• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beban Kerja, dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Personil Pada Polres Pidie

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pengaruh Beban Kerja, dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Personil Pada Polres Pidie"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

106

Pengaruh Beban Kerja, dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Personil Pada Polres Pidie

T. Dani Arifin, Sarboini, Susanti Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah

Email. sarboini@serambimekkah.ac.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan beban kerja secara simultan terhadap kinerja personil Polres Pidie, menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja personil Polres Pidie dan menganalisis pengaruh beban kerja terhadap kinerja personil Polres Pidie. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Polres Pidie, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah tentang pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap kinerja personil pada Polres Pidie. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 532 orang personil dengan teknik pengambilan sampel secara Proportional Random Sampling dan perhitungan sampel minimal dengan menggunakan rumus Slovin, dengan jumlah responden sebanyak 148 orang. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa stres kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja personil pada Polres Pidie dengan nilai Fhitung sebesar 53,702, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi  = 5 % adalah sebesar 3,098, kemudian hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel stres kerja dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,211 berpengaruh terhadap kinerja personil pada Polres Pidie dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel beban kerja dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,087 juga berpengaruh terhadap kinerja personil pada Polres Pidie.

Kata Kuci: Stres Kerja, Beban kerja dan Kinerja Personil

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini, perkembangan manajemen sumber daya manusia selalu menjadi faktor penting dalam melaksanakan tujuan dan fungsi dari suatu organisasi. Setiap organisasi harus mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah satu faktor yang berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi yaitu sumber daya manusia.

Kesejahteraan serta kenyamanan sumber daya manusia dalam organisasi perlu diperhatikan. Oleh karena itu organisasi perlu menciptakan lingkungan kerja yang baik, nyaman, bersih dan menyenangkan untuk personilnya.

Kinerja personil merupakan salah satu faktor penentu prestasi organisasi pada Polres Pidie. Terdapat hubungan yang erat antara prestasi perseorangan dengan prestasi organisasi, dengan kata lain bila prestasi personil baik maka kemungkinan besar prestasi organisasi juga baik. Kinerja seorang personil akan baik bila dia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan masa depan lebih baik. Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jika ingin prestasi organisasi baik, maka pemimpin organisasi harus mampu menciptakan kondisi kinerja setiap personilnya baik dengan cara menciptakan kondisi yang kondusif yaitu memotivasi personil berprestasi.

Salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh pada peningkatan kinerja personil adalah beban kerja yang dimiliki oleh personil Polres Pidie. Dengan adanya beban kerja yang dimiliki oleh personil tersebut, maka personil yang bersangkutan akan

(2)

107 berusaha untuk bisa menjalankan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan juga sesuai tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan latar belakang pendidikan maupun program pelatihan, sehingga dapat meningkatkan kinerja yang diharapkan oleh pimpinan sesuai dengan beban kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

Fenomena lainnya berkaitan dengan beban kerja personil adalah masih terdapat perbedaan (gap) antara beban kerja dari masing-masing personil dimana ada sebagian personil yang mempunyai beban kerja ringan dan ada juga personil yang mempunyai beban kerja yang tinggi, sehingga membuat perbedaan antar personil. Dengan adanya beban kerja yang berbeda-beda diantara personil mengakibatkan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satuan waktu tertentu banyak tidak tercapai. Namun pada bidang tertentu beban kerja yang harus ditanggung oleh personil sangat besar, sehingga menyebabkan pencapaian kinerja yang diharapkan tidak tercapai, sedangkan pada bagian lain beban kerja yang harus ditanggung oleh masing- masing personil lebih ringan, sehingga pencapaian kinerja organisasi menjadi tidak optimal.

Beban kerja yang tinggi yang tidak sesuai dengan kemampuan personil akan memberikan dampak negatif pada pencapaian kinerja yang diharapkan oleh personil dan juga oleh organisasi itu sendiri, sedangkan beban kerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh personil akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja personil menjadi lebih baik lagi, dibandingkan personil yang memilki beban kerja lebih tinggi, sehingga perlu adanya penyesuaian beban kerja da'i masing-masing personil. Dengan adanya beban kerja yang sesuai tersebut yang didasarkan pada pencapaian kinerja yang telah ditargetkan oleh pimpinan akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja personil menjadi lebih baik.

Selain dari beban kerja, faktor lain yang turut berpengaruh terhadap peningkatan kinerja personil adalah stres kerja personil. Fenomena terjadinya stres kerja personil salah satunya dipengaruh oleh adanya beban kerja yang diberikan kepada masing-masing personil. Beban kerja merupakan jumlah kegiatan atau banyaknya pekerjaan yang menjadi beban personil yang harus diselesaikan oleh personil ataupun dalam kelompok selama periode waktu tertentu sesuai dengan tuntutan pimpinan.

Permasalahan yang dihadapi oleh personil pada Polres Pidie berkenaan dengan stres kerja adalah bahwa banyak personil yang mendapatkan stres kerja yang berbeda- beda, sehingga menimbulkan adanya kesenjangan (gap) antara personil yang mendapatkan beban kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan personil yang mendapatkan stres kerja yang lebih ringan, sedangkan jumlah imbalan (kompensasi) yang diterimanya sama antara personil yang mendapatkan beban lebih banyak dibandingkan dengan personil yang mendapatkan stres kerja ringan.

Stres kerja merupakan aspek yang penting bagi suatu organisasi terutama keterkaitannya dengan kinerja personil dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Organisasi harus memiliki kinerja, kinerja yang baik/tinggi dapat membantu organisasi meningkatkan kinerjanya. Sebaliknya, bila kinerja menurun dapat merugikan organisasi yaitu turunnya kinerja organisasi dan hilangnya kepercayaan masyarakat. Oleh karenanya kinerja personil perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian berkaitan dengan variabel stres kerja.

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wursanto (2005 : 132) bahwa alasan, dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi personil dapat dipengaruhi oleh faktor minat, gaji yang diterima, kebutuhan akan rasa aman,

(3)

108 hubungan antar personal dan kesempatan untuk bekerja. Dengan adanya motivasi dapat merangsang personil untuk lebih menggerakan tenaga dan pikiran dalam merealisasikan tujuan organisasi. Apabila kebutuhan akan hal ini terpenuhi maka akan timbul kepuasan dan kelancaran terhadap peningkatan semangat kerja personil.

Adapun permasalah utama dalam penelitian ini adalah masih rendahnya tingkat kinerja personil berkaitan dengan pemberian beban kerja kepada setiap personil berdasarkan kemampuan yang dimilikinya, serta tingkat stres kerja yang tinggi dari personil, di mana stres kerja dipicu oleh adanya tuntutan dalam memberikan pelayanan dan mencapai target kerja yang telah ditetapkan oleh pimpinan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi terhadap variabel penempatan, motivasi kerja dan stres kerja berbagai masalah di atas penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Beban Kerja, dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Personil Pada Polres Pidie”.

Tujuan Penelitian

Dari uraian diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan beban kerja dan stres kerja terhadap kinerja personil pada Polres Pidie.

2. Untuk mengetahui pengaruh beban kerja secara parsial terhadap kinerja personil pada Polres Pidie.

3. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja secara parsial terhadap kinerja personil pada Polres Pidie.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Stres Kerja

Praptini, (2012:25) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.

Definisi stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya, berarti mengganggu prestasi kerjanya, (Zafir, 2012: 200).

Beban Kerja

Menurut Haryanto, (2014) beban kerja merupakan jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal.Menurut Menpan (Dhini Rama Dhania, 2010:16), pengertian beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.

Widodo (2014 : 51) menyatakan bahwa dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, maka memerlukan kemampuan dan kecakapan tinggi (profesionalisme) dengan beberapa persyaratan.

