• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengalaman ibu merawat anak dengan leukemia di ruang hemato-onkologi rsud ulin banjarmasin (studi kualitatif) - Repository Universitas Sari Mulia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengalaman ibu merawat anak dengan leukemia di ruang hemato-onkologi rsud ulin banjarmasin (studi kualitatif) - Repository Universitas Sari Mulia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Gambaran Umum Ruang Hemato-Onkologi Anak RS Ulin Banjarmasin Ruang Hemato-Onkologi Anak (Ruang Tulip III A) RS Ulin Banjarmasin dibangun di lantai 3 Tulip baru dengan total 31 tempat tidur. Informan yang ikut dalam penelitian ini berjumlah 7 orang, yaitu 4 orang informan utama dan 3 orang triangulasi yaitu 2 orang laki-laki dan 1 orang perawat di ruang Hemato-Onkologi Anak Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. Informan utama dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang mempunyai latar belakang mengajar SD, SMA, dan Sarjana serta pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga.

Anak informan dalam penelitian ini ada yang mempunyai saudara kandung yang sehat, dan ada pula yang hanya anak tunggal. Tingkat pendidikan ibu yang mengasuh anak penderita leukemia sebagian besar adalah Sekolah Dasar, usia anak yang terdiagnosis leukemia adalah 5 bulan sampai 5 tahun, usia anak saat ini adalah 5-12 tahun, sehingga ibu sudah mempunyai pengalaman dalam merawat. untuk anak-anak penderita leukemia. leukemia, tidak semua ibu bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga. Reaksi para ibu saat mengetahui anaknya mengidap penyakit kronis berbeda dengan ibu yang anaknya menderita leukemia.

Penelitian ini menemukan bahwa orang tua telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi leukemia, antara lain dengan pengobatan alternatif, pengaturan pola makan (makanan/minuman), pengaturan aktivitas anak, dan pengobatan leukemia secara rutin. Suka Duka yang Dialami Ibu Saat Merawat Anak Penderita Leukimia Setiap ibu yang mempunyai anak menderita leukemia pasti pernah mengalami suka duka karena harus menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang lama. “Sedihnya kalau melihat apa yang terjadi, hati kita sedih, kadang kita merasa sedih, bagaimana bisa aku berakhir seperti ini, itulah kesedihannya, sedihnya aku jauh dari anak-anakku yang lain” (I2 Regional bahasa Banjar).

Sedih rasanya ketika melihat apa yang sudah terjadi, terkadang hati kita terasa sakit.

Tabel 1.3 Gambaran Karakteristik Informan Utama  No  Informan  Usia  Pendidikan  Usia anak
Tabel 1.3 Gambaran Karakteristik Informan Utama No Informan Usia Pendidikan Usia anak

Masalah-Masalah Yang Dihadapi Ibu Saat Merawat Anak Dengan Leukemia

Beberapa ibu menerima dukungan sosial dari keluarga, teman dekat, dari ibu yang memiliki anak penderita leukemia, dan dari profesional kesehatan. Bantuan materil sangat dibutuhkan oleh seluruh ibu yang mengasuh anak penderita leukemia karena memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk perawatan dan pengobatannya. Semua ibu mempunyai harapan yang sama terhadap kondisi anaknya yang menderita Leukemia, yaitu kesembuhan anaknya, yang diungkapkan sebagai berikut:'.

Gambar  2.9  :  Skema  bantuan  yang  ibu  terima  selama  merawat anak dengan leukemia
Gambar 2.9 : Skema bantuan yang ibu terima selama merawat anak dengan leukemia

Pembahasan

Pengalaman Ibu Tentang Bagaimana Cara Merawat Anak Dengan Leukemia

Berdasarkan penelitian tersebut, informan mengungkapkan bahwa ibu melalui serangkaian proses untuk menerima keadaan anaknya dan harus melalui proses kesedihan, termasuk tahap penyangkalan atau penolakan. Reaksi ibu yang pertama ketika mengetahui anaknya didiagnosa mengidap leukemia, semua ibu langsung menangis karena kondisi anaknya tidak sesuai ekspektasi, mereka tidak menerima keadaan anaknya karena mengira leukemia akan berujung pada kematian. Hasil dari penelitian tersebut adalah anak tersebut terus menjalani perawatan di rumah sakit untuk menjalani kemoterapi dan sang ibu terus mencoba pengobatan tradisional untuk kesembuhan anaknya seperti meminum obat orang pintar dan meminum ramuan herbal. Beberapa informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka sangat memantau pola makan dan minum anaknya dengan tidak memperbolehkan mereka mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pengawet dan pemanis buatan.

Menurut penelitian Spsito dkk, (2014), anak penderita kanker memerlukan perawatan khusus mengenai kebersihan, penyimpanan, dan penyiapan makanan, mengingat tingginya risiko infeksi. Informan dalam penelitian ini menyatakan sebaiknya membatasi aktivitas anak seperti kurangi bermain, berinteraksi dengan orang lain, tidak berjalan terlalu jauh dan memperbanyak istirahat, agar anak tidak kambuh dan kondisi fisik anak tetap terjaga. Suka duka yang dialami ibu selama merawat anak penderita leukemia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sang ibu sedih karena harus menghadapi anaknya yang sakit kronis dan menjalani perawatan di rumah sakit dalam waktu yang lama.

Hasil dari penelitian ini adalah semua ibu yang mengasuh anak penderita leukemia mempunyai permasalahan yang harus dihadapi. Seluruh informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka menghadapi permasalahan selama merawat anak penderita leukemia, permasalahan utama yang mereka hadapi adalah tekanan ekonomi, biaya perawatan dan pengobatan anaknya karena seluruh biaya pengobatan di rumah sakit tidak ditanggung oleh BPJS. mereka menginginkan obat yang lebih baik, mereka menggunakan biaya sendiri. Informan dalam penelitian ini mengeluhkan permasalahan biaya yang membuat para ibu berusaha mencari pertolongan dengan menggunakan bantuan dari pemerintah yaitu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan).

Berdasarkan hasil penelitian, seluruh informan mengungkapkan bahwa permasalahan biaya pengobatan anaknya mereka atasi dengan bantuan bantuan negara yaitu BPJS (Badan Asuransi Kesehatan), dan para ibu lebih banyak menabung untuk kebutuhan lain karena kurang mampu. membayar kemoterapi yang mahal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu sangat membutuhkan bantuan, baik bantuan sosial maupun materil dari keluarga, teman/tetangga dan tenaga medis. Seluruh informan menyatakan bahwa ibu yang mendapat dukungan sosial berupa dorongan, motivasi dan informasi dari keluarga, teman/tetangga, ibu yang mempunyai anak penderita leukemia dan petugas kesehatan dapat mengurangi stres ibu.

Informan dalam penelitian ini juga mengungkapkan bahwa para ibu mendapatkan bantuan materi berupa uang untuk pengobatan anak dan biaya sehari-hari, makanan dan bingkisan dari keluarga, teman/tetangga serta yayasan yang peduli terhadap penyakit anak. Informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa anak lebih sering dirawat di rumah sakit karena harus menjalani perawatan yang lama. Seperti yang ditulis oleh Boyse (2008), anak dengan penyakit kronis akan lebih sering dirawat di rumah sakit, berobat dan kunjungan pemeriksaan kesehatan ke paramedis.

Dari hasil penelitian tersebut, sang ibu menyatakan bahwa anaknya tidak dapat melanjutkan sekolah karena harus menjalani kemoterapi di rumah sakit yang jauh dari tempat tinggalnya dan bersekolah. Melalui penelitian ini diharapkan seluruh ibu-ibu agar anaknya tidak kambuh lagi dan segera sembuh sehingga bisa kembali beraktivitas dan bersekolah.

Keterbatasan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait