• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Chik Di Tiro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Chik Di Tiro "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

205

Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Chik Di Tiro

Idawati

STIKes Medika Nurul Islam Sigli Email : idawati.medika@gmail.com

Abstract

One of the strategies undertaken to reduce MMR by the government is by increasing the competence and quality of midwifery services provided by Midwives in accordance with the standards of Normal Childbirth Care. The study aims to analyze the Factors Associated with the Implementation of Normal Childbirth Care Standards by Midwives in the Midwifery Room of RSUD Tgk. Chik Ditiro, Pidie District, 2018.The research design used in this study was quantitative analytic survey with cross-sectional design. The populations were all midwives who served in the midwifery room of RSUD Tgk Chik Ditiro, Pidie District amount 38 people.

The sampling technique was used the total population. The data analysis was performed by univariate, bivariate analysis with chi_square. The results there was a relationship of knowledge with the implementation of Normal Childbirth Care standards with p-value of 0.03 <α 0.05, there was an attitude relationship with the implementation of Normal Childbirth Care standard with p-value 0.005 <α 0.05, there was no relationship between motivation and the implementation of Normal Childbirth Care standard with p-value 0.88> α 0.05, there was a training relationship with the implementation of Normal Childbirth Care standards with p- value 0.001 <α 0.05. The conclusion showed that there is a relationship of knowledge, attitude, training with the implementation of Normal Childbirth Care standards by midwives, while motivation has no relationship to the implementation of Normal Childbirth Care Standards by midwives in the obstetric ward of RSUD Tgk Chik Ditiro Pidie Sub District, Pidie District in 2018. It is recommended for midwives to improve the soft skills, both intellectual and interpersonal skills by participating in Normal Childbirth Care training and be able to implementing in childbirth assistance.

Keywords : Childbirth Care Standards, Knowledge, Attitude, Motivation, Training, Midwives

Abstrak

Salah satu strategi yang dilakukan untuk menurunkan AKI oleh pemerintah adalah dengan peningkatan kompetensi dan kualitas pelayanan kebidanan yang diberikan oleh Bidan sesuai dengan standar Asuhan Persalinan Normal. Tujuan peneliyian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan di ruang Kebidanan RSUD Tgk. Chik

(2)

206

Ditiro Kabupaten Pidie Tahun 2018. Desain penelitian menggunakan survei analitik kuantitatif dengan rancangan crossectional. Populasi adalah seluruh bidan yang bertugas diruang kebidanan RSUD Tgk Chik Ditiro Kabupaten Pidie sebanyak 38 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi.

Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dengan chi_square. Hasil penelitian ada hubungan pengetahuan dengan penerapan standar APN dengan nilai p-value 0,03 < α 0,05, ada hubungan sikap dengan penerapan standar APN dengan nilai p-value 0,005 < α 0,05, tidak ada hubungan motivasi dengan penerapan standar APN dengan nilai p-value 0,88 > α 0,05, ada hubungan pelatihan dengan penerapan standar APN dengan nilai p-value 0,001 < α 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan, sikap, pelatihan dengan penerapan standar APN oleh bidan, sementara motivasi tidak ada hubungan terhadap penerapan Standar APN. Oleh karena itu bidan diharapkan untuk meningkatkan soft skill, baik kemampuan intektual maupun kemampuan interpersonal dengan mengikuti pelatihan APN dan agar dapat mengimplemantasikan setiap menolong persalinan.

Kata Kunci : Asuhan Persalinan Normal, Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Pelatihan, Bidan

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5, dimana targetnya adalah untuk menurunkan resiko jumlah kematian ibu yang dibentuk oleh PBB (UN) pada tahun 2000 dalam program MDGs (Millenium Development Goals) dari program tersebut diharapkan dapat mencapai hasil pada tahun 2015, namun hingga batas akhir pelaksanaan MDGs untuk pencapaian target menurunkan AKI masih menunjukkan hasil yang belum maksimal. Sehingga diadakan program baru untuk tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development Goals) serta membentuk agenda baru transformative untuk kesehatan ibu dalam upaya mengurangi MMR global untuk kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Anonimous, 2013).

Indikator dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat disuatu negara salah satunya adalah angka kematian ibu (AKI) yang terjadi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut Word Health Organization (WHO) pada tahun 2015 angka kematian ibu di dunia adalah sebanyak 303.000 ibu yaitu 216/100.000. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016 menunjukkan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu signifikan (Anonimous, 2014).