Karena itu administrasi negara dapat dikategorikan sebagai profesi, dimana tidak

(4)

109 semua orang bisa melaksanakan administrasi negara, kecuali orang–orang yang berlatar belakang pendidikan tinggi, dan memiliki pengalaman, kecakapan, ketrampilan dan keahlian yang memadai.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Robbins (2012:253), mengatakan bahwa masalah stres kerja didalam organisasi menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya yaitu orang menjadi nerveous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan emosi, proses berfikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja pekerja mengalami beberapa gejala stres kerja yang dapat mengancam dan menggangu kinerja mereka, seperti: mudah marah dan agresif, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerjasama, perasaan tidak mampu terlibat.

METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Polres Pidie di Jl. Cik Ditiro No.

13 Sigli, Blang Asan, Kec. Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh 24112. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah beban kerja, stres kerja dan kinerja personil Polres Pidie.

Populasi dan Penarikan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota pada Polres Pidie yaitu sebanyak 532 orang personil. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 148 orang.

Metode Pengumpulan Data

Di dalam pengumpulan data untuk penulisan karya akhir ini penulis menggunakan metode pengumpulan data, yaitu berupa kuesioner, studi pustaka, dokumentasi

Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan diolah dengan menggunakan perhitungan statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution). Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Y =  + ıXı + 2Х2 +  Dimana:

Y = Variabel dependent

 Konstanta

1 – 2 = Koefisien regresi x1-x2

 = Error term

Sedangkan pada saat diaplikasikan pada penelitian ini, maka persamaanya adalah Y = a + bıXı + b2Х2+ e

Dimana:

Y = Kinerja Personil Хı = Beban Kerja Х2 = Stres Kerja a = Konstanta

b1 - b2 = Koefisien Regresi e = error term

(5)

110 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Arikunto (2005) kualitas data yang diperoleh dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan uji reliabilitas (uji kehandalan) berdasarkan koefisien Cronbach Alpha yang lazim digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.

a. Pengujian Validitas

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji Pearson product-moment coefficient of correlation dengan bantuan SPSS version 15.0. Berdasarkan output komputer seluruh pernyataan dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi di bawah 5%. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pernyataan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5%

yaitu diatas 0,176 (Lihat Tabel Nilai Kritis Korelasi r Product–Moment untuk n = 148 pada lampiran), sehingga pernyataan-pernyataan tersebut adalah signifikan dan memiliki validitas konstrak. Atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi internal (internal consistence) yang berarti pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama. Ini berarti bahwa data yang diperoleh adalah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini semuanya dinyatakan valid, karena mempunyai koefisien korelasi di atas dari nilai kritis korelasi product moment yaitu sebesar 0,176 sehingga semua pertanyaan yang terkandung dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan valid untuk dilanjutkan penelitian yang lebih mendalam.

b. Pengujian Reliabilitas

Untuk menilai kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk pengujian kuesioner dalam penelitian ilmu sosial. Analisis ini digunakan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan skala variabel yang ada.

Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten juga dilakukan secara statistik yaitu dengan menghitung besarnya Cronbach Alpha dengan bantuan program SPSS version 15.0. Hasilnya seperti yang terlihat di tabel 4.3 dibawah yang menunjukkan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel (handal) karena nilai alphanya lebih besar dari 0,60 (Malhotra (2012:298).

Berdasarkan analisis reliabilitas dapat diketahui bahwa alpha untuk masing- masing variabel dapat dilihat dari beberapa variabel yaitu variabel stres kerja (X1) diperoleh nilai alpha sebesar 70,0 persen, variabel beban kerja (X2) diperoleh nilai alpha sebesar 69,6 persen, dan variabel kinerja personil (Y) diperoleh nilai alpha sebesar 78,3 persen. Dengan demikian pengukuran reliabilitas terhadap variabel penelitian menunjukkan bahwa pengukuran keandalan memenuhi kredibilitas Cronbach Alpha dimana nilai alphanya lebih besar dari Alpha 0,60 persen.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Dengan menggunakan model regresi linier berganda pada pembahasan analisa data, maka dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, dimana dalam hal ini ada 3 jenis asumsi yang digunakan yaitu :

(6)

111 a. Pengujian Normalitas

Asumsi klasik yang pertama diuji adalah normalitas. Pengujian normalitas dengan memakai uji Kolmogorov-smirnov (KZ) dengan tingkat signifikansi 5%. Pada tabel berikut ini dapat dilihat pengujian terhadap variabel-variabel yang diteliti menunjukkan bahwa nilai asymp signifikan masing-masing variabel diatas 5%. Hal tersebut menyatakan bahwa variabel-variabel tersebut mempunyai distribusi normal.

Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Predicted Value

N 148

Normal Parameters(a,b) Mean 3,148

Std, Deviation ,250

Most Extreme Differences Absolute ,148

Positive ,069

Negative -,148

Kolmogorov-Smirnov Z ,420

Asymp. Sig. (2-tailed) ,355

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh nilai sebesar 0,355 dengan tingkat signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,420. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat signifikan lebih besar dari 5%, sehingga pengujian normalitas dalam penelitian ini diterima.

b. Pengujian Multikolinearitas

Pengujian berikut ini akan menguji mengenai multikulinearitas yaitu diuji dengan melihat VIF dari masing-masing variabel independent terhadap variabel dependent. Bila VIF < 5 maka tidak terjadi multikulinearitas atau non multikulinearitas (Santoso, 2020). Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel Nilai VIF Variabel Bebas

Variabel Bebas Tolerance VIF Keterangan

Stres Kerja (X1) 0,554 1,805 Non Multikolinieritas Beban Kerja (X2) 0,554 1,805 Non Multikolinieritas Sumber : Data Primer, 2023 (diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa semua indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi Multikolinieritas (Non Multikolinieritas), karena mempunyai nilai Variance Infalting Factor kurang dari 5, sebagai dipersyaratkan dalam penelitian ini. Kemudian dalam penelitian ini juga diketahui bahwa nilai tolerance pada pengujian multikolinieritas juga menunjukkan nilai lebih besar dari 0.5.

c. Pengujian Heterokesdasitas

Heterokesdasitas merupakan indikasi bahwa varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokesdasitas dapat dilakukan dengan uji Glejser seperti tampak pada gambar berikut ini:

(7)

112 Gambar Scatterplot Kinerja Personil

Berdasarkan Gambar di atas dapat dijelaskan bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas artinya data dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai indikator pengukuran variabel, (Ghozali, 2012).

Persepsi Terhadap Stres Kerja

Stres kerja merupakan merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di penempatan yang dirasakan mengakibatkan dirinya terancam. Tabel berikut ini akan menjelaskan mengenai indikator dari stres kerja personil pada Polres Pidie dalam rangka meningkatkan kinerja personil, dapat dijelaskan bahwa variabel stres kerja diperoleh nilai rerata sebesar 4.16, atau responden menyatakan setuju bahwa faktor stres kerja personil pada Polres Pidie akan berdampak terhadap peningkatan kinerja personil Polres Pidie. Hal ini dapat dilihat dari beberapa item pernyataan responden mengenai responden mampu menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan pimpinan, adanya interaksi dengan sesama rekan kerja menjadi lebih berkurang, responden merasa cemas dan gelisah ketika menghadapi pekerjaan yang rumit, responden cepat merasa bosan dengan pekerjaan yang sama dalam waktu yang lama, selama ini jam tidak tidur saya menjadi agak terganggu dan pernyataan mengenai hasil kerja yang saya peroleh mengalami peningkatan karena adanya tekanan.

Berdassarkan hasil penelitain pada Tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu indikator Saya menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan pimpinan diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.60 dan indikator Saya cepat merasa bosan dengan pekerjaan yang sama dalam waktu yang lama diperoleh nilai rata- rata terendah yaitu sebesar 3,81 pada satuan skala likert. Oleh karena dengan adanya stres kerja yang dapat dikelola oleh setiap personil dengan baik, maka akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja personil menjadi lebih baik.

