• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH APLIKASI KOMPOS CAMPURAN AMPAS KOPI DAN TEPUNG CANGKANG TELUR TERHADAP KADAR NITROGEN DAN KALSIUM TANAH REGOSOL SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENGARUH APLIKASI KOMPOS CAMPURAN AMPAS KOPI DAN TEPUNG CANGKANG TELUR TERHADAP KADAR NITROGEN DAN KALSIUM TANAH REGOSOL SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus L.)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

http://jtsl.ub.ac.id 297

PENGARUH APLIKASI KOMPOS CAMPURAN AMPAS KOPI DAN TEPUNG CANGKANG TELUR TERHADAP KADAR NITROGEN DAN

KALSIUM TANAH REGOSOL SERTA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA ( Abelmoschus esculentus L.)

Effect of Application of Mixture Compost Coffee Grounds and Milled Egg Shell on Nitrogen and Calcium Contents of Regosol Soil, as well as Growth

and Yield of Okra ( Abelmoschus esculentus L.)

Radita Luh Madyaratri, Retno Suntari*

Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran,. Malang 65145

* Penulis korespondensi: retno.suntari@yahoo.com

Abstrak

Salah satu tanaman obat yang jarang dibudidayakan di Indonesia adalah okra. Tanaman ini memiliki peluang bisnis yang dapat membawa keuntungan bagi petani. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh campuran kompos ampas kopi dan tepung cangkang telur terhadap kandungan nitrogen dan kalsium tanah regosol serta pertumbuhan dan hasil tanaman okra. Perlakuan pupuk yang diuji adalah: P0 (kontrol), P1 (100% anorganik), P2 (25% kompos + 75%), P3 (50% kompos + 50% anorganik), P4 (75% kompos + 25%

anorganik, dan P5 (kompos 100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 100% kompos berpengaruh nyata terhadap peningkatan pH tanah, N total, dan Ca dibandingkan kontrol yaitu 30,77%, 147,52%, dan 643,54%, namun tidak berpengaruh nyata terhadap C organik tanah. Aplikasi ampas kopi dan kompos cangkang telur giling dengan dosis 100% berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada 8 MST dan diameter batang tanaman pada 6 MST. Aplikasi kompos ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 100% nyata meningkatkan bobot buah segar dan bobot kering tanaman okra masing-masing sebesar 18,27% dan 33,33% dibandingkan dengan kontrol.

Kata kunci : ampas kopi, cangkang telur, kompos, okra, regosol

Abstract

One of the medicinal plants that are rarely cultivated in Indonesia is okra. This plant has a business opportunity that can bring benefits to farmers. This research aimed to elucidate the effect of a compost mixture of coffee grounds and milled eggshell on nitrogen and calcium contents in a regosol soil and growth and yield of okra plants. Fertilizer treatments tested were: P0 (control), P1 (100% inorganic), P2 (25%

compost + 75% inorganic), P3 (50% compost + 50% inorganic ), P4 (75% compost + 25% inorganic), and P5 (100% compost). The results showed that the application of a compost mixture of coffee grounds and eggshell with a dose of 100% compost had a significant effect on increasing soil pH, total N, and Ca compared to control, namely 30.77%, 147.52%, and 643.54%, but did not significantly affect the organic C of the soil. The application of coffee grounds and milled eggshell compost with a dose of 100% significantly affected plant height at 8 WAP and plant stem diameter at 6 WAP. The application of coffee grounds and milled eggshell compost with a dose of 100% significantly increased fresh fruit weight and dry weight of okra plants, respectively 18.27% and 33.33% compared to the control.

Keywords : coffee grounds, eggshell, compost, okra, regosol

(2)

http://jtsl.ub.ac.id 298 Pendahuluan

Salah satu tanaman obat yang jarang dibudidayakan di Indonesia yaitu okra. Okra merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Afrika yang biasanya dijadikan campuran sayur sup. Tanaman ini tumbuh di bagian Selatan Nigeria, mempunyai peluang bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan bagi petani (Olawuyi et al., 2011). Tanaman okra bernilai penting karena gizinya terkandung dalam daun dan buahnya. Buah tanaman okra kaya vitamin A dan C, serta mengandung karbohidrat, kalsium, kalium, besi, magnesium, seng, dan mineral lainnya yang berfungsi sebagai sumber penggantian plasma dalam cairan tubuh manusia (Akintoye et al., 2011).

Untuk pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, salah satu contoh tanah gembur yaitu Regosol. Daerah di Indonesia yang memiliki tanah gembur salah satunya adalah Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Regosol berdasarkan klasifikasi tanah FAO, merupakan salah satu jenis tanah marjinal yang memiliki produktivitas rendah tetapi masih dapat dikelola dan dimanfaatkan. Regosol di Sleman memiliki kandungan bahan organik yang rendah, dan N, P, K sangat rendah sehingga diperlukan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburannya.

Peningkatan kesuburan tanah dapat dilakukan antara lain dengan pengaplikasian pupuk organik.

Pemanfaatan limbah sebagai pupuk organik telah banyak dilakukan, salah satunya dengan pembuatan kompos dari campuran limbah ampas kopi dan tepung cangkang telur (Nguyen et al., 2016).

