DOI: https://www.doi.org/10.22303/csrid.15.1.2023.01-11
Penerapan Software Testing Life Cycle Pada Pengujian Otomatisasi Platform Dzikra
Application of Software Testing Life Cycle in Automated Testing of Dzikra Platform.
Ruliansyaha,1, Tukinob,2, Baenil Hudac,3, April Lia Hanantod,4
a,b,c,dProgram Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Indonesia
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4
ABSTRAK
PT Bejana Investidata Globalindo (BIGIO) sebagai perusahaan konsultan IT dan pengembangan perangkat lunak, mengembangkan produk in-house bernama Dzikra yang merupakan platform untuk membantu user membangun kebiasan baik dalam ibadah. Dalam rangka mengembangkan sistem ini, perusahaan memerlukan sistem manajemen konten ibadah sehari-hari yang dikenal dengan sebutan web admin Dzikra. Software development life cycle (SDLC) memiliki beberapa tahapan, salah satunya yang penting adalah tahap testing yang memiliki tujuan untuk mengevaluasi apakah perangkat lunak telah dibuat sesuai dengan spesifikasi dan mendeteksi bug atau kesalahan. Black box testing secara otomatisasi dengan Robot Framework dapat memberikan dokumentasi pengujian dengan baik dan dapat mengurangi kesalahan manusia selama proses testing. Penerapan software testing life cycle (STLC) pada proses testing juga dapat membuat alur testing lebih terstruktur dan menyediakan fokus yang lebih baik pada setiap tahap testing yang dilalui. Diharapkan testing yang akan diujikan berjalan sesuai dengan fungsinya. Pada penelitian ini, terdapat enam fitur yang telah berhasil dilakukan testing pada modul manajemen notifikasi dan fitur-fitur tersebut telah berjalan sesuai dengan fungsinya.
Kata Kunci : PT Bejana Investidata Globalindo (BIGIO), Pengujian, Robot Framework, Software Testing Life Cycle
ABSTRACT
PT Bejana Investidata Globalindo (BIGIO), as an IT consultant and software development company, develops an in-house product called Dzikra which is a platform to help users build good habits in worship. In order to develop this system, the company requires a daily worship content management system known as the Dzikra web admin. The Software Development Life Cycle (SDLC) has several stages, one of the important stages is the testing stage which has the goal of evaluating whether the software has been created in accordance with the specifications and detects bugs or errors. Black box testing automation with Robot Framework can provide good testing documentation and can reduce human errors during the testing process. The implementation of the Software Testing Life Cycle (STLC) in the testing process can also make the testing flow more structured and provide a better focus on each testing stage. It is expected that the testing that will be carried out will function properly. In this research, six features have been successfully tested in the notification management module, and these features have functioned properly.
Keywords :PT Bejana Investidata Globalindo (BIGIO), Testing, Robot Framework, Software Testing Life Cycle
Info Artikel :
Disubmit: 26 Januari 2023 Direview: 05 Februari 2023 Diterima: 27 Februari 2023 Copyright © 2023 – CSRID Journal. All rights reserved.
1. PENDAHULUAN
Perusahaan teknologi di masa sekarang terus mengalami tekanan dalam meningkatkan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan setiap harinya, dengan menyelesaikan proses pengembangan yang relatif lebih singkat[1]. Hal ini akan berdampak pada keseluruhan tahap pengembangan dari awal hingga selesai, yang biasa dikenal software development life cycle (SDLC) digunakan untuk menjalankan proses pembuatan perangkat lunak[2]. Software development life cycle (SDLC) memiliki beberapa tahapan mulai dari analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi, testing, perilisan, dan pemeliharaan[3]. Salah satu tahapan penting dalam SDLC ialah testing, karena pada tahapan testing memiliki tujuan untuk mengevaluasi apakah perangkat lunak telah dibuat sesuai dengan spesifikasi dan mendeteksi bug atau kesalahan yang mungkin terjadi pada perangkat lunak sebelum perangkat lunak tersebut dirilis[4].
Tahapan testing pun memiliki tahapannya yang lebih rinci, yaitu software testing life cycle (STLC).
Software testing life cycle (STLC) merujuk pada proses testing yang memiliki tahap-tahap tertentu yang harus dilakukan[5].
PT Bejana Investidata Globalindo (BIGIO) berdiri sejak tahun 2012, perusahaan ini bergerak dalam bidang konsultasi IT dan pengembangan perangkat lunak, selain itu memiliki berbagai produk digital in- house salah satunya Dzikra. Dzikra merupakan platform yang dirancang khusus untuk membantu user membangun kebiasaan baik di tengah mobilitas yang tinggi untuk tetap konsisten dalam memenuhi kebutuhan ibadah sehari-hari. Dalam rangka mengembangkan sistem untuk kebutuhan gaya hidup ibadah digital, perusahaan memerlukan sistem untuk manajemen konten ibadah sehari-hari. Web admin Dzikra merupakan sistem yang sedang dikembangkan oleh perusahaan untuk mengelola dan mengatur konten yang akan ditampilkan pada aplikasi mobile Dzikra.
Berdasarkan dari proses pengembangan saat ini web admin Dzikra telah memiliki empat modul, yaitu modul manajemen misi, modul manajemen notifikasi, modul what’s new, dan modul infaq. Sehingga, diperlukan testing untuk mengetahui apakah fitur-fitur dalam modul tersebut telah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan[6]. Terdapat dua metode testing yang umum digunakan dalam proses testing perangkat lunak, yaitu black box testing dan white box testing[7]. Metode black box testing merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas perangkat lunak dengan fokus pada fungsionalitas atau kegunaan perangkat lunak[8]. Selain itu, white box testing merupakan metode testing perangkat lunak yang mengevaluasi alur kode program untuk memastikan bahwa input dan output sesuai dengan kebutuhan spesifikasi yang diharapkan[9]. Dari metode testing yang ada, penelitian ini menggunakan metode black box testing dengan tujuan menguji kualitas perangkat lunak dengan fokus utama menemukan kesalahan fungsionalitas dalam perangkat lunak tanpa perlu pengetahuan tentang struktur dan implementasi kode.
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan topik pengujian otomatisasi, pengujian otomatisasi memungkinkan pengulangan urutan perintah pengujian, dapat mengindentifikasi kembali kegagalan yang terjadi, serta meningkatkan efesiensi waktu pengujian[10]. Dengan adanya pengujian otomatisasi dapat mengurangi kesalahan manusia selama proses pengujian dan meningkatkan efesiensi hasil pengujian[11]. Software Quality Assurance (SQA) akan melakukan pengujian keseluruhan pada sistem untuk menilai apakah perangkat lunak tersebut dapat beroperasi sesuai dengan spesifikasi fungsional yang diharapkan dan untuk memastikan bahwa sistem tidak memiliki kesalahan atau bug pada tahap testing[12].
Penelitian terkait dengan topik yang serupa telah dilakukan oleh beberapa peneliti. A. Zulianto, W.
G. Purnama, dkk (2021) melakukan pengujian black box secara otomatisasi pada aplikasi iPosyandu[13].
Dalam penelitian tersebut menggunakan alat pengujian otomatisasi Katalon Studio untuk melakukan pengujian otomatisasi pada aplikasi iPosyandu serta menerapkan software testing life cycle (STLC) pada proses pengujiannya. Penelitian ini memperlihatkan hasil pengujian terdapat fungsionalitas yang masih harus diperbaiki dan manfaat menerapkan STLC sangat berguna untuk menyediakan fokus pada tiap
DOI: https://www.doi.org/10.22303/csrid.15.1.2023.01-11
tahapan pengujian. H. Herlinda, D. Katarina, dan E. W. Ambarsari (2019) melakukan pengujian otomatisasi pada aplikasi belajar tajwid[14]. Pada penelitian ini belum menerapkan software testing life cycle (STLC) pada proses tahapan pengujiannya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan melakukan pengujian metode black box testing dengan fokus pengujian pada fungsionalitas fitur yang ada pada modul manajemen notifikasi web admin Dzikra. Pengujian black box testing akan dilakukan secara otomatisasi menggunakan alat otomatisasi Robot Framework dan akan menerapkan software testing life cycle (STLC) pada proses tiap tahapan pengujian.
2. METODE
Software Testing Life Cycle (STLC) merupakan proses terstruktur yang digunakan dalam pengujian perangkat lunak[15]. STLC seringkali dianggap sebagai bagian dari siklus hidup pengembangan perangkat lunak. Proses yang terlibat dalam STLC terdiri dari beberapa tahap, setiap tahap memiliki kriteria dan hasil yang telah ditetapkan[16].
