on the implementation of good ISM code to all MV crew team.
- LATAR BELAKANG MASALAH
- RUMUSAN MASALAH
- BATASAN MASALAH
- TUJUAN PENELITIAN
- MANFAAT PENELITIAN
Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) dikembangkan dan dipelihara oleh personel yang terlibat dalam pengelolaan kapal dan pencegahan pencemaran laut dari kapal, penting untuk menyadari bahwa tanggung jawab dan wewenang personel yang ada dan pihak lain yang termasuk dalam sistem dan jalur komunikasi antara personel darat dan kapal yang terpengaruh oleh sistem itu sendiri. Setelah ditetapkan, dikembangkan dan diterapkan dalam tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan kapal dan perlindungan lingkungan laut, tujuannya adalah untuk membangun sistem manajemen keselamatan. Oriental Ruby Pada tanggal 20 Oktober 2019, saat kapal sandar di Pelabuhan Berlian Tanjung Perak Surabaya, nahkoda bernama Ade Rudiana terjatuh saat memantau pemuatan muatan dan terjatuh ke laut saat berlayar.
Maka demi terwujudnya penerapan Safety Management System (SMS) yang sebenarnya di kapal agar prosedur kerja sesuai standar checklist sesuai ISM Code benar-benar diterapkan dan melihat apa yang terjadi di kapal Karmando jauh dari harapan. standar yang ada, yaitu yang berkaitan dengan penerapan prosedur keselamatan. Melihat hal tersebut, penulis mencoba melakukan kajian untuk dapat memperbaiki kondisi yang ada dan mengembangkan ilmu yang kita peroleh dari pengalaman selama praktek maritim dengan judul. Untuk memastikan pembahasan dalam penelitian ini tetap terarah, terfokus pada permasalahan utama dan tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian ini pada pemahaman penerapan sistem manajemen keselamatan sesuai standar ISM Code pada kapal MV.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi, referensi, kajian atau sumbangan pemikiran bagi pelaut dan awak kapal untuk mempelajari pentingnya penerapan ISM Code. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada keselamatan pengoperasian kru.
LANDASAN TEORI
- PENERAPAN
- SISTEM MANAJEMEN
- KESELAMATAN
- INTERNATIONAL SAFETY MANAGEMENT (ISM)CODE
- KAPAL
Modul Kode Manajemen Internasional (Transportasi, 2000), menjelaskan bahwa Sistem Manajemen Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem pengaturan dan dokumentasi yang memungkinkan personel perusahaan secara efektif menjalankan kebijakan perusahaan mengenai keselamatan dan pencegahan polusi. Sistem manajemen keselamatan yang sesuai dengan standar ISM Code berarti perusahaan harus memberikan layanan yang memenuhi persyaratan International Safety Management Code, yang mengatur pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran laut, sehingga kapal dapat beroperasi dengan aman dan aman. mencegah pencemaran lingkungan. Manfaat dari penetapan sistem manajemen keselamatan adalah untuk meningkatkan kesadaran keselamatan dan keterampilan personel manajemen keselamatan untuk membentuk budaya keselamatan yang mendorong perbaikan berkelanjutan.
Sedangkan pandangan Leon C. Megginson yang dikutip oleh Raja Mangkunegara bahwa istilah keamanan mencakup kedua istilah yaitu risiko keamanan dan risiko kesehatan (Megginson, 2000). Dalam bukunya ism code yang dijelaskan oleh masyarakat klasifikasi Indonesia mengenai “Program Sertifikasi International Safety Management Code” disebutkan bahwa maksud atau tujuan utama dari ISM code adalah pengecualian kecelakaan yang diikuti dengan perlindungan lingkungan. Pada awalnya SOLAS diciptakan untuk mengurangi atau meminimalisir terjadinya kecelakaan dengan aturan yang tertera pada bab-bab yang ada di SOLAS, namun nampaknya kecelakaan tersebut masih sering terjadi sehingga oleh karena itu IMO memandang perlu untuk melakukan perbaikan dan penambahan pada bab-bab tersebut. Pada tahun 1990an, permasalahan keselamatan dan lingkungan hidup menjadi dampak besar pada industri maritim, sehingga pada tahun 1993 IMO mengeluarkan amandemen SOLAS 74/78 terkait keselamatan internasional.
Kode Manajemen yang selanjutnya dimasukkan ke dalam Bab IX SOLAS 74 yang diterapkan secara internasional mulai Juli 1998. IMO menginginkan "kapal yang lebih aman dan lautan yang lebih bersih". Di Republik Indonesia sendiri, penerapan ISM Code yang merupakan bagian dari SOLAS juga diwajibkan berdasarkan beberapa undang-undang sebagai berikut: a) IMO mengeluarkan peraturan baru ISM Code sebagai sarana untuk membakukan “Manajemen yang Aman untuk Pengoperasian Kapal dan Pencegahan Polusi” dan menjadi bab IX SOLAS 74/78 yaitu “Manajemen untuk Operasi yang Aman”. kapal".
