Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene.
Kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche
dalam bahas latin yang artinya psikis,
jiwa atau kejiwaan.
Pieper dan Uden (2006)
kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami
perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap
dirinya sendiri dan dapat menerima
kekurangan atau kelemahannya, mampu menghadapi masalah-masalah dalam
hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Kesehatan mental sebagai kondisi yang
memungkinkan adanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain.
Sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang membolehkan perkembangan ini pada
anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain.
Definisi ini meliputi pandangan individual dan masyarakat
Adequate feeling of security (rasa aman yang memadai).
Adequate self evaluation (kemampuan menilai diri sendiri yang memadai),
Adequate spontaneity and emotionality (memiliki spontanitas dan perasaan
yang memadai dengan orang lain),
Efficient contact with reality (mempunyai
kontak yang efesien dengan realitas)
Adequate bodily desires and ability to gratify them (keinginan-keinginan
jasmani yang memadai dan
kemampuan untuk memuaskannya).
Adequate self knowledge (mempunyai kemampuan pengetahuan yang wajar).
Adequate of life goal (memiliki tujuan hidup yang wajar).
Ability to learn from experience
(kemampuan belajar dari pengalaman).
Ability to satisfy to requirements of the
group (kemampuan memuaskan tuntutan kelompok).
Adequate emancipation from the group
or culture (mempunyai emansipasi yang
memadai dari kelompok atau budaya)
Fisik
Perkembangannya normal.
Berfungsi untuk melakukan tugas- tugasnya.
Sehat, tidak sakit-sakitan.
Psikis
Respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
Memiliki insight dan rasa humor.
Memiliki respons emosional yang wajar.
Mampu berpikir realistik dan objektif.
Terhindar dari gangguan-gangguan psikologis.
Bersifat kreatif dan inovatif.
Bersifat terbuka dan fleksibel, tidak difensif.
Memiliki perasaan bebas untuk memilih, menyatakan pendapat dan bertindak.
Sosial
Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang (affection) terhadap orang lain, serta senang
untuk memberikan pertolongan kepada orang- orang yang memerlukan pertolongan (sikap
alturis).
Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat, penuh cinta kasih dan persahabatan.
Bersifat toleran dan mau menerima tanpa
memandang kelas sosial, tingkat pendidikan, politik, agama, suku, ras, atau warna kulit.
Moral-Religius
Beriman kepada Tuhan, dan taat mengamalkan ajaran-Nya.
Jujur, amanah (bertanggung jawab),
dan ikhlas dalam beramal.
Perasaan tidak nyaman (inadequacy)
Perasaan tidak aman (insecurity)
Kurang memiliki rasa percaya diri (self- confidence)
Kurang memahami diri (self-understanding)
Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial
Ketidakmatangan emosi
Kepribadiannya terganggu
Mengalami patologi dalam struktur sistem syaraf (thorpe, dalam schneiders, 1964;61).
Era pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul
dalam konsep Primitif Animeisme, ada
kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasisi oleh roh-roh atau dewa-dewa.
Orang primitrif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan
pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda-benda tersebuit.
2. Kemunculan Naturalisme
Hipocrates dengan pendekatan
”Naturalisme”, suatu aliran yang
berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik itu merupakan akibat dari alam, menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit.
Ide naturalistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib dalam lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.
2. Kemunculan Naturalisme
Dalam perkembangan selajutnya, pendekatan naturalistik ini tidak
dipergunakan lagi dikalangan orang- orang kristen.
Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk
memecahkan problem penyakit mental.
Era Ilmiah (Modern)
Terjadi pada saat berkembangnya Psikologi Abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat,
yaitu pada tahun 1783.
Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813)
menjadi anggota staff medis dirumah sakit Penisylvania. Dirumah sakit ini ada 24
pasien yang dianggap sebagai ”lunaties”
(orang-orang gila atau sakit ingatan).
Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang
berkembang menjadi suatu ”Body Of Knowledge” berikut gerakan-gerakan yang teorganisir.
Perkembangan kesehatan mental
dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, dalam hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea
Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers.
lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia tanggal 17 July 1887.
Dia adalah seorang guru sekolah di
Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami
gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang untuk
memberikan pengorbanan terhadap orang- orang gila secara lebih manusiawi.
Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di
Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul.
Selama dekade 1900-19090 beberapa organisasi kesehatan mental telah
didirikan, seperti: American Social
Hygiene Association (ASHA), American
Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943).
Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan
gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi juga oleh pengalamannya sebagai pasien
dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau
pengobatan yang keras dan kasar (kurang manusiawi).
Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi pengobatannya.
Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada
tahun 1908 dia menindaklanjuti gagasannya dengan mempublikasikan sebuah tulisan
autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul ”A Mind That Found It Self”.
Selanjutnya dia merancang suatu program yang bersifat nasional dan mendapat respon positif dari kalangan masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer.
Adolf Mayer menyarankan untuk
menamai gerakan itu dengan nama
”Mental Hygiene”. Dengan demikian,
yang mempopulerkan istilah ”Mental
Hygiene” adalah Mayer.
Secara hukum, gerakan kesehatan mental ini mendapatkan pengukuhannya pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika
Serikat menandatangani ”The National Mental Helath Act”.
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya
”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National
Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus
berkambang, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari seribu
tempat perkumpulan kesehatan mental.
Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World
Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.
Untuk kesehatan mental anak-anak dan
remaja sendiri sudah banyak salah satunya adalah The Association for Child and
Adolescent Mental Health