• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh biaya operasional, volume penjualan, modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh biaya operasional, volume penjualan, modal"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL, VOLUME PENJUALAN, MODAL KERJA, DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP LABA BERSIH PERUSAHAAN SUB SEKTOR LOGAM DAN SEJENISNYA

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Mike Tumanggor1, Lovelly Dwinda Dahen2, Syailendra Eka Saputra2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of operational costs, sales volume, working capital and total asset turnover to net income of metal sub-sector companies and the like listed on the Stock Exchange. The results showed that:

The results of this study can be seen from the test partially indicates that: 1) operational costs have a positive and insignificant effect on net income, this is evident from the coefficient value of 0.473135. The t-count value is 1.412014

<and the t-table value is 0.05 (1.69726). Sales volume has a positive and insignificant effect on net income, it is proven from the coefficient value of 0.740153. The value of this coefficient is significant because the value of tcount 1.371662 <ttabel 1.69726. Working capital has a positive and insignificant effect on net income, it is proven from the coefficient value of 0.066363. The t-count value is 0.385123 <and the t-table value is 0.05 (1.69726). Total asset turnover has a positive and significant effect on net income, this is evident from the coefficient of 1.122633. The t-count value is 2.138174> and the t-table value is 0.05 (1.69726).

Keywords :Operating Costs, Sales Volume, Working Capital, Total Asset Turnover and Net Income

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, sehingga semakin banyak perusahaan saling bersaing satu sama lain untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan eksistensi perusahaan dimata masyarakat baik itu secara nasional maupun

internasional. Untuk menjaga eksistensinya maka manajemen perusahaan harus bisa mengelola perusahaan dengan baik.

Salah satu yang bisa dilakukan perusahaan adalah menjaga kualitas kerja dalam perusahaan itu sendiri (internal perusahaan), terutama dalam hal upaya peningkatan kinerja

(2)

keuangan perusahaan. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan adalah aspek pengaturan keuangan yang tertuang di dalam pengelolaan modal kerja.

Pada umumnya semua perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba. Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak akan dapat memenuhi tujuan lainya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern). Laba yang menjadi tujuan utama perusahaan dapat dicapai dengan penjualan barang dan jasa, maka dengan begitu laba yang dihasilkan oleh perusahaan, menejer keuangan perlu mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap profit. Dengan mengetahui pengaruh dari masing-masing faktor terhadap profit, perusahaan dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah- masalah dan meminimalisir dampak negative yang timbul.

Hal ini berarti dengan meningkatkan laba yang dihasilkan dan baiknya keadaan perusahaan

maka investor akan tertarik untuk berinvestasi. Untuk mengetahui keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dapat dilihat dari kesuksesan dan kemampuan perusahaan menggunakan modal kerja secara produktif. Hal ini dikarenakan modal kerja merupakan salah satu komponen terpenting dari aktiva yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

Seperti halnya yang dinyatakan Munawir (2004:48) selain efisiensi dari pengelolaan modal kerja, profitabilitas perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti jenis, skala, umur perusahaan, struktur modal, dan produk yang dihasilkan atau Tingkat Penjualan atas produk tersebut. Banyak faktor- faktor yang mempengaruhi laba seperti yang disebutkan diatas, tetapi di dalam penelitian ini mempengaruhi laba bersih atau yang menjadi variable independennya adalah modal kerja,perputaran piutang dan volume penjualan.

Modal kerja disini merupakan investasi suatu perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan

(3)

operasi sehari-hari, atau secara konsep fungsional modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat kembali dalam waktu singkat. Modal kerja yang terlalu besar dari

kebutuhan nyata akan

mengakibatkan tidak efisiennya

penggunaan dana

perusahaan.Sebaliknya bila modal perusahaan terlalu kecil juga akan mengganggu jalannya kegiatan operasional perusahaan.

Dalam kegiatanya, perusahaan sering dihadapkan pada keterbatasan modal kerja. Modal kerja haruslah memadai jumlahnya tetapi juga harus dijaga agar modal kerja ini tidak sampai kelebihan. Sebab utama dari kegagalan perusaan adalah tidak mencukupi modal perusahaan, sebaliknya dengan adalanya modal kerja yang berlebihan menunjukan bahwa terdapat dana yang tidak produktif. Modal kerja yang efektif dan efisien dapat menunjukan rasio hutang (leverage) perusahan baik, artinya perusahaan mempunyai

kamampuan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Begitu pula pencapaian laba, apabila pihak manajemen perusahaan mampu menetapkan modal kerja pada tingkat yang optimal maka kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal setidaknya akan lebih baik.

Piutang terjadi kerena adanya penjualan secara kredit. Banyak perusahaan yang menjual barang dagang atau jasa mereka secara kredit karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan.

Dengan penjualan secara kredit meningkat maka piutang pun meningkat dan diharapkan laba juga meningkat.

Menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang Yaitu: Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran-kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan.Kelonggaran- kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar

(4)

kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pituang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa (aktiva tertentu pada masa yang akan datang sebagai akibat penyerahan barang.

Menurut Basu (2004:403) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

Ramainya tanggapan publik dan selalu bertambahnya perusahaan yang go public adalah wujud dari kemajuan bursa efek. Dibandingkan dengan bursa efek pada dekade yang lalu, keadaan saat ini memang telah

jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa rintangan. Banyak hal yang terjadi mewarnai pasang surut kehidupan bursa efek di Indonesia.

Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak stabil tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh.

Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia terdiri dari 9 sektor yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi, sektor property, real estate dan kontruksi bangunan, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Berikut gambaran modal kerja, perputaran piutang, volume penjualan terhadap laba bersih perusahaan logam yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015.

(5)

Tabel 1. Rata-rata Biaya Operasional, Volume Penjualan, Modal Kerja, Perputaran Total Aktiva,dan Laba Bersihpada Perusahaan Logam dan Sejenisnya Periode 2011-2015

Nama Perusahaan

Biaya Operasional

Volume Penjualan

Modal Kerja

Perputaran Total Aktiva

Laba Bersih

BTON 5.870 117.177 59.903 1.937 16.749

CTBN 29.370 194.032 968.799 20.296 30.514

INAI 68.311 819.476 86.130 0,978 21.041

ISSSP 198.572 3.155 588.193 0.891 119.193

LION 92.163 340.576 282.054 0.682 59.538

LMSH 15.588 222.096 74.808 1.305 15.182

PICO 27.559 658.518 127.358 1,093 14.067

Sumber: Laporan Keuangan yang Telah Diolah, 2017 Dengan melihat fenomena

laporan keuangan perusahaan logam dan sejenisnya ini maka penulis dapat melihat telah terjadi hubungan yang erat biaya operasional, volume penjualan, modal kerja, dan perputaran total aktiva, dengan laba bersih perusahaan-perusahaan logam dan sejenisnya tersebut. Menurut peneliti permasalahan ini menarik untuk dikaji, terutama di tinjau dari peran biaya operasional, volume penjualan, modal kerja, dan perputaran total aktiva, dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan profit atau keuntungan, sehingga biaya operasional, volume penjualan, modal kerja, dan perputaran total aktiva seharusnya dapat menjadi tolak ukur bagi investor untuk

menganalisa tingkat laba bersih yang mampu dihasilkan perusahaan, mengingat peran biaya operasional,volume penjualan,modal kerja,dan perputaran total aset dalam kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan profit atau keuntungan sangat penting. Analisa terhadap modal kerja, perputaran piutang, dan volume penjualan menjadi penting karena dengan analisa tersebut dapat dinilai

bagaimana manajemen

menggunakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan profit atau keuntungan.

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat fenomena yang terjadi pada modal kerja masing-masing perusahaan logam dan sejenisnya.

Biayaoperasional,volume

(6)

penjualan,modal kerja dan perputaran total aktiva masing- masing perusahaan tidak sebanding dengan perolehan profit yang diterima oleh perusahaan logam dan sejenisnya tersebut. Pada teorinya, modal kerja yang tinggi akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan yaitu meningkatnya profit perusahaan tersebut. Namun kenyataannya modal kerja yang diperoleh dari beberapa perusahaan diatas mengalami fluktuasi. modal kerja yang cukup tinggi namun tidak sejalan dengan perolehan profitnya.

Perusahaan manufaktur selalu berhubungan dengan persediaan karena kegiatan produksi yang dilakukan selalu membutuhkan adanya barang yang siap untuk digunakan sepanjang waktu. Oleh karena itu, diperlukan adanya tingkat perputaran persediaan yang tinggi untuk mengurangi biaya yang timbul karena kelebihan persediaan.

