• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan karakteristik Bakteri

N/A
N/A
Toronton

Academic year: 2023

Membagikan "Pengamatan karakteristik Bakteri"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAMATAN BENTUK BAKTERI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Randy Wilianto Huang (240210220049)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)

7798844, 779570 Fax. (022)7795780 Email: [email protected]

ABSTRAK

Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu/tunggal (uniseluler). Bakteri dapat dikategorikan sebagai tumbuhan apabila diamati berdasarkan strukturnya, namun dapat dikategorikan juga sebagai hewan karena dapat berpindah tempat.

Ukuran diameter sel bakteri adalah 0,2 - 2,0 µm, panjang selnya berkisar antara 2 - 8 µm, dan Tebal dinding sel antara 10-23µl. Pewarnaan Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif ditandai dengan perubahan warna menjadi warna ungu sedangkan bakteri gram negatif ditandai dengan perubahan warna menjadi warna merah. Metode yang dilakukan untuk mengamati bentuk bakteri Lactobacillus plantarum adalah dibuat apusan bakteri terlebih dahulu dengan cara bakteri dihomogenkan dengan akuades di atas object glass lalu difiksasi di atas Bunsen. Setelah dilakukan fiksasi, ditambahkan pewarna gram yang terdiri dari kristal violet; lugol; dan safranin dan dibilas dengan alkohol 95%. Hasil yang didapat adalah bakteri Lactobacillus plantarum merupakan bakteri gram positif dengan ditunjukkan warna yang dihasilkan adalah warna ungu atau biru dan juga Lactobacillus plantarum memiliki bentuk batang (basil).

Kata Kunci: Apusan Bakteri, Bakteri, Lactobacillus plantarum, Pewarnaan Gram PENDAHULUAN

Bakteri adalah

mikroorganisme bersel satu/tunggal (uniseluler). Struktur sel bakteri yang antara lain tersusun atas dinding sel, sehingga cirinya menyerupai tumbuhan. Namun demikian, ada beberapa sel bakteri yang dapat

bergerak pindah tempat, oleh karena itu bakteri dapat dikelompokkan ke dalam hewan. Untuk melihat sel bakteri, diperlukan alat bantu yaitu mikroskop. Dengan menggunakan mikroskop, maka sel bakteri dapat dilihat dengan lebih jelas. Ukuran sel bakteri cukup bervariasi. Ukuran

(2)

diameter sel bakteri adalah 0,2 - 2,0 µm, dan panjang selnya berkisar antara 2 - 8 µm. Dinding sel adalah bagian sel yang berfungsi terutama untuk memberi bentuk dan kekuatan terhadap sel, mengatur pertukarean zat-zat dari dan kedalam sel, dan terletak antara kapsul dan membrane sel. Tebal dinding sel antara 10-23µl (1n= 10-3µ) dan beratnya kurang lebih 20% dari berat kerja sel.

Berdasarkan bentuk bakteri, bakteri dibagi menjadi 3 diantaranya:

1.

Sel bakteri berbentuk bola atau kokus. Berdasarkan atas pengelompokkan selnya,

bentuk kokus ini

dikelompokkan menjadi:

a. Dilokokus, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok dua-dua sel.

b. Streptokokus, yaitu rangkaian sel bakteri kokus membentuk rantai panjang atau pendek.

c. Tertrad, yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok empat-empat

sel, membentuk persegi empat.

d. Stafilokokus, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus yang tidak beraturan (bergerombol) membentuk seperti penataan buah anggur.

e. Sarcina, yaitu kumpulan sel-sel bakteri kokus membentuk kubus, yang terdiri dari delapan sel atau lebih.

2. Sel bakteri berbentuk batang atau basil (Bacillus). Bentuk bakteri basil, akan membentuk beberapa macam kelompok selnya, yaitu:

a. Diplobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang berkelompok dua-dua sel, atau berpasangan (dua-dua sel).

b. Streptobasil, yaitu penataan sel bakteri basil yang membentuk rantai.

3. Sel bakteri berbentuk spiral.

Bakteri yang berbentuk spiral, tidak membentuk

(3)

kelompok atau saling menempelkan dinding selnya dengan dinding sel bakteri lain. Bakteri spiral selalu berada secara terpisah-pisah (tunggal). Masing-masing spesies berbeda dalam panjang sel, serta ketegaran dinding selnya.