Gambar 1. Software Testing Life Cycle A. Requirement Analysis
Tahap pertama dalam proses STLC adalah menganalisis kebutuhan. Pada tahap ini, Software quality assurance (SQA) melakukan analisis persyaratan dengan cara mengidentifikasi persyaratan yang dapat diuji dari sudut pandang pengujian [17]. Persyaratan yang dimaksud dalam hal ini terdiri dari persyaratan fungsional, yang menjelaskan tindakan yang harus dilakukan oleh perangkat lunak dan persyaratan non- fungsional yang mencakup kinerja sistem dan keamanan. Hal-hal yang terlibat dalam kegiatan ini meliputi:
1) File brief dapat digunakan sebagai dokumen yang berisi kebutuhan pengguna.
2) Menyusun daftar jenis pengujian seperti fungsional, keamanan, kinerja, dan lainnya.
3) Menetapkan fokus dan prioritas pengujian.
4) Menyiapkan daftar rincian lingkungan uji yang akan dilakukan.
B. Test Planning
Pada tahap test planning, Software quality assurance (SQA) mengumpulkan semua persyaratan yang diperlukan seperti memahami dokumen spesifikasi untuk mengindentifikasi kebutuhan pengguna dan mempersiapkan rencana pengujian[18]. Hasil dari proses test planning merupakan sebuah dokumen yang
berisi perencanaan pengujian yang akan digunakan dalam test case. Kemudian, SQA akan mulai mengembangakan test case. Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam proses test planning diantaranya:
1) Menentukan batasan dan tujuan proyek.
2) Menetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan, baik dengan menggunakan alat otomatisasi pengujian atau pengujian manual.
3) Menetapkan lingkungan pengujian.
4) Menyusun langkah-langkah kegiatan atau prosedur pengujian.
5) Mempertimbangkan risiko terkait dengan individu yang akan terlibat dalam proses pengujian.
C. Test Case Development
Pada tahap test case development, Software quality assurance (SQA) akan membuat acuan untuk pengujian termasuk membuat test case, mempersiapkan data uji, dan mengembangkan skrip pengujian otomatisasi berdasarkan test case[19]. Awal dari tahap ini, SQA akan mengidentifikasi data uji yang akan digunakan dalam pengujian, dan memeriksa kembali bahwa data tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
D. Environment Setup
Sampai pada tahap ini, software quality assurance (SQA) akan meyiapkan tahap environment setup yang sesuai dengan rencana, meliputi hardware dan software yang akan digunakan serta menyiapkan environment test dan data pengujian. Tahap ini juga dapat dilakukan seiring dengan proses pembuatan test case.
E. Test Execution
Pada tahap ini, Software quality assurance (SQA) akan mengeksekusi test plan dan test case yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila test case dijalankan sesuai dengan harapan, maka SQA akan memberikan status "pass". Sebaliknya, apabila test case tidak sesuai, maka akan diberi status "fail". Jika ditemukan bug, maka tim pengembang akan diberitahu dan akan dilakukan koreksi. Setelah bug dikoreksi, pengujian akan diulang. Beberapa aktivitas yang harus dilakukan meliputi:
1) Melaksanakan pengujian sesuai dengan test case yang telah disusun.
2) Dokumentasi hasil pengujian akan disusun untuk tujuan laporan, termasuk laporan bug yang ditemukan.
3) Setelah bug dikoreksi, tahap pengujian akan diulang untuk memastikan bahwa koreksi telah efektif.
F. Test Cycle Closure
Pada tahap akhir proses software testing life cycle (STLC), software quality assurance (SQA) akan mengakhiri siklus pengujian dengan menyediakan laporan hasil pengujian yang telah diselesaikan, mengumpulkan data hasil pengujian, dan melakukan evaluasi dan analisis terhadap pengujian yang telah dilakukan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengurangi hambatan dalam proses pengujian di masa depan dan meningkatkan kualitas STLC di waktu yang akan datang.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Requirement Analysis
Dalam tahap requirment analysis untuk web admin Dzikra, software quality assurance (SQA) akan melakukan meeting dengan product owner dan system analyst untuk memastikan bahwa semua pihak sepakat dengan rencana yang disusun sehingga terjalin suatu kesepakatan dan sebagai langkah awal proses pembuatan butir uji. Web admin Dzikra terdiri dari empat modul, yaitu modul manajemen misi, modul manajemen notifikasi, modul what's new, dan modul infaq. Modul manajemen notifikasi
DOI: https://www.doi.org/10.22303/csrid.15.1.2023.01-11
merupakan bagian yang berisi data pengingat aktivitas ibadah sehari-hari bagi pengguna aplikasi mobile Dzikra, yang dapat diakses oleh akun admin untuk memanajemen data di web admin Dzikra.
Kesepakatan yang tercapai akan menghasilkan file brief dan akan menjadi dasar utama selama pengujian berlangsung. Berikut merupakan rincian kebutuhan modul manajemen notifikasi:
1) Admin dapat menambahkan data notifikasi rutin.
2) Admin dapat menambahkan data notifikasi khusus.
3) Admin dapat mengubah data notifikasi rutin.
4) Admin dapat mengubah data notifikasi khusus.
5) Admin dapat menghapus data notifikasi rutin.
6) Admin dapat menghapus data notifikasi khusus.
B. Test Planning
Pengujian akan dilakukan secara otomatisasi. Hal ini didasari dengan pengujian otomatisasi dapat mempersingkat waktu dan menghindari kesalahan human error. Pengujian otomatisasi dilakukan menggunakan alat pengujian otomatisasi Robot framework. Cakupan yang diambil adalah dari sudut pandang pengguna admin. Berikut merupakan rincian test planning yang telah dibuat.
Tabel 1. Test Planning
Modul Feature
Manajemen Notifikasi 1. Pengujian fungsionalitas tambah data notifikasi rutin.
2. Pengujian fungsionalitas tambah data notifikasi khusus.
3. Pengujian fungsionalitas ubah data notifikasi rutin.
4. Pengujian fungsionalitas ubah data notifikasi khusus.
5. Pengujian fungsionalitas hapus data notifikasi rutin.
6. Pengujian fungsionalitas hapus data notifikasi khusus.
Tabel 1 diatas merupakan hasil dari kesepakatan yang dicapai pada tahap requirement analysis, yang kemudian terbentuklah test planning.
C. Test Case Development
Penciptaan test case dilakukan dengan cara membuat skrip pengujian otomatisasi menggunakan Robot framework. Seperti pada gambar 2 yang menggambarkan proses penciptaan skrip pengujian otomatisasi menggunakan editor teks Visual Studio Code.
Gambar 2. Skrip pengujian otomatisasi
Skrip pengujian otomatisasi yang telah dibuat akan menjalankan test case sesuai dengan urutan yang telah dibuat, hasil dari skrip pengujian otomatisasi ini akan disimpan dalam file yang disebut log.html yang muncul setelah skrip pengujian otomatisasi dijalankan. Tabel 2 menunjukkan urutan test scenario yang akan dibuat oleh skrip pengujian otomatisasi. Test case yang telah dibuat merupakan hasil dari tahap requirement analysis.
Tabel 2. Test Case
TC ID Nama Test Case Expected Result
TC001 Tambah data notifikasi rutin Dapat menambahkan data notifikasi rutin TC002 Tambah data notifikasi khusus Dapat menambahkan data notifikasi khusus TC003 Ubah data notifikasi rutin Dapat mengubah data notifikasi rutin TC004 Ubah data notifikasi khusus Dapat mengubah data notifikasi khusus TC005 Hapus data notifikasi rutin Dapat menghapus data notifikasi rutin TC006 Hapus data notifikasi khusus Dapat menghapus data notifikasi khusus
Tabel 2 disusun dengan mengacu pada tahapan sebelumnya, yaitu test planning.
D. Environment Setup
Robot Framework memiliki beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat menjalankan skrip pengujian otomatisasi. Persyaratan tersebut diantaranya ialah:
1) Instalasi python versi 3.11.0.
2) Instalasi Robot Framework.
3) Instalasi Selenium Library.
4) Instalasi extension Robot Framework pada editor teks Visual Studio Code, bisa dilihat pada gambar 3.
DOI: https://www.doi.org/10.22303/csrid.15.1.2023.01-11 Gambar 3. Extension Robot Framework
5) Instalasi web driver versi 108.0.5359.71. pada browser, bisa dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Chrome driver
E. Test Execution
Setelah selesai membuat test case, kemudian test case tersebut siap untuk dijalankan. Urutan pengujian dapat dilihat pada test execution log. Warna hijau dalam test execution log menunjukkan bahwa test case berhasil atau sesuai dengan fungsi fitur yang diharapkan. Namun jika warna merah, menandakan bahwa test case gagal atau fungsi fitur tidak berjalan seperti yang diharapkan. Berikut adalah hasil dari test case menambahkan data notifikasi rutin yang terlihat dalam gambar 5.
Gambar 5. Hasil test case tambah data notifikasi rutin
Gambar 5 menunjukkan bahwa hasil eksekusi test case tambah data notifikasi rutin berhasil. Sebagai admin dapat menambahkan data notifikasi rutin.
Gambar 6. Hasil test case tambah data notifikasi khusus
Gambar 6 menunjukkan bahwa hasil eksekusi test case tambah data notifikasi khusus berhasil.
Sebagai admin dapat menambahkan data notifikasi khusus.
Gambar 7. Hasil test case ubah data notifikasi rutin
Gambar 7 menunjukkan bahwa hasil eksekusi test case ubah data notifikasi rutin berhasil. Sebagai admin dapat mengubah data notifikasi khusus.
Gambar 8. Hasil test case ubah data notifikasi khusus
DOI: https://www.doi.org/10.22303/csrid.15.1.2023.01-11
Gambar 8 menunjukkan bahwa hasil eksekusi test case ubah data notifikasi khusus berhasil. Sebagai admin dapat mengubah data notifikasi khusus.
Gambar 9. Hasil test case hapus data notifikasi rutin
Gambar 9 menunjukkan bahwa hasil eksekusi test case hapus data notifikasi rutin berhasil. Sebagai admin dapat menghapus data notifikasi rutin.
Gambar 10. Hasil test case hapus data notifikasi khusus
Gambar 10 menunjukkan bahwa hasil eksekusi test case hapus data notifikasi khusus berhasil.
Sebagai admin dapat menghapus data notifikasi khusus.
F. Test Cycle Closure
Proses pengujian telah selesai dilakukan dari awal tahap perencanaan hingga tahap eksekusi pengujian. Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel 3 yang menampilkan hasil dari test execution yang telah dilakukan.
Tabel 3. Hasil Pengujian TC ID Nama Test Case Status TC001 Tambah data notifikasi rutin Pass TC002 Tambah data notifikasi khusus Pass TC003 Ubah data notifikasi rutin Pass TC004 Ubah data notifikasi khusus Pass TC005 Hapus data notifikasi rutin Pass TC006 Hapus data notifikasi khusus Pass
Enam fitur modul manajemen notifikasi yang telah diuji menunjukkan bahwa fitur-fitur tersebut berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan tidak ada masalah atau bug pada fitur-fitur tersebut.
4. KESIMPULAN
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua enam fitur yang diuji pada modul manajemen notifikasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Black box testing dapat menguji dengan efektif disetiap fungsionalitas fitur yang dikembangkan. Selain itu, dengan melakukan pengujian otomatisasi menggunakan Robot Framework dapat memberikan dokumentasi pengujian dengan baik dan dapat mengurangi kesalahan manusia selama proses pengujian. Penerapan Software Testing Life Cycle (STLC)
pada proses pengujian juga dapat membuat alur pengujian lebih terstruktur dan menyediakan fokus yang lebih baik pada setiap tahap pengujian yang dilalui.
Pengujian pada aplikasi mobile Dzikra perlu dilakukan, karena aplikasi mobile Dzikra merupakan platform utama dalam produk digital in-house PT Bejana Investidata Globalindo. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dikembangkan untuk mengetahui apakah data uji yang ditambahkan pada web admin Dzikra dapat ditampilkan dengan baik pada aplikasi mobile Dzikra.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapkan terimakasih kepada PT Bejana Investidata Globalindo yang telah menyediakan banyak sumber informasi untuk penelitian ini.
REFERENSI
[1] B. Priyatna, A. Lia Hananto, M. Nova, and P. Studi Sistem Informasi, “Application of UAT (User Acceptance Test) Evaluation Model in Minggon E-Meeting Software Development,” Systematics, vol. 2, no. 3, pp. 110–117, 2020.
[2] S. Aripiyanto, A. Muhyiddin, and B. Huda, “Web-Based Teacher Performance Assessment Information System Using Simple Additive Weighting Method,” Buana Inf. Technol. Comput. Sci. (BIT CS), vol. 2, no.
2, pp. 48–54, 2021, doi: 10.36805/bit-cs.v2i2.1871.
[3] A. A. F. Amarta and I. G. Anugrah, “Implementasi Agile Scrum Dengan Menggunakan Trello Sebagai Manajemen Proyek Di PT Andromedia,” J. Nas. Komputasi dan Teknol. Inf., vol. 4, no. 6, pp. 528–534, 2021, doi: 10.32672/jnkti.v4i6.3702.