ISM Code yang merupakan singkatan dari International Safety Management Code merupakan kode internasional mengenai tanggung jawab bersama perusahaan pelayaran sebagai pemilik/operator kapal dan personel di atas kapal dalam memenuhi standar keselamatan pengoperasian kapal dan mencegah pencemaran laut. b. , siapa yang bertanggung jawab atas pengoperasian kapal. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah badan usaha milik negara Indonesia yang ditunjuk oleh satu-satunya otoritas klasifikasi nasional untuk melaksanakan klasifikasi kapal niaga yang beroperasi secara rutin di perairan Indonesia. Sistem Manajemen Keamanan (SMS) adalah sistem yang terstruktur dan didokumentasikan untuk memungkinkan personel perusahaan menerapkan kebijakan secara efektif.
Suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh badan independen yang tidak berhubungan dengan perusahaan atau pejabat pemerintah yang berwenang di perusahaan atau di kapal untuk memastikan bahwa ketentuan yang diatur dalam ISM Code dan dokumentasinya dilaksanakan sesuai janji pemilik kapal. Tujuan dari ISM Code adalah untuk memberikan standar internasional bagi pengelolaan keselamatan dan pengoperasian kapal serta pencegahan pencemaran laut dari kapal. Namun kenyataannya masih banyak kapal di lapangan yang belum mampu sepenuhnya menerapkan International Safety Management (ISM) Code.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tindakan atau kelalaian manusia ikut serta dalam setiap kecelakaan yang sebenarnya, termasuk kegagalan struktural dari manajemen keselamatan itu sendiri, serta kurangnya peralatan pendukung keselamatan yang mungkin menjadi penyebab langsung terjadinya kecelakaan tersebut. PY67/1/7-9 tanggal 12 Juli 1996 tentang Verifikasi International Safety Management Code, Compliance Document dan Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan yang isinya diperuntukkan bagi perusahaan pelayaran berbendera Indonesia, akan dilaksanakan oleh Biro Klasifikasi Indonesia, yang bersifat sementara. sertifikat akan diterbitkan oleh Biro Klasifikasi Indonesia atas nama Pemerintah Indonesia dan berlaku untuk masa tunggu enam bulan.
KERANGKA PENELITIAN
Radar harpa ini merupakan radar modern yang dapat mendeteksi langsung jarak kapal dengan kapal, kapal dengan daratan, kapal dengan daerah berbahaya, kecepatan kapal, kecepatan angin serta mempunyai akurasi gambar yang jelas. Selain itu, ada lagi sistem Global Maritime Distress Safety System (GMDSS), yaitu sistem keselamatan pelayaran global. Untuk sistem komunikasi lainnya ada International Maritime Satellite (INMARSAT), yaitu sistem penyampaian berita menggunakan email, telepon, teleks atau fax.
- Jenis Penelitian
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Pemilihan Informan
- Teknik Analisis Data
Merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden sampel yang konsisten dengan kelompok sasaran dan dianggap mewakili keseluruhan populasi penelitian ini yaitu (Sugiyono, 2017). Data primer ini peneliti peroleh melalui observasi terhadap awak kapal dan wawancara kepada petugas dan awak kapal yang mempunyai pengetahuan langsung mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan di kapal MV. Sugiyono (2017) mengatakan data sekunder adalah data yang tidak berkaitan langsung dengan masalah penelitian dan tidak dijadikan acuan utama dalam menganalisis dan menarik kesimpulan penelitian.
Metode penelitian kualitatif sering juga disebut metode penelitian naturalistik karena penelitian dilakukan pada kondisi alam (alam sekitar); Dikenal juga dengan metode etnografi karena metode ini pada awalnya lebih banyak digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya; Disebut metode kualitatif karena data yang dikumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Menurut Sugiyono (2017), observasi adalah kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan terhadap gejala, fenomena dan fakta empiris yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dokumentasi menurut Sugiyono (2017) adalah kumpulan fakta dan data yang disimpan dalam bentuk teks atau artefak.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penulis atau informan adalah para awak kapal sehari-hari yang menangani permasalahan manajemen keselamatan kerja di kapal MV. Menurut Musfiqon, data kualitatif berbentuk kata, kalimat, gambar dan bentuk lain yang mempunyai variasi cukup banyak dibandingkan dengan data kuantitatif. Kemampuan peneliti dalam membuat hubungan sistematis antara satu data dengan data lainnya sangat menentukan proses analisis data kualitatif.
Analisis kualitatif dilakukan dengan tujuan membantu peneliti mencari makna data untuk menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2017). Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif, data yang dikumpulkan harus disistematisasi, terstruktur, semantik, dan disintesis sehingga mempunyai makna yang utuh. Dalam penelitian kualitatif, penyajian datanya dapat berupa uraian singkat, grafik, hubungan antar kategori, diagram alur, dan sejenisnya.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks naratif. Dalam hal ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks, untuk memperjelas hasil penelitian dapat dibantu dengan menyertakan tabel atau gambar. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, namun bisa juga tidak, karena seperti yang telah dikatakan bahwa permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian selesai.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Hasil Penelitian
PEMBAHASAN
Kesimpulan
Saran