Persepsi Terhadap Beban Kerja

Beban kerja merupakan jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal. Tabel berikut ini akan menjelaskan mengenai indikator dari beban kerja personil Polres Pidie, dapat dijelaskan bahwa variabel beban kerja yang dimiliki oleh personil Polres Pidie diperoleh nilai rerata sebesar 3,95, atau responden menyatakan setuju bahwa beban kerja dapat berdampak terhadap peningkatan kinerja personil Polres Pidie. Hal ini dapat dilihat dari beberapa item pernyataan responden mengenai

(8)

113 tingkat kesulitan kerja yang saya jalankan belum dapat saya selesaikan secara penuh, karena beban kerja yang tinggi maka diperlukan waktu lembur untuk menyelesaikan pekerjaan itu, beban kerja yang diberikan oleh pimpinan harus segera diselesaikan dengan bertanggung jawab, pekerjaan yang dikerjakan kadang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi personil dan pernyataan mengenai kondisi pekerjaan yang saya alami kurang cukup baik untuk dikerjakan.

Berdasarkan hasil penelitain di atas diperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu indikator beban kerja yang diberikan oleh pimpinan harus segera diselesaikan dengan bertanggung jawab diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.16 dan indikator pekerjaan yang dikerjakan kadang tidak sesuai dengan tugas dan fungsi personil diperoleh nilai rata- rata terendah yaitu sebesar 3,74 pada satuan skala likert. Oleh karena dengan adanya beban kerja yang sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap personil, maka akan memberikan dampak pada peningkatan kinerja personil menjadi lebih baik, kerena dengan beban kerja yang sesuai akan pekerjaan yang telah dibebankan kepada personil akan mampu diselesaikan dengan baik.

Persepsi Terhadap Kinerja Personil

Kinerja personil merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Tabel berikut ini akan menjelaskan mengenai indikator dari kinerja personil Polres Pidie, dapat dijelaskan bahwa variabel kinerja personil Polres Pidie diperoleh nilai rerata sebesar 3,89, atau responden menyatakan setuju bahwa responden mempunyai persepsi yang positif terhadap kinerja personil, hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden mengenai kualitas kerja seperti kecepatan, ketelitian dan kerapian personil selalu mengalami peningkatan, kemampuan staf secara kuantitatif di dalam mencapai target atas pekerjaan-pekerjaan baru, personil selalu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, personil dapat memanfaatkan waktu kerja secara lebih efektif, personil selalu mempunyai sifat kemandirian dalam menyelesaikan tugas pribadinya, personil selalu mempunyai komitmen yang tinggi dalam bekerja dan personil selalu mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan setiap permasalahan, sehingga kinerja personil mampu untuk dicapai dengan baik.

Berdassarkan hasil penelitain pada Tabel 4.8. di atas diperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu indikator kualitas pekerjaan yang saya lakukan selalu mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut diperoleh nilai rata-rata sebesar 4.06 dan indikator saya mempunyai kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang masih tertunda diperoleh nilai rata-rata terendah yaitu sebesar 3,60 pada satuan skala likert.

Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Personil Pada Polres Pidie

Dalam rangka meningkatkan kinerja personil Polres Pidie, maka perlu dilihat variabel yang mempengaruhi kinerja personil Polres Pidie tersebut, untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu stres kerja (X1), beban kerja (X2), terhadap personil Polres Pidie. Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara terinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Pengaruh Variabel Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Personil Polres Pidie

(9)

114

Nama Variabel B Standar

Error thitung ttabel Sig

Konstanta (a) 2,733 0,111 24,651 2,010 0,000

Stres kerja (X1) 0,211 0,036 5,912 2,010 0,000 Beban kerja (X2) 0,087 0,036 2,387 2,010 0,019 Sumber: Data Primer, 2023 (diolah)

Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut.

Y = 2,733 + 0,211x1 + 0,087x2 + e

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

Konstanta (X):

 Konstanta sebesar 2,733. Artinya jika faktor-faktor stres kerja (X1), beban kerja (X2), dianggap konstan, maka besarnya kinerja dasar personil Polres Pidie adalah sebesar 2,733 pada satuan skala likert atau kinerja personil Polres Pidie masih relatif rendah, dengan asumsi variabel stres kerja dan beban kerja tidak mengalami perubahan.