Kopi adalah salah satu komoditas pertanian terpenting di dunia. Saat ini, sekitar satu juta ton kopi diproduksi setiap tahun pada lebih dari 50 negara (ICO, 2011). Konsumsi kopi meningkat seluruh dunia, begitu pula dengan residunya.

Ampas kopi merupakan residu utama yang dihasilkan dari konsumsi minuman kopi. Beberapa peneliti (Morikawa dan Saigusa, 2011; Gomes et al., 2013; Yamane et al., 2014) memaparkan bahwa ampas kopi dapat digunakan sebagai pengganti pupuk tanaman. Menurut data Badan Pusat Statistik (2014), bahwa jumlah kafe, kedai kopi, dan restoran di Indonesia tumbuh pesat di tahun 2014 sebesar 15-20% dan akan terus meningkat. Peningkatan bisnis kedai kopi Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah limbah ampas kopi. Produksi limbah ampas kopi di dunia mencapai 6 juta ton per tahun (Mebrahtu, 2014).

Selain kopi, di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengonsumsi telur, baik digunakan untuk campuran masakan maupun

industri roti dan kue. Oleh karena itu banyak sekali limbah dari cangkang telur, utamanya pada limbah rumah tangga. Menurut data Badan Pusat Statistik (2017), produksi telur ayam di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 1.527.134 ton. Jika pada tahun 2017 terdapat sekitar 67.851.944 KK di Indonesia maka konsumsi telur di Indonesia dapat mencapai sekitar 7,6 miliar butir dalam setahun. Cangkang telur dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan meningkatkan kesuburan tanah. Hasil beberapa peneliti (Aziz et al., 2018;

Hajar et al., 2018; Oko dan Syahrir, 2018) menunjukkan bahwa terdapat kandungan unsur kalsium (Ca) yang tinggi di dalam lapisan cangkang telur. Unsur hara Ca memiliki sifat alkali yang dapat meningkatkan pH tanah, sehingga unsur hara dalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman (Syam et al., 2014). Selain ramah lingkungan, penelitian tentang kompos berbahan dasar limbah ampas kopi dan tepung cangkang telur belum banyak dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi kompos campuran ampas kopi dan cangkang telur terhadap kandungan nitroigen dan kalisum tanah rtegosol, serta pertumbuhan dan hasil tanaman okra.

Bahan dan Metode

Kegiatan penelitianidilakukan dengan tiga tahapan, yaitu pembuatan kompos, penanaman, dan uji laboratorium. Pertama, kegiatan pembuatan kompos dilakukan di UPT Kompos Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Maret 2020, sedangkan untuk uji kandungannya dilakukan di Laboratorium CDAST Universitas Negeri Jember pada bulan April 2020. Kedua, kegiatan penanaman dilakukan pada lahan percobaan di Kabupaten Sleman Yogyakarta pada bulan Desember 2020-Maret 2021. Ketiga, analisis laboratorium awal sebelum tanam di Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta pada bulan Desember 2020 dan analisis laboratorium tanah 30 HST di Laboratorium Tanah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta pada bulan Februari 2021. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai dengan Maret 2021.

Alat dan bahan

Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi papan tanda perlakuan untuk penanda perlakuan, pisau belati mengambil sampel tanah, ember plastik untuk wadah sampel tanah, hand sprayer untuk menyiram benih yang sudah disemai,

(3)

http://jtsl.ub.ac.id 299 timbangan untuk menimbang kebutuhan pupuk,

kantong plastik untuk wadah sampel tanah, peralatan penunjang lainnya untuk kelengkapan budidaya tanaman okra (cetok, cangkul, dan lain- lain), alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan, komputer untuk pengolah data dan penyusunan laporan, serta kamera untuk dokumentasi kegiatan.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi benih okra, air, rekomendasi pupuk anorganik menurut Phonglosa et al. (2015) dengan dosis pupuk N 120 kg ha-1, P 60 kg ha-1, K 50 kg ha-1, pupuk kompos ampas kopi dengan dosis 10 t ha-1 (Siahaan dan Suntari, 2019), dan pupuk organik cangkang telur dengan dosis 2 t ha-1 (Bimasri dan Murniati, 2017), sedangkan untuk rekomendasi pupuk kompos untuk tanaman okra yaitu dengan dosis 8 t ha-1 (Yuliartini et al., 2017).

Rancangan penelitian

Rancangan penelitan yang digunakan di lapangan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 6 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali.

Ukuran tiap petak perlakuan yang digunakan adalah 2 m x 2 m. Macam perlakuan yang dikaji terdiri atas satu perlakuan tanpa pemberian pupuk organik maupun pupuk anorganik yang diuji sebagai perlakuan kontrol, perlakuan pupuk standar (Urea, SP36, dan KCl) dengan dosis rekomendasi (Phonglosa et al., 2015), perlakuan pemberian pupuk kompos pada dosis 25%, 50%, 75%, dan 100%.

Variabel pengamatan dan analisis data

Parameter yang diamati dalam penelitian ini yaitu C organik, Ca, N total dan pH tanah. Analisis parameter C organik, Ca, N total dan pH dilakukan

pada 60 HST (hari setelah tanam). Pengamatan pertumbuhan dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan parameter pengamatan tinggi tanaman (cm) dan jumlah daun (helai) pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST, sedangkan diameter batang (cm) pada 42 HST dan 56 HST. Pengukuran berat segar atau berat buah okra per petak (kg) dilakukan pada 45 HST saat panen pertama sampai 90 HST.