Pewarnaan Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri mejadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negatif berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode tersebut diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884

untuk membedakan antara

Pneumococcus dan bakteri

Klebsiella Pneumonia

(Karmana,2007). Pewarnaan Gram akan menentukan suatu bakteri termasuk bakteri gram positif atau bakteri gram negatif. Bakteri gram positif pada pewarnaan Gram berwarna ungu disebabkan kompleks zat warna kristal violet-yodium tetap dipertahankan meskipun diberi

larutan alkohol, sedangkan bakteri gram negatif berwarna merah sebab kompleks tersebut larut pada saat pemberian larutan alkohol sehingga mengambil warna merah safranin.

Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram negatif menunjukkan bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri Gram negatif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi (Lay, 1994). Tujuan dari praktikum ini agar mahasiswa dapat membedakan berbagai bentuk bakteri.

METODOLOGI Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah jarum ose, tisu, bunsen, botol semprot, cover glass, object glass, mikroskop. Untuk bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, alkohol 95%, akuades, larutan lugol, larutan kristal violet, larutan safranin, minyak imersi, dan bakteri

(4)

Lactobacillus plantarum pada medium agar.

Prosedur

Pembuatan Film/Apusan Bakteri

Prosedur pembuatan

film/apusan bakteri diawali dengan membersihkan dan mensterilkan area meja kerja dengan menyemprotkan alkohol 70%. Kemudian dilap dengan tisu kering, dan alat-alat yang dibutuhkan disiapkan di atas meja kerja serta bunsen dinyalakan untuk menciptakan suasana aseptis pada saat bekerja. Kaca objek dan cover glass disterilkan dengan tisu yang sudah dibasahi alkohol 70%.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan sterilisasi pada kawat ose dengan memijarkannya di atas api bunsen hingga memerah, lalu didinginkan. Selanjutnya, akuades ditambahkan setetes pada permukaan object glass dan kultur bakteri diambil seujung ose. Kultur tersebut kemudian diusapkan pada akuades yang berada di permukaan object glass, lalu diputar searah jarum jam hingga bakteri tercampur rata dengan akuades. Setelah itu, ose disterilkan kembali di atas api bunsen. Object

glass dilalukan di atas api secara cepat hingga semua aquades menguap. Kemudian object glass diberi label untuk memberikan identitas pada apusan tersebut.

Pewarnaan Gram

Prosedur pembuatan film / apusan bakteri diawali dengan meneteskan larutan kristal violet pada apusan bakteri kemudian didiamkan selama satu menit.

Setelah satu menit, larutan kristal violet pada apusan bakteri dibilas menggunakan akuades hingga bersih, kemudian air yang tersisa pada object glass dikeringkan dengan tisu secara hati-hati. Pada bagian tengah object glass yang berisi apusan bakteri tidak boleh 5 dikeringkan dengan tisu, melainkan dikeringkan dengan cara memegang erat salah satu ujung object glass dan dikibas hingga bagian tengah object glass mengering. Langkah selanjutnya yakni larutan lugol diteteskan tepat di atas apusan bakteri dan didiamkan selama satu menit. Setelah satu menit larutan lugol pada apusan bakteri dibilas dengan akuades hingga bersih, kemudian air yang tersisa pada object glass dikeringkan secara

(5)

hati-hati dengan menggunakan tisu, dan bagian tengah object glass dikeringkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Kemudian alkohol 95% diteteskan pada apusan bakteri dan didiamkan selama 15 detik. Setelah 15 detik, apusan bakteri dibilas dengan aquades kemudian dikeringkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Setelah penetesan alkohol 95%, langkah berikutnya adalah larutan safranin diteteskan pada apusan bakteri dan didiamkan selama 10 detik, lalu dibilas dengan aquades dan kembali dikeringkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Langkah terakhir pada tahap pewarnaan ini adalah minyak imersi diteteskan pada apusan bakteri, lalu apusan bakteri ditutup dengan cover glass hingga tidak ada gelembung.

Apusan bakteri selanjutnya diamati melalui mikroskop dengan perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x.

HASIL DAN PENGAMATAN Pada praktikum mikrobiologi dasar mengenai “Pengamatan Bentuk Bakteri”, dilakukan pembuatan film/apusan bakteri dan juga pewarnaan gram. Bakteri yang

digunakan pada praktikum ini adalah bakteri Lactobacillus plantarum.

Bakteri Lactobacillus plantarum adalah bakteri yang bersifat proteolitik yang dapat mengubah senyawa protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (Rostini, 2007).

