• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I A SDN MANNURUKI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS I A SDN MANNURUKI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR - Test Repository"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

Sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan selanjutnya, keterampilan membaca awal harus benar-benar mendapat perhatian guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca awal melalui penerapan metode SAS (Synthetic Structural Analytical - SAS) pada siswa kelas I A di SDN Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Kajian Pustaka

Membaca Permulaan a. Keterampilan Membaca

Membaca permulaan meliputi 4 (empat) tahapan menurut Dalman: Pengenalan bentuk-bentuk huruf, 2) pengenalan unsur-unsur kebahasaan, 3) pengenalan hubungan/kesesuaian pola ejaan dan bunyi (kemampuan membunyikan bahan tertulis) dan 4) membaca lambat kecepatan. Acuan awal membaca adalah bahwa membaca merupakan suatu proses recoding (proses fisik berupa aktivitas pengamatan visual terhadap tulisan, mengenal dan membedakan gambar) dan decoding (proses psikologis berupa aktivitas berpikir dalam mengolah informasi melalui gambar . ).

Konsep Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) a. Pengertian Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Proses pembelajaran dengan metode SAS dilakukan dengan dua cara, pertama membaca tanpa buku dan kedua membaca dengan buku. Oleh karena itu, metode SAS lebih cocok untuk siswa yang berlatar belakang bukan TK.

Tabel 2.1  Pedoman Penilaian Membaca Permulaan  Aspek  Penilaian
Tabel 2.1 Pedoman Penilaian Membaca Permulaan Aspek Penilaian

Kerangka Pikir

Penggunaan metode analitik struktural sintetik (SAS) dalam pelaksanaannya mempunyai tahapan penggunaan yaitu tahap bookless.

Gambar 2.1. Kerangka pikir
Gambar 2.1. Kerangka pikir

Hipotesis Tindakan

Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan

Jenis Penelitian

Fokus Penelitian

Seting dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru kelas dan siswa kelas I SDN Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar yang berjumlah 32 siswa atau masing-masing terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Prosedur Pelaksanaan Tindakan dan Desain Penelitian

Siklus I a. Perencanaan

Perencanaan

PelaksanaanSIKLUS I

Refleksi

Pengamatan Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Prosedur Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Dokumentasi

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah terpenting dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data (Sugiyono, 2011). Observasi adalah proses pengumpulan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Kegiatan observasi sangat tepat dilakukan dalam penelitian yang berkaitan dengan kondisi interaksi belajar-mengajar, perilaku dan interaksi kelompok (Kusumah, 2010:66).

Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data primer karena dengan kegiatan observasi memungkinkan peneliti mengetahui gejala-gejala yang terjadi selama proses pembelajaran dan kemudian menggunakannya sebagai data penelitian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh gambaran/informasi bagaimana metode Synthetic Structural Analytical (SAS) dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan membaca awal siswa. Dan jenis tes yang diberikan adalah tes lisan dimana siswa diminta untuk melafalkan bacaan singkat yang disajikan kepadanya.

Teknik ini digunakan sebagai upaya untuk mengumpulkan data terkait permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dan juga digunakan sebagai bukti fisik dari suatu kegiatan yang telah dilakukan.

Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan 1. Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan dikatakan berhasil apabila dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama pembelajaran, guru dapat menerapkan metode SAS dengan benar dan penerapannya baik bagi kemajuan membaca permulaan siswa di kelas IA SDN Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar dan hal ini juga terlihat melalui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar yang berjalan dengan lancar. Sasaran kinerja keseluruhan untuk masing-masing siswa adalah minimal 70. Keberhasilan dianggap ketika ≤ 70% siswa mencapai skor minimal 70. sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekolah dan pembelajarannya dianggap tuntas secara klasikal. KKM 70 dimaksudkan sebagai Patokan Penilaian (PAP) yang digunakan sebagai patokan untuk mengukur mampu atau tidaknya siswa membaca, sesuai dengan indikator penilaian membaca awal yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Hasil Penelitian

  • Tahap Pelaksanaan
  • Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I a) Kegiatan Awal
  • Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan II a) Kegiatan Awal
  • Tahap Observasi
  • Observasi Guru Siklus I
  • Observasi Siswa Siklus I
  • Tahap Refleksi
  • Observasi Siswa Siklus II

Berdasarkan data hasil observasi selama aktivitas mengajar guru pada siklus I pertemuan I, hal ini terlihat pada lembar observasi aktivitas guru pada pertemuan I (Lampiran 5 Halaman 102) dan pada pertemuan II (Lampiran 6 Halaman 105). Sehingga secara keseluruhan indikator penilaian kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan I mencapai skor 23 dengan persentase 76% atau dalam hal ini target kinerja berada pada kategori penilaian “Baik (B)”. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada siklus I, pertemuan I (Lampiran 10 Halaman 117) dan pembelajaran siklus I pertemuan II (Lampiran 11 Halaman 120).

Sesuai dengan hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus II yang berlangsung pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016 dan hari Jumat tanggal 20 Mei 2016. Dan berdasarkan akumulasi total perolehan skor seluruh indikator penilaian aktivitas mengajar guru pada siklus II pertemuan I yaitu memperoleh skor 27 dengan persentase 90%. Dan berdasarkan akumulasi pencapaian total skor dari seluruh indikator evaluasi kegiatan mengajar guru pada siklus II pertemuan II diperoleh skor sebesar 29 dengan persentase 97% (hasil pembulatan).

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran pada siklus II pertemuan I (Lampiran 12 Halaman 123) dan siklus II pertemuan II (Lampiran 13 Halaman 126). Berdasarkan hasil observasi tersebut, aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus II pertemuan I, dari sebelas indikator penilaian yang ditentukan, sebagian besar berada pada “kategori penilaian Baik (B)”, yaitu terdapat 7 (tujuh) indikator dengan skor 21 dan tiga (tiga) indikator penilaian berada pada kategori penilaian “Sedang (C)” dengan skor 6 dan 1 (satu) indikator lainnya masih dalam kategori penilaian “Kurang (K)” dengan skor 1.

Tabel 4.1 .Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM pada Siklus I                 Kriteria    Jumlah Siswa          Persentase (%)
Tabel 4.1 .Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM pada Siklus I Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)

Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah melihat keberhasilan tersebut, peneliti memutuskan untuk berhenti sampai II. siklus tersebut, karena pencapaian hasil belajar siswa (71,88%) pada pembelajaran awal membaca mencapai KKM, melebihi standar ketuntasan yang dibakukan dalam penelitian ini yaitu 70. Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa setelah Ditambahkan dari hasil prestasi belajar 32 orang siswa yang mengikuti ulangan akhir sebelum tindakan, rata-rata nilai kelasnya hanya 61,93 dan setelah dikategorisasikan prestasinya masih berada pada kategori penilaian “Pantas (C)”. , pada siklus I total pencapaian hasil belajar membaca awal siswa meningkat dengan rata-rata kelas pada siklus I sebesar 69,125 dengan kategorisasi evaluasi “Baik (B)”, pada siklus II - Rata-rata nilai kelas sebesar 76,40 dengan kategori penilaian “Baik (B)”.

Sesuai dengan hasil pencapaian hasil belajar membaca awal siswa setelah melakukan tes pratindakan akhir, maka dapat dikatakan bahwa kinerja tersebut belum dapat dianggap berhasil karena belum mencapai target indikator keberhasilan sehingga dipandang perlu untuk dilakukan. meningkatkan proses dan hasil belajar berdasarkan tahapan proses siklus perbaikan pembelajaran pada Siklus I. Merespon pencapaian hasil belajar awal siswa pada saat pra tindakan, setelah dilakukan tahap siklus I dan dilakukan tes hasil belajar membaca awal. yang dilakukan terhadap siswa diperoleh data bahwa tujuan ketuntasan belajar siswa belum mencapai tujuan ketuntasan belajar yang dipersyaratkan dalam indikator keberhasilan, karena dari jumlah siswa yang dianggap tuntas hanya terdapat 17 siswa dengan persentase sebesar 53,12%. Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar dibandingkan hasil pembelajaran sebelum tindakan, namun peningkatan tersebut belum dapat dikatakan berhasil sehingga tetap harus dilanjutkan pada Siklus II.

Seiring dengan hasil ketuntasan pembelajaran pada siklus II, setelah selesai tes siklus terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa, sehingga berdasarkan tujuan ketuntasan dapat dikatakan ada peningkatan. berhasil karena banyaknya siswa yang berhasil menyelesaikannya. Selain peningkatan hasil belajar membaca awal siswa setelah penerapan metode Synthetic Analytical Structural (SAS) dalam pembelajaran membaca pada siswa kelas I A di SDN Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar hingga akhir proses siklus II , juga terjadi peningkatan pelaksanaan proses pengajaran yang direvisi berdasarkan aktivitas mengajar guru dan aktivitas mengajar siswa.

PELAKSANAAN TINDAKAN PEMBELAJARAN

Kesimpulan

Hal ini terlihat dari hasil tes belajar membaca siswa pada siklus I berada pada kategori penilaian baik (B), sedangkan pada siklus II berada pada kategori penilaian baik (B). Hal ini berbeda dengan peningkatan yang terjadi pada proses pembelajaran terkait dengan peningkatan aktivitas mengajar guru pada siklus I yang berada pada kategori penilaian baik (B) dan juga pada siklus II yang berada pada kategori penilaian baik ( B). Sedangkan aktivitas belajar siswa pada siklus I berada pada kategori penilaian sesuai (C) dan pada siklus II berada pada kategori penilaian baik (B), sehingga khusus untuk siklus II pelaksanaan proses pembelajaran dapat dikatakan baik. berhasil mengingat hasil yang diperoleh, baik kegiatan mengajar guru maupun kegiatan pembelajaran masing-masing siswa berada pada kategori penilaian baik (B) dan telah memenuhi ukuran indikator keberhasilan yang dipersyaratkan dalam penelitian ini.

Saran

Selain itu, guru harus memberikan bimbingan yang intensif kepada siswa agar siswa terbiasa melatih dirinya untuk terus belajar membaca. Pimpinan sekolah harus mendukung pembelajaran bahasa Indonesia dengan inovasi-inovasi baru, khususnya pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca awal siswa, salah satunya adalah mendukung guru untuk menggunakan metode SAS dalam mengajarkan siswa mulai membaca. Termasuk dalam implementasinya adalah perlunya pimpinan sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar.

Penggunaan Metode Synthetic Analytical Structure (SAS) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Menulis Awal Siswa Kelas I SD Negeri 7 Bukulan. Upaya meningkatkan keterampilan membaca dan menulis awal dengan media gambar, Skripsi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Meningkatkan kemampuan membaca awal melalui model pembelajaran kooperatif pada siswa kelas I SD Senden Kecamatan Selo Kab.

Penggunaan Pembelajaran Kontekstual dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV B di SDN Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Standar Kompetensi

Indikator

Tujuan Pembelajaran

Materi Ajar (Materi Pokok )

  • Penilaian

Setelah bermain huruf, suku kata, kata dan kalimat dengan menggunakan kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat, siswa dapat melakukan hal tersebut.

Metoda Pembelajaran 1. Ceramah

Langkah-Langkah Pembelajaran

Siswa memperhatikan kalimat dipecah menjadi huruf-huruf yang disusun menjadi suku kata, suku kata disusun menjadi kata, kata disusun menjadi kalimat.

Alat dan Sumber Belajar

Pedoman penilaian

Metoda Pembelajaran 1. Ceramah

  • Langkah-langkah pembelajaran

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memainkan huruf, suku kata, kata dan kalimat dengan menggunakan kartu huruf. Siswa menyusun kata dan kalimat sederhana dengan menggunakan kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat berdasarkan gambar secara berkelompok. Siswa membaca kalimat yang dipecah menjadi kata, kata dipecah menjadi suku kata, suku kata dipecah menjadi huruf dan huruf digabung menjadi suku kata, suku kata digabung menjadi kata, kata digabung menjadi kalimat.

Alat dan Sumber Belajar 1. Buku Sumber

Penilaian

Cukuplah jika guru dapat membimbing siswa membaca kalimat-kalimat di bawah gambar ini hanya untuk siswa tertentu saja. Baik bila guru dapat membimbing siswa memainkan huruf, suku kata, kata, kalimat dengan bantuan kartu huruf. Belum cukup, jika guru tidak melakukan hal tersebut, guru dapat membimbing siswa bermain huruf, suku kata, kata, kalimat dan tidak menggunakan kartu huruf.

Alangkah baiknya jika guru membimbing siswa dalam membaca kalimat-kalimat yang terbagi menjadi huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Cukuplah guru sekadar membimbing siswa dalam membaca kalimat-kalimat yang terbagi atas huruf, suku kata, dan kata. Kurangnya jika guru tidak membimbing siswa dalam membaca kalimat yang dipecah menjadi huruf, suku kata, kata dan kalimat.

Ada baiknya jika guru dapat membimbing siswa membaca teks pendek dengan intonasi dan pengucapan yang benar. Kurangnya jika guru tidak membimbing siswa membuat kalimat sederhana dengan menggunakan huruf, suku kata, kata dan kalimat berdasarkan gambar secara berkelompok.

Pertemuan I No. Indikator Aktivitas Belajar Siswa

2 Siswa mampu membaca kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan akurat dalam waktu yang relatif singkat.

PERSURATAN

Gambar

Tabel 2.1  Pedoman Penilaian Membaca Permulaan  Aspek  Penilaian
Gambar 2.1. Kerangka pikir
Gambar 3.1. Adaptasi Desain Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2015: 42)
Tabel 4.1 .Persentase Jumlah Siswa yang Memenuhi KKM pada Siklus I                 Kriteria    Jumlah Siswa          Persentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

Metode Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas II SD Negeri 03 Sungai Ayak yang

Syarat ada tidaknya pengaruh antar variabel adalah thitung harus lebih besar dari ttabel dengan taraf signifikan 5% ataupun 1%, dalam penelitian ini peneliti