Pengukuran berat kering buah dilakukan setelah panen selesai, dikeringkan dengan sinar matahari.

Data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan RAK dengan analisis varian (ANOVA) dan jika terdapat hasil yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji BNT taraf 5%.

Hasil dan Pembahasan Sifat kimia tanah

Hasil analisis laboratorium C organik, Ca tanah, N total tanah, dan pH tanah pada pengambilan sampel 60 HST akibat aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur disajikan pada Tabel 1.

C organik

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh nyata pada aplikasi kompos ampas kopi dan cangkang telur terhadap C organik tanah.

Berdasarkan hasil pada Tabel 1 diketahui bahwa aplikasi kompos ampas kopi dan cangkang telur tidak berpengaruh nyata terhadap C organik tanah.

Berbeda dengan hasil penelitian Nguyen et al.

(2016), bahwa aplikasi kompos ampas kopi dan cangkang telur meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah.

Tabel 1. Pengaruh aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur terhadap C organik, Ca, N total, dan pH tanah.

Kode C organik Ca N total pH

60 HST (%) 60 HST (%) 60 HST (%) 60 HST (%)

P0 0,93 25,10 a 0,62 a 4,9 a

P1 1,16 + 24,73 30,48 ab + 21,43 0,76 a + 22,58 5,4 a + 10,20 P2 1,05 + 12,90 38,20 b + 52,19 0,93 a + 50,00 5,2 a + 6,12 P3 1,11 + 19,35 33,19 ab + 32,23 0,77 a + 24,19 5,4 a + 10,20 P4 0,98 + 5,38 48,74 c + 94,18 1,30 a + 109,68 6,3 b + 28,57 P5 1,08 + 16,13 62,13 d + 147,52 4,61 b + 643,54 6,8 b + 38,78 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%.

Beberapa perlakuan menunjukkan kadar C organik mengalami penurunan dari kondisi awal rendah menjadi sangat rendah. Menurut Carvera et al.

(2017), semakin lama waktu inkubasi pada tanah akan menyebabkan kandungan C organik pada tanah akan semakin menurun. Hal ini karena

(4)

http://jtsl.ub.ac.id 300 kandungan C organik dari kompos ampas kopi

mengalami proses pelepasan unsur CO2 dan juga mengalami proses mineralisasi dan dekomposisi pada tanah sehingga mengalami transformasi menjadi unsur hara lain.

Cadd

Berdasarkan hasil pada Tabel 1, menunjukkan bahwa aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur berbeda nyata terhadap Ca tanah. Pengamatan Ca tanah pada 60 HST menunjukkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P0 (kontrol) dengan kategori sangat tinggi, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (100% kompos) dengan kategori sangat tinggi juga. Berdasarkan hasil uji BNT taraf 5% perlakuan P5 (100% kompos) berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainya, sehingga menunjukkan bahwa pemberian kompos campuran ampas kopi dan cangkang telur mampu meningkatkan unsur Ca dari kategori sangat rendah menjadi sangat tinggi pada saat panen.

Aplikasi kompos ampas kopi dan cangkang telur dengan aplikasi 100% kompos mampu meningkatkan unsur Ca tanah sebesar 147,52%

dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Falaqh et al. (2018), aplikasi kompos yang diperkaya cangkang telur dapat meningkatkan nilai Ca dalam tanah.

Peningkatan nilai Ca tertinggi terdapat pada perlakuan kompos diperkaya dengan cangkang telur ayam dengan dosis 30 t ha-1 yaitu sebesar 2.206,14 cmol (+) kg-1 dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dengan dosis 0 t ha-1 yaitu sebesar 955,25 cmol (+) kg-1.

N total

Berdasarkan hasil pada Tabel 1, pengamatan N total tanah pada 60 HST menunjukkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P0 (kontrol) dengan kategori sangat tinggi, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (100% kompos) dengan kategori sangat tinggi juga. Perlakuan P5 (100%

kompos) berbeda nyata dengan perlakuan lainya.

Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur mampu meningkatkan unsur N dari kategori sangat rendah menjadi sangat tinggi pada saat panen.

Aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 100% kompos mampu meningkatkan unsur N tanah sebesar 643,54% dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Siahaan dan Suntari (2019), pemberian ampas kopi yang

dikomposkan dapat meningkatkan kadar N total dalam tanah dan ditambahkan bahwa hasil tertinggi ditunjukkan dari presentase peningkatan sebesar 18,56% terhadap perlakuan kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian Nguyen et al.

(2016) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap bahan organik tanah dan unsur nitrogen pada semua perlakuan yang diberi kompos ampas kopi dan cangkang telur dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Kompos ampas kopi akan meningkatkan N total tanah secara nyata dibanding dengan aplikasi pupuk NPK (anorganik). Hasil tertinggi ditunjukkan dengan peningkatan bahan organik tanah dan nitrogen masing-masing 5,14%

dan 0,62%. Hal ini berkaitan dengan kandungan C dan N pada bahan kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur.

pH

Berdasarkan hasil pada Tabel 7, pengamatan pH tanah pada 60 HST menunjukkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P0 (kontrol) dengan kriteria pH masam, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (100% kompos) dengan kriteria pH netral. Perlakuan P5 (100% kompos) berbeda nyata dengan perlakuan lainya. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 8 t ha-1 mampu meningkatkan pH tanah dari agak masam menjadi netral.

Aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 100% kompos mampu meningkatkan pH tanah sebesar 38,78%

dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nguyen et al. (2016) yang menyatakan bahwa pada perlakuan kompos dengan campuran bahan ampas kopi dan cangkang telur mampu mempertahankan pH tanah tetap netral. Selanjutnya ditambahkan bahwa pada perlakuan pupuk anorganik dan ampas kopi saja menunjukkan penurunan pada pH tanah yaitu dari 6,8 berturut-turut menjadi 6,4 dan 6,0. Hal ini dapat menjawab mengapa aplikasi pupuk anorganik 75%

cenderung memiliki nilai pH lebih rendah dari kontrol. Peningkatan nilai pH tanah juga sesuai dengan pendapat Syarifudin et al. (2020) bahwa peningkatan pH tanah akibat penambahan bahan organik disebabkan karena adanya pelepasan kation-kation basa hasil dari proses mineralisasi dan dekomposisi bahan organik. Oleh karena itu, tanah menjadi jenuh dengan kation basa yang menyebabkan konsentrasi ion OH- dan pH tanah meningkat. Hal ini ditunjukkan dari nilai pH tanah yang mengalami peningkatan dari awal sebelum

(5)

http://jtsl.ub.ac.id 301 tanam pH tanah dari agak masam menjadi netral.

Menurut hasil penelitian Syam et al. (2014), aplikasi serbuk cangkang telur dengan dosis 15 g, 20 gram, dan 25 gram dapat meningkatkan pH tanah dari 4,2 menjadi 6,2 sampai 6,8 dibanding dengan perlakuan kontrol.

Parameter pertumbuhan

Hasil pengamatan parameter pertumbuhan yang meliputi diameter batang, jumlah daun, dan tinggi tanaman disajikan pada Tabel 2.

Diameter tanaman

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 2 diketahui bahwa aplikasi kompos ampas kopi dan

cangkang telur berpengaruh nyata terhadap diameter batang okra pada pengamatan 42 HST, namun tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang okra pada pengamatan 56 HST. Hal ini dkarena pada umur 56 HST tanaman okra mulai memasuki fase generatif, sehingga pertumbuhannya menjadi tidak merata. Menurut Chabib et al. (2016), perbedaan pertumbuhan pada tanaman okra juga disebabkan oleh faktor lain seperti iklim dan lingkungan. Hasil penelitian Daniati et al. (2018) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos kulit buah kakao dengan dosis 2,6 kg plot-1 dengan atau tanpa defoliasi dapat meningkatkan diameter batang tanaman okra secara nyata dibandingkan dengan perlakuan kontrol.

Tabel 2. Pengaruh aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur terhadap diameter batang, jumlah daun, dan tinggi tanaman.

Kode

Diameter

Batang (cm) Jumlah Daun (helai) Tinggi Tanaman (cm) 42

HST 56 HST

14 HST

28 HST

42 HST

56 HST

14 HST

28 HST

42 HST

56 HST

P0 2,8 a 4,3 3,4 6,2 7,7 15,4 5,2 11,3 15,3 35,3 a

P1 2,4 a 4,0 3,2 5,9 7,7 12,9 4,9 11,5 15,0 32,6 a

P2 2,4 a 3,8 3,4 5,8 8,0 13,6 5,5 11,4 13,9 31,9 a

P3 2,6 a 3,4 3,2 6,2 7,4 12,3 5,5 10,7 15,7 32,3 a

P4 3,6 b 3,8 3,2 6,8 9,8 13,2 5,5 13,0 17,8 42,9 b

P5 2,8 a 4,2 3,3 5,9 8,4 14,5 5,2 12,5 17,5 35,9 a

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%.

Berdasarkan hasil penelitian Simanjuntak et al.

(2016) pemberian cangkang telur berpengaruh nyata terhadap peningkatan P tersedia. Hal ini karena bahan organik meningkatkan ketersediaan P tanah melalui dekomposisi yang menghasilkan asam-asam organik seperti asam sitrat, oksalat, tartarat, malat dan asam malanat. Asam-asam tersebut menghasilkan ion yang dapat memutuskan ikatan antara P di Inceptisol.

Jumlah daun

Hasil yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman okra pada pengamatan 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nguyen et al. (2016), yang menunjukkan bahwa tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tanaman okra pada perlakuan kontrol secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang

lainnya. Masing-masing perlakuan tidak menunjukkan perbedaan statistik ketika dibandingkan satu sama lain. Menurut Wulansari dan Widaryanto (2017), jumlah daun merupakan ciri-ciri suatu tanaman yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tumbuh tanaman, seperti cahaya matahari. Oleh karena itu, aplikasi dosis pupuk tidak mempengaruhi jumlah daun tanaman okra. Hal ini juga dapat disebabkan oleh faktor genetik yang sangat kuat mempengaruhi jumlah daun tanaman okra. Menurut Ramli (2014), perbedaan jumlah daun pada tanaman okra dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal berasal dari jenis dan varietas tanaman itu sendiri, sedangkan faktor eksternal berasal dari unsur hara dan air.

Tinggi tanaman

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa aplikasi kompos campuran ampas kopi dan cangkang telur tidak berpengaruh

(6)

http://jtsl.ub.ac.id 302 nyata terhadap tinggi tanaman okra pada

pengamatan 14 HST, 28 HST, dan 42 HST. Namun berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman okra pada pengamatan 56 HST. Hal ini sesuai dengan pendapat Qosim (2014), bahan organik membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman sehingga ketersediaan unsur hara dan akan tetap tersedia selama musim tanam tanpa harus diaplikasikan secara intensif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Simanjuntak et al. (2016), menyatakan bahwa aplikasi tepung cangkang telur berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman. Hal ini karena pemberian cangkang telur berpengaruh nyata terhadap peningkatan P tersedia. Bahan organik meningkatkan ketersediaan P tanah melalui dekomposisi yang menghasilkan asam-asam

organik. Asam-asam tersebut menghasilkan ion yang dapat memutuskan ikatan antara P sehingga unsur P menjadi tersedia. Rosman et al. (2012) menyatakan bahwa penambahan pupuk yang mengandung unsur N dan P pada tanaman dapat meningkatkan tinggi tanaman dan diameter batang.

Namun hal ini kurang sesuai dengan hasil penelitian Nguyen et al. (2016) yang menunjukkan hasil pada perlakuan 100% pupuk anorganik, tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tanaman okra secara nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya.

Hasil tanaman

Hasil pengamatan hasil tanaman yang meliputi berat segar buah dan berat kering buah disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur terhadap diameter hasil tanaman.

Kode Berat Segar Buah Berat Kering Buah

(g petak-1) (t ha-1) Peningkatan (%) (g petak-1) (t ha-1) Peningkatan (%)

P0 1623 c 4,05 900 b 2,25

P1 1300 b 3,25 - 19,75 920 b 2,30 + 2,22

P2 1570 c 3,93 - 2,96 920 b 2,30 + 2,22

P3 1067 a 2,67 - 34,07 653,3 a 1,63 - 27,56

P4 1623 c 4,06 + 0,24 1136,7 c 2,84 + 26,22

P5 1917 d 4,79 + 18,27 1200 c 3,00 + 33,33

Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5%.

Berat segar buah

Hasil yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan berat segar buah menunjukkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P3 (50% kompos + 50%

anorganik) sebesar 2,67 t ha-1, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (100%

kompos) yaitu sebesar 4,79 t ha-1. Perlakuan P5 (100% kompos) berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainya, menunjukkan bahwa pemberian kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur mampu meningkatkan berat segar buah okra. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ichsan et al. (2015) yang menunjukkan bahwa aplikasi pupuk petroganik dan pupuk N berpengaruh terhadap berat buah per petak dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Perlakuan dengan hasil tertinggi mampu meningkatkan 12,05% dari perlakuan kontrol. Hasil buah okra dipengaruhi oleh ketersediaan unsur N dalam tanah. Menurut Ayissa dan Kebebe (2011), nitrogen

menjadi salah satu bahan fotosintesis yang berpengaruh secara langsung terhadap produksi tanaman. Nitrogen berperan penting dalam menghasilkan asimilat yang diperlukan untuk reproduksi buah.

Hasil penelitian Nurjanah et al. (2017) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk cangkang telur dapat meningkatkan berat segar tanaman, hal itu ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata berat segar tanaman caisim pada perlakuan pupuk tepung cangkang telur ayam. Rata-rata berat segar caisim tertinggi terdapat pada perlakuan dengan dosis 10% yaitu 21,31 g tanaman-1 dan rata-rata berat segar terendah terdapat pada kontrol yaitu 12,27 g tanaman-1. Hasil tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan unsur N dalam tanah. Menurut Ayissa dan Kebebe (2011), nitrogen menjadi salah satu bahan fotosintesis yang berpengaruh secara langsung terhadap produksi tanaman. Nitrogen berperan penting dalam menghasilkan asimilat yang diperlukan untuk reproduksi buah.

(7)

http://jtsl.ub.ac.id 303 Peningkatan berat segar tanaman akibat

aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur kemungkinan juga dipengaruhi oleh kandungan unsur-unsur lain yang terkandung di dalam ampas kopi dan cangkang telur seperti unsur P. Berdasarkan hasil penelitian Simanjuntak et al.

(2016) pemberian cangkang telur berpengaruh nyata terhadap peningkatan P tersedia.

Ketersediaan unsur P dalam jumlah yang rendah dapat mempengaruhi proses fotosintesis, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman (Safuan et al., 2011).

Berat kering buah

Berdasarkan hasil yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering buah okra. Berat kering buah okra menunjukkan nilai terendah terdapat pada perlakuan P3 (75% kompos + 25%

anorganik) sebesar 1,63 t ha-1, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P5 (100%

kompos) yaitu sebesar 3 t ha-1. Perlakuan P5 (100%

kompos) berbeda sangat nyata dengan perlakuan P0, P1, P2, dan P3 namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan P4 (75% kompos + 25%

anorganik). Kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan campuran NPK (anorganik) lebih rendah meningkatkan lebih tinggi hasil buah okra dibanding kontrol. Tetapi pada komposisi 50% kompos dan 50% pupuk anorganik memperoleh hasil terendah. Hal ini kemungkinan

disebabkan diameter batang, jumlah daun, dan tinggi tanaman juga terendah pada perlakuan P3, sehingga berpengaruh terhadap hasil buah.

Berat kering adalah penentu dari hasil tanaman. Menurut Suryati et al. (2014), berat kering merupakan tolak ukur dari pertumbuhan tanaman karena berat kering mencerminkan akumulasi senyawa organik yang berhasil disintesis oleh tanaman. Hasil penelitian Nurjanah et al. (2017) menunjukkan adanya perbedaan rata-rata berat kering caisim pada perlakuan pupuk tepung cangkang telur ayam. Rata-rata berat kering caisim terberat terdapat pada perlakuan dosis 10 t ha-1 yaitu 1,08 g tanaman-1 dan rata-rata berat kering terendah terdapat pada kontrol yaitu 0,48 g tanaman-1. Hubungan antar sifat kimia tanah

Uji regresi disajikan pada Gambar 1 dengan nilai koefisien determinasi (R2) pH terhadap Ca tanah dan N total tanah sebesar 0,91 dan 0,70 (Lampiran 7a). Hal ini menunjukkan bahwa pH memberikan pengaruh sebesar 91% terhadap Ca tanah dan 70%

terhadap N total tanah. Hal ini karena pH tanah mempunyai pengaruh yang besar dan saling berkaitan terhadap tersedianya unsur hara dalam tanah. Menurut hasil penelitian Falaq et al. (2018), aplikasi kompos yang diperkaya cangkang telur dapat menambah unsur hara dan memperbaiki sifat tanah Inseptisol, karena cangkang telur mengandung unsur Ca yang dapat meningkatkan pH tanah Inseptisol.

Gambar 1. Hubungan pH tanah terhadap (a) Ca tanah dan (b) N total.

(8)

http://jtsl.ub.ac.id 304 Menurut pendapat Siswanto (2018), ketersediaan

unsur N, K, Ca, Mg, dan S dipengaruhi oleh pH.

Ketersediaan unsur-unsur tersebut cenderung menurun seiiring dengan penurunan pH tanah. Hal ini didukung oleh pendapat Suntoro et al. (2017) yang menyatakan bahwa kalsium tanah akan menurun apabila pH berada di bawah 7 maupun di atas 8,5 dan akan meningkat pada pH yang berkisar antara 7,0-8,5. Menurut Lubis et al. (2015), lahan masam dengan pH masam mengandung unsur Al terlarut sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara fosfor (P) dan nitrogen (N).

Hal ini yang menyebabkan pH mempengaruhi tersedianya unsur N. Hasil penelitian Lubis et al.

(2015) menunjukkan bahwa peningkatan pH nyata meningkatkan kadar nitrogen tanaman.

Uji regresi disajikan pada Gambar 2 dengan nilai koefisien determinasi (R2) yang lebih dari 0,5.

Hasil penelitian Barman et al. (2014) menyatakan bahwa aplikasi kapur signifikan meningkatkan unsur N dalam tanah. Batu kapur mengandung banyak kalsium dalam bentuk CaCO3. Demikian pula kandungan Ca dalam kompos dapat berpengaruh positif terhadap N total tanah.

Gambar 2. Hubungan Ca tanah terhadap N total.

Hubungan pH dan berat kering buah

Uji regresi yang disajikan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa pH berpengaruh terhadap berat kering buah okra. Pengaruh pH terhadap berat kering tanaman okra secara tidak langsung, yaitu berhubungan dengan N total tanah. pH berpengaruh langsung terhadap N total tanah.

Menurut Raditya et al. (2017) menyebutkan bahwa aplikasi N diketahui dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini karena cukupnya aplikasi N dapat meningkatkan pembelahan dan perbanyakan sel, produksi daun,

dan fotosintesis tanaman. Menurut hasil penelitian Raditya et al. (2017), aplikasi N sebanyak 56-150 kg ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman okra secara linear. Hal ini juga tunjukkan dengan hasil penelitian Raditya et al. (2017), bahwa aplikasi pupuk N sebesar 150 N kg ha-1 memberikan hasil tertinggi pada parameter jumlah dan berat buah. Onyegbule et al. (2012) juga menyatakan bahwa kenaikan hasil polong meningkat pada dosis N tertentu sehingga meningkatkan hasil tanaman okra.

Gambar 3. Hubungan pH tanah terhadap berat kering buah.

Hubungan Ca dan berat kering buah

Uji regresi Ca tanah terhadap berat kering buah okra yang disajikan dalam Gambar 4 memiliki nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa Ca tanah berpengaruh nyata terhadap berat kering buah okra.

Gambar 4. Hubungan Ca tanah terhadap berat kering buah.

(9)

http://jtsl.ub.ac.id 305 Pengaruh Ca terhadap berat kering buah mungkin

secara tidak langsung, karena ampas kopi dan cangkang telur mengandung unsur hara lain yang juga berfungsi meningkatkan cadangan makanan dalam buah. Menurut Suntoro et al. (2017), konsentrasi Ca2+ dalam tanah dapat menurun akibat adanya pengendapan asam, hal ini menyebabkan menurunnya pula hasil panen secara langsung.

Kesimpulan

Aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 8 t ha-1 (100% kompos) berpengaruh terhadap N total, Cadd, dan pH tanah dengan peningkatan berturut-turut 643,54%, 147,52%, dan 30,77% dibandingkan kontrol.

Aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 8 t ha-1 (100%

kompos) berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman okra pada 8 MST, diameter batang tanaman pada 6 MST, tetapi tidak berpengaruh pada jumlah daun tanaman. Aplikasi kompos campuran ampas kopi dan tepung cangkang telur dengan dosis 8 t ha-1 (100% kompos) berpengaruh terhadap berat segar buah dan berat kering buah okra dengan peningkatan berturut-turut sebesar 18,27% dan 33,33% dibandingkan kontrol.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada staf UPT Kompos Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Laboratorium CDAST Universitas Negeri Jember, lahan percobaan di Kabupaten Sleman Yogyakarta, Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta, dan Laboratorium Tanah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta, atas bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini

Daftar Pustaka

Akintoye, H.A., Adebayo, A.G. and Aina,. O.O 2011.

Growth and yield response of okra intercropped with live mulches. Asian Journal of Agricultural Research 5:146-153.

Ayissa, T. and Kebebe, F. 2011. Effect of nitrogenous fertilizer on the growth and yield of cotton (Gossypium hirsutum L.) varieties in Middle Awash, Ethiopia.

Journal of the Drylands 4(1):248-258.

Azis, M.Y., Putri, T.R., Aprilia, F.R., Ayuliasari, Y., Hartini, O.A.D. dan Putra, M.R. 2018. Eksplorasi kadar kalsium (Ca) dalam limbah cangkang kulit telur bebek dan burung puyuh menggunakan metode titrasi dan AAS. Al-Kimiya 5(2):74-77.

Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Restoran atau Rumah Makan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2017. Produksi Telur Ayam Petelur Menurut Provinsi (ton). Diakses pada 29 Desember 2019 dari https://www.bps.go.id/

Barman, M., Lalit, M.S., Siba, P.D. and Raj, K.R. 2014.

Effect of applied lime and boron on the availability of nutrients in an acid soil. Journal of Plant Nutrition 37:357-373

Bimasri, J. dan Murniati, N. 2017. Eksplorasi manfaat limbah cangkang telur untuk peningkatan produksi tanaman kedelai (Glycine Max L. Merril) pada tanah Ultisol. Jurnal Klorofil 12(1):52-57.

Carvera, A., Pastoriza, S., Henares, J.A.R., Parraga, J., Garcia, J.M.M. and Delgado, D. 2017. Impact of spent coffee grounds as organic amendment on soil fertility and lettuce growth in two Mediterranean agricultural soils. Arcieve of Agronomy and Soil Science 1(1):340-365.

Chabib, M.I., Santoso, dan Oktarina. 2016. Uji efektivitas waktu aplikasi bahan organik dan dosis pupuk SP-36 dalam meningkatkan produksi okra (Abelmoschus esculantus). Fakultas Pertanian.

Universitas Muhammadiyah Jember.

Daniati, Y., Ariani, E. dan Yeti, H. 2019. Pengaruh kompos kulit buah kakao dan defoliasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra (Abelmoschus esculentus L.). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau 6(1):1-14.

Falaqh, H.N., Sabrina, T. dan Fauzi. 2018. Peningkatan kesuburan tanah inseptisol serta pertumbuhan dan produksi kedelai akibat pemberian kompos diperkaya cangkang telur ayam dan mikroba bermanfaat. Jurnal Agroekoteknologi 6(4):862-873.

Gomes, T., Pereira, J.A., Ramalhosa, E., Casal, S. and Baptista, P. 2013. Effect of fresh and composted spent coffee grounds on lettuce growth, photosynthetic pigments and mineral composition.

VII Congreso Ibérico de Agroingenieria y Ciencias Horticolas, Madrid, 26-29 August 2013, 1372-1376.

Hajar, E.W.I., Sitorus, R.S., Mulianingtias, N. and Welan, F.J. 2018. Efektivitas adsorpsi logam Pb2+ dan Cd2+

menggunakan media adsorben cangkang telur ayam.

Jurnal Konversi 5(1):1-7.

Ichsan, M.C., Riskiyandika, P. dan Wijaya, I. 2015.

Respon produktifitas okra (Abelmoschus esculentus) terhadap pemberian pupuk Petroganik dan pupuk N.

Agritrop-Jurnal Ilmu Pertanian 14(1):29-41.

ICO, International Coffee Organization. 2011. Tables of total production of exporting countries from 2006 to

2011. [Online]. Available at

http://www.ico.org/prices/po.htm.

Lubis, D.S., Asmarlaili, S.H. dan Sembiring, M. 2015.

Pengaruh pH terhadap pembentukan bintil akar, serapan hara N, P, dan produksi tanaman pada beberapa varietas kedelai pada tanah Inseptisol di rumah kasa. Jurnal Online Agroekoteknologi 3(3):1111-1115.

Mebrahtu, H. 2014. Integrated volarization of spent coffee grounds to biofuel. Biofuel Journal 2(2):65-69.

(10)

http://jtsl.ub.ac.id 306 Morikawa, C.K. and Saigusa, M. 2011. Recycling coffee

grounds and tea leaf wastes to improve the yield and mineral content of grains of paddy rice. Journal of the Science of Food and Agriculture 91:2108-2111.

Nguyen, N.K., Nguyen, B.V., Do, S.H. and Lam, L.T.