Salah satu periode kritis yang beresiko timbulnya kesakitan dan kematian maternal kira-kira 90% kematian ibu terjadi disaat persalinan dan kira-kira 95% penyebab kematian ibu adalah komplikasi obstetric yang sering tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga adanya kebijakan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yaitu setiap persalinan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal. Adapun Penyebab lainnya kematian ibu di Indonesia adalah disebabkan karena Perdarahan (28%), Eklamsia (24%), Infeksi (11%), Komplikasi

(3)

207 Puerperium (8%), Persalinan Macet (5%), Abortus (5%), Trauma Obstetric (3%) Emboli Obstetric (3%) dan penyebab lain (11%). Kematian maternal adalah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses kejadian yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan abortus dalam kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat gestasi (Marynani, 2016).

Dalam penelitian Wiliarti (2011) menyebutkan penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, dan kira-kira 90 % terjadi di saat persalinan yang sebagian besar disebabkan oleh retensi plasenta, hal ini menunjukkan adanya manajemen persalinan kala III yang kurang adekuat. Oleh sebab itu target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2014 - 2019 yaitu meliputi target dampak kesehatan yang diantaranya : 1) menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup, 2) menurunkan Angka Kematian Neonatal menjadi 15 per 1.000 kelahiran hidup, serta target proses dan output diantaranya: meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terampil menjadi 85%. Untuk itu diharapkan bahwa setiap persalinan normal adalah mengacu pada standar Asuhan Persalinan Normal (APN). Dalam hal ini telah dilakukan pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang bertujuan untuk meningkatkan pertolongan persalinan normal.

Asuhan Persalinan Normal merupakan asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahap persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir yang termuat dalam PERMENKES RI No. 97 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa hamil, persalinan dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi serta pelayanan kesehatan seksual. Beberapa alasan yang melandasi dirancangnya pelatihan Asuhan Persalinan Normal diantaranya adalah berdasarkan fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan. Angka kejadian perdarahan pasca persalinan di Indonesia diperkirakan sekitar 45% dari seluruh persalinan yang ada. Berdasarkan proporsi tersebut dapat diasumsikan bahwa 90% persalinan akan berlangsung secara normal dan apabila persalinan tersebut ditangani dengan sebaik- baiknya, maka akan mencegah terjadinya kematian ataupun kesakitan pada ibu bersalin, jika pertolongan persalinan mengikuti standar pelayanan Asuhan Persalinan Normal (Anonimous, 2014).

Standar pelayanan Asuhan Persalinan Normal adalah Standar Pelayanan Kebidanan dalam persalinan, yang terdiri dari 25 standar yang merupakan pedoman bagi bidan di Indonesia dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya sesuai dengan kompetensi dan wewenang yang diberikan, khususnya pada kala III dan kala IV yang terdapat pada standar 9 sampai 13. Standar ini dilaksanakan oleh bidan di setiap tingkat pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit, Puskesmas maupun tatanan pelayanan (Kusumawardani, E., tt)

Salah satu daerah di Indonesia yang memberikan sumbangan angka kematian ibu adalah Provinsi Aceh, adapun angka kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2015 sebesar 134 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada Tahun 2016 adalah 37 per 100.000 kelahiran hidup dimana terjadi penurunan dibandingkan dengan Tahun 2015, pada tahun 2014 sebesar jumlah AKI sebanyak 92 per 100.000 kelahiran hidup, tahun

(4)

208

2013 sebesar 119 per 100.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 sebesar 20 per 100.000 kelahiran hidup (Anonimous, 2016).

Berdasarkan data dari profil Kesehatan Kabupaten Pidie Angka kematian ibu pada tahun 2015 di Kabupaten Pidie sebanyak 12 per 100.000 kelahiran hidup), sedangkan tahun 2016 sebanyak 9 per 100.000 kelahiran hidup). Untuk tahun 2017 angka kematian ibu sebanyak 8 per 100.000 kelahiran hidup). Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia, infeksi dan lain-lain (Fajriman, 2016).

Selain itu penyebab kematian ibu disebabkan oleh faktor 3 T yaitu terlambat merujuk, terlambat sampai di fasilitas kesehatan dan terlambat pertolongan adekuat.

Terlambat merujuk dan terlambat sampai di fasilitas bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor geografi, faktor gender dan faktor budaya setempat. Sedangkan faktor terlambat pertolongan adekuat bisa disebabkan oleh tenaga kesehatan, sarana, obat dan manajerial (Fajriman, 2016).

Salah satu pusat pelayanan kesehatan di Kota Sigli Kabupaten Pidie Provinsi Aceh adalah Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik di Tiro. Berdasarkan jenis pelayanan rumah sakit ini adalah rumah sakit umum yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pidie, RSUD Tgk. Chik Di Tiro ini merupakan rumah sakit kelas B dengan kapasitas 303 tempat tidur. Salah satu pelayanan di RSUD Tgk. Chik Di Tiro ini adalah tersedianya PONEK (KIA) (Anonimous, 2017a).

Jumlah ibu bersalin di RSUD Tgk. Chik Di Tiro tahun 2016 sebanyak 630 orang dan terdapat 7 orang (1,1%) yang meninggal dunia sedangkan jumlah ibu bersalin tahun 2017 sebanyak 898 orang dan terdapat 4 orang diantaranya meninggal setelah proses persalinan dengan diagnosa Preeklampsia berat (PEB), infeksi dan perdarahan Anonimous, 2017b.).

Hasil wawancara terhadap 4 orang pasien pasca persalinan di ruang kebidanan di RSUD Tgk. Chik Di Tiro mereka menyatakan bahwa bidan tidak pernah memberitahukan/menginformasikan apa yang terjadi selama proses persalinan, bidan dalam menolong persalinan kurang ramah baik kepada pasien maupun keluarga/pendamping pasien, bidan kurang memperhatikan ibu yang akan melahirkan bidan juga melakukan induksi persalinan karena ingin segera menyelesaikan proses persalinan dengan pemberian obat perangsang his/kontraksi uterus atau otot kandungan, dan adanya tindakan memimpin persalinan yang tidak tepat dengan dilakukan tindakan mendorong bagian atas perut kearah jalan lahir agar bayi dapat lahir.

Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) sangat berkaitan erat dengan pendidikan dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan akan semakin baik pula. Adapun pengetahuan tentang APN bagi bidan dengan latar belakang D3 Kebidanan sudah diperoleh saat mengikuti pendidikan tersebut karena didalam kurikulum D3 Kebidanan tersebut telah dimasukan muatan tentang APN, sedangkan untuk D1 Kebidanan pada saat itu belum ada muatan kurikulum tentang APN. Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan kebijakan pemerintah untuk semua tenaga kesehatan yang terlibat dalam pertolongan persalinan normal wajib melaksanakan Asuhan Persalinan Normal dengan memperhatikan standar yang telah ditetapkan (Wattimena, 2008).

Berdasarkan hasil pra survey yang dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2017 didapatkan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) bidan sebanyak 38 orang dengan

(5)

209 pendidikan D1 kebidanan 4 (10,5%), 24 orang DIII kebidanan (63,1%), 8 orang D IV Kebidanan ( 21%) dan 2 orang tamatan SKM (5,2%) serta 2 orang bidan dengan status kepala ruangan dan wakil kepala ruangan dan 36 bidan lainnya adalah pelaksana pelayanan penuh (Anonimous, 2017).

Berdasarkan survei awal diperoleh data ada 12 orang bidan sebagai pelaksana pelayanan di ruang kebidanan, dari 12 bidan tersebut 8 orang bidan (66,7%) telah mengikuti pelatihan APN dan 4 orang bidan (33,3%) belum mengikuti pelatihan APN.

Berdasarkan hasil observasi pada saat bidan menolong persalinan dengan menggunakan daftar tilik APN diperoleh hasil 2 orang bidan (25%) yang kompeten (dapat melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan langkah APN) dengan score penjumlahan nilai sebanyak 82 berdasarkan daftar tilik sedangkan 6 orang bidan (75%) belum kompeten melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan langkah APN) dengan score penjumlahan nilai sebanyak 56 berdasarkan daftar tilik. Sedangkan dari 4 orang bidan (33,3%) yang belum mengikuti pelatihan APN tidak ada seorangpun yang kompeten dalam melaksanakan pelayanan persalinan dengan penerapan 60 langkah APN (Anonimous, 2017).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor Yang Berhubungan dengan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) Oleh Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Tgk. Chik Ditiro Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2018

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di ruang kebidanan RSUD Tgk. Chik Ditiro Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu dari Desember 2017 sampai Juli 2018. Desain Penelitian ini menggunakan Survei Analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi dan keterpengaruhan antara variabel independen terhadap variabel dependen pada saat yang bersamaan. Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan.Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Bidan di ruang kebidanan RSUD Tgk Chik Ditiro yang berjumlah 38 orang . Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu sejumlah 38 orang Bidan di Ruang Kebidanan RSUD Tgk.

Chik Ditiro. Data primer di dapatkan dari jawaban responden berdasarkan pertanyaan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari status pasien bersalin, buku laporan rawat inap serta referensi perpustakaannya berhubungan dengan penelitian serta literatur yang terkait lainnya. Data tersier adalah data yang diperoleh dari jurnal yang sudah dipublikasi.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan perangkat lunak paket statistik SPSS versi 17 untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas dan variabel terikat. Setelah dapat mendeskripsikan karakteristik responden, lalu diuraikan kedalam bentuk tabel dan dinarasikan. Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen Untuk membuktikan

(6)

210

adanya hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen di gunakan uji chi-square. Pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05).

Apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai p<p value (0,05) maka dikatakan (H0) ditolak, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berdasarkan data hasil penelitian, dari 38 responden bidan dengan usia > 36 tahun sebanyak 12 orang (32%) sedangkan yang < 25 tahun sebanyak 10 orang (26%).

Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa dari 38 responden yang memiliki pendidikan terakhir D-IV sebanyak 8 orang (21 %) sedangkan yang pendidikan terakhir D1 sebanyak 4 orang (10,5%). Berdasarkan data hasil penelitian tentang penerapan APN di peroleh dari 38 responden yang menerapkan standar APN secara tidak baik yaitu 21 orang (55,3%) sedangkan yang menerapkan standar APN secara baik yaitu 17 orang (44.7%). Dari data hasil penelitian tentang pengetahuan di dapatkan dari 38 responden yang berpengetahuan kurang yaitu 27 orang (71,1%) dan yang berpengetahuan baik yaitu 11 orang (28,9%). Data hasil penelitian tentang Sikap di peroleh dari 38 responden yang memiliki sikap negatif yaitu 15 orang (39,5%) dan responden yang bersikat positif sebanyak 23 orang (60,5 %). Berdasarkan data hasil penelitian dari 38 responden yang memiliki motivasi baik sebanyak 16 orang (42,1 %) sedangkan yang motivasi kurang sebanyak 22 orang (57,9%). Berdasarkan tabel 4.11 tentang Pelatihan di peroleh dari 38 responden yang tidak mengikuti pelatihan sebanyak 21 orang (55,3%) dan yang mengikuti hanya 17 orang (44,7%).

Analisa Bivariat

Berdasarkan data dari 27 responden yang memiliki pengetahuan kurang tidak menerapkan standar APN dengan baik sebanyak 18 orang (85,7%) dan dari 11 responden yang berpengetahuan baik dominan menerapkan standar APN dengan baik yaitu 8 orang (47,1%).

Berdasarkan hasil uji Chi-Square di peroleh nilai p-value = 0,03 < α 0,05, yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio (OR) diperoleh nilai Lower Limit-Upper Limit (LL-UL) sebesar 5,333 (95% CI) = (1,133 - 25,115). Hal ini menunjukkan responden yang berpengetahuan kurang beresiko 5 x menerapkan standar APN secara tidak baik dibanding responden yang berpengetahuan baik. Berdasarkan dari 15 responden yang bersikap negatif tidak menerapkan standar APN dengan baik sebanyak 13 orang (61,9%) dan dari 23 responden yang bersikap positif dominan menerapkan standar APN dengan baik yaitu 15 orang (88,2%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,005 < α 0,05, yang berarti ada hubungan antara sikap dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio (OR) diperoleh nilai Lower Limit- Upper Limit (LL-UL) sebesar 12,188 (95% CI) = (2,186 – 67,945). Hal ini menunjukkan responden yang bersikap positif beresiko 12 x menerapkan standar APN secara baik dibanding responden yang bersikap negatif.

Berdasarkan dari 23 responden yang memiliki motivasi kurang menerapkan standar APN dengan baik sebanyak 12 orang (57,1%) dan dari 15 responden yang memiliki motivasi baik tidak menerapkan standar APN dengan baik sebanyak yaitu 9 orang (42,9%).