Dilihat dari segi biaya, apabila perputaran persediaan semakin lama, maka persediaan menumpuk,

sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan semakin tinggi hal ini akan memperkecil laba.

Karena laba merupakan hasil dari pendapatan dikurangi biaya.

Sehingga semakin besar biaya yang harus dikeluarkan perusahaan, semakin kecil laba yang akan didapat.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif. Menurut Arikunto (2010:3) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya di paparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan desain penelitian deskriptif dan asosiatif, maka penelitian memungkinkan untuk menggambarkan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas yang universal.

(7)

Tabel 2 Hasil Fixed Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.16E+10 3.54E+10 0.611879 0.5464

BIAYA_OPERASIONAL? -1.060704 0.311763 -3.402272 0.0023

VOL_PENJUALAN? 0.112882 0.041666 2.709180 0.0122

MODAL_KERJA? 0.228173 0.136939 1.666232 0.1087

PER_TA? 0.041674 0.018746 2.223138 0.0359

Fixed Effects (Cross)

BTON—C -3.10E+10

CTBN—C 1.88E+11

LMSH—C -4.03E+10

ISSSP—C -2.17E+10

INAI—C 1.82E+10

LION—C -3.21E+10

PICO—C -8.06E+10

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.933204 Mean dependent var 6.58E+10

Adjusted R-squared 0.905372 S.D. dependent var 1.22E+11 S.E. of regression 3.77E+10 Akaike info criterion 51.79343

Sum squared resid 3.41E+22 Schwarz criterion 52.28225

Log likelihood -895.3850 Hannan-Quinn criter. 51.96217

F-statistic 33.53031 Durbin-Watson stat 1.117370

Prob(F-statistic) 0.000000

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengaruh Biaya Operasional

Terhadap Laba Bersih Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa biaya operasional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih Perusahaan Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2011-2015. Hal

ini terbukti jumlah koefesien biaya operasional yang bernilai negatif sebesar -1.060704. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung -3.402272< ttabel

1.69726. Hasil uji tidak sesuai dengan dugaan bahwa biaya operasional berpengaruh positif terhadap laba bersih.

Menurut Jusuf (2014:41), biaya operasional atau biaya usaha (operating expenses) adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan

(8)

produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari- hari.Biaya usaha sering disebut juga dengan istilah SGA (Selling, General, dan Administration Expenses).

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fadhillah Ramadhani

Nasution1Lisa Marlina2 (2013).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa biaya operasional berperan penting dalam upaya meningkatkan laba bersih perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya tahun 2011- 2015. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya operasional merupakan perbandingan antara jumlah semua beban. Oleh sebab itu perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya harus memperhatikan laporan keuangannya agar laba

bersih yang diperoleh oleh akan meningkat.

b. Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa volume penjualan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laba bersih Perusahaan Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2011-2015. Hal ini terbukti jumlah koefesien volume penjualan yang bernilai positif sebesar 0.112882. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung 2.709180> ttabel

1.69726.

Menurut Jusuf (2014:41), biaya operasional atau biaya usaha (operating expenses) adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan sehari- hari.Biaya usaha sering disebut

(9)

juga dengan istilah SGA (Selling, General, dan Administration Expenses).

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fadhillah Ramadhani

Nasution1Lisa Marlina2 (2013).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa biaya operasional berperan penting dalam upaya meningkatkan laba bersih perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya tahun 2011- 2015. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa biaya operasional merupakan perbandingan antara jumlah semua beban. Oleh sebab itu perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya harus memperhatikan laporan keuangannya agar laba bersih yang diperoleh oleh akan meningkat.

Menurut Sasongko (2012) Volume Penjualan berpengaruh terhadap peningkatan Laba

Bersih. Pada saat penjualan hasil produksi perusahaan meningkat maka volume penjualan pun meningkat diharapkan akan berkontribusi terhadap laba bersih secara langsung dan tidak langsung.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh wayan Bayu Wisesa, Anjuman Zukhri, Kadek Rai Suwena ( 2014). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa volume penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa volume penjualan berperan penting dalam upaya meningkatkan laba bersih perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya tahun 2011-2015.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa volume penjualan merupakan perbandingan jumlah total penjualan. Oleh sebab itu perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya harus memperhatikan laporan keuangannya agar laba bersih yang diperoleh oleh akan meningkat.