2016. Effect of biomixture containing spent coffee ground and milled egg-shells on the yield of okra (Abelmoschus Esculentus Moench). International Journal on Advanced Science Engineering Information Technology 6(4):2088-5334.

Nurjanah, Susanti, R. dan Nazip, K. 2017. Pengaruh pemberian tepung cangkang telur ayam (Gallus gallus domesticus) terhadap pertumbuhan tanaman caisim (Brassica juncea L.) dan sumbangannya pada pembelajaran biologi SMA. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sriwijaya Oko, S. dan Syahrir, I. 2018. Sintesis biodiesel dari

minyak sawit menggunakan katalis CaO superbasa dari pemanfaatan limbah cangkang telur ayam. Jurnal Teknologi 10(2):113-122.

Olawuyi, O.J., Ezekiel-Adewoyin, D.T., Odebode, A.C., Aina, D.O. and Esenbamen. G. 2011. Effect of arbuscular mycorrhizal (Glomus clarum) organomineral fertilizer on growth and yield performance of okra (Abelmoschus esculentus). African Journal of Plant Science 6(2):84-88.

Onyegbule, U.N., Ngbede, S.O., Ngwanguma, E.I. and Ohaneje, A. 2012. Evaluation of okra performance to different rates of poultry manure and plant population density. Continental Journal of Agricultural Science 6(3):56-63.

Phonglosaa, A., Bhattacharyyaa, K., Rayb, K., Mandalc, J., Banerjeeb, A.P.H. and Chattopadhyay, A. 2015.

Integrated nutrient management for okra in an Inceptisol of Easternindia and yield modeling through artificial neural network. Scientia Horticulturae 187:1-9.

Qosim, W.A. 2014. Aplikasi teknologi pembuatan kompos untuk tanaman padi di Desa Sukaratu dan Sukamahi, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat 3(1):28-31.

Raditya, J., Purbajanti, E.D. dan Slamet, W. 2017.

Pertumbuhan dan produksi okra (Abelmoschus esculentus L.) pada level pemupukan nitrogen dan jarak tanam yang berbeda. Jurnal Agro Complex 1(2):49- 56.

Ramli. 2014. Efisiensi Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk Majemuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pare (Momordica charantia L.). Fakultas Pertanian. Universitas Tamansiswa. Padang.

Rosman, R., Trisilawati, O. dan Setiawan. 2012.

Pemupukan nitrogen, fosfor, dan kalium pada tanaman akarwangi. Jurnal Littri 19(1):33-40.

Safuan, L.O., Poerwanto, R., Susila, A.D. and Sobir.

2011. The effect of soil potassium status on the growth and production of pineapple. Jurnal Agronomi 39(1):56-61.

Siahaan, W dan Suntari, R. 2019. Pengaruh aplikasi kompos ampas kopi terhadap perubahan sifat kimia Andisol Ngabab, Kabupaten Malang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 6(1):1123-1132.

Simanjuntak, D., Damanik, M.M.B. and Sitorus, B. 2016.

Pengaruh tepung cangkang telur dan pupuk kandang ayam terhadap pH, ketersediaan hara P dan Ca tanah Inseptisol dan serapan P dan Ca pada tanaman jagung (Zea mays L.). Jurnal Agroekoteknologi 4(3):2139-2145.

Siswanto, B. 2018. Sebaran unsur hara N, P, K dan pH dalam tanah. Buana Sains 18(2):109-124.

Suntoro, Syamsiyah, J. dan Rahina, W. 2017.

Ketersediaan dan serapan Ca pada kacang tanah di tanah Alfisols yang diberi abu vulkanik Kelud dan pupuk kandang. Jurnal Agrosains 19(2): 51-57.

Suryati, D., Sampurno dan Anom, E. 2014. Uji Beberapa Konsentrasi Pupuk Cair Azolla (Azolla pinnata) pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pembibitan Utama. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Syam, Z.Z., Kasim, H.A. dan Nurdin, Hj.M. 2014.

Pengaruh serbuk cangkang telur ayam terhadap tinggi tanaman kamboja Jepang (Adenium obesum).

Jurnal Ilmu Pendidikan Biologi 3:9-15.

Syarifudin, S., Pata’dungan, Y.S. dan Isrun. 2020.

Serapan fosfor tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) akibat pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk SP-36 pada Entisols Sidera. Jurnal Agroland 27(1):77-88.

Wulansari, H.R. dan Widaryanto, E. 2017. Respon tanaman jagung manis (Zea mays saccharata.) pada berbagai jenis mulsa terhadap tingkat pemberian air.

Jurnal Produksi Tanaman 5(8):1389-1398.

Yamane, K., Kono, M., Fukunaga, T., Iwai, K., Sekine, R., Watanabe, Y. and Iijima, M. 2014. Field evaluation of coffee grounds application for crop growth enhancement, weed control, and soil improvement. Plant Production Science 17(1):93- 102.

Yuliartini, M.S., Sudewa, K.A., Kartini, L. dan Praing, E.R. 2017. Peningkatan hasil tanaman okra dengan pemberian pupuk kompos dan NPK. Jurnal Gema Agro 23(1):11-17.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan varietas Sukmaraga pada pemberian kompos cangkang kopi 100 g/polybag menunjukkan pertumbuhan terbaik dengan tinggi tanaman rata-rata 210,70 cm, jumlah daun