(7)

211 Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,88 > α 0,05, yang berarti tidak ada hubungan motivasi dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio (OR) diperoleh nilai Lower Limit-Upper Limit (LL-UL) sebesar 0,727 (95% CI) = (0,195 – 2,716). Berdasarkan dari 21 responden yang tidak mengikuti pelatihan tidak menerapkan standar APN dengan baik sebanyak 17 orang (81%) dan dari 17 responden yang telah mengikuti pelatihan menerapkan standar APN dengan baik sebanyak yaitu 13 orang (76,5%). Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,001< α 0,05, yang berarti ada hubungan antara pelatihan dengan penerapan standar APN. Berdasarkan analisis Odds Ratio (OR) diperoleh nilai Lower Limit- Upper Limit (LL-UL) sebesar 13,812 (95% CI) = (2,895 – 65,912). Hal ini menunjukkan responden yang tidak mengikuti pelatihan APN beresiko 13 x menerapkan standar APN secara tidak baik dibanding responden yang mengikuti pelatihan.

Tabel 1. Tabulasi Silang Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Pelatihan, Penerapan standar APN Bidan di ruang kebidanan

No Variabel

Penerapan standar APN Jumlah

P (Value)

OR (95%

CI)

Tidak Baik Baik

f % f % F %

Pengetahuan

1. Kurang 18 85,7 9 52,9 27 71,1 0,03 5,333 (1,133-

25,115)

2. Baik 3 14,3 8 47,1 11 28,9

Sikap

1. Negatif 13 61,9 2 11,8 15 39,5 0,005 12,188

(2,186- 67,945)

2. Positif 8 38,1 15 88,2 23 60,5

Motivasi

1. Kurang 12 57,1 11 64,7 23 60,5 0,88 0,727 (0,195- 2,716)

2. Baik 9 42,9 6 35,3 15 39,5

Pelatihan

1. Tidak Ada 17 81 4 23,5 21 55,3 0,001 13,812

(2,895- 65,912)

2. Ada 4 19 13 76,5 17 44,7

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal Hasil analisis uji statistik Chi-Square pada variabel pengetahuan diperoleh nilai p- value = 0,03 < α 0,05, yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan standar APN. Secara teori, Pengetahuan bidan tentang APN merupakan penunjang kepatuhan bidan dalam menerapkan APN yang baik dan aman sesuai dengan tugas yang

(8)

212

dilaksanakan dan perlu dioptimalkan, APN merupakan asuhan persalinan yang diberikan pada ibu dengan intervensi seminimal mungkin, dampak dari ketidakpatuhan dalam menerapkan standar asuhan persalinan normal (APN) adalah tidak terpenuhinya rasa nyaman ibu didalam proses persalinan, hal ini tidak sesuai dengan asuhan sayang ibu yang termasuk dalam lima benang merah APN.

Menurut peneliti bidan yang berpengetahuan baik dapat mewujudkan pelayanan sesuai dengan asuhan sayang ibu, dan bidan akan lebih patuh terhadap standar Asuhan Persalinan Normal (APN). Bidan yang berpengetahuan baik juga akan dapat memberikan pelayanan yang baik pula dalam asuhan persalinan normal, sehingga pada akhirnya tujuan asuhan persalinan dapat dicapai dengan optimal. Hal lain yang menjadi tidak baiknya pengetahuan bidan dalam penerapan standar asuhan persalinan normal (APN) karena disebabkan oleh faktor seperti umur, pendidikan, informasi, intelegensi, lingkungan dan pengalaman. Faktor intelegensi yang dapat berhubungan dengan penerapan standar APN dikarenakan daya tangkap dari masing-masing responden dalam menerima suatu informasi, faktor lingkungan tidak kondusif maka akan menghambat proses pembelajaran dalam penerapan standar APN, faktor informasi dapat diakses dari berbagai sumber, semakin banyak informasi yang diakses maka akan mempengaruhi pengetahuan seseorang, faktor pengalaman dalam asuhan persalinan sangat berhubungan karena semakin seringnya seseorang menangani persalinan maka pengetahuan serta keterampilan seseorang akan semakin terasah dan akan mendapatkan temuan yang bisa menambah pengetahuan.

Hubungan Sikap dengan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) Hasil analisis uji statistik Chi-Square pada variabel sikap diperoleh nilai p-value = 0,005 < α 0,05, yang berarti ada hubungan antara sikap dengan penerapan standar APN.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu mengenai penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan di RSUD Kabupaten Sorong menyatakan bahwa sikap bidan berhubungan dengan pelaksanaan APN dan hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan APN di Kabupaten Blitar yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan APN. Berdasarkan hasil penelitian ini maka upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan APN dapat dilakukan instansi kesehatan dengan menumbuhkan sikap bidan yang mendukung terhadap pelaksanaan APN melalui kegiatan seminar, pelatihan dan pengawasan.(16)

Menurut peneliti bidan yang memiliki sikap tidak baik tidak akan bisa dalam menerapkan standar asuhan persalinan normal. Sikap bidan yang kurang mendukung terhadap penerapan standar APN dapat menyebabkan kurang baik pula kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang dilakukannya. Sehingga mengakibatkan pelayanan yang tidak baik dan akan memberikan ketidaknyamanan pada pasien. Akan tetapi bila sikap bidan menunjukkan sikap yang baik maka penerapan standar asuhan persalinan normal akan lebih mendukung dan akan berjalan dengan baik di setiap kegiatan yang di lakukan sehingga bisa menjadi kenyamanan tersendiri bagi pasien yang akan melakukan persalinan.

(9)

213 Secara konseptual sikap bidan akan berubah jika adanya pelatihan terhadap pekerjaan dalam hal ini adalah penerapan standar asuhan persalinan normal. Sikap sesorang memiliki elemen-elemen (1) kognitif : keyakinan dan pengetahuan terhadap obyek; (2) afektif: perasaan terhadap obyek sebagai akibat dari keyakinan atau pengetahuan; (3) kecenderungan tindakan terhadap obyek tersebut, sehingga bidan yang mengikuti pelatihan akan menambah keyakinan dan pengetahuan yang akan merubah sikap bidan dalam penerapan standar APN yang sesuai.(47)

Hubungan Motivasi dengan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square pada variabel motivasi diperoleh nilai p-value = 0,88 > α 0,05, yang berarti tidak ada hubungan antara motivasi dengan penerapan standar APN. Menurut asumsi peneliti, Hal ini disebabkan karena motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan optimal, yang dapat berasal dari dalam diri (Instrinsik) maupun distimulus lingkungan (ekstrinsik). Motivasi seseorang dapat ditimbulkan dari dalam diri seseorang bidan, apabila motivasi yang ia dapatkan hanya dari orang lain sedangkan orang tersebut tidak memiliki dorongan untuk melakukan penerapan standar asuhan persalinan normal maka tidak akan bisa mengimplementasikan standar asuhan persalinan normal tersebut.

Adapun alasan lain bidan tidak termotivasi dalam penerapan APN sesuai standar disebabkan karena beban kerja. Banyaknya jumlah pasien yang harus di layani terkadang menjadi kendala bidan dalam menjalankan keseluruhan APN yang sesuai prosedur karena membutuhkan waktu yang lebih banyak. Selain itu tidak timbulnya motivasi bidan karena kebiasaan, mereka menganggap ketika memberi pelayanan, pasien lebih cenderung menilai bagaimana petugas memperlakukannya selama dalam perawatan, tanpa memperhatikan alasan petugas memberikan perlakuan (asuhan APN).

Salah satu faktor yang dapat memengaruhi motivasi intrinsik yaitu pengetahuan.

Pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Kepercayaan diri yang teguh pada seseorang akan meningkatkan keyakinan diri untuk mempercayai sumber-sumber kepercayaan. Adanya keyakinan diri yang teguh akan membuat seseorang termotivasi untuk mencapai tujuan. Semakin kuat keyakinan diri seseorang maka semakin meningkatkan motivasi dirinya untuk melakukan harapan yang hendak dicapai.

Hubungan Pelatihan dengan Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) Berdasarkan hasil analisis uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,001<

α 0,05, yang berarti ada hubungan antara pelatihan dengan penerapan standar APN.

Pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan persalinan normal adalah pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) dengan tujuan seorang bidan mampu melaksanakan asuhan persalinan normal yang sesuai dengan pilar Safe Mother Hood, yaitu persalinan bersih, aman, sayang ibu, dan berorientasi keselamatan. Kematian yang disebabkan perdarahan, eklampsia, dan sepsis dapat dicegah dengan APN. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal bertujuan untuk meningkatkan sikap positif untuk mengamalkan asuhan sayang ibu dan bayi dan jaminan pelaksanaan persalinan bersih dan aman Asuhan Persalinan Normal, serta memberikan kinerja

(10)

214

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan Asuhan Persalinan Normal.

Dari hasil penelitian terlihat perbedaan antara bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dan yang telah mengikuti pelatihan APN dimana bidan yang telah mengikuti pelatihan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam penerapan standar asuhan persalinan normal, bidan lebih mengerti manfaat dari penerapan standar tersebut, bidan lebih bertanggung jawab dan lebih mudah dalam melaksanakan asuhan persalinan normal ketika menolong persalinan, hal tersebut karena mereka mendapatkan ilmu yang update pada saat pelatihan walaupun mereka telah mendapatkan pembelajaran APN pada saat perkuliahan sebelumnya, dengan adanya pelatihan APN mereka tidak mudah lupa dalam melaksanakan 60 langkah APN. Sedangkan pada bidan yang belum mengikuti pelatihan APN berdampak tersendiri pada keterampilan yang diperoleh bidan, dimana keterampilan bidan tersebut terlihat kurang sehingga mereka tidak menerapkan standar APN dalam menolong persalinan.

Pelatihan APN berhubungan dengan pelaksanaan standar APN, hal tersebut dikarenakan bila Bidan telah mengikuti pelatihan APN maka Bidan itu dapat melaksanakan APN dengan baik. Pelatihan Asuhan Persalinan (APN) merupakan pelatihan peningkatan keterampilan penolong yang dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pelatihan APN juga dapat menjadi pemicu bagi seorang Bidan dalam pertolongan persalinan.

Pelatihan akan membentuk dasar dengan menambah ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan sekarang atau mengembangkan potensinya untuk masa yang akan datang. Pelatihan mampu mengubah keadaan sehingga menjadi menguntungkan, misalnya dengan pelatihan seseorang dapat melakukan hal-hal yang belum biasa dilakukan atau melakukan perubahan tanggung jawab.

Bidan yang telah mendapat pelatihan APN mempunyai motivasi lebih baik dibandingkan dengan yang belum mendapat pelatihan APN. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan dalam pelatihan APN bukan hanya diberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dilakukan pembekalan secara kejiwaan yang dapat meningkatkan motivasi mereka. Materi pelatihan APN berfokus pada pergeseran paradigma lama yaitu yang sebelumnya menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan komplikasi berdasarkan ketepatan dalam pelaksanaan aspek lima benang merah yang mencerminkan semakin kompleks dan komprehensifnya berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan.

PENUTUP Simpulan

Terdapat hubungan antara Pengetahuan dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan. Terdapat hubungan antara Sikap dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan. Tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan.

Terdapat hubungan antara pelatihan dengan penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan.

(11)

215 DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, (2013). Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia. Jakarta; Depkes RI.

Anonimous, (2014). Kementerian Kesehatan Pusat Data Dan Informasi Situasi Bidan Di Indonesia. 2014. [diakses tanggal : 16 Januari 2018]. Tersedia di Hhtp://wwwdepkesgoid/resources/download/pusdatin/infodatin-idanpdf.2014.

Anonimous (2014). Permenkes RI No.97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

Anonim ous, (2016). Profil Kesehatan Provinsi Aceh. Bidang Program Dan Pelaporan Seksi Data Dan Informasi.

Anonimous, (2017a). Profil Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Ditiro. Kabupaten Pidie.

Anonimous, (2017b). Data Persalinan Dan Nifas Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Tgk. Chik Di tiro Kabupaten Pidie.

Fajriman. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Pidie. Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie.

Kusumawardani E. (tt). Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) Oleh Bidan

Di Rumah Sakit Umum.

http://www.academia.edu/12586926/penerapan_standar_asuhan_persalinan_norma l_apn_oleh_bidan_di_rumah_sakit_umum.

Maryunani A., (2016). Buku Praktis Kehamilan Dan Persalinan Patologis (Resiko Tinggi Dan Komplikasi) Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media (TIM).

Wattimena M., (2008). Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong Papua Barat Tahun 2008 (Studi Kualitatif).Universitas Diponegoro Semarang.

Wiliarti, Indriarti P., (2011). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Bidan Desa Dalam Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal Pada Kala III Dan Kala IV Di Kabupaten Grobogan.

Referensi

Dokumen terkait