• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh bimbingan orang tua terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh bimbingan orang tua terhadap"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Behavioristik

Menurut Edward Lee Throndike, perilaku belajar seseorang ditentukan oleh rangsangan di lingkungan yang menimbulkan respon refleks. Perilaku belajar seseorang ditentukan oleh rangsangan yang ada di lingkungannya sehingga menimbulkan respon refleks.

Pengertian Bimbingan Orang Tua

Secara etimologis, orang berarti orang lain, bukan diri sendiri, sedangkan tua berarti menjadi tua, dan menjadi orang tua berarti ayah dan ibu kandung. Sedangkan menurut Purwant, orang tua (ayah dan ibu) merupakan pendidik yang utama dan sejati.

Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Warsidi mencatat, Al Ghazali ketika membahas tentang peran orang tua dalam pendidikan anak mengatakan,. Mengingat keimanan merupakan kunci utama keselamatan, baik di dunia dan khususnya di akhirat, maka tanggung jawab keimanan dan keimanan anak menjadi prioritas utama orang tua.

Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak

Orang tua harus menjaga dan menyadari agar membesarkan anaknya dengan iman yang kuat dan beramal shaleh (ibadah mahdhoh dan mahdhoh ghairu). Oleh karena itu peran orang tua sangat diperlukan dalam pengasuhan anak, agar perilaku anak sesuai dengan keinginan dan tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku di masyarakat.

Teori Kultivasi

Orang tua wajib mengupayakan kebahagiaan bagi anaknya dan menerima keadaan anaknya apa adanya, serta mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan. Teori kultivasi dalam bentuknya yang paling mendasar secara halus menunjukkan paparan televisi yang sebenarnya dari waktu ke waktu.

Pengertian Televisi

Media televisi dapat dijadikan sebagai media pengajaran yang efektif karena pengajaran dilakukan melalui audio visual. 21 Pengajaran dengan menggunakan media televisi akan lebih efektif dibandingkan dengan siaran radio. Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas maka dapat disimpulkan bahwa televisi dapat berfungsi sebagai mediator untuk menyampaikan berbagai informasi yang disajikan oleh para pembuat program. Televisi juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat memberikan informasi yang lebih nyata kepada siswa karena televisi merupakan media pembelajaran. suatu jenis media yang dapat dinikmati dalam bentuk audio dan video.

Jenis-jenis Tayangan Televisi

Namun ada juga yang tidak terlihat secara langsung, misalnya dalam berita kejahatan apa yang tampak sebagai akibat dari suatu kejahatan atau keadaan korban dan perilaku kriminalnya diungkapkan melalui perkataan pembawa berita. Namun beberapa sinetron terkadang tidak memuat hal tersebut, terkadang sinetron memuat cerita yang tidak sesuai. Banyak sinetron yang cerita dan permasalahannya tidak logis, hal ini merupakan pelanggaran logika dalam cerita sinetron, karena adanya unsur kepentingan iklan yang ikut mendanai produksi paket sinetron tersebut. 27 Sinetron dibuat untuk tujuan komersil, jadi yang penting isi ceritanya, sinetron bisa menarik perhatian masyarakat.

Dalam program film fantasi akan muncul tokoh-tokoh tertentu sebagai pemeran utama, misalnya tokoh film kartun fantasi adalah Adit dan Sopo Jarwo, tokoh tersebut adalah Adit, seorang anak yang jujur ​​​​dan suka berteman. Ada juga film fantasi yang tidak berbentuk gambar namun diinterpretasikan oleh manusia seperti penampakan Bima Sakti.

Tinjauan Hasil Penelitian Relevan

Penelitian Dewi Octavia (2012) berjudul “Pengaruh Tayangan Animasi Non Verbal Terhadap Kecerdasan Linguistik Anak” (kajian pada tayangan animasi Shaun the Sheep). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan rumus Product Moment untuk menguji validitas dan Cronbach's Coefisien alpha untuk menguji reliabilitas, sehingga dapat dihitung dengan rumus regresi linier sederhana, hasil yang diperoleh adalah 45% dampak tayangan animasi non verbal terhadap kecerdasan anak . Sebaiknya anak dibimbing oleh orang tuanya, terutama sejak kecil agar kecerdasannya dapat berkembang. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada lokasi objek yang diteliti yaitu acara televisi, sedangkan penelitian ini lebih pada bimbingan orang tua terhadap kebiasaan anak.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji kebiasaan menonton anak. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengkaji kebiasaan menonton anak.

Kerangka Pikir

Pengaruh Kartun Terhadap Pola Perilaku Anak Sekolah Dasar Di Lingkungan II Kecamatan Gunung Terang Bandar Lampung. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada lokasi objek penelitian yaitu gambar kartun, sedangkan penelitian saat ini lebih pada bimbingan orang tua terhadap kebiasaan anak. Parepare, dengan menggunakan ukuran seberapa besar pengaruh menonton televisi terhadap anak dan juga menganalisis apakah terdapat pengaruh bimbingan orang tua terhadap anaknya.

Penelitian ini menjelaskan beberapa aspek yang dapat penulis gunakan sebagai kerangka untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan Tabel 1.31 terlihat bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya suka menonton film kartun. Hal ini terlihat dari persentase sangat sering (52%), sering (31%), kadang-kadang (17%), namun tidak pernah (0%). Tabel 1.37 menunjukkan bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya marah jika tidak menonton televisi, ditunjukkan dengan persentase: sangat sering (37%), sering (47%), kadang-kadang (16%), dan tidak pernah (0%). Berdasarkan Tabel 1.40 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya lebih suka menonton televisi dibandingkan belajar. Hal ini terlihat dari persentase sangat sering (84%), sering (10%), kadang-kadang (6%), dan tidak pernah (0%).

Berdasarkan tabel 1.41 terlihat bahwa orang tua menyatakan anaknya mengabaikan perintah saat menonton TV, hal ini terlihat dari persentase sangat sering (10%), sering (10%), kadang-kadang (73%), sementara tidak pernah (7%). Berdasarkan tabel 1.42 terlihat bahwa orang tua menyatakan anaknya menonton TV lebih dari 5 jam sehari, hal ini terlihat dengan persentase sangat sering (84%), sering (10%), kadang-kadang (6%), sedangkan tidak pernah (0%).

Definisi Operasional Variabel

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Uji Validitas
    • Uji Reliabilitas
    • Uji Hipotesis

Berdasarkan Tabel 1.30 terlihat bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya menonton televisi setiap hari. Hal ini terlihat dari persentase sangat sering (78%), sering (11%), kadang-kadang (11%), dan tidak pernah (0%). Berdasarkan Tabel 1.32 terlihat bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya suka menonton sinetron pada usia 18 tahun ke atas. Hal ini terlihat dari persentasenya: sangat sering (79%), sering (10%), kadang-kadang (6%), dan tidak pernah (5%). Tabel 1.34 menunjukkan bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya jarang bersosialisasi karena selalu di depan televisi, yang tercermin dari persentase: sangat sering (31%), sering (31%), kadang-kadang (31%), sedangkan tidak pernah ( 7% ).

Dari Tabel 1.38 terlihat bahwa orang tua menunjukkan bahwa anaknya jarang tidur siang karena selalu menonton televisi, terlihat dari persentase sangat sering (37%), sering (47%), kadang-kadang (16%), sedangkan tidak pernah ( 0%). Berdasarkan tabel 1.39 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya selalu bertengkar dengan saudaranya karena televisi, hal ini terlihat dari persentase: Sangat sering (28%), sering (36%), kadang-kadang (36%), sedangkan tidak pernah (0%).

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Populasi
Tabel 1.1 Tabel Jumlah Populasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan Data

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang sudah menikah dan memiliki 96 orang anak. Dari tabel di atas diketahui bahwa di Kecamatan Bacukiki Barat, jumlah perempuan yang menjawab kuesioner lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki yang menjawab. Dari tabel diatas terlihat responden mempunyai anak 1 sebanyak 9 orang dengan persentase 9,37%, jumlah anak 2 sebanyak 11 orang dengan persentase total 11,46%, jumlah anak 3 sebanyak 35 orang dengan jumlah persentase 36,46%, jumlah anak 4 seluruhnya 25 orang dengan jumlah persentase 26,04%, jumlah anak 5 seluruhnya 10 orang dengan jumlah persentase 10,42%. Jumlah anak 6 sebanyak 6 orang dengan persentase total 6,25%.

Dari tabel diatas diperoleh hasil jumlah responden berdasarkan umur anak menunjukkan anak umur 3-5 tahun sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 34,3%, jumlah anak umur 6-10 tahun sebanyak 41 orang dengan persentase 42,7%, jumlah anak usia 11-13 tahun sebanyak 12 orang dengan persentase 12,5%, jumlah anak usia 14-15 tahun sebanyak 10 orang dengan persentase 10,5%. Berdasarkan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa usia anak dengan persentase tertinggi adalah pada usia 6-10 tahun, sedangkan yang memiliki persentase terendah adalah anak pada usia 14-15 tahun.

Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 1.33 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya tidak mau ketinggalan setiap episode telenovela yang ditontonnya, hal ini terlihat dari angka persentase sangat sering (30%), sering (30%), kadang-kadang (32 %), sedangkan tidak pernah (5%). Berdasarkan tabel 1.35 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya menceritakan apa yang didapatnya dari menonton TV, hal ini terlihat dari persentase sangat sering (31%), sering (31%), kadang-kadang (31%), sementara tidak pernah. (7%). Berdasarkan tabel 1.36 terlihat bahwa orang tua menyatakan bahwa anaknya meniru adegan-adegan dari acara acara yang ditontonnya, hal ini terlihat dari persentase sangat sering (78%), sering (16%), kadang-kadang (6%), sementara tidak pernah (0%).

Berdasarkan Tabel 1.43 terlihat bahwa orang tua menyatakan anaknya banyak menghabiskan waktu di depan televisi pada saat liburan sekolah, hal ini terlihat dari persentase: sangat sering (63%), sering (31%), kadang-kadang ( 6%). Berdasarkan Tabel 1.44 terlihat bahwa orang tua menyatakan anaknya lupa mengerjakan pekerjaan rumah saat menonton televisi Hal ini terlihat dari persentase: sangat sering (70%), sering (21%), kadang-kadang (9%), sedangkan tidak pernah ( 0%).

Tabel 1.15 Membatasi waktu menonton televisi anak
Tabel 1.15 Membatasi waktu menonton televisi anak

Analisis Data

  • Uji Hipotesis

Maksud dari nilai tersebut adalah mewakili nilai sampel pada setiap item kebiasaan menonton televisi dan untuk rentang atau rentang 36 angka tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai tertinggi dikurangi nilai terendah yaitu kebiasaan menonton televisi pada Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare berdasarkan data dengan rentang 36 Nilai minimal pada tabel adalah hasil 24 dimana data tersebut menunjukkan bahwa kebiasaan menonton televisi di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare berada pada kategori rendah. Sedangkan nilai maksimal sebesar 60 berarti kebiasaan menonton TV di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare termasuk dalam kategori tinggi.

Jika thitung < tabel berarti variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y. Hipotesis menghasilkan pengujian analisis regresi linier sederhana. Jika thitung > tabel maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh antara bimbingan orang tua terhadap kebiasaan menonton TV anak.

Tabel 1.46 Uji Regresi Linier Sederhana
Tabel 1.46 Uji Regresi Linier Sederhana

Pembahasan Hasil Penelitian

Orang tua harus mewaspadai hal ini, mengingat dampak dari menonton televisi secara berlebihan. Hasil survey menunjukkan kebiasaan menonton TV pada anak sebesar 4369, skor teoritis tertinggi setiap responden adalah 15 x 4 = 60, karena total skor responden sebanyak 96 responden maka skor kriterianya adalah 60 x 96 = 5760. Kebiasaan menonton anak dengan demikian mewakili 70,5% dari kriteria yang ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebiasaan menonton televisi anak termasuk dalam kategori tinggi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima dimana bimbingan orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kebiasaan menonton televisi anak di Kelurahan Bumi Harapan Kota Parepare. Jadi dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kebiasaan menonton televisi anak di Kelurahan Bumi Harapan Kota Parepare. Dimana thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh antara bimbingan orang tua terhadap kebiasaan menonton TV anak.

Judul penelitian saya Pengaruh Parental Control Terhadap Kebiasaan Menonton Televisi Anak Di Kecamatan Bumi Harapan Kota Parepare.

Referensi

Dokumen terkait