Koefisien Regresi ()

 Koefisien regresi stres kerja (X1) sebesar 0,211. Artinya bahwa setiap 100%

perubahan (stres kerja) yang ada pada Polres Pidie, maka secara relatif akan meningkatkan kinerja personil Polres Pidie sebesar 21,1%, dengan demikian semakin baik atau tinggi stres kerja personil pada Polres Pidie akan semakin meningkatkan kinerja personil dimasa yang akan datang.

 Koefisien regresi beban kerja (X2) sebesar 0,087. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan, karena tanda +) setiap adanya beban kerja yang dimiliki oleh personil maka secara relatif akan meningkatkan kinerja personil Polres Pidie sebesar 8,7%, jadi dengan semakin tinggi tingkat beban kerja yang dimiliki oleh personil Polres Pidie maka secara relatif akan meningkatkan kinerja personil Polres Pidie.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa dari dua variabel yang diteliti, stres kerja mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,211 mempunyai pengaruh yang dominan terhadap peningkatan kinerja personil Polres Pidie, sedangkan varibale beban kerja mempunyai pengaruh yang relatif lebih rendah terhadap kinerja personil dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,087 pada satuan skala likert.

Koefisien Korelasi dan Determinasi

Sedangkan untuk melihat hubungan dan pengaruh dari variabel bebas terhadap kinerja personil Polres Pidie berdasarkan korelasi dan determinasi seperti dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel Model Summary

R RSquare Adjusted

R2

Std. Error of the estimate

DW Keterangan

0,716 0,513 0,503 0,141 1,764 Korelasi

Kuat Sumber: Data Primer, 2023 (diolah)

 Koefisien korelasi (R) = 0,716 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan varibel terikat sebesar 71,6%. Artinya Kinerja personil Polres Pidie mempunyai hubungan yang erat dengan faktor-faktor stres kerja (X1), beban kerja (X2) sehingga berpengaruh terhadap peningkatan

(10)

115 kinerja personil yang lebih baik dimasa yang akan datang, sehingga kedua variabel tersebut mempunyai peranan besar dalam meningkatkan kinerja personil Polres Pidie.

 Koefisien Determinasi (R²) = 0,513. Artinya sebesar 51,3% perubahan-perubahan dalam variabel terikat (kinerja personil Polres Pidie) dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam faktor stres kerja (X1), beban kerja (X2). Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 48,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar dari dua variabel yang dijadikan indikator penelitian artinya masih ada variabel yang dapat mempengaruhi kinerja personil Polres Pidie. Variabel diluar penelitian ini dapat diprediksi seperti tingkat pendidikan personil, program pelatihan secara kontinyu, faktor lingkungan kerja serta fasilitas penunjang pekerjaan yang diberikan oleh pihak organisasi maupun faktor gaya kepemimpinan dan tingkat kompensasi yang diterima oleh personil.

Hasil Uji Statistik

Untuk menguji faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap Kinerja personil Polres Pidie secara parsial (masing-masing variabel) dapat dilihat dari hasil uji-t. Hasil perhitungan diketahui besarnya nilai thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau signifikansi sebesar  = 5%.

 Hasil penelitian terhadap variabel stres kerja (X1) diperoleh nilai thitung sebesar 5,912 sedangkan ttabel = 2,010, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung >

ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas jauh dibawah  = 5% Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel stres kerja berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan Kinerja personil Polres Pidie. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suprihanto, (2014:64) mengemukakan hubungan stres dengan kinerja tampak jelas bahwa stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan kinerja yang rendah (tidak optimum). Bagi seorang manajer (pemimpin) tekanan-tekanan yang diberikan kepada seseorang karyawan haruslah dikaitkan dengan apakah stres yang ditimbulkan oleh tekanan-tekanan tersebut masih dalam keadaan wajar. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja karyawan cenderung naik, karena stres membantu karyawan untuk mengerahkan segala sumber daya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan.

 Temuan hasil penelitian terhadap variabel beban kerja (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 2,387 sedangkan ttabel sebesar 2,010, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan signifikansi sebesar 0,019 atau probabilitas dibawah  5%. Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel beban kerja berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja personil Polres Pidie. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Qureshi (2013) menyatakan bahwa beban kerja adalah suatu kompetisi dari suatu sumber mental yang terbatas. Salah satu penyebab menurunnya performa dari beban kerja adalah keharusan untuk mengambil dua atau lebih tugas-tugas yang harus dikerjakan secara bersamaan. Semakin banyaknya permintaan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut maka semakin berkurangnya performa dalam bekerja.

Berdasarkan uraian statistik di atas, memperlihatkan bahwa secara parsial masing-masing variabel mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja personil Polres Pidie, dan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap personil adalah variabel stres kerja dengan nilai thitung sebesar 5.912 dengan

(11)

116 tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 0.000, sedangkan variabel beban kerja mempunyai pengaruh yang lebih kecil dengan nilai thitung sebesar 2.387 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 0.019.

Pengujian Secara Simultan

Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh stres kerja dan beban kerja terhadap Kinerja personil Polres Pidie, maka dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :

Tabel Analisis Of Variance (ANOVA) Model Sum of

Squares df Mean

Squares Fhitung Ftabel Sig.

Regresi 2,130 2 1,065 53,702 3,098 0,000

Sisa 2,023 145 0,020

Total 4,153 147

Sumber : Data Primer, 2023 (diolah)

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 53,702, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikansi  = 5 % adalah sebesar 3,098. Hal ini memperlihatkan, berdasarkan perhitungan uji statistik Fhitung menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat di ambil suatu keputusan bahwa hipotesis alternatif yang diajukan dapat diterima dan hipotesis nol ditolak, artinya bahwa stres kerja (x1), beban kerja (x2), secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja personil Polres Pidie.

Pembuktian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji statistik baik secara simultan (uji-F statistik), maupun secara parsial dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dinyatakan:

1. Bahwa stres kerja, beban kerja, berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja personil Polres Pidie dengan diperoleh nilai Fhitung sebesar 53,702 dan Ftabel sebesar 3,098 dengan demikian Fhitung > Ftabel, maka hipotesis yang diajukan terima.

2. Secara parsial variabel yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap kinerja personil Polres Pidie adalah variabel stres kerja dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,211.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa stres kerja dan beban kerja berpengaruh terhadap peningkatan kinerja personil pada Polres Pidie.

2. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh terhadap kinerja personil pada Polres Pidie.

3. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa beban kerja juga berpengaruh terhadap kinerja personil pada Polres Pidie.

DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, Widodo. 2014. Teori dan Implementasi. Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Departemen Dalam Negeri, PerMen DamNeg No. 12 tahun 2008 tentang Pedoman.

Analisa Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan luar negeri.

Dhini, Rama Dhania. 2010. Pengaruh Stres kerja, Beban kerja terhadap Kepuasan kerja. Universitas Muria Kudus. Jurnal Psikologi.

(12)

117 Haryanto, W.C & Elsye, M. R. 2014. Pengaruh Beban Kerja dan Kelelahan Perawat Terhadap Perawatan Infus di Ruang Perawatan Kelas III RSUD Sukoharjo.

Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Robbins, Stephen P. (2012). Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta.

Wursanto (2015), Manajemen Tenaga Kerja, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Yulianti Praptini, 2000. Pengaruh Sumber-Sumber stress Kerja terhadap kepuasan Kerja Tenaga Edukatif Tetap Fakultas Ilmu Sosial Unversitas. Airlangga

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Kepribadian Ekstraversi Dan Kesepian Dengan Kecenderungan Nomophobia Pada Remaja.. Jurnal

tawḥīd as Emergence of the tawhidi worldview: Law of Unity Phenomenological Evolutionary learning processes Of Knowledge: tawḥīdī recalling and Primal Ontology Epistemology