• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Terapi Pijat Swedia Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Godean 1 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Penerapan Terapi Pijat Swedia Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Godean 1 - Test Repository"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Hasil asuhan keperawatan gerontik berupa penerapan terapi pijat swedia sebagai upaya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada dua lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Godean 1 dapat disimpulkan bahwa:

1. Asuhan keperawatan dilaksanakan selama 2 minggu dengan 1 kali kunjungan untuk pengkajian, dan 3 kali kunjungan untuk implementasi.

Penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan selama memberikan asuhan meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dan dirumuskan diagnosis keperawatan pada lansia 1 berupa gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur, serta risiko jatuh dibuktikan dengan usia, riwayat jatuh, kekuatan otot menurun, dan gangguan penglihatan. Sedangkan diagnosis keperawatan pada lansia 2 dirumuskan masalah yaitu gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, risiko defisit nutrisi dibuktikan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan), dan risiko jatuh dibuktikan dengan usia, riwayat jatuh, kekuatan otot menurun, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan. Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah ditegakkan, penulis kemudian merencanakan tindakan berupa teknik relaksasi dan teknik pemijatan, dukungan tidur, edukasi berat badan efektif, dan pencegahan jatuh.

Selanjutnya penulis melakukan implementasi selama 3 kali kunjungan

(2)

87

berturut-turut. Hasil evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan yaitu diagnosis keperawatan gangguan rasa nyaman teratasi pada lansia 1 dan teratasi sebagian pada lansia 2, diagnosis risiko jatuh teratasi pada kedua lansia, diagnosis gangguan pola tidur teratasi pada lansia 1 dan diagnosis risiko defisit nutrisi teratasi sebagian pada lansia 2.

2. Pendokumentasian asuhan keperawatan gerontik disusun sesuai format SOAP yang telah ditetapkan sebelumnya. Dokumentasi ditulis berdasarkan keluhan dan kondisi lansia saat itu. Pendokumentasian proses keperawatan mencakup semua tahapan yang meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi yang ditulis lengkap berdasarkan kronologis.

3. Pelaksanaan penerapan terapi pijat swedia dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada lansia dengan hipertensi dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan kontrak waktu yang telah disepakati. Kedua lansia menunjukkan respon yang berbeda dimana pada lansia 1 mengalami penurunan tekanan darah sementara lansia 2 tidak menunjukkan penurunan tekanan darah setelah diberikan intervensi terapi pijat swedia sebanyak tiga kali kunjungan selama tiga hari berturut-turut dengan waktu 30 menit.

4. Faktor pendukung dan penghambat dalam studi kasus ini yaitu sikap lansia yang ramah dan antusias dengan kedatangan penulis, motivasi yang tinggi terutama pada lansia 1 dalam mencapai kesembuhan, kondisi lansia yang santai tidak terikat pekerjaan, dan kesesuaian waktu antara lansia dengan penulis menjadi faktor pendukung. Sedangkan faktor penghambat yang ditemui berupa ketiadaan pendamping dari keluarga atau orang terdekat

(3)

88

lansia terutama saat implementasi sehingga tidak ada keberlanjutan intervensi setelah studi kasus ini selesai dilakukan.

B. Saran

1. Bagi Lansia

Lansia sebaiknya rutin menerapkan terapi pijat swedia secara mandiri tanpa mengabaikan pengobatan rutin, mematuhi manajemen diet, serta melakukan aktivitas fisik yang disarankan sebagai upaya memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi 2. Bagi Pihak Puskesmas

Pihak Puskesmas sebaiknya dapat membuat kebijakan dan menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait penerapan terapi pijat swedia pada penderita hipertensi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di tatanan Puskesmas.

3. Bagi Perawat Pemberian Asuhan

Perawat Pemberi Asuhan sebaiknya dapat mengimplementasikan terapi pijat swedia sebagai salah satu alternatif tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi Pendidikan sebaiknya memberikan referensi bahan ajar berupa terapi pijat swedia sebagai salah satu bentuk terapi komplementer dalam upaya penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Referensi

Dokumen terkait

kali seminggu terhadap penurunan tekanan darah diastolik pada lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bulu. Bagi

Distribusi frekuensi tekanan darah responden pre test kelompok eksperimen dengan nilai rujukan tekanan darah sistolik pada lansia, sebagian besar mengalami

Herawati, Mayasari and Murtiningsih, (2018) Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Kelurahan Simpang Rumbio

Dari data distribusi frekuensi tersebut tekanan darah kelompok eksperimen mengalami penurunan tekanan darah, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan pada penelitian

Hipertensi merupakan penyebab utama kematian urutan kelima setelah tuberkolosis. Hipertensi merupakan sebagian peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg

Penurunan tekanan darah sistole, diastole, dan maupun tekanan arteri rata-rata pada kelompok perlakuan yang diberikan senam lansia menunjukkan perbedaan yang

Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Sesudah Dilakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2015 n=15 Tekanan Darah Jumlah Persentase % Normal

3.2.3 Tekanan Darah Sebelum Dan Setelah Dilakukan Teknik Pijat Refleksi Hasil penerapan mengenai pemberian terapi pijat refleksi untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan