• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhada"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADA PENJUALAN PADA YOMART BANDUNG PERIODE 2011-2017

Eva Rosalina

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Univeritas BSI

Email: [email protected]

ABSTRAK

Eva Rosalina (65130078), The efffect of promotion cost and distribution cost on sales at bandung Yomart Period 2011-2017

This study aims to determine the effect of promotional costs and distribution costs on sales at Yomart Bandung. The method used in the preparation of this thesis is a descriptive and verification type experimental method with a quantitative approach. The type of data used is secondary data obtained from Yomart Bandung financial statements. Data collection techniques used were library research and field research consisting of observation and documentation. The results obtained indicate that the Promotion Costs partially do not significantly influence sales because they affect sales from other things, namely more to the selling price value, the Distribution Costs partially do not have a significant effect on sales because distribution costs and promotion costs are closely related to increasing sales, i.e. with the value of the sale price, Promotion

Costs and distribution Costs simultaneously do not have a significant effect on sales, that is, from the value of the sale price.

Keywords :promotion costs, distribution and sales cost PENDAHULUAN

Fenomena industri retail Indonesia saat ini banyak mengalami penurunan, dalam beberapa bulan ini secara bergantian ada sejumlah retail yang menutup usahanya. Menurut kepala badan koordinasi penanaman modal (BKPM) ( Thomas Trikasih Lembong:2017) yang menyatakan bahwa “Fenomena ini sama seperti yang terjadi di Eropa, AS dan seluruh, industri retail sedang mengalami proses pergeseran”. Lembong juga mengutip Reuters, dimana perusahaan

Wal-Mart menutup Walmart Expressnya di 269 lokasi di Amerika. Menurut kepala badan koordinasi penanaman modal (BKPM) (Thomas Trikasih Lembong 2017) menyatakan “Ini karena biaya operasional yang terlalu tinggi namun tidak sesuai dengan pendapatan, hal yang sama juga terjadi di Indonesia banyaknya toko retail yang tutup di Indonesia terjadi karena adanya pergeseran belanja dari offline ke online”. Selain itu Lembong menyebutkan bahwa fenomena belanja

(2)

atau delivery online juga turut mempengaruhi sehingga bagi orang yang malas untuk pergi jauh

bisa tinggal pesan antar belanja melalui online.

Seiring perkembangan zaman keberadaan bisnis eceran ditengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan dalam pola berbelanja masyarakat yang semakin selektif, selain itu juga karena adanya perubahan cara pandang terhadap bisnis itu sendiri. Industri retail atau yang disebut juga bisnis eceran merupakan bisnis yang tidak lesu ditengah-tengah krisis yang sedang melanda bangsa ini.

Padahal disisi lain, terlihat macetnya kinerja sebagian industri-industri yang sebelum krisis menjadi penggerak perekonomian Negara. Hal ini diakibatkan karena industri retail bersentuhan langsung dengan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari dimana proses perputaran barang dan uang didalamnya sangat cepat.

Menurut (Edwin Lioe, 2018), Research Analyst DBS Vickers Securities menyampaikan bahwa “Bisnis minimarket diperkirakan akan mengalami pertumbuhan hingga 15,5% mulai tahun 2018 hingga tiga tahun mendatang”.

Berdasarkan data dari Nielsen Ritel Audit, jumlah gerai pemain minimarket berjaringan skala nasional hingga bulan

Juni 2018 bertambah yang terdiri dari Indomaret bertambah 300 unit menjadi 15.526 toko, Alfamart meningkat 32 unit menjadi 13.522 toko, Alfa Midi bertambah 59 unit menjadi 1.478 toko dari posisi awal tahun. Hal tersebut menyebabkan pemain retail yang sebelumnya berkiprah di supermarket kini masuk ke minimarket, bahkan belakangan ini bermunculan minimarket-minimarket baru yang mengusung segmen Muslim seperti 212 Mart yang dinaungi Koperasi Syariah 212 dan SodaqoMart yang dikelola oleh PT. Hydro Perdana dan Act.

Kegiatan promosi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan, selain itu juga merupakan alat guna menciptakan image tertentu terhadap konsumen. Kegiatan promosi dapat berjalan dengan baik dan benar. Adapun proses dari perencanaan promosi yang harus dilakukan yaitu menentukan waktu dn periode promosi, membuat mekanisme dari produk yang telah ditentukan ,

menghubungi vendor untuk berpartisipasi, menentukan material promosi, membuat perhitungan biaya serta mereview hasil kegiatan promosi di akhir periode.

Menurut Buchari Alma (2013) yang mendefinisikan pengertian promosi sebagai berikut, Promotion is an exsercise in information, persuasion and

(3)

conversely, a person who is persuades is also being infomed.definisi tersebut menyatakan bahwa promosi adalah latihan dalam informasi, persuasi dan sebaliknya, oleh orang membujuk menjadi informer.

Berdasarkan definisi diatas promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa yang brtujuan dengan menarik calon konsumenuntuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan.

Berdasarkan gambaran umum permasalahan diatas, penulis akan membahas mengenai masalah biaya promosi dan biaya distribusi yang dihubungkan dengan penjualan

berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil judul penelitian “PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADA PENJUALAN PADA YOMART BANDUNG PERIODE 2011-2017”.

METODE PENELITI

Menurut Sugiyono (2015:3) metode penelitian diartikan sebagai “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional artinya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris artinya cara- cara yang digunakan dalam penelitian itu teramati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang akan digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu

menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

4.1.1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Yomart Bandung yang merupakan salah satu perusahaan ritel modern yang berfokus dibidang minimarket yang telah melayani kebutuhan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari. Minimarket Yomart merupakan bagian dari Yogya Group, sebuah kelompok usaha ritel dengan skala nasional yang berpusat di Bandung dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak tahun 1982. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data tahunan dari tahun 2011- 2017

A. Analisis Deskriptif Biaya Promosi

(4)

Peningkatan dan maksimalisasi penjualan menjadi target dari setiap perusahaan, karena dari kegiatan penjualan tersebut suatu perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang. Untuk meningkatkan penjualan, dibutuhkan sejumlah biaya untuk mendukung sarana promosi seperti biaya untuk membuat brosur, spanduk, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah data biaya promosi yang diperoleh dari Yomart Bandung, antara lain:

Tabel IV.1

Biaya Promosi Pada Yomart Bandung No Tahun Biaya

Promosi

1 2011 Rp

18.844.270

2 2012 Rp

20.715.785

3 2013 Rp

21.377.460

4 2014 Rp

19.048.600

5 2015 Rp

16.373.000

6 2016 Rp

20.860.000

7 2017 Rp

30.342.355

Sumber: Hasil olahan peneliti

Berdasarkan data pada tabel IV.1 dapat diketahui bahwa jumlah biaya promosi pada tahun 2011 di perusahaan Yomart bandung adalah sebesar Rp.

18.844.270 . Tahun 2012 jumlah biaya promosi mengalami kenaikan menjadi Rp.20.715.785 . Tahun 2013 jumlah biaya promosi mengalami kenaikan menjadi

Rp.21.377.460 . Tahun 2014 jumlah biaya promosi mengalami penurunan menjadi Rp.19.048.600 . Tahun 2015 jumlah biaya promosi mengalami penurunan kembali menjadi Rp.16.373.000 . Tahun 2016 jumlah biaya promosi mengalami kenaikan menjadi Rp 20.860.000. Tahun 2017 jumlah biaya promosi kembali mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp 30.342.355.

B. Analisis Deskriptif Biaya Distribusi

Peningkatan dan maksimalisasi penjualan menjadi target dari setiap perusahaan, karena dari kegiatan penjualan tersebut suatu perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang.

Untuk meningkatkan penjualan, dibutuhkan sejumlah biaya untuk mendukung sarana distribusi seperti biaya untuk pengiriman dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah data biaya distribusi yang diperoleh dari Yomart Bandung, antara lain:

Tabel IV.2

Biaya Distribusi Pada Yomart Bandung

(5)

No Tahun Biaya Promosi 1 2011 Rp 38.469.000 2 2012 Rp 27.598.375 3 2013 Rp 39.218.201 4 2014 Rp 40.248.239 5 2015 Rp 34.270.000 6 2016 Rp 42.303.218 7 2017 Rp 55.484.785

Sumber: Hasil olahan peneliti

Berdasarkan data pada tabel IV.2 dapat diketahui bahwa jumlah biaya distribusi pada tahun 2011 di perusahaan Yomart bandung adalah sebesar Rp.

38.469.000 . Tahun 2012 jumlah biaya distribusi mengalami penurunan menjadi Rp.27.598.375. Tahun 2013 jumlah biaya distribusi mengalami kenaikan menjadi Rp.39.218.201. Tahun 2014 jumlah biaya distribusi mengalami kenaian menjadi Rp.

40.248.239. Tahun 2015 jumlah biaya distribusi mengalami penurunan kembali menjadi Rp. 34.270..000 . Tahun 2016 jumlah biaya distribusi mengalami kenaikan menjadi Rp 42.303.218. Tahun 2017 jumlah biaya distribusi kembali mengalami kenaikan signifikan menjadi Rp 55.484.785.

C. Analisis Deskriptif Penjualan

Penjualan suatu perusahaan diukur melalui jumlah total penjualan bersih yang tercatat pada laporan operasi perusahaan, semakin tinggi jumlah penjualan bersih yang dapat dicapai maka akan semakin menguntungkan bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Berikut ini merupakan data penjualan pada perusahaan Yomart Bandung periode 2011-2017, antara lain:

Tabel IV.3

Penjualan Pada Yomart Bandung No Tahun Penjualan

1 2011 Rp 669.598.849 2 2012 Rp 744.383.358 3 2013 Rp 787.734.828 4 2014 Rp 835.636.000 5 2015 Rp 779.801.000 6 2016 Rp 972.247.375 7 2017 Rp 1.046.547.521

Sumber: Hasil olahan peneliti

Berdasarkan data pada tabel IV.3 dapat diketahui bahwa jumlah penjualan pada tahun 2011 di perusahaan Yomart bandung adalah sebesar Rp. 669.598.849.

Tahun 2012 jumlah penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp. 744.383.358. Tahun 2013 jumlah penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp. 787.734.828. Tahun

(6)

2014 jumlah penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp. 835.636.000. Tahun 2015 jumlah penjualan mengalami penurunan menjadi Rp. 779.801.000.

Tahun 2016 jumlah penjualan mengalami kenaikan menjadi Rp. 972.247.375. Tahun 2017 jumlah penjualan kembali mengalami kenaikan menjadi Rp.

1.046.547.521.

Berdasarkan pengujian, asumsi- asumsi yang harus dipenuhi adalah tidak terdapat korelasi yang erat antara variabel independen (multikolinearitas), tidak terdapat korelasi residual antara periode t dengan t-1 (autokorelasi), dan tidak terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (heteroskedastisitas) sehingga data yang dihasilkan berdistribusi normal.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Sugiyono (2015:228) penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, oleh karena itu

sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data.

Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, kriteria pengambilan keputusan data berdistribusi normal menurut Sugiyono dan Susanto (2015:323) adalah berdasarkan pada nilai p 2 sisi (two tailed). Kriteria yang digunakan adalah apabila hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov dengan 2 sisi lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) maka data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas tersebut dapat diketahui bahwa Nilai Tolerance Biaya Promosi (X1) dan Biaya Distribusi (X2) adalah 0,384 lebih besar dari 0,10 sedangkan Nilai VIF Biaya Promosi (X1) dan Biaya Distribusi (X2) adalah 2,604 lebih

(7)

kecil dari 10,00 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi

Berikut ini merupakan hasil analisis normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov seperti pada tabel IV.4, yaitu:

Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin-Watson Test, dapat diketahui bahwa nilai DW 1,493 selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%. Jumlah variabel independen (k) adalah 2, dan jumlah sampel yang digunakan (n) adalah 7, maka dengan menggunakan tabel Durbin-Watson dapat diketahui nilai DL=0,4672 dan nilai DU=1,8964.

Langkah berikutnya adalah menghitung nilai (4-Du), yaitu:

(4-Du) = 4 – 1,8964

= 2,1036

Berdasarkan data hitung dan data tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai DW < 4-Du atau 1,493 < 2,1036 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan metode Scatterplot tersebut, dapat diketahui bahwa titik-titik data penyebar berada di atas dan di bawah atau disekitar angka 0, titik-titik tidak mengumpul dan hanya di atas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali serta penyebaran titik-titik data tidak berpola, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Sugiyono dan Susanto (2015:303) analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana

(8)

keadaan (naik turunnya) variabel dependent. Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independent minimal 2 variabel.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan karena variabel yang menjadi kajian dalam penelitian terdiri dari 2 variabel bebas yaitu Biaya Promosi sebagai variabel X1 dan Biaya Distribusi sebagai variabel X2 serta satu variabel dependen yaitu Penjualan.

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.7

Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Model Unstandardiz

ed Coefficients

Stan dardi zed Coef ficien ts

t Sig .

B Std.

Error Beta

1 (Cons tant)

3035 1700 6.512

1955 2190 5.126

1.

5 5 2

.19 6

Biaya Prom osi

8.999 14.04 8 .302

.6 4 1

.55 7

Biaya Distri busi

8.586 7.305 .553 1.

1 7 5

.30 5

a. Dependent Variable: Penjualan

Sumber: Hasil pengolahan program IBM SPSS Statistics 23

Hasil koefisien regresi yang diperoleh dari tabel IV.7 tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan yang menggambarkan hubungan data X dan Y yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = 303517006.512 + 8,999 X1 + 8.586 X2

Kesimpulan dari hasil analisa persoalan tersebut adalah:

a. Konstanta sebesar

303517006.512 menunjukkan nilai penjualan pada Yomart Bandung selama periode 2011-2017 ketika tidak ada perubahan pada biaya promosi dan biaya distribusi.

(9)

b. Biaya Promosi memiliki koefisien 8,999 artinya setiap kenaikan biaya promosi sebesar 1 kali diprediksi akan menaikkan penjualan sebesar 8.999..

c. Biaya distribusi memiliki koefisien 8.586 artinya setiap kenaikan biaya distribusi sebesar 1 kali diprediksi akan meningkatkan penjualan sebesar 8.586 dengan asumsi biaya promosi tidak berubah.

3. Koefisien Korelasi

Correlations Biay

a Prom

osi

Biaya Distrib usi

Penju alan

Biaya Promo si

Pearson Correlatio n

1 .785* .736

Sig. (2-

tailed) .037 .059

N 7 7 7

Biaya Distrib usi

Pearson Correlatio n

.785* 1 .790*

Sig. (2-

tailed) .037 .034

N 7 7 7

Penju alan

Pearson Correlatio n

.736 .790* 1

Sig. (2-

tailed) .059 .034

N 7 7 7

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel IV.8 dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

a. Hubungan antara biaya promosi dan penjualan adalah sebesar 0,736 artinya biaya promosi memiliki hubungan yang kuat terhadap penjualan dengan arah yang positif.

b. Hubungan antara biaya distribusi dan penjualan adalah sebesar 0,790 artinya biaya distribusi memiliki hubungan yang kuat terhadap penjualan dengan arah yang positif.

c. Analisis korelasi ganda biaya promosi dan biaya distribusi terhadap penjualan

4. Koefisien Determinasi

(10)

Melalui hasil analisis korelasi secara parsial juga akan dihitung koefisien determinasi yang menunjukkan besar pengaruh variabel biaya promosi dan biaya distribusi secara simultan terhadap penjualan melalui rumus:

Kd = r2 x 100%

Sumber: Sugiyono (2013:159)

Kd = (0,812)2 x 100%

Kd = 0,659 x 100%

Kd = 65,9%

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa koefisien determinasi biaya promosi dan biaya distribusi terhadap penjualan adalah sebesar 65,9%. Memberikan arti bahwa besarnya pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhadap naik atau turunnya penjualan sebesar 65,9%

sedangkan sisanya adalah sebesar 34,1% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian.

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh Biaya Promosi dan Biaya Distribusi terhadap Penjualan secara bersama-sama, sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel IV.12

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean Square

F Sig.

1

Regres sion

6885681 0771660 896.000

2

3442840 5385830 448.000

3.872 .116b

Residua l

3557092 8833211 056.000

4

8892732 2083027 64.000

Total

1044277 3960487 1952.000

6

a. Dependent Variable: Penjualan

b. Predictors: (Constant), Biaya Distribusi, Biaya Promosi Sumber: Hasil pengolahan program IBM SPSS Statistics 20

Dasar pengambilan keputusan untuk Uji F Simultan dalam analisis regresi menurut Sugiyono dan Susanto (2015:307) adalah:

(11)

1) Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel

a) Jika nilai F hitung > F tabel, maka variabel independen (bebas) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (terikat).

b) Jika nilai F hitung < F tabel, maka variabel independen (bebas) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (terikat).

2) Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS

a) Jika nilai Sig < 0.05, maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b) Jika nilai Sig > 0.05, maka variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Untuk mencari nilai t-tabel, langkah pertama adalah mencari derajat

kebebasan dengan menggunakan rumus berikut ini:

1) Derajat kebebasan pembilang (Df1):

Df1 = k – 1

= 3 – 1

= 2

2) Derajat kebebasan penyebut (Df2):

Df2 = n – k

= 7 – 3

= 4

Keterangan:

Df = Derajat Kebebasan / Degree of freedom

k = Jumlah variabel (Independen dan dependen)

n = Jumlah responden atau sampel penelitian

Langkah kedua dengan mencari F tabel yang diambil dari hasil perhitungan df dengan nilai (2;4).

Setelah nilai df1 dan df2 diketahui yaitu (2;4), langkah berikutnya adalah mencari nilai F-tabel dengan melihat tabel distribusi F. Dari data tabel distribusi F

(12)

tersebut dapat diketahui nilai F-tabel (2;4) adalah sebesar 6,94.

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai F-hitung sebesar 3,872 <

F-tabel 6,94 dan Nilai Signifikansi (Sig.) 0,116 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa “Biaya Promosi (X1) dan Biaya Distribusi (X2) secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Penjualan (Y)”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh, koefisien pada kolom standardised coefficients beta yaitu tentang besar atau kecilnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Hasil yang diperoleh untuk biaya distribusi terhadap penjualan adalah 0,553 dengan arah positif dengan tingkat signifikan sebesar 0,305. Perbandingan nilai t-hitung sebesar 1,175 < t-tabel 2,776 dengan arah positif sehingga dapat disimpulkan bahwa Biaya Distribusi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Penjualan (Y).

Dengan pengaruh yang tidak signifikan

tersebut menunjukkan bahwa hasil uji penelitian ini tidak dapat diberlakukan secara umum pada anggota populasi keseluruhan, sehingga biaya distribusi tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan penjualan. Biaya distribusi memiliki korelasi yang sedang dengan nilai positif atau berbanding lurus dengan penjualan.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa ketika biaya distribusi meningkat maka penjualan akan mengalami peningkatan jika biaya promosi dalam kondisi tetap. Besarnya pengaruh biaya distribusi terhadap penjualan sebesar 0,553 x 100% = 55,3% sedangkan sisanya sebesar 44,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Rangkuti (2013:101) yang mengemukakan bahwa

“promosi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk memperkenalkan dan/atau menganjurkan

(13)

pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan.

Menurut hasil penelitian

Yulitasari (2014) menyatakan bahwa dari hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa biaya promosi berpengaruh signifikan terhadap nilai penjualan dan hasil penelitian Kurniawan (2013) juga menyatakan bahwa dari hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui bahwa biaya promosi berpengaruh signifikan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT Aditra Graha Asri Yogyakarta.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penulisan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

1. Biaya promosi pada Yomart Bandung selama periode 2011-2017 mengalami fluktuasi. Kenaikan biaya promosi yang paling tinggi berada di tahun 2017 sebesar Rp 30.342.355, sedangkan biaya promosi yang paling rendah berada di tahun 2015 sebesar

Rp 16.373.000. Kegiatan promosi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan, selain itu juga merupakan alat guna menciptakan image tertentu terhadap konsumen.

2. Biaya distribusi pada yomart Bandung selama periode tiap tahunnya dari tahun 2011-2017 mengalami fluktuasi.

Kenaikan biaya distribusi yang paling tinggi berada di tahun 2017 sebesar Rp 55.484.785, sedangkan biaya distribusi yang paling rendah berada di tahun 2012 sebesar Rp 27.598.375. Kegiatan distribusi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan, selain itu juga merupakan alat guna mempermudah penjualan terhadap konsumen.

3. Penjualan pada Yomart Bandung selama periode 2011-2017 mengalami fluktuasi.

Kenaikan jumlah penjualan yang paling tinggi berada di tahun 2017 sebesar Rp 1.046.547.521, sedangkan jumlah penjualan yang paling rendah berada di tahun 2011 sebesar Rp 669.598.849. Dari tahun 2016 sampai tahun 2017, jumlah penjualan pada perusahaan Yomart Bandung mengalami kenaikan yang fluktuasi. Hal tersebut dikarenakan terdapat pengaruh dari biaya promosi dan biaya distribusi sehingga menyebabkan meningkat dan menurunnya penjualan terhadap laba bagi perusahaan.

Hasil koefisien regresi linier berganda yang diperoleh ditulis dalam bentuk

(14)

persamaan yang menggambarkan hubungan data X dan Y yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 303517006.512 menunjukkan nilai penjualan pada Yomar Bandung selama periode 2011- 2017 ketika tidak ada perubahan pada biaya promosi dan biaya distribusi.

b. Biaya Promosi memiliki koefisien 8,999 artinya setiap kenaikan biaya promosi sebesar 1 kali diprediksi akan menaikkan penjualan sebesar 8.999..

c. Biaya distribusi memiliki koefisien 8.586 artinya setiap kenaikan biaya distribusi sebesar 1 kali diprediksi akan meningkatkan penjualan

4. Koefisien korelasi parsial antara biaya promosi dan penjualan adalah sebesar 0,736 artinya memiliki hubungan yang kuat terhadap penjualan dengan arah yang positif. Koefisien korelasi parsial antara biaya distribusi dan penjualan adalah sebesar 0,790 artinya biaya distribusi memiliki hubungan yang kuat terhadap penjualan dengan arah yang positif. Nilai koefisien korelasi berganda adalah 0,812 (R), artinya

biaya promosi dan biaya distribusi memiliki hubungan simultan yang sangat kuat terhadap penjualan.

5. Koefisien determinasi biaya promosi dan biaya distribusi terhadap penjualan adalah sebesar 65,9%. Memberikan arti bahwa besarnya pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhadap naik atau turunnya penjualan sebesar 65,9% sedangkan sisanya adalah sebesar 34,1% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian.

6. Biaya Promosi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan pada Yomart Bandung.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan biaya promosi secara parsial berpengaruh terhadap penjualan .

7. Biaya distribusi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan pada Yomart Bandung.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan biaya distribusi secara parsial berpengaruh terhadap penjualan .

8. Biaya promosi dan biaya distribusi secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan pada Yomart Bandung. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Y = 303517006.512 + 8,999 X1

+ 8.586 X2

(15)

hipotesis ketiga yang menyatakan biaya promosi dan biaya distribusi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penjualan .

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang sudah dipaparkan, maka saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Bagi perusahaan dagang khususnya minimarket yang bergerak dibidang retail, dapat mengetahui secara akurat perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun seperti perkembangan penjualan, biaya promosi dan biaya distribusi.

b. Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan dalam kemajuan dan pengembangan sistem pengolahan data, agar data yang diolah dapat menjadi informasi yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan juga koordinasi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, besarnya pengaruh biaya promosi terhadap penjualan adalah sebesar 30,2% sedangkan sisanya adalah sebesar 69,8% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, besarnya

pengaruh biaya distribusi terhadap penjualan adalah sebesar 55,3%

sedangkan sisanya adalah sebesar 44,5% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi, besarnya pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhadap penjualan adalah sebesar 65,9%

sedangkan sisanya adalah sebesar 34,1% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar penelitian, untuk itu disarankan bagi peneliti selanjutnya agar menambah jumlah variabel yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA

Arbainah, S. (2010). PADA BISNIS RITEL PASAR MODERN ( Kasus Empiris Pada Minimarket Alfamart dan Indomaret di Kota Semarang ) TESIS. Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Burta, F. S. (2018). Pengaruh biaya promosi dan biaya distribusi terhadap penjualan. 2(1), 430–439.

Felicia & Gultom. (2018). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas, dan Biaya Promosi Terhadap Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DI BURSA EFEK INDONESIA. Ilmu Manajemen Methonomix.

https://doi.org/10.1016/j.amepre.200 7.12.024.Web-Based

Felicia & Gultom. (2018). Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas, dan Biaya Promosi Terhadap Laba Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DI BURSA EFEK INDONESIA. Ilmu

(16)

Manajemen Methonomix.

https://doi.org/10.1016/j.amepre.200 7.12.024.Web-Based

Melisa Feronica Laki. (2017).

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP LABA PADA PT.

MEGAMITRA MAKMUR SENTOSA MANADO. Akuntansi Going Concern.

Mokalu, F. o., & Tumbel, A. (2015). an roti jordan CV. Minahasa

MaPengaruh Kualitas Produk, Harga dan Distribusi terhadap volume penjualntap Perkasa. Emba.

November, N., & Rupaida, S. A. (2016). P b p b p p u m i. 8(2), 261–275.

Novera, A. (2014). Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Penjualan Sepada Motor Honda di CV. Mitra Makmur Samarinda. EJournal Ilmu

Administrasi Bisnis.

https://doi.org/10.1080/13854049708 400464

Melisa Feronica Laki. (2017).

PENGARUH BIAYA PROMOSI DAN BIAYA DISTRIBUSI TERHADAP LABA PADA PT.

MEGAMITRA MAKMUR SENTOSA MANADO. Akuntansi Going Concern.

Mokalu, F. o., & Tumbel, A. (2015). an roti jordan CV. Minahasa

MaPengaruh Kualitas Produk, Harga dan Distribusi terhadap volume penjualntap Perkasa. Emba.

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Edisi Empat. Jakarta: Salemba Empat.

Rachman, G. G., & Yuningsih, K. (2011).

Pengaruh Biaya Distribusi Dan

Saluran Distribusi Terhadap Volume Penjualan (Studi Pada Sari Intan Manunggal Knitting Bandung).

Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis.

Rangkuti. (2013). analisis swot.

Sudarwati, S., Kustiyah, E., & Tsani, A. F.

(2018). Pengaruh Periklanan, Personal Selling, Publisitas dan Promosi Penjualan Terhadap

Loyalitas Konsumen (Studi Kasus di PT. Batik Semar Surakarta). Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia.

https://doi.org/10.31843/jmbi.v4i3.12 9

Supriyono. (2013). Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok cetakan kedelapan belas. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Swasta. (2012). Manajemen Penjualan, Edisi 3. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Tri Aryanti, T. A., & Maryatun, M.

(2017). PENGARUH PENERAPAN SALURAN DISTRIBUSI

TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PADA

PENGUSAHA KRIPIK PISANG DIKOTA METRO TAHUN 2016.

PROMOSI (Jurnal Pendidikan Ekonomi).

https://doi.org/10.24127/ja.v5i1.847 Yulitasari, D. (2014). Pengaruh Biaya

(17)

Promosi Terhadap Volume Penjualan Pada Yamaha Sudirman Motor Temanggung Tugas. Universitas Negeri Yogyakarta Untuk.

Web:

https://www.statistikian.com, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.

http://www.spssindonesia.com, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.

http://www.toserbayogya.com, diakses pada tanggal 25 Juli 2019.

https://akurat.co/id-165100-read- maraknya-minimarket-matikan-usaha- kecil-. Diakses pada tanggal 17 Juli 2019.

Referensi

Dokumen terkait