Lactobacillus plantarum tergolong bakteri Gram positif, non motil, batang, pada umumnya berukuran 0,6-0,8 μm x 1,2-6,0 μm, berantai tunggal atau banyak dan pendek.

Bakteri ini bersifat tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit, tidak memproduksi NH3 dari arginin, dan tumbuh optimum pada suhu 30-35°C Lactobacillus plantarum bersifat

toleran terhadap garam,

memproduksi asam dengan cepat dan memiliki pH ultimat 5,3 hingga 5,6 (Buckle et al., 1987).

Hal yang pertama dilakukan untuk pengamatan bentuk bakteri adalah dilakukan pembuatan film/apusan bakteri. Prosedur pembuatan film/apusan bakteri diawali dengan membersihkan dan mensterilkan area meja kerja dengan menyemprotkan alkohol 70%.

Kemudian dilap dengan tisu kering, dan alat-alat yang dibutuhkan

(6)

disiapkan di atas meja kerja serta

bunsen dinyalakan untuk

menciptakan suasana aseptis pada saat bekerja. Kaca objek dan cover glass disterilkan dengan tisu yang sudah dibasahi alkohol 70%.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan sterilisasi pada kawat ose dengan memijarkannya di atas api bunsen hingga memerah, lalu didinginkan. Selanjutnya, akuades ditambahkan setetes pada permukaan object glass dan kultur bakteri diambil seujung ose. Kultur tersebut kemudian diusapkan pada akuades yang berada di permukaan object glass, lalu diputar searah jarum jam hingga bakteri tercampur rata dengan akuades. Setelah itu, ose disterilkan kembali di atas api bunsen.

Dilakukan fiksasi dengan cara object glass dilalukan di atas api secara cepat hingga semua aquades menguap. Kemudian object glass diberi label untuk memberikan identitas pada apusan tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk merekatkan sel bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi gugusan reaktif (NH3+) membuat

sel-sel lebih kuat, dan mencegah terjadinya otolisis sel.

Setelah melakukan apusan bakteri, dilanjutkan dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram adalah pewarnaan yang sangat penting dan paling umum digunakan untuk klasifikasi bakteri. Pewarnaan Gram disebut juga pewarnaan deferensial karena kemampuannya untuk membedakan suatu kelompok bakteri dengan kelompok lainnya.

Kelompok bakteri dibagi menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri ,untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas dari pada bakteri dengan zat warna, serta

meningkatkan kontras

mikroorganisme dengan

sekitarnya(Pelczar, 2007).

Prinsip dasar dari pewarnaan adalah ikatan antara ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion

(7)

dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Hubungan antara bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol disebabkan terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel. Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion positif. Zat pewarna basa, Kristal violet, safranin dan metilin blue adalah beberapa zat pewarna basa yang biasa digunakan. Sebaliknya, zat pewarna asam ditolak oleh muatan negatif sehingga mewarnai bakteri dengan zat pewarna asam akan menghasilkan pewarnaan pada daerah latar belakang saja (Volk &

Wheeler, 1984). Bakteri gram positif akan terlihat apabila bakteri yang setelah diwarnai dengan pewarna dasar warnanya tidak terhapus oleh alkohol akan berwarna violet karena terwarnai oleh kristal violet, dan tidak lagi menyerap pewarna kontras.

Sedangkan bakteri gram negatif adalah bakteri yang telah diwarnai dengan pewarna dasar dan warnanya telah terhapus setelah diperlakukan dengan alkohol atau aseton, akan

menyerap pewarna safranin atau karbol fuhsin yang dipakai sebagai pewarna kontras, sehingga pada preparat akan terlihat warna merah (warna safranin atau karbol fuhsin) (Suanda, 2018).

Prosedur pembuatan film / apusan bakteri diawali dengan meneteskan larutan kristal violet pada apusan bakteri kemudian didiamkan selama satu menit.

Setelah satu menit, larutan kristal violet pada apusan bakteri dibilas menggunakan akuades hingga bersih, kemudian air yang tersisa pada object glass dikeringkan dengan tisu secara hati-hati. Pada bagian tengah object glass yang berisi apusan bakteri tidak boleh 5 dikeringkan dengan tisu, melainkan dikeringkan dengan cara memegang erat salah satu ujung object glass dan dikibas hingga bagian tengah object glass mengering. Langkah selanjutnya yakni larutan lugol diteteskan tepat di atas apusan bakteri dan didiamkan selama satu menit. Setelah satu menit larutan lugol pada apusan bakteri dibilas dengan akuades hingga bersih, kemudian air yang tersisa pada object glass dikeringkan secara

(8)

hati-hati dengan menggunakan tisu, dan bagian tengah object glass dikeringkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Kemudian alkohol 95% diteteskan pada apusan bakteri dan didiamkan selama 15 detik. Setelah 15 detik, apusan bakteri dibilas dengan aquades kemudian dikeringkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Setelah penetesan alkohol 95%, langkah berikutnya adalah larutan safranin diteteskan pada apusan bakteri dan didiamkan selama 10 detik, lalu dibilas dengan aquades dan kembali dikeringkan dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Langkah terakhir pada tahap pewarnaan ini adalah minyak imersi diteteskan pada apusan bakteri, lalu apusan bakteri ditutup dengan cover glass hingga tidak ada gelembung

Setelah dilakukan

pengamatan dengan mikroskop, didapatkan hasil bahwa bakteri yang diamati adalah bakteri gram positif karena memiliki warna ungu serta memiliki bentuk batang atau basil.

Pada tabel ke 2 yang tertera pada lampiran terlihat bahwa warna yang dihasilkan adalah warna biru. Hal itu

terjadi karena pada saat praktikum, zat pewarna yang diberikan terlalu tebal sehingga warna yang dihasilkan terlalu pekat.

KESIMPULAN

Telah dilakukan praktikum mengenai “Pengamatan Bentuk Bakteri” dengan dilakukan percobaan pembuatan film/apusan bakteri dan pewarnaan gram. Hasil yang didapatkan adalah bakteri yang diuji adalah bakteri Lactobacillus plantarum adalah bakteri gram positif dengan bentuk bakteri adalah basil.

DAFTAR PUSTAKA

Boleng, D.T. 2015. Bakteriologi Konsep-Konser Dasar.

Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.

Buckle, K. A, R. A Edwards, G. H Fleet and M. Wotoon. 1987.

Ilmu Pangan Terjemahan.

Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Hanifah, M. A. 2020. Pembuatan Preparat dan Pewarnaan

(9)

Bakteri. Universitas Pekalongan.

Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung:

Grafindo Media Pratama.

Pelezar,chan. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Suanda, I. W. 2018. Praktikum Mikrobiologi. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Bali, Denpasar.

Rostini, I. 2007. Peranan Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus plantarum) terhadap Masa Simpan Fillet Nila Merah pada suhu rendah.

Available online at:

www.scribd.com/meexchild/d/19097 711-Peranan-Bakteri-Asam. (diakses pada tanggal 27 April 2023)

Volk & Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I.

Jakarta: Erlangga.

W. Lay, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(10)

LAMPIRAN

No Pengamatan dan Perbesaran Mikroskop Gambar 1 Pengamatan berhasil pada perbesaran 4x

dan terlihat bahwa bakteri berwarna ungu yang menandakan bakteri gram positif

2 Pengamatan berhasil pada perbesaran 4x tetapi zat warna yang diberikan terlalu tebal dan bakteri terlihat berwarna biru serta merupakan bakteri gram positif

3 Pengamatan berhasil pada perbesaran 10x dan terlihat lebih jelas bahwa bakteri berwarna ungu yang menandakan bakteri gram positif

(11)

4 Pengamatan berhasil pada perbesaran 10x tetapi zat warna yang diberikan terlalu tebal dan bakteri terlihat berwarna biru keunguan serta merupakan bakteri gram positif

5 Pengamatan berhasil pada perbesaran 40x dan terlihat bahwa bakteri berwarna ungu yang menandakan bakteri gram positif

6 Pengamatan berhasil pada perbesaran 40x tetapi zat warna yang diberikan terlalu tebal dan bakteri terlihat berwarna ungu serta merupakan bakteri gram positif.

7 Pengamatan berhasil pada perbesaran 100x dan terlihat bahwa bakteri berwarna ungu yang menandakan bakteri gram positif serta terlihat sangat jelas bentuk dari bakteri yaitu berbentuk batang.

(12)

8 Pengamatan berhasil pada perbesaran 100x tetapi zat warna yang diberikan terlalu tebal. Bakteri terlihat berwarna ungu merupakan bakteri gram positif dan terlihat bentuk bakteri yaitu berbentuk batang.

Referensi

Dokumen terkait