[4] I. M. Hadi, T. Tukino, and A. Fauzi, “Sistem Informasi Monitoring Evaluasi Standar Pembelajaran Menggunakan Framework Codeigniter,” Ciastech 2020, no. Ciastech, pp. 443–452, 2020.
[5] E. Nehra, “a Review Paper on Software Testing Techniques and Tools,” vol. 9, no. 5, pp. 129–139, 2019.
[6] M. Mukrodin and S. Sugiyamta, “Implementasi Metode Waterfall Dalam Membangun Tracer Study Dan Pendaftaran Siswa Baru Dengan Pengujian Black Box Testing,” Dinamik, vol. 25, no. 1, pp. 39–50, 2020, doi: 10.35315/dinamik.v25i1.7900.
[7] A. Puteri, S. Budi, and D. Ph, “Implementasi Automation dalam Perbandingan Data pada Website Pokemon,” vol. 3, no. November, pp. 446–453, 2021.
[8] L. Setiyani, “Pengujian Sistem Informasi Inventory Pada Perusahaan Distributor Farmasi Menggunakan Metode Black Box Testing,” Techno Xplore J. Ilmu Komput. dan Teknol. Inf., vol. 4, no. 1, pp. 1–9, 2019, doi: 10.36805/technoxplore.v4i1.539.
[9] C. T. Pratala, E. M. Asyer, I. Prayudi, and A. Saifudin, “Pengujian White Box pada Aplikasi Cash Flow Berbasis Android Menggunakan Teknik Basis Path,” J. Inform. Univ. Pamulang, vol. 5, no. 2, p. 111, 2020, doi: 10.32493/informatika.v5i2.4713.
[10] S. N. Yutia and D. Satrinia, “menggunakan Keyword Driven Framework,” vol. 1089, pp. 1–14, 2021.
[11] M. M. Muhtadi, M. D. Friyadi, and A. Rahmani, “Analisis GUI Testing pada Aplikasi E-Commerce menggunakan Katalon,” Pros. Ind. Res. Work. Natl. Semin., vol. 10, no. 1, pp. 1387–1393, 2019.
[12] S. S. HILABI, “Analisis kualitas perangkat lunak terhadap sistem informasi stt wastukancana purwakarta,”
J. Inform., vol. 1, pp. 27–32, 2018.
[13] A. Zulianto, A. Purbasari, N. Suryani, A. I. Susanti, F. R. Rinawan, and W. G. Purnama, “Pemanfaatan
DOI: https://www.doi.org/10.22303/csrid.15.1.2023.01-11
Katalon Studio untuk Otomatisasi Pengujian Black-Box pada Aplikasi iPosyandu,” J. Edukasi dan Penelit.
Inform., vol. 7, no. 3, p. 370, 2021, doi: 10.26418/jp.v7i3.46954.
[14] H. Herlinda, D. Katarina, and E. W. Ambarsari, M.Kom., “Automation Testing Tool dalam Pengujian Aplikasi Belajar Tajwid pada Platform Android,” STRING (Satuan Tulisan Ris. dan Inov. Teknol., vol. 4, no. 2, p. 205, 2019, doi: 10.30998/string.v4i2.5285.
[15] J. L. Min, A. Istiqomah, and A. Rahmani, “Evaluasi Penggunaan Manual Dan Automated Software Testing Pada Pelaksanaan End-To-End Testing,” JTT (Jurnal Teknol. Ter., vol. 6, no. 1, p. 18, 2020, doi:
10.31884/jtt.v6i1.256.
[16] S. Bhor, S. Randhave, V. Thakare, and S. Nanaware, “A SURVEY ON STLC : NEW TESTING TECHNIQUES IN SMART,” vol. 3, no. 1, pp. 29–33, 2018.
[17] S. Engineering, I. Computing, and C. Hafner, “Enhancing Page Object Maintainability in Modern Automated Software Testing Life Cycles Enhancing Page Object Maintainability in Modern Automated Software Testing Life Cycles,” 2020.
[18] Reinhard Pröll, “Towards a model-centric software Testing life cycle for early and consistent testing activities.,” no. April, 2021.
[19] P. T. G. I. T. Solution and A. Arfan, “Penerapan STLC dalam Pengujian Automation Aplikasi Mobile ( Studi kasus : LMS Amikom Center”.