(10)

c. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Bersih Perusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa modal kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laba bersih Perusahaan Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2011-2015. Hal ini terbukti jumlah koefesien modal kerja yang bernilai positif sebesar 0.228173. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung

1.666232< ttabel1.69726.

Kasmir (2008:248) Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku,membayar gaji dan upah, dan biaya-biaya oprasional lainnya.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sonnya Nurman Sasongko (2012).

Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa modal kerja berperan penting dalam upaya meningkatkan laba bersih perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya tahun 2011-2015.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa modal kerja merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Oleh sebab itu perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya harus memperhatikan laporan keuangannya agar laba bersih yang diperoleh oleh akan meningkat.

d. Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba BersihPerusahaan Logam dan Sejenisnya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa perputaran total aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih Perusahaan Sub Sektor Logam Dan Sejenisnya Yang

(11)

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Selama Periode 2011-2015. Hal ini terbukti jumlah koefesien perputaran total aktiva yang bernilai positif sebesar 0.041674.

Nilai koefisien ini signifikan karena nilai thitung2.223138> ttabel 1.69726.

Menurut Mamduh M.

Hanafi dan Abdul Halim (2007:70) mengemukakan Pengaruh rasio Total Asset Turn Over (TATO) terhadap perubahan laba bersih perusahaan adalah semakin cepat tingkat perputaran aktivanya maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat, karena perusahaan sudah dapat memanfaatkan aktiva tersebut untuk meningkatkan penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan. Kenaikan pendapatan dapat menaikkan laba bersih perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astri Fitrihartini S (2011). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap laba bersih. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa modal kerja berperan penting dalam upaya meningkatkan laba bersih perusahaan sub sektor logam dan sejenisnya tahun 2011-2015.

Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi dimana untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen maka dapat dilihat dari nilai adjusted R2. Hasil output uji fixed effectdapat dilihat bahwa perolehan hasil nilai adjusted R- square menunjukkan 0,933204.

Hal ini mengidikasikan bahwa konstribusi variabel independen terhadap variabel dependen 93,32% sedangkan sisanya 7,68%

dipengaruhi oleh variabel lain KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

(12)

1. Secara parsial biaya operasional memiliki pengaruh negatif dantidak signifikan terhadap laba bersihsehingga besar kecilnya laba bersih yang diterima oleh Perusahaan Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015 2. Secara parsial untuk variabel

volume penjualan

menunjukkan bahwa variabel

volume penjualan

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laba bersih sehingga besar kecilnya laba bersih yang diterima oleh Perusahaan Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015 3. Secara parsial modal kerja

menunjukkan bahwa variabel modal kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laba bersih sehingga besar kecilnya laba bersih yang diterima oleh Perusahaan Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015

4. Secara parsial untuk variabel perputaran total aktiva

menunjukkan bahwa

perputaran total aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersehsehingga besar kecilnya laba bersih yang diterima oleh Perusahaan Sub Sektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015 5. Secara simultan untuk variabel

jumlah biaya operasional, volume penjualan, modal kerja dan perputaran total aktiva secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk

meningkatkan laba

bersihperusahaan sub sektor logam dan sejenisnya. lebih baik lagi di masa yang akan datang penulis menyarankan untuk:

Penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya jumlah sampel terbatas hanya sebanyak 7 perusahaan dan hanya menggunakan sampel perusahaan

(13)

dari tahun 2011-2015. Adapun saran yang penulis ajukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Bagi para manajer perusahaan yang akan melakukan rencana pendanaan hendaknya berhati-hati terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laba bersih.

Penggunaan variabel lain yang mungkin akan berpengaruh terhadap laba bersih, seperti struktur kepemilikan, pajak, kondisi intern perusahaan dan lainnya dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel pada penelitian yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi 2010,Cetakan Keempatbelas.

Jakarta: Rineka Cipta.

Basu Swastha, D. (2004). Azas-azas Marketing. Liberty. Yogyakarta.

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta.

Munawir, S. (2012). Analisis laporan Keuangan. Edisi Kelima.

Yogyakarta.

Rangkuti, F. (2009). Manajemen Persediaan Aplikasi Di Bidang Bisnis. Jakarta.

Soemarso. (2009). Akuntansi Suatu Pengantar. Buku ke 2. Edisi 5.

Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KONSERVATISME AKUNTANSI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJAEMEN LABA PADA SEKTOR BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Penghindaran Pajak Tax Avoidance Sub